Amalan di Bulan Muharram

0
21

๐Ÿ“Pemateri: Ustadz Faisal Kunhi, M.A

๐Ÿƒ๐Ÿƒ๐ŸŒบ๐Ÿƒ๐Ÿƒ๐ŸŒบ๐Ÿƒ๐Ÿƒ

Di bulan Muharram, Rasulullah mensunnahkan kita untuk melaksanakan puasa Asyura, ia adalah puasa yang paling utama setelah puasa Ramadhan, sebagaimana sabdanya:

Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu โ€˜alaihi wa sallam bersabda,

ุฃูŽูู’ุถูŽู„ู ุงู„ุตู‘ููŠูŽุงู…ู ุจูŽุนู’ุฏูŽ ุฑูŽู…ูŽุถูŽุงู†ูŽ ุดูŽู‡ู’ุฑู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุงู„ู’ู…ูุญูŽุฑู‘ูŽู…ู ูˆูŽุฃูŽูู’ุถูŽู„ู ุงู„ุตู‘ูŽู„ุงูŽุฉู ุจูŽุนู’ุฏูŽ ุงู„ู’ููŽุฑููŠุถูŽุฉู ุตูŽู„ุงูŽุฉู ุงู„ู„ู‘ูŽูŠู’ู„ู

โ€œPuasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah โ€“ Muharram. Sementara shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam.โ€ (HR. Muslim no. 1163).

Muharram di sebut dengan _syahrullah_, โ€œbulannya Allahโ€œ; ini menunjukkan betapa mulianya bulan ini. Sungguh tidak sebuah kata yang bersandingan dengan nama Allah kecuali sesuatu itu begitu tinggi nilainya di sisi Allah subhanahu wataโ€™ala.

Berpuasa pada tanggal 10 Muharram atau pada hari Asyura akan mengugurkan dosa-dosa kecil kita menurut Imam Nawawi, namun diharapkan dosa besarpun bisa menjadi ringan karena amalan tersebut atau bisa meninggikan derajatnya.

Dari Abu Qotadah Al Anshoriy, dia berkata,

ูˆูŽุณูุฆูู„ูŽ ุนูŽู†ู’ ุตูŽูˆู’ู…ู ูŠูŽูˆู’ู…ู ุนูŽุฑูŽููŽุฉูŽ ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ ยซ ูŠููƒูŽูู‘ูุฑู ุงู„ุณู‘ูŽู†ูŽุฉูŽ ุงู„ู’ู…ูŽุงุถููŠูŽุฉูŽ ูˆูŽุงู„ู’ุจูŽุงู‚ููŠูŽุฉูŽ ยป. ู‚ูŽุงู„ูŽ ูˆูŽุณูุฆูู„ูŽ ุนูŽู†ู’ ุตูŽูˆู’ู…ู ูŠูŽูˆู’ู…ู ุนูŽุงุดููˆุฑูŽุงุกูŽ ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ ยซ ูŠููƒูŽูู‘ูุฑู ุงู„ุณู‘ูŽู†ูŽุฉูŽ ุงู„ู’ู…ูŽุงุถููŠูŽุฉูŽ

โ€œNabi shallallahu โ€™alaihi wa sallam ditanya mengenai keutamaan puasa Arafah? Beliau menawab, โ€Puasa Arafah akan menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.โ€ Beliau juga ditanya mengenai keistimewaan puasa โ€™Asyura? Beliau menjawab, โ€Puasa โ€™Asyura akan menghapus dosa setahun yang lalu.โ€ (HR. Muslim no. 1162).

Hari Asyura memilki keutamaan yang sangat agung dan kehormatan yang telah berjalan lama. Berpuasa pada hari itu adalah keutamaaan yang dikenal oleh para nabi.
Dari Abu Hurairah, Nabi SAW bersabda, โ€œ

ูŠูˆู… ุนุงุดูˆุฑุงุก ูƒุงู†ุช ุชุตูˆู…ู‡ ุงู„ุฃู†ุจูŠุงุก ูุตูˆู…ูˆู‡ ุฃู†ุชู…

โ€œHari Asyura adalah hari berpuasanya para nabi, maka berpuasalah kalian pada hari itu.” (Diriwayatkan oleh Baqi bin Mukhallad dalam kitab Musnad)

Ahli kitab dan kaum Quraisy pada zaman jahiliyah juga pernah melakukan puasa tersebut. Dalham bin Shalih mengatakan, โ€œAku bertanya kepada Ikrimah, apakah keutamaan hari Asyura ? beliau menjawab, ‘Pada zaman jahiliyah, kaum Quraisy pernah melakukan perbuatan dosa, lalu hal itu membuat mereka tertekan. Mereka pun bertanya cara bertaubat dari dosa tersebut dan dijawab, ‘Puasa Asyura’โ€œ.

Ibnu Rajab berkata dalam kitab “Lathoiful Maโ€™arif” bahwa ada empat keadaan ketika Nabi SAW melaksanakan puasa hari Asyura.

Pertama : Nabi shallahu alahi wa sallam, pernah melakukan puasa hari Asyura di Mekkah dan beliau tidak memerintahkan manusia untuk melakukannya.

Dalam shahih Bukhari di sebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda,

ู…ู† ุดุงุก ูู„ูŠุตู… ูˆู…ู† ุดุงุก ุฃูุทุฑ

โ€œBagi siapa yang mau, maka hendaklah ia berpuasa dan bagi yang mau, maka ia juga boleh berbuka.” (HR. Bukhari)

Kedua: Pada saat Nabi SAW datang ke kota Madinah, beliau melihat ahli kitab juga berpuasa pada hari tersebut sebagai penghormatan mereka terhadapnya; oleh karena itu beliau ingin menyamai mereka pada perkara yang tidak terlarang, lalu beliau melakukannya dan memerintahkan manusia untuk itu. Kemudian beliau mempertegas dalam memerintahnya dan menganjurkan para sahabat juga untuk mengajak anak-anak mereka untuk berpuasa.

Ketiga: Ketika puasa Ramadhan diwajibkan, maka Nabi SAW tidak memerintahkan para sahabatnya untuk berpuasa pada hari Asyura.

Ibnu Abbas ra berkata: Nabi SAW pernah melakukan puasa Asyura dan memerintahkan manusia untuk melakukannya, tetapi pada saat puasa Ramadhan diwajibkan, maka beliau meninggalkan hal tersebut. Abdullah tidak melakukannya, kecuali hanya untuk mengikuti puasa beliau (Muttafaq ‘alaih).

Keempat: Nabi SAW bertekad pada akhir hidupnya untuk tidak berpuasa hari Asyura secara tersendiri, tetapi ditambah dengan hari yang lain dalam rangka menyelisihi Ahli kitab dalam hal berpuasa.

Dalam riwayat Ibnu Abbas ra berkata, Rasulullah SAW bersabda:

ู„ุฆู† ุจู‚ูŠุช ุฅู„ู‰ ู‚ุงุจู„ ู„ุฃุตูˆู…ู† ุงู„ุชุงุณุน

โ€œJika aku masih hidup sampai tahun depan, niscaya aku pasti berpuasa pada hari kesembilan. (di bulan Muharram).” ( HR. Muslim)

Dalam riwayat lain dari Ibnu Abbas, Nabi SAW bersabda,

ุตูˆู…ูˆุง ูŠูˆู… ุนุงุดูˆุฑุงุก ูˆุฎุงู„ููˆุง ุงู„ูŠู‡ูˆุฏ ุตูˆู…ูˆุง ู‚ุจู„ู‡ ูŠูˆู…ุง ูˆุจุนุฏู‡ ูŠูˆู…ุง

โ€œBerpuasalah kalian di hari asyura dan berbedalah dengan kaum Yahudi, berpuasalah kalian sehari sebelumnya dan sehari sesudahnya .” (HR. Ahmad)

Semoga Allah menguatkan niat kita dan memberikan kita usia untuk bisa beramal shalih lebih banyak di bulan yang mulia ini.

๐Ÿƒ๐Ÿƒ๐ŸŒธ๐Ÿƒ๐Ÿƒ๐ŸŒธ๐Ÿƒ๐Ÿƒ๐ŸŒธ


Dipersembahkan oleh : www.manis.id

Follow IG MANIS : http://instagram.com/majelismanis

๐Ÿ“ฑInfo & Pendaftaran member : https://bit.ly/Joinmanis

๐Ÿ’ฐ Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
An. Yayasan Manis
No Rek BSM : 7113816637
Konfirmasi:
+62 852-7977-6222
+62 822-9889-0678

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here