Muamalah

0
44

Assalamualaikum ustadz/ah..mau tanya ttg tahlilan persatuan Rt yg diadakan setelah magrib dan selesai setelah waktu isya..sehingga isya nggak tepat waktu molor karena makan2 dulu. Gmana menyikapi hal ini bila tdk ikut persatuan kita dibilang tidak mau bergaul. Uasinan ini khusus bpk2 dan ada arisannya..sehingga klo malam jumat magrib dan isya gak ada yg sholat kemasjid?mhon pencerahannya..syukron
A34

Jawaban
————–

و عليكم  السلام  و  رحمة  الله  و  بركاته
 Penyelewengan dakwah yang harus dihindari:
– Fitnah Ilmu: dapat menyebabkan dikeluarnya hukum baru yang sama sekali tidak ada di al-qur’an dan al-Hadits.

– Furu’iyah dan ushul: selalu memperdebatkan masalah tersebut dari bentuk lahiriahnya tanpa melihat dan mengurus isi/pokok (inti). Karena sebelum menyuruh seseorang yang diseru dengan hal-hal yang bersifat furu’iyah (cabang), terlebih dahulu bersama mereka harus mengukuhkan dan menegakkan masalah ushul (pokok) atau dasar aqidah Islam dalam diri kita.

– Keras dan Keterlaluan: para da’i harus waspada untuk tidak terlalu keras dan sangat keterlaluan dalam membebankan dirinya dengan melakukan tugas-tugas taat dan ibadah yang diluar kemampuannya. Juru dakwah harus dapat membedakan antara tindakan yang tegas penuh kesungguhan, dengan keterlaluan serta membebani diri di luar kemampuan. Amal yang sedikit tetapi kontinu itu lebih baik dari pada amal yang banyak tetapi terputus dan terhenti di tengah jalan.

– Sikap terburu-buru dan Kelonggaran: Sikap terburu-buru berbahaya karena mengakibatkan tindakan tanpa perencanaan yang matang. Selanjutnya, hal ini akan mengakibatkan tidak tercapainya tujuan yang dicita-citakan, bahkan dapat merusak dan membahayakan harakah Islam.

– Antara Politik dan Pendidikan: Dalam dakwah tidak boleh memandang enteng peranan tarbiyah (pendidikan) pembentukan dan perlunya beriltizam dengan ajaran Islam dalam membentuk asas dan dasar yang teguh. Dalam dakwah juga tidak boleh terburu-buru mempergunakan cara dan uslub politik menurut syarat dan cara partai-partai politik karena dengan begitu kita akan mudah terpedaya dengan kuantitas anggota yang diambil dan dianggap menguntungkan tanpa mewujudkan iltizam tarbiyah.

– Antara Dakwah dan Pribadi Manusia: karena Juru dakwah adalah manusia yang kadang kala benar dan kadang kala salah serta kadangkala berbeda pendapat. Tetapi diharapkan para da’i dapat mengkondisikan diri. Sehingga perbedaan pendapat tidak menjadikan para da’i merasa paling benar dan menjadi ahli debat dengan mengatas namakan dakwah. Hal ini akan menghancurkan segala usaha kita disebabkan waktu yang terbuang percuma untuk perdebatan, perpecahan, dan usaha untuk membuat perdamaian yang terus saja berulang jika muncul masalah baru.

Di sekitar penyelewengan:
– Kontradiksi dan Kesulitan: Seorang da’i harus terampil dalam mengamati lingkungannya. Karena banyaknya kondisi yang kontradiksi di masyarakat kita. Yang mana adanya masyarakat dihadapkan pada kehidupan yang penuh kemaksiatan dan kehidupan yang Islami yang bebas dari kemaksiatan. Jika tidak ada yang memberi petunjuk dan bimbingan terhadap jalan fikiran dikhawatirkan masyarakat akan memilih kehidupan yang penuh kemaksiatan daripada kehidupan yang bebas dari kemaksiatan.

– Siapa yang bertanggung jawab bila penyelewengan terjadi? Jawabannya adalah jamaah. Karena seharusnya jamaah inilah yang mengarahkan, menunjukkan dan membimbing mereka berjalan di jalan dakwah sesuai dengan perjalan Rasulullah saw. Dan terus diterapkan sampai ajal tiba.

– Syumul dan Pandangan Jauh: Bekerja untuk Islam harus mempunyai pandangan yang syumul (menyeluruh) dan mendalam serta berpandangan jauh. Karena jalan dakwah ini butuh strategi yang sudah diperhitungkan sebelumnya resiko apa yang akan diambil. karena berdasarkan pengalaman, semangat yang meluap-luap bukanlah bukti kekuatan iman, malah menunjukkan kedangkalan jiwanya dan kurangnya kesiapan serta tidak bersabar menghadapi penderitaan. Ingatlah bahwa permasalahan dakwah ini menginginkan perubahan menuju tegaknya Daulah Islamiyah ‘Alamiyah (Negara Islam sejagat) dan untuk seluruh manusia. Maka diperlukan pandangan yang syumul, perhatian, dan perhitungan sewajarnya.

– Jalan yang benar: Untuk mencapai tujuan yang telah dicita-citakan, agar yang bathil itu diubah dan daulah yang haq ditegakkan, bagaimanapun harus dilakukan dengan jalan yang benar dan tepat yaitu, dengan menanam dasar aqidah secarah kokoh di dalam jiwa, mendidik da mempersiapkan generasi mukmin yang benar dan mampu mambangun suatu perubahan, membangun rumah tangga muslim yang menampilkan Islam di segenap kegiatan dan aspek hidupnya, bekerja dan berusaha sungguh-sungguh memenangkan pendapat umum, agar mereka memihak dakwah Islam.

– Merubah Realitas dan Menghapus Kemungkaran: hal ini memang merupakan tujuan dakwah. Tapi sekali lagi, para da’i harus memperhatikan bahwa merubah realitas dan menghapus kemungkaran bukanlah dilakukan dengan tindakan serta merta dan memerangi secara langsung atau memasuki medan pertentangan. Teladan yang diberikan oleh Rasulullah pada penduduk Mekah patut dijadikan contoh. Beliau tidak langsung memerangi penduduk Mekah yang menyembah berhala. Tetapi menunggu waktu yang tepat dan masa yang tepat untuk menghancurkan berhala-berhala tersebut.

– Kesabaran, Ketahanan dan penyampaian dakwah: Tiga unsur ini sangat penting di peringkat pertama dakwah yaitu sabar, tetap bertahan (istiqomah), dan menyampaikan dakwah dengan tekun.

– Jihad dan Menjual diri untuk Allah. Kesadaran inilah yang harus dimiliki seorang da’i untuk mensukseskan jalan dakwah ini.

Bagaimanapun, penyelewengan fikrah (pemikiran) lebih berbahaya dari pada penyelewengan harakiah (gerakan).

Tapi memang membangun kebaikan butuh perjuangan. Tidak mudah. Kita harus menyelami keadaan masyarakat. Menyesuaikan sebagai etika. Jika bisa diberi masukan lebih bagus.
Bole menyelesaikan acaranya terlebih dahulu lalu coba mengajak u sholat isya berjamaah, usahakan tdk jauh terlewat dari waktu adzan.

Wallahu a’lam.

Dijawab oleh Ustadzah Rochma Yulika

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here