Kedudukan As Sunnah Nabawiyah dalam Islam

0
58

๐ŸŒบ๐Ÿ‚๐Ÿ€๐ŸŒผ๐Ÿ„๐ŸŒท๐ŸŒน

๐Ÿ‘ค Ustadz Farid Nu’man Hasan

1๏ธโƒฃย Definisi

๐Ÿ“ Secara bahasa (Lughatan โ€“ Etimologis):

๐Ÿ‘‰ As Sunnah jamaknya adalah As Sunan, Al Qadhi โ€˜Iyadh mengatakan artinya Ath Thariiq (jalan/cara/metode). (Al Qadhiโ€™ Iyadh, Ikmal Al Muโ€™allim, 8/80. Lihat juga Imam Al โ€˜Aini, โ€˜Umdatul Qari, 35/436).

๐Ÿ‘‰ Lalu, Imam Abul Abbas Al Qurthubi mengatakan: Ath Thariiq Al Masluukah (jalan yang dilewati). (Imam Abul Abbas Al Qurthubi, Al Mufhim Lima Asykala Min Talkhishi fi Kitabi Muslim, 22/53)

๐Ÿ‘‰Juga bisa berarti As Siirah (peri kehidupan/perjalanan) (lihat Syaikh Abdul Qadir bin Habibullah As Sindi, Hujjah As Sunnah An Nawawiyah, Hal.ย  88) Juga berarti perilaku. (Kamus Al Munawwir, Hal. 669)

๐Ÿ‘‰ Dalam Al Munjid disebutkan makna As Sunnah, yakni: As Sirah (perjalanan),ย  Ath Thariqah (jalan/metode), Ath Thabiโ€™ah (tabiat/watak), Asy Syariโ€™ah (syariat/jalan). (Al Munjid fil Lughah wal Aโ€™lam, hal. 353)

Hal ini nampak dariย  hadits berikut:

Dari Abu Said Al Khudri Radhiallahu โ€˜Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu โ€˜Alaihi wa Sallam bersabda:

“ู„ูŽุชูŽุชู‘ูŽุจูุนูู†ู‘ูŽ ุณูŽู†ูŽู†ูŽ ู…ูŽู†ู’ ู‚ูŽุจู’ู„ูŽูƒูู…ู’ ุดูุจู’ุฑู‹ุง ุจูุดูุจู’ุฑู ูˆูŽุฐูุฑูŽุงุนู‹ุง ุจูุฐูุฑูŽุงุนู ุญูŽุชู‘ูŽู‰ ู„ูŽูˆู’ ุณูŽู„ูŽูƒููˆุง ุฌูุญู’ุฑูŽ ุถูŽุจู‘ู ู„ูŽุณูŽู„ูŽูƒู’ุชูู…ููˆู‡ู ู‚ูู„ู’ู†ูŽุง ูŠูŽุง ุฑูŽุณููˆู„ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุงู„ู’ูŠูŽู‡ููˆุฏูŽ ูˆูŽุงู„ู†ู‘ูŽุตูŽุงุฑูŽู‰ ู‚ูŽุงู„ูŽ ููŽู…ูŽู†ู’ุŸ “

โ€œKalian akan benar-benar mengikuti sunan (JALAN-JALAN) orang sebelum kalian, sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta, sampai-sampai walau mereka melewati lubang biawak, kalian akan menempuhnya juga.โ€ Kami berkata: โ€œWahai Rasulullah, apakah mereka adalah Yahudi dan Nasrani?โ€ Beliau bersabda: โ€œYa Siapa lagi?โ€ (HR. Bukhari No. 3269, 6889, Muslim No. 2669, Ibnu Hibban No. 6703 , Ahmad No. 11800)

Disebutkan dalam sebuah hadits terkenal:

ู…ูŽู†ู’ ุณูŽู†ู‘ูŽ ูููŠ ุงู„ุฅูุณู’ู„ุงู…ู ุณูู†ู‘ูŽุฉู‹ ุญูŽุณูŽู†ูŽุฉู‹ ููŽู„ูŽู‡ู ุฃูŽุฌู’ุฑูู‡ูŽุง ูˆูŽุฃูŽุฌู’ุฑู ู…ูŽู†ู’ ุนูŽู…ูู„ูŽ ุจูู‡ูŽุง ุจูŽุนู’ุฏูŽู‡ู ู…ูู†ู’ ุบูŽูŠู’ุฑู ุฃูŽู†ู’ ูŠูŽู†ู’ู‚ูุตูŽ ู…ูู†ู’ ุฃูุฌููˆุฑูู‡ูู…ู’ ุดูŽูŠู’ุกูŒ ุŒ ูˆูŽู…ูŽู†ู’ ุณูŽู†ู‘ูŽ ูููŠ ุงู„ุฅูุณู’ู„ุงู…ู ุณูู†ู‘ูŽุฉู‹ ุณูŽูŠู‘ูุฆูŽุฉู‹ ูƒูŽุงู†ูŽ ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูุฒู’ุฑูู‡ูŽุง ูˆูŽูˆูุฒู’ุฑู ู…ูŽู†ู’ ุนูŽู…ูู„ูŽ ุจูู‡ูŽุง ู…ูู†ู’ ุจูŽุนู’ุฏูู‡ู ู…ูู†ู’ ุบูŽูŠู’ุฑู ุฃูŽู†ู’ ูŠูŽู†ู’ู‚ูุตูŽ ู…ูู†ู’ ุฃูŽูˆู’ุฒูŽุงุฑูู‡ูู…ู’ ุดูŽูŠู’ุกูŒ

โ€œBarangsiapa dalam Islam memulaiย  KEBIASAAN baik, maka tercatat baginya pahala dan pahala orang yang mengikutinya setelahnya tanpa mengurangi pahala mereka yang mengikutinya. Barangsiapa dalam Islam memulai kebiasaan buruk, maka tercatat baginya dosa dan dosa orang yang mengikutinya setelahnya, tanpa mengurangi dosa-dosa mereka.โ€ (HR. Muslim, No. 1017, At Tirmidzi No. 2675, An Nasaโ€™i No. 2554, Ibnu Majah No. 203)

Imam Abul Abbas Al Qurthubi Rahimahullah mengomentari kalimat : Man sanna fil Islam sunnatan hasanah โ€ฆ, katanya:

ู…ู† ูุนู„ ูุนู„ุงู‹ ุฌู…ูŠู„ุงู‹

โ€œBarangsiapa yang mengerjakan fiโ€™l (perbuatan/perilaku) yang bagus ..โ€ (Al Mufhim, 9/33)

๐Ÿ“ Makna Secara Istilah (Ishthilahan -Terminologis):

Syaikh Said bin Ali bin Wahf Al Qahthani menyebutkan makna As Sunnah:

ูˆุงู„ู…ุฑุงุฏ ุจุงู„ุณู†ุฉ : ุงู„ุทุฑูŠู‚ุฉ ุงู„ุชู‰ ูƒุงู† ุนู„ูŠู‡ุง ุฑุณูˆู„ ุงู„ู„ู‡ ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ูˆ ุฃุตุญุงุจู‡ ูˆู…ู† ุชุจุนู‡ู… ุจุฅุญุณุงู† ุฅู„ู‰ ูŠูˆู… ุงู„ู‚ูŠุงู…ุฉ

Yang dimaksud dengan As Sunnah adalah: jalan yang Rasulullah Shallallahu โ€˜Alaihi wa Sallam, para
sahabatnya, dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik berada di atasnya sampai hari kiamat. (Syaikh Said bin Ali bin Wahf Al Qahthani, Syarh Al โ€˜Aqidah Al Wasathiyah, Hal. 10. Mu-asasah Al Juraisi)
Selain itu dalam perkembangannya, makna As Sunnah terbagi menjadi beberapa bagian sesuai disiplin ilmu yang mengikatnya.

๐Ÿ“œ Menurut Ahli Ushul

Imam Ibnul Atsir Rahimahullah mengatakan:

ูˆุฅุฐุง ุฃุทู„ู‚ุช ููŠ ุงู„ุดุฑุนุŒ ูุฅู†ู…ุง ูŠุฑุงุฏ ุจู‡ุง ู…ุง ุฃู…ุฑ ุจู‡ ุงู„ู†ุจูŠ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู…ุŒ ูˆู†ู‡ู‰ ุนู†ู‡ุŒ ูˆู†ุฏุจ ุฅู„ูŠู‡ ู‚ูˆู„ุงุŒ ูˆูุนู„ุง ู…ู…ุง ู„ุง ูŠู†ุทู‚ ุจู‡ ุงู„ูƒุชุงุจ ุงู„ุนุฒูŠุฒุŒ ูˆู„ู‡ุฐุง ูŠู‚ุงู„: ููŠ ุฃุฏู„ุฉ ุงู„ุดุฑุน ุงู„ูƒุชุงุจ ูˆุงู„ุณู†ุฉ. ุฃูŠ ุงู„ู‚ุฑุขู† ูˆุงู„ุญุฏูŠุซ

โ€œJika dilihat dari sudut pandang syaraโ€™, maka maksudnya adalah apa-apa yang diperintahkan dan dilarang Nabi Shallallahu โ€˜Alaihi wa Sallam, dan apa yang dianjurkannya baik perkataan, perbuatan yang tidak dibicarakan oleh Al Quran. Maka, dikatakan: tentang dalil-dalil Syaraโ€™ adalah Al Kitab dan As Sunnah, yaitu Al Quran dan Al
Hadits.โ€ (An Nihayah, 1/186)

Syaikh Abdul Qadir As Sindi Rahimahullah mengatakan:

ุนุจุงุฑุฉ ุนู…ุง ุตุฏุฑ ุนู† ุฑุณูˆู„ ุงู„ู„ู‡ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… ู…ุง ุนุฏุง ุงู„ู‚ุฑุขู† ุงู„ูƒุฑูŠู… ู…ู† ู‚ูˆู„, ุฃูˆ ูุนู„, ุฃูˆ ุชู‚ุฑูŠุฑุŒ ููŠุฎุฑุฌ ู…ู† ุงู„ุณู†ุฉ ุนู†ุฏู‡ู… ู…ุง ุตุฏุฑ ู…ู† ุบูŠุฑู‡ ุนู„ูŠู‡ ุงู„ุตู„ุงุฉ ูˆุงู„ุณู„ุงู… ุฑุณูˆู„ุง ูƒุงู† ุฃูˆ ุบูŠุฑ ุฑุณูˆู„ุŒ ูˆู…ุง ุตุฏุฑ ุนู†ู‡ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… ู‚ุจู„ ุงู„ุจุนุซุฉ

โ€œKeterangan tentang apa yang berasal dari Rasulullah Shallallahu โ€˜Alaihi wa Sallam selain dari Al Quran Al Karim, berupa perkataan, perbuatan, atau persetujuannya. Yang tidak termasuk dari As Sunnah menurut mereka adalah apa yang selain dari Nabi Shallallahu โ€˜Alaihi wa Sallam, baik dia seorang rasul atau selain rasul, dan apa-apa yang berasal dari Nabi Shallallahu โ€˜Alaihi wa Sallam sebelum masa biโ€™tsah (masa diutusย  menjadi rasul).โ€

(Syaikh Abdul Qadir bin Habibullah As Sindi, Hujjah As Sunnah An Nawawiyah, Hal.ย  88. 1975M-1395H. Penerbit: Al Jamiโ€™ah Al Islamiyah – Madinah)

Jadi, menurut para ahli ushul, As sunnah adalah semua yang datang dari Nabi Shallallahu โ€˜Alaihi wa Sallam, bukan dari selainnya dan bukan pula dari Al Quran, khususnya yang berimplikasi kepada hukum syaraโ€™, baik berupa perintah, larangan, dan anjuran.

๐Ÿ“œ Menurut Fuqaha (Ahli Fiqih)

Berkata Syaikh Abdul Qadir As Sindi:

ูู‡ูŠ ุนู†ุฏู‡ู… ุนุจุงุฑุฉ ุนู† ุงู„ูุนู„ ุงู„ุฐูŠ ุฏู„ ุงู„ุฎุทุงุจ ุนู„ู‰ ุทู„ุจู‡ ู…ู† ุบูŠุฑ ุฅูŠุฌุงุจุŒ ูˆูŠุฑุงุฏูู‡ุง ุงู„ู…ู†ุฏูˆุจ ูˆุงู„ู…ุณุชุญุจุŒ ูˆุงู„ุชุทูˆุนุŒ ูˆุงู„ู†ูู„ุŒ ูˆุงู„ุชูุฑู‚ุฉ ุจูŠู† ู…ุนุงู†ูŠ ู‡ุฐู‡ ุงู„ุฃู„ูุงุธ ุงุตุทู„ุงุญ ุฎุงุต ู„ุจุนุถ ุงู„ูู‚ู‡ุงุกุŒ ูˆู‚ุฏ ุชุทู„ู‚ ุนู„ู‰ ู…ุง ูŠู‚ุงุจู„ ุงู„ุจุฏุนุฉ ู…ู†ู‡ ู‚ูˆู„ู‡ู… ุทู„ุงู‚ ุงู„ุณู†ุฉ ูƒุฐุงุŒ ูˆุทู„ุงู‚ ุงู„ุจุฏุนุฉ ูƒุฐุงุŒ ูู‡ู… ุจุญุซูˆุง ุนู† ุฑุณูˆู„ ุงู„ู„ู‡ ุตู„ุฉ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… ุงู„ุฐูŠ ุชุฏู„ ุฃูุนุงู„ู‡ ุนู„ู‰ ุญูƒู… ุดุฑุนูŠ

โ€œMaknanya menurut mereka adalahย  istilah tentang perbuatan yang menunjukkan perkataanย  perintah selain
kewajiban. Persamaannya adalah mandub (anjuran), mustahab (disukai), tathawwuโ€™ (suka rela), an nafl (tambahan). Perbedaanย  makna pada lafaz-lafaz istilah ini, memiliki makna tersendiri bagi sebagian fuqaha. Istilah ini juga digunakan sebagai lawan dari bidโ€™ah, seperti perkataan mereka: thalaq sunah itu begini, thalaq bidโ€™ah itu begini . Jadi,ย  pembahasan mereka pada apa-apa yang datang dari Nabi Shallallahu โ€˜Alaihi wa Sallam
yang menunjukkan perbuatannya itu sebagai hukum syarโ€™i.โ€ (Ibid)

๐Ÿ“œ Menurut Muhadditsin (Ahli Hadits)

Beliau juga mengatakan:

ุงู„ุฑุฃูŠ ุงู„ุณุงุฆุฏ ุจูŠู†ู‡ู… – ูˆู„ุง ุณูŠู…ุง ุงู„ู…ุชุฃุฎุฑูŠู† ู…ู†ู‡ู… – ุฃู† ุงู„ุญุฏูŠุซ ูˆุงู„ุณู†ุฉ ู…ุชุฑุงุฏูุงู† ู…ุชุณุงูˆูŠุงู† ูŠูˆุถุน ุฃุญุฏู‡ู…ุง ู…ูƒุงู† ุงู„ุขุฎุฑ

Pendapat utama di antara mereka โ€“apalagi kalangan mutaโ€™akhirin- bahwa Al Hadits danย  As Sunnah adalah muradif (sinonim-maknanya sama), yang salah satunya diletakkan pada posisi yang lain. (Ibid)
Sedangkan hadits adalah โ€“sebagaimana dikatakan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Rahimahullah:

ุงู„ุญุฏูŠุซ ุงู„ู†ุจูˆูŠ ู‡ูˆ ุนู†ุฏ ุงู„ุฅุทู„ุงู‚ ูŠู†ุตุฑู ุฅู„ู‰ ู…ุง ุญูุฏู‘ูุซ ุจู‡ ุนู†ู‡ ุจุนุฏ ุงู„ู†ุจูˆุฉ : ู…ู† ู‚ูˆู„ู‡ ูˆูุนู„ู‡ ูˆุฅู‚ุฑุงุฑู‡ุŒ ูุฅู† ุณู†ุชู‡ ุซุจุชุช ู…ู† ู‡ุฐู‡ ุงู„ูˆุฌูˆู‡ ุงู„ุซู„ุงุซุฉ

โ€œAl Hadits An Nabawi adalah berangkat dari apa-apa yang diceritakan darinya setelah masa kenabian: berupa perkataan, perbuatan, dan persetujuannya. Jadi, sunahnya ditetapkan dari tiga hal ini.โ€ (Majmuโ€™ Al Fatawa, 18/6)

Syaikh Dr. Mahmud Ath Thahhan mendefinisikan Al Hadits:

ู…ุง ุงุถูŠู ุฅู„ู‰ ุงู„ู†ุจู‰ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… ู…ู† ู‚ูˆู„ ุงูˆ ูุนู„ ุงูˆ ุชู‚ุฑูŠุฑ ุงูˆ ุตูุฉ

โ€œApa saja yang dikaitkan kepada Nabi Shallallahu โ€˜Alaihi wa Sallam berupa perkataan, atau perbuatan, atau persetujuan, atau sifatnya.โ€ (Taysirย ย  Mushthalahul Hadits, Hal. 14. Tanpa tahun)

Jadi, makna As Sunnah dalam pandangan ahli hadits adalah semua yang disandarkan kepada Rasulullah Shallallahu โ€˜Alaihi wa Sallam setelah diutusnya menjadi Rasul, baik perkatan, perbuatan, persetujuan, dan sifatnya, tanpa dibedakan mana yang mengandung muatan syariat atau bukan, semuanya adalah As Sunnah.

Namun dalam pemakaian sehari-hari, istilah Al Hadits โ€“walau maknanya sama dengan As Sunnah- lebih sering dikaitkan dengan perkataan (Qaul) nabi saja. Maka, sering kita dengar manusia mengatakan sebuah kalimat:

โ€œDalam sebuah hadits nabi bersabda โ€ฆ.โ€, jarang sekali kita dengar manusia mengatakan: โ€œDalam sebuah sunah nabi bersabda โ€ฆโ€

Hal ini dikatakan oleh Prof. Dr. โ€˜Ajaj Al Khathib, dalam kitab Ushulul Hadits, sebenarnya Al Hadits merupakan sinonim dari As Sunnah, yaitu segala sesuatu yang berasal dari Rasulullah baik ucapan, perbuatan, dan taqrir.

Namun, dalam pemakaiannya Al Hadits lebih sempit maknanya, yaitu identik dengan qauliyah (ucapan) Rasulullah Shallallahu โ€˜Alaihi wa Sallam, sebagaimana yang ditetapkan oleh para Ahli Ushul. (Prof. Dr.Muhammad โ€˜Ajaj Al Khathib, Ushulul Hadits, hal. 8)

๐Ÿ”ˆ Bersambung…..


Dipersembahkan oleh : www.manis.id

Follow IG MANIS : http://instagram.com/majelismanis

๐Ÿ“ฑInfo & Pendaftaran member : https://bit.ly/Joinmanis

๐Ÿ’ฐ Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
An. Yayasan Manis
No Rek BSM : 7113816637
Konfirmasi:
+62 852-7977-6222
+62 822-9889-0678

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here