Merapatkan Shaf Sholat

Assalamu’alaikum, ustadz/ustadzah …Ustadz mau tanya Begini, jika kita sholat berjamaah kan wajib ya merapatkan shaf, tetapi sy melihat bahwa jika sholat msh bnyk yg tdk peduli. Nah bagi kita yg telah tau hukumnya, lalu kita wajib merapatkan shaf ke seblh kanan atau kiri ya? Krn suka bingung.

Jawaban
————–

‌و عليكم  السلام  و  رحمة  الله  و  بركاته

Tergantung posisi kita di sebelah mana imam .., imam itu jd porosnya .. jk kita ada disebalah kanan imam, maka kita geser ke kiri krn ke kiri ke arah imam ..

Jika kita ada di sebelah kiri imam maka gesernya ke kanan, sbb ke kanan adlh ke arah imam. Itu atyran mainnya.

Wallahu a’lam.

Memasuki Fajar dalam Keadaan Junub di Bulan Ramadhan

Assalamu’alaikum ustadz/ah…ada hadist yg berbunyi :
Hadist 18
“Diriwayatkan daripada Aisyah dan Ummu Salamah r.a, kedua-duanya berkata:: Nabi s.a.w bangkit dari tidur dalam keadaan berjunub bukan dari mimpi kemudian meneruskan puasa” [Bukhari-Muslim] Ini maksudnya apa ustadz d satu sisi berjima tdak boleh tp klo junub bisa d lanjutkan lagi puasanya? Jazakallahu

Jawaban
————–

‌و عليكم  السلام  و  رحمة  الله  و  بركاته
itu jima’ sebelum fajar .. nampaknya terjemahannya kurang detil..

Nabi ​Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam​ pernah Junub dipagi hari Ramadhan.

‘Aisyah dan Ummu Salamah ​Radhiallahu ‘Anhuma​ menceritakan:

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُدْرِكُهُ الْفَجْرُ وَهُوَ جُنُبٌ مِنْ أَهْلِهِ ثُمَّ يَغْتَسِلُ وَيَصُومُ

“Adalah Rasulullah ​Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam​ memasuki fajar dalam keadaan junub karena berhubungan dengan isterinya, lalu dia mandi dan berpuasa.” ​(HR. Bukhari No. 1925, Muslim No. 1109)​

Imam Ibnu Hajar ​Rahimahullah​ mengatakan:

قَالَ الْقُرْطُبِيّ : فِي هَذَا فَائِدَتَانِ ، إِحْدَاهُمَا أَنَّهُ كَانَ يُجَامِع فِي رَمَضَان وَيُؤَخِّر الْغُسْل إِلَى بَعْد طُلُوع الْفَجْر بَيَانًا لِلْجَوَازِ . الثَّانِي أَنَّ ذَلِكَ كَانَ مِنْ جِمَاع لَا مِنْ اِحْتِلَام لِأَنَّهُ كَانَ لَا يَحْتَلِم إِذْ الِاحْتِلَام مِنْ الشَّيْطَان وَهُوَ مَعْصُوم مِنْهُ .

“Berkata Al Qurthubi: “Hadits ini ada dua faidah. Pertama, bahwa beliau berjima’ pada Ramadhan (malamnya) dan mengakhirkan mandi hingga setelah terbitnya fajar, merupakan penjelasan bolehnya hal itu. Kedua, hal itu (junub) dikarenakan jima’ bukan karena mimpi basah, karena beliau tidaklah mimpi basah, mengingat bahwa mimpi basah adalah dari syetan, dan beliau ma’shum dari hal itu.” ​( ​Fathul Bari,​ 4/144)​

Wallahu a’lam.

Seputar Puasa

Assalamu’alaikum, ustadz/ustadzah ….
1. Klo ventolin lewat mulut batal tdk puasanya
2. Di uap, apakah bs membatalkan jg?
3. Titipan dr anak kls 4 sd, mainin ludah batal tdk? Apakah ada dalil yg shohih dr jawaban 3 pertanyaan di atas? Jazakallah sebelumnya ustdz..

Jawaban
————–

‌و عليكم  السلام  و  رحمة  الله  و  بركاته

Tidak ada dalil khusus tentang batal atau tidaknya masalah ini. Oleh karena itu para ulama berselisih pendapat.

1. Pihak yg mengatakan batal, mereka mengqiyaskan, hal ini sama dengan makan dan minum sengaja, yaitu sengaja memasukan benda ke dalam tubuh.

2. Pihak yang mengatakan tidak batal mengatakan, walau ini ke dalam tubuh tapi bukan ke jalur pencernaan, seperti usus dan lambung. Tapi masuknya ke jalur paru-paru. Mereka menolak qiyas pihak pertama. Masalah ini sebenarnya sama dengan mencium aroma, wangi2an, atau bau sedap  makanan, yang tercium oleh hidung dst.

Imam Ibnu Taimiyah berkata:

وَشَمُّ الرَّوَائِحِ الطَّيِّبَةِ لَا بَأْسَ بِهِ لِلصَّائِمِ

“Mencium harum-haruman adalah tidak mengapa bagi orang berpuasa.” (Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, Fatawa Al Kubra, 5/376)

Wallahu a’lam.

Menjual Barang Non Halal

Assalamu’alaikum. Ustadz, Boleh tidak kita ikut volunteering di salah satu komunitas, yang jobdesc volunteer tersebut adalah melayani (ikut menjual) makanan non halal (misal sosis, cupcakes) tp bukan khamr?
Manis A26

Jawaban
————–

‌و عليكم  السلام  و  رحمة  الله  و  بركاته
Itu tidak boleh, berdasarkan ayat:

ولا تعاونوا على الاثم و العدوان

Dan janganlah saling tolong dalam dosa dan pelanggaran. (Qs. Al Maidah: 2)

Wallahu a’lam.

Bila Janji Telah Dibuat

Assalamu’alaikum ustadz/ah.

Ada suatu organisasi Islam di tempat saya tinggal, yg sedang berusaha membeli properti utk dijadikan masjid + Islamic centre. Pada saat acara Islamic conference (yg sudah menjadi program tahunan) yg diadakan organisasi ini, pembicara dari pihak panitia mengundang peserta utk menjadi donatur tetap utk biaya pembelian properti. Beliau meminta org2 yg bersedia utk menjadi donatur utk mengangkat tangan, lalu dibagikan selembar kertas utk mengisi data diri & berkas2 donasi. saya saat itu mengangkat tangan krn ingin ikut menyumbang, namun akhirnya tdk jadi mengembalikan kertas k panitia krn ragu apakah saya mampu atau tidak utk commit menyumbang setiap bulannya.

Bagaimanakah hukumnya dalam situasi ini? Apakah dengan mengangkat tangan itu tercatat sebagai janji saya utk menyumbang yg harus dipenuhi? Apa yg sebaiknya saya lakukan?
Jazakumullah
Manis A26

Jawaban
————–

‌و عليكم  السلام  و  رحمة  الله  و  بركاته
Jika sudah menyanggupi, baik itu dgn mengangkat tangan, tanda tangan, atau apa saja yang dimaknai dgn itu, maka kita telah berjanji yang mesti kita tepati.

Bagaimana kalau dikemudian hari khawatir tidak bisa komit? Silahkan batalkan janji  sebelum hari H agreemennya, dan kemukakan uzurnya. Tidak ada kaffarat krn janji bukan nadzar dan sumpah. Hanya saja mungkin secara moral dan sosial, nama baik kita mungkin bisa ternoda.

Wallahu a’lam

Zakat Perkebunan

Assalamu’alaikum, ustadz/ustadzah ….
mohon petunjuk, terkait zakat perkebunan.

Misal zakat perkebunan sawit, cara penghitungan nisabnya bagaimana?

Apa diqiaskan ke pertanian (padi)?
Kalau iya, masa panen padi rata2 4 bulan, kalau sawit biasanya 2 Minggu sekali di panen.
Apa waktunya jg d akumulasi kan 4 bln atau cukup 2 pekan saat panen?
Jazakallah Ahsanul jaza

Jawaban
————–

‌و عليكم  السلام  و  رحمة  الله  و  بركاته
Zakat pertanian atau perkebunan nishabnya adalah 5 wasaq, setara dgn 652,8 kg gabah atau 520 kg beras

Dikeluarkan zakatnya setiap kali panen, sesuai dgn
Firman Allah
” Dan Dialah yang menjadikan tanaman-tanaman yang merambat dan tidak merambat, pohon kurma, tanaman yang beraneka ragam rasanya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak serupa (rasanya). Makanlah buahnya apabila ia berbuah dan berikanlah haknya (zakatnya) pada  d waktu memetik hasilnya tapi janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai yang berlebih-lebihan. “
QS. Al-An’am : 141

Dalam hal terlalu repot menghitung zakat pada setiap kali panen setiap 2 pekan, boleh saja dihitungnya tiap bulan sekali (2 kali panen)

Jangan diakumulasikan terlalu lama, karena khawatir berdosa menunda2 pembayaran zakat
Kadar zakatnya 5% dari total hasil panen setelah dikurangi beban dan hutang

Wallahu a’lam.

Perempuan Tarawih di Rumah Atau Masjid?

Assalamu’alaikum Ustadz bagaimana caranya memberitau ke orang lain bahwa sholat tarawih itu bagi perempuan lebih baik di rumah , karena saya lebih di sarankan sama suami saya sholat dirumah saja  dan ada beberapa orang yg nanya ke saya kenapa ga kemasjid . bagaimana menjawabnya supaya  tidak menyinggung perasaan nya? Soalnya saya suka di bilang aneh yg lain kemasjid kok ini di rumah….

Jawaban
————–

‌و عليكم  السلام  و  رحمة  الله  و  بركاته
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam betsabda:

لَا تَمْنَعُوا إِمَاءَ اللهِ مَسَاجِدَ اللهِ

Janganlah kalian melarang hamba-hamba Allah yang wanita terhadap masjid-masjid Allah.​  ​(HR. Al Bukhari No. 900, dari Ibnu Umar)

Dalam hadits lain:

وخير صفوف النساء آخرها وشرها أولها

Sebaik-baiknya shaf bagi wanita adalah yang paling belakang dan yang terburuk adalah yang paling depan​.  ​(HR. Muslim No. 440, dari Abu Hurairah)

Maka, dua hadits ini menunjukkan bahwa wanita dibolehkan shalat di masjid, dan jika mereka berjamaah tentu juga mendapatkan nilai keutamaan shalat berjamaah.  Tentu kebolehan ini selama tetap menjaga adab-adab Islam.

Tetapi, memang lebih utama shalatnya di rumah, hal ini berlaku baik shalat wajib dan shalat sunnah, kecuali shalat-shalat tertentu yang memang mesti keluar rumah seperti shalat ‘id, istisqa, dan gerhana.

Hal ini berdasarkan pada hadits berikut:

صَلاَةُ الْمَرْأَةِ فِى بَيْتِهَا أَفْضَلُ مِنْ صَلاَتِهَا فِى حُجْرَتِهَا وَصَلاَتُهَا فِى مَخْدَعِهَا أَفْضَلُ مِنْ صَلاَتِهَا فِى بَيْتِهَا

“Shalatnya wanita di rumahnya lebih utama  daripada shalatnya di  kamar rumahnya, dan shalat seorang wanita di ruang kecil khusus untuknya lebih utama baginya daripada di ruangan lain di rumahnya”​  ​(HR. Abu Dawud 570. Al Hakim, No. 757, katanya: shahih sesuai syarat Bukhari dan Muslim)

Tetapi, jika sedang di Mekkah maka shalat di Masjidil Haram lebih utama di banding di rumahnya.

Abdullah bin Mas’ud Radhiallahu ‘Anhu berkata:

مَا لِامْرَأَةٍ أَفْضَلُ مِنْ صَلَاتِهَا فِي بَيْتِهَا، إِلَّا فِي الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ

Tidak ada yang lebih utama bagi shalat wanita  dibanding di rumahnya, kecuali di masjidil haram.​ ​( ​Akhbar Makkah Lil Fakihi​, 1204)

Wallahu a’lam.

Kuingin Tetap Sholat di Masjid

Assalamu’alaikum, ustadz/ustadzah …
orang tua yg sakit dan tidak bisa ke masjid. kemudian dia ingin sholat berjamaah dengan anak laki2 nya dirumah.
apakah anak laki lakinya tersebut. tetap mendapat pahala kewajiban shalat berjamaah bagi laki2 di masjid?

Jawaban
————–

‌و عليكم  السلام  و  رحمة  الله  و  بركاته

Imam Ibnu Hummam menuliskan:

وَسُئِلَ الْحَلْوَانِيُّ عَمَّنْ يَجْمَعُ بِأَهْلِهِ أَحْيَانًا هَلْ يَنَالُ ثَوَابَ الْجَمَاعَةِ ؟ فَقَالَ : لَا ، وَيَكُونُ بِدْعَةً وَمَكْرُوهًا بِلَا عُذْرٍ .

“Al Halwani ditanya tentang orang yang kadang-kadang berjamaah dengan keluarganya (di rumah), apakah dia mendapatkan pahala shalat berjamaah? Dia menjawab: Tidak, itu adalah bid’ah dan makruh, jika tanpa ‘udzur.” (Imam Ibnu Hummam, Fathul Qadir, Juz. 2,Hal. 196. Al Maktabah Asy Syamilah)

Namun syariat Islam membolehkan bagi seseorang yang sudah selesai melaksanakan shalat wajib, kemudian dia menemani orang lain untuk shalat wajib (karena tidak ada teman), sedangkan bagi dia shalatnya itu dihitung sebagai shalat sunah.

Dalilnya:

عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ أَنَّ مُعَاذَ بْنَ جَبَلٍ كَانَ يُصَلِّي مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْعِشَاءَ الْآخِرَةَ ثُمَّ يَرْجِعُ إِلَى قَوْمِهِ فَيُصَلِّي بِهِمْ تِلْكَ الصَّلَاةَ

Dari Jabir bin Abdillah, bahwa Mu’adz bin Jabal pernah shalat Isya terlambat bersama Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, kemudian dia kembali menuju kaumnya dan ikut shalat bersama kaumnya. (HR. Muslim, Kitab Ash Shalah Bab Al Qiraah Fil ‘Isya, Juz. 2, hal. 490, No hadits. 711. Al Maktabah Asy Syamilah)

Dalam hadits ini menunjukkan bolehnya orang yang sudah selesai shalat wajib, lalu dia ikut menemani shalat wajib orang lain, dan baginya dinilai sunah sedangkan orang lain itu adalah wajib. Inilah pandangan yang dikuatkan oleh para Imam seperti Imam Ibnul Mundzir dari Atha’, Al Auza’i, Imam Ahmad, Abu Tsaur, dan Sulaiman bin Harb serta Imam An Nawawi, semoga Allah meridhai mereka semua.

Jadi, silahkan menemani shalat orang tua anda agar beliau bisa mendapatkan pahala berjamaah bersama Anda, walau anda sudah melaksanakan shalat wajib di mesjid. Bagi Anda itu dinilai sunah dan bagi orang tua anda adalah wajib.

Wallahu a’lam.

Membaca Al Quran di Ponsel

Assalamu’alaikum Ustadz, afwan mau tanya ketika kita membaca Al Qur’an di ponsel dlm kondisi blm wudhu apa haram?
Syukran

Jawaban
—————

وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته
Syaikh Abdurrahman bin Nashir Al-Barrak ketika ditanya demikian, beliau menjawab:

Telah disepakati (ulama) bahwa membaca Al-Quran secara hafalan, tidak disyaratkan untuk suci dari hadats kecil, bahkan tidak harus suci dari hadats besar. Namun dalam kondisi suci ketika membaca Al-Quran, sekalipun hafalan adalah lebih utama. Karena Al-Quran adalah firman Allah. Dan termasuk upaya mengagungkan firman Allah, hendaknya tidak dibaca kecuali dalam kondisi suci.

Adapun membaca Al-Quran dengan membawa mushaf maka disyaratkan suci dari hadats karena memagang mushaf, berdasarkan hadis yang masyhur, ‘Tidak boleh menyentuh Al-Quran kecuali orang yang suci.’ Juga berdasarkan riwayat dari para sahabat dan tabi’in.

Dan inilah pendapat mayoritas ulama, bahwa dilarang bagi orang yang berhadats untuk memegang mushaf, baik untuk dibaca maupun untuk tujuan lainnya.

Oleh karena itu, yang benar, HP atau peralatan lainnya, yang berisi konten Al-Quran, tidak bisa dihukumi sebagai mushaf. Karena teks Al-Quran pada peralatan ini berbeda dengan teks Al-Quran yang ada pada mushaf. Tidak seperti mushaf yang dibaca, namun seperti vibrasi yang menyusun teks Al-Quran ketika dibuka. Bisa nampak di layar dan bisa hilang ketika pindah ke aplikasi yang lain. Oleh karena itu, boleh menyentuh HP atau kaset yang berisi Al-Quran. Boleh juga membaca Al-Quran dengan memegang alat semacam ini, sekalipun tidak bersuci terlebih dahulu.

Wallahu a’lam.

Lupa Rakaat Sholat Tarawih

Oleh: Farid Nu’man Hasan, SS.

Assalamu’alaikum, ustadz/ustadzah ….Jika saya ikut shalat tarawih berjamaah tiba2 lupa udah sampai rakaat yg keberapa dan jadi berfikiran ngikut imam saja tanpa tahu sudah berapa rakaat. Bagaimana hukum shalatnya ?

Dan ke 2

Sah atau tidak jika niat shalat berjamaah, imamnya di masjid tp saya nya di kos ? Sedangkan bacaan imam terdengar dengan jelas ?
A22

Jawaban
————–

‌و عليكم  السلام  و  رحمة  الله  و  بركاته

Lupa jumlah rakaat salah satu sebab mengharuskannya sujud sahwi. Jadi, ketika lupa itu anggap saja sebagai rakaat angka kecilnya, lalu lanjutkan kekurangannya, dan ketika duduk tasyahud akhir dgn 2 x sujud sahwi, dilakukan setelah membaca innaka hamidum majid. Wallahu a’lam

Berpisah dgn Imam sampai lain gedung, tidak sah shalatnya. Kecuali jika ada sebab syar’i seperti masjid yg tidak menampung jamaah akhirnya jamaah sampai numpang di gedung2 sekitar, ini tidak apa2, dan pernah terjadi di masa aahabat dan tabi’in.

Wallahu a’lam.