Hari yang Sama ini Seratus Tahun yang Lalu Allah SWT Juga Turunkan Kemenangan

19 April 1917-2017

Seratus tahun yang lalu, prajurit mujahidin dari Divisi Infanteri ke-3 Kekhilafahan Turki Utsmani di perimeter Gaza mempertahankan dirinya dari gempuran darat, laut, dan udara Inggris, Australia, dan Selandia Baru dalam Pertempuran Gaza Kedua. Perang Dunia Pertama memang menandai akhir kekhilafan, namun masih terus ada pertolongan Allah SWT.

Para mujahid dari Resimen Infanteri ke-31 dan ke-32 dibawah Kolonel Refet bahkan dihujani tembakan 4.000 kanister gas beracun oleh Sekutu. Bahkan, Inggris menggempur mereka menggunakan 8 tank Mark I generasi pertama. Hujan tembakan artileri Sekutu pada pagi hari jam 05.30 berlangsung selama 1 jam 45 menit setelah waktu syuruq itu. Dengan kekuasanNya, Allah SWT mandulkan efek kehancuran mesin perang lawan.

Bahkan sore menjelang Ashr, sekitar jam 14.45 Brigadir Jenderal Cemal Küçük melesatkan Divisi Kavaleri pimpinan Kolonel Esat untuk merebut kembali Tel es Shelia dari tangan lawan. Jam 16.00 beliau juga meyusulkan Divisi Kavaleri ke-3 Turki Utsmani untuk memperkuat serangan balik tersebut.

Dengan persiapan yang matang, penempatan garis pertahanan dan kompi senapan mesin yang saling menyilang, serta tentu saja pertolongan Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka kemenangan itu menjadi kenyataan.

Kini kemenangan itu pun nampak di Jakarta, InsyaAllah

Agung Waspodo, berpacu dengan degub jantungnya

Rabu, 19 April 2017

Sumber: Erickson, Palestine the Ottoman Campaigns of 1914-1918.

Oleh: Agung Waspodo, SE, MPP

Godaan Kelalaian dari Jihad

Seorang laki-laki dari kalangan Muhajirin yang berjihad membebaskan Konstantinopel melesatkan dirinya ke barisan lawan hingga berhasil menerobosnya.

Pada saat itu terdapat Abu Ayyub al-Anshari (ra). Manusia banyak berkata, “laki-laki itu telah melemparkan dirinya dalam kebinasaan” seraya menukil “janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri dalam kebinasaan” dari Surah al-Baqarah ayat 195.

وَأَنْفِقُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَلَا تُلْقُوا بِأَيْدِيكُمْ إِلَى التَّهْلُكَةِ ۛ وَأَحْسِنُوا ۛ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ

Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.

Abu Ayyub al-Anshari (ra) menjawab, “kami lebih tahu tentang ayat tersebut karena diturunkan atas kami.. ..Menjatuhkan diri ke dalam kebinasaan itu adalah berdiam-diri bersama keluarga dan (menikmati) harta serta meninggalkan jihad”.

Menikmati Tafsir Ibn Katsir, Surah al-Baqarah: 195

*Red .
🔸Lawan banyak ? Posisi kuat ? Waktu & resources terbatas ? jangan menghalangi kita untuk mengoptimalkan proses dengan kreatifitas
🔹 Jangan pernah berhenti untuk memaksimalkan partisipasi dalam segala lini
🔸Siapkan diri dengan segala skenario yg mengantisipasi semua kemungkin yg akan terjadi

Oleh: Agung Waspodo, SE, MPP

Keikhlasan Prajurit di Garis Depan

Parit pertahanan pasukan Turki Utsmani di Palestina pada Perang Dunia Pertama, ketika Palestina masih menjadi bagian dari kekhilafahan, 1915.

Hormat saya kepada *para prajurit yang tak dikenal, mereka yang berjuang dalam kesenyapan.* Tidak ada yang mengetahui secara persis identitas mereka serta kadar kebaikannya, kecuali para penduduk langit. Mereka tidak pulang untuk dielukan, tetapi kembali Kepada Rabbnya dengan hati yang tenteram.

“Yaa ayyuhan nafsul muthmainnah, irji’i ila Rabbiki radhiyatam mardhiyah, fadkhuli fi ‘ibadi, wadkhuli jannati,”

“Wahai jiwa-jiwa yang berhati tenang, kembalilah kepada Rabbmu dengan keridhaanNya, maka kembalilah hamba-hambaKu (kepadaKu) dan kembalilah ke dalam surgaKu.”

Depok, 11 Februari 2016

Red.
Pastikan setiap diri kita, mempunyai kontribusi terhadap tegaknya Islam di bumi ini. Sekecil apapun itu, harus kita tunaikan dengan optimal dan dengan menyertakan keikhlasan, insyaa Allah akan menjadi persembahan terbaik di setiap moment kehidupan kita, sebagai bukti kecintaan kita kepada Allah dan RosulNya.

Pemateri: Ustadz Agung Waspodo, SE, MPP

Jangan Biarkan Kotamu Terkepung

Kisah Pilu Sarajevo, Terkepung Sepanjang Tahun 1992-1995

Kemarin, 5 April 1992, dua puluh empat tahun yang lalu.. Kota Sarajevo, Bosnia Herzegovina, mulai dikepung oleh Tentara Republik Srpska, dan baru berakhir setelah 1425 hari. Sebuah kepungan yang 3 kali lebih panjang daripada pengepungan Jerman atas kota Stalingrad atau setahun lebih lama daripada kepungan atas kota Leningrad pada Perang Dunia Kedua.

Lesson #1: jangan pernah mengecilkan kemampuan lawan, apalagi seperti Serbia yang telah memendam kebencian yang kesumat sejak peristiwa Sırp Sındığı 1364.

Kekuatan militer Serbia yang berada di dalam wilayah Bosnia Herzegovina mengerahkan 13 ribu personil dengan berbagai senjata untuk menguasai perbukitan di sekeliling ibukota itu. Pasukan Armija Republike Bosna i Hercegovine (ARBiH) sebenarnya memiliki 70 ribu personil di dalam kota Sarajevo yang terkepung; namun kepemimpinan yang lemah, serta pelatihan dan persenjataan yang sangat minim sejak memisahkan diri dari Yugoslavia menyebabkan mereka tak mampu mematahkan kepungan Serbia.

Lesson #2: jumlah yang banyak menjadi kurang bermanfaat tanpa kepemimpinan yang kuat, pelatihan yang terbatas, serta kelengkapan teknologi yang minim.

Penduduk kota Sarajevo mengalami korban sebanyak hampir 14 ribu jiwa, diantaranya terdapat 6 ribu lebih dari personil militer. Sedangkan, pasukan Srpska mengalami sedikit di atas 2 ribu korban.

Lesson #3: jangan pernah menyerah dalam kondisi tergenting sekalipun.

Kemarin, lewati jam dua satu, Depok
5 April 2016

Pemateri: Ustadz Agung Waspodo, SE, MPP

KISAH NABI ADAM A.S. (4)

Brother and Sista,

Apa khabarnya? Masih ingat pembahasan kita tentang Kisah Nabi Adam a.s. sampai dimana, kan? Kita coba lanjutkan ya materinya.

Dari berbagai nash yang kita terima hari ini, berikut ini kelanjutan beberapa fakta terkait dengan Nabi Adam a.s., sebagai manusia pertama yang diciptakan-Nya di muka bumi, sbb.:

12.  Keturunan Nabi Adam a.s. tercipta ketika Allah ﷻ mengusap punggung Nabi Adam a.s., dan terciptalah seluruh keturunannya hingga hari Kiamat. Di antara ciptaannya berbeda-beda dari seluruh sifat dan kenikmatannya serta amal-amalannya, dengan tujuan untuk mengetahui mana yang tetap bersyukur kepada Rabb-nya. Pada saat itulah Adam a.s. tertarik bertanya terkait salah satu keturunannya dengan cahaya yang khusus, yakni Nabi Daud a.s., dan beliau memberikan 40 tahun jatah umurnya untuk Nabi Daud a.s. sehingga memiliki umur 100 tahun.

13.  Keturunan Nabi Adam a.s. telah dimintakan persaksiannya pada saat itu, di Yaumi Alastu, agar tidak ada yang nanti lalai bahwa kehidupan di dunia sejatinya adalah waktu untuk merealisasikan janji yang pernah diikrarkan. Allah ﷻ berfirman dalam Q.S. Al-A’rāf [7] ayat 172:

وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِنْ بَنِي آدَمَ مِنْ ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلَىٰ أَنْفُسِهِمْ أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ ۖ قَالُوا بَلَىٰ ۛ شَهِدْنَا ۛ أَنْ تَقُولُوا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّا كُنَّا عَنْ هَٰذَا غَافِلِينَ

“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan dari sulbi (tulang belakang) anak cucu Adam keturunan mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap roh mereka (seraya berfirman), “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab, “Betul (Engkau Tuhan kami), kami bersaksi.” (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari Kiamat kamu tidak mengatakan, “Sesungguhnya ketika itu kami lengah terhadap ini.”

14. Nabi Adam a.s. diciptakan dengan ketinggian 60 hasta x 7 hasta (HR. Ahmad) dan kemudian anak keturunannya akan mengalami penurunan ketinggian jasad. Setiap yang memasuki Jannah memiliki ketinggian seperti Adam a.s. Hari Jum’at adalah hari yang mulia, diantaranya karena pada hari itu Nabi Adam a.s. diciptakan, pada hari itu pula ia dimasukkan ke Surga, dan pada hari itu pula ia dikeluarkan dari Surga. (HR. Muslim)

Sampai disini dulu ya Brother and Sista. Ada yang mau ditanyakan? Kita akan lanjutkan poin-point terkait sosok Adam a.s. pada tulisan selanjutnya ya.

Oleh: Pemateri: Dr. Wido Supraha

Apakah Tidak Ada Orang Lain?

Sidang Pemakzulan, Parlamen Kedua, İstanbul
5 Oktober 1908

Setelah keluar fatwa Syehul İslam pesanan dari parlemen untuk menuduh sultan mendalangi kerusuhan, maka sidang memutuskan untuk menurunkan Abdul Hamid II sebagai khalifah.

Baik başbakan (perdana menteri) Tevfik Paşa, ketua parlemen Said Paşa, maupun panglima Hareket Ordusu (balatentara CUP) Mahmud Şevket Paşa tidak ada yang berani menyampaikan keputusan sidang langsung kepada sultan. _Dengan segenap kekuasaan yang ada pada mereka ternyata jabatan kekhilafahan yang sudah dibuat tak berdaya masih menyimpan aura kehormatan._

Mereka mengutus Emanuel Karasu, Aram, Esad Toptani, Arif Hikmet (mantan ajudan sultan dari angkatan laut),  dan seorang juru tulis wakil parlemen dari Salonika untuk menghadap sultan. Ketika sampai di istana Çırağan, sultan menyambut mereka dengan ucapan:

“Apakah parlemen tidak dapat mengirimkan orang yang lebih baik daripada seorang Yahudi, Armenia, Albania, dan seorang yang tidak tahu cara berterima-kasih untuk menyampaikan eksekusi pemakzulan atas sultan Turki Utsmani dan khalifah Kaum Muslimin?”

Semua terdiam!

Sekarang ini, untuk memilih seorang gubernur di negeri Muslim saja kita sulit sekali bersepakat dan masih banyak muslim yang berharap kebaikan hakiki datang dari luar ummah.

Depok, pagi masih mendung setelah 108 tahun (5 Oktober 2016)

Pemateri: Ustadz Agung Waspodo, SE, MPP

Khadijah Binti Khuwailid r.a.

إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنْكُمُ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيرًا.

“Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.” (QS. Al-Ahzab : 33)

7. Kedudukan Khadijah Di Sisi Allah SWT.

Kemuliaan bunda Khadijah sangatlah terlihat jelas baik didunia maupun diakhirat, baik sebagai Istri Rasulullah maupun sebagai Mujahidah pejuang Islam. Hal ini dipertegas oleh beberapa riwayat shahih, diantaranya :

خير نسا ءهامريم بنت عمران و خير نسا ءهاخديجة بنتخويلد
(متفق عليه )

“Sebaik baik wanita pada zamannya adalah Maryam Binti Imran, dan Sebaik baik wanita pada zamannya adalah Khadijah binti Khuwailid.” (Muttafaq’Alaih)

8. Pelajaran

Banyak pelajaran yang dapat kita ambil dari kehidupan bunda Khadijah, baik dari pribadinya maupun rumah tangganya. Diantaranya adalah :

Pribadi bunda Khadijah merupakan cermin dari hadist Rasulullah SAW,

“….Orang yg terbaik dari kalian pada masa jahiliyah, dialah orang yang terbaik di antara kalian pada masa Islam, jika mereka memahami Agamanya.”  (Mutaffaq ‘alaih)

Islam tidak menghapus kemuliaan bunda Khadijah, namun justru memberikan kemuliaan yang hakiki, karena beliau memahami dan meyakini juga mengamalkan Islam.

Kejujuran adalah hal penting dalam hubungan antar manusia, karena sebagai Barometer (tolak ukur) utama untuk menilai kepribadian seseorang, bukan sekedar penampilan fisik dan materi saja.

Keharmonisan rumah tangga di tentukan oleh bagaimana seseorang mampu menempatkan diri pada posisinya, tentu dengan iman dan ketakwaan sebagai landasannya.

Peran seorang istri adalah peran penting penopang perjuangan seorang suami. Itulah yang dirasakan betul oleh Rasulullah SAW terhadap peran bunda Khadijah.

Peran dakwah bisa dilakukan oleh siapa saja, sesuai dengan kemampuan dan posisinya masing-masing. Dan kemuliaan seseorang ditentukan oleh Komitmen dan Keteguhan dalam memegang peran tersebut.

Termasuk Akhlak mulia adalah apabila kita berbuat baik kepada orang-orang dekat yang dicintai kerabat kita yang telah meninggal dunia.

Cinta Hakiki adalah disaat masing-masing tetap menjaga cintanya dalam kondisi yang paling sulit dan berat. bukan hanya ada cinta di saat kita senang dan bahagia, namun hilang cinta disaat sedih dan sulit mendera.

Allahu ‘alam Bishowab

Selesai
============================
Maraji’ :
●•• Isteri & Puteri Rasulullah SAW (Mengenal & Mencintai Ahlul Bait)
●•• Divisi Terjemah Kantor Dakwah Sulay KSA (Penyusun : Ust. Abdullah Haidir, Lc)

Oleh Ustadzah Yani

Menyerah Itu Perkara Mudah Karena Menang Itu Butuh Keteguhan Mental!

Pengepungan & Jatuhnya Belgrade – 16 Juli s/d 17 Agustus 1717

Pengepungan kota ini adalah bagian dari Perang Austria-Turki Utsmani 1714-18 tidak lama setelah kemenangan Austria di Petrovaradin (untuk Petrovaradin sudah saya tulis sebelumnya). Kota ini jatuh ke tangan Austria setelah bentengnya berhasil diserbu oleh Pangeran Eugene dari Savoy.

Latar Belakang

Setelah keberhasilan kampanye militer tahun 1716 tinggal satu lagi sasaran utama yang diinginkan oleh Eugene dari Savoy yaitu penaklukan benteng Belgrade. Kota ini berada pada pertemuan sungai Sava dan Danube. Lebih tepatnya kota ini berada pada sisi Sungai Sava sehingga terbuka arah serangan dari arah selatan. Secara strategik kota ini kuat dari sisi tenggara dan barat-laut sehingga menguntungkan bagi Khilafah Turki Utsmani maupun Kerajaan Austria.

Pada tahun 1688 kota Belgrade pernah direbut oleh Austria setelah dikepung juga, namun 2 tahun setelah itu berhasil dikuasai kembali oleh Turki Utsmani. Pada pengepungan pertama itu Eugene terluka cukup parah dan ia merencanakan perlunya armada sungai Danube untuk penaklukan kali ini. Tugas utama armada sungai tersebut adalah untuk memberikan dukungan bagi angkatan daratnya. Ia berhasil mendapatkan dukungan dari kaisar untuk mendanai armada sungai ini sekaligus merekrut awaknya dengan segera dari Netherlands.

Sebagai sekutu Austria, Russia hanya dapat membantu dengan menyiagakan pasukannya di sepanjang perbatasan guna mengikat sejumlah kesatuan Turki Utsmani untuk tidak memberikan bantuan ke Belgrade nantinya. Sedangkan Polandia sedang sibuk bertahan atas serangan dari Charles XII Swedia dalam Great Northern War. Holy Roman Empire juga hanya membantu sedikit dana. Hanya Bavaria yang ikut bertempur dengan sedikit pasukan.

Persiapan

Pada tanggal 3 Mei 1717, Eugene bertolak dari Wina menuju Futtak dan tanpa menunggu seluruh pasukannya berkumpul ia bergegas menuju Belgrade bersama 70.000 pasukan. Bavaria menambahkan 6.000 pasukannya dan dengan kekuatan Austria di Wilayah Banat seluruhnya mencapai total 100.000 personil. Eugene juga mengomandoi armada Danube yang terdiri dari 50 kapal berbagai ukuran serta 10 kapal yang dilengkapi artileri ringan. Ia ingin segera mengepung kota Belgrade sebelum Turki Utsmani sempat menambah kekuatannya.

Masalah terbesar yang dihadapi Eugene adalah benteng Belgrade tidak dapat diserang dari arah selatan dan pengepungan baru bisa dilakukan setelah menyeberangi kedua sungai Danube dan Sava. Eugene malah memilih jalur langsung dengan menyeberangi Sava ke arah sisi pertahanan benteng Belgrade yang paling kuat. Mendapat masukan dari para jenderalnya, ia kembali menyeberangi Danube sehingga mengagetkan pihak Turki Utsmani yang tidak menyangka lawannya akan menyeberangi sungai pada titik tersebut. Balatentara Austria berhasil menyeberang pada tanggal 15-16 Juni nyaris tanpa gangguan apapun.

Eugene menggelar artilerinya berbarengan dengan dimulainya penggalian parit pengepungan oleh pasukan imperial baik yang menghadap ke benteng lawan maupun pada garis belakangnya sendiri.

Pasukan Khilafah Turki Utsmani yang bertahan di dalam Belgrade berjumlah 30.000 personil. Ia juga menerima informasi intelijen bahwa İstanbul sudah mengirim bala bantuan menuju Belgrade. Memang benar, bala bantuan itu tiba di lokasi pada hari Rabu 19 Sya’ban 1129 Hijriah (28 Juli 1717). Anehnya, pasukan ini tidak menyerang musuhnya namun justru menggali parit pengepungan mereka sendiri. Kini, pasukan Eugene terjepit antara benteng kota dan pasukan bantuan. Faktor lain yang mengkhawatirkan Eugene adalah kerusakan pada tenda-tenda logistiknya akibat serangan artileri lawan serta merebaknya penyakit malaria.

Pertempuran Penentuan

Situasi menjadi serba sulit karena taktik Turki Utsmani adalah membiarkan pasukan pengepungan kehabisan perbekalannya sendiri. Kondisi ini menyulitkan Eugene karena serangannya ke benteng Belgrade tidak menunjukkan kemajuan berarti.

Tiba-tiba pada hari Rabu 7 Ramadhan 1129 Hijriyah (14 Agustus 1717) terjadi guncangan yang hebat di atas tanah sekitar Belgrade. Ternyata salah satu tembakan artileri Eugene tepat mengenai ruangan mesiu di dalam benteng kota yang menyebabkan meledaknya seluruh persediaan mesiu Turki Utsmani serta memakan korban 3.000 pasukannya.

Sungguh aneh jika ruang mesiu yang vital begitu rapuh pertahanannya serta tidak ditempatkan pada lokasi yang terlindungi. Apakah prosedur pengamanan benteng sudah mulai diabaikan pada periode ini atau adakah sabotase?

Dua hari kemudian, Eugene memerintahkan serangan terhadap posisi pasukan bantuan Turki Utsmani pada hari Jum’at 9 Ramadhan pas tengah malam dengan pasukan infanteri pada lini tengah dan kavaleri pada kedua sayapnya. Seluruh pasukan dikerahkan kecuali mereka yang bertanggung-jawab untuk mempertahankan garis belakang dan tenda Austria.

Serangan malam ini mengejutkan bagi Turki Utsmani dan setelah beberapa jam bentrok senjata jarak dekat terus berlangsunh sampai matahari terbit. Kejutan ini tidak terduga karena logikanya yang diserbu adalah benteng yamg baru saja porak-poranda akibat ledakan. Serbuan itu menjadi berbahaya karena berhasil memukul mundur pasukan bantuan Turki Utsmani tersebut sampai melewati parit pengepungannya. Setelah 10 jam pertempuran, mulai tanda-tanda kekalahan pada pihak Turki Utsmani yang mundur secara tidak teratur. Mundurnya pasukan bantuan ini menyebabkan turunnya moril juang garnizun Turki Utsmani di dalam Belgrade. Penyerahan benteng disepakati oleh kedua belah pihak dengan gantinya jaminan keselamatan bagi 10.000 sisa pasukan yang berbaris keluar dari Belgrade.

Kesudahan

Setelah Belgrade lepas dari kendali Turki Utsmani maka dicapailah Perjanjian Passarowitz (juga sudah saya tuliskan sebelumnya) yang menguntungkan Austria. Sepertinya Turki Utsmani telah sampai pada batas maksimum kendalinya walau pada 22 Juli 1739 pasukan Austria yang dipimpin Field Marshal George Oliver Wallis dikalahkan oleh Turki Utsmani pada Pertempuran Grocka dekat Belgrade. Kekalahan tersebut ditimpakan oleh oleh pasukan yang dipimpin oleh İvaz Mehmet Pasha, sehingga lahirlah Perjanjian Belgrade pada bulan September 1739 dimana seluruh wilayah yang lepas pada Perjanjian Passarowitz dikembalikan ke Turki Utsmani kecuali wilayah Banat.

Agung Waspodo, masih harus membaca lebih banyak lagi guna memahami mengapa begitu mudah menyerah ketika harapan dan semangat juang masih sangat tinggi, setelah 298 tahun berlalu, lewat 4 hari.

Depok, 21 Agustus 2015.

Pemateri: Ustadz Agung Waspodo, SE, MPP

Syiah (2)

Artikel berjudul ‘Siapakah Syi’ah’ ditulis dengan asumsi awal bahwa seluruh peserta grup telah bersepakat akan kesesatan ajaran syi’ah. Persoalannya kemudian adalah bagaimana kontribusi kita untuk dapat mengobati mereka yang terjangkiti wabah virus syi’ah. Pengobatan tidak bisa dilakukan sebelum kita mengetahui sumber persoalannya, dan sumber persoalan itu ada pada metodologi dan struktur keilmuan syi’ah. Jangankan syi’ah, aliran sesat seperti ‘lia eden’, yang dipimpin oleh seorang wanita yang kurang waras pun diikuti oleh bukan sembarang orang, minimal diketahui diikuti juga oleh sekaliber profesor.

Maka bagaimana metodologi umat Islam dalam menuntut ilmu adalah menjadi sesuatu yang jauh lebih penting, karena persoalan kehidupan tidak hanya satu, sementara metodologi yang benar akan memudahkannya untuk melakukan filterisasi terhadap seluruh arus informasi sebelum menjadikannya ilmu dan membentuk struktur berpikir di dalam jiwanya. Mengobati dengan mengetahui persoalan utamanya akan jauh lebih efektif, terlebih ketika cara kita dalam mengobati sesuatu terus menerus saling disempurnakan dalam kebersamaan kita, diperkaya dengan pengalaman dari seluruh sahabat-sahabat Group Manis yang akan meningkatkan kualitas kebersamaan kita dalam mempertahankan kemurnian aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah.

Maka tulisan terkait Syi’ah memang tidak akan cukup dengan satu tulisan pembuka tersebut dan hal yang lebih penting berikutnya adalah bagaimana kita pun dapat menjawab syubhat-syubhat yang dipropagandakan syi’ah secara ilmiah. Insya Allah, tulisan berikutnya dengan tema yang lebih mendalam akan dituliskan.

Referensi dalam tulisan tersebut seluruhnya diambil dari para pembela ahlus sunnah yang telah mengkaji perbandingan antara Sunni – syi’ah dalam waktu yang lama. Nama-nama yang dikutip dikenal sebagai ulama yang juga terlibat dan berkontribusi aktif membela Aqidah Ahlus Sunnah dari ragam penyimpangan manusia. Sebagai contoh Prof. Dr. Ahmad bin Sa’ad al-Ghamidi. Buku yang ditulisnya betul-betul merupakan hasil diskusi dan surat-menyurat dengan seorang yang juga Guru Besar dari negeri syi’ah iran, bahkan mengajar di 8 universitas di negeri tersebut.

Prof. Dr. Muhammad al-Qazwini. Dengan semangat taqiyah-nya, al-Qazwini mengunjungi Syaikh al-Ghamidi pada bulan Ramadhan 1423H untuk tujuan awal dialog dan taqrib antara Sunni dan syi’ah. Ketika Syaikh al-Ghamidi menyetujuinya, sejak saat itulah hingga dua tahun kemudian, surat-menyurat di antara mereka terus berlangsung secara intens, dan syaikh al-Ghamidi berhasil mempertahankan pendapatnya secara ilmiah dan penuh hikmah terhadap seluruh hujjah yang disampaikan oleh orang syi’ah tersebut.

Berikutnya Syaikh asy-Syatsri, beliau sebagai pengajar tetap di Masjid Quba, Saudi Arabia, telah melahirkan karya untuk menjawab seluruh syubhat yang dipropagandakan syi’ah, tidak dengan dalil-dalil Ahlus Sunnah, namun seluruhnya menggunakan referensi kitab-kitab mu’tabar syi’ah, sehingga umat mengetahui begitu rapuhnya struktur ilmu mereka, bahkan pertentangan demi pertentangan hadir dalam sejarah mereka, sehingga tidak mengherankan jika syi’ah terpecah dalam kelompok-kelompok sekte dalam jumlah yang cukup banyak.

Imam Syahrastani dalam kitabnya yang membahas aliran-aliran dalam Islam, bahkan membagi syi’ah kepada lebih dari 30 golongan.

Perbedaan yang membesar berawal dari ketidaksepakatan akan siapa yang tepat sebagai pengganti Husain.

Aqidah syi’ah yang mengagungkan taqiyah akan membuat sulit bagi mereka yang berkeinginan ‘tabayun’, karena bagi umat Islam yang awam, dan tidak memiliki pondasi aqidah dan bahasa yang kuat, dikhawatirkan akan dengan mudah jatuh kedalam pelukan syi’ah, sementara para ulama otoritatif pun telah pernah mencoba model pendekatan seperti ini dengan seluruh kapasitas yang mereka miliki, dan kemudian berakhir dengan kekecewaan demi kekecewaan.

=======
Maraji’
1] Drs. KH. Moh. Dawam Anwar, Katib Aam PBNU
1994-1998, dalam makalahnya berjudul “Inilah Haqiqat
Syi’ah”.
2] KH. Thohir Abdullah al-Kaff, Mantan Ketua Yayasan Al-
Bayyinat Bidang Dakwah, dalam makalahnya berjudul
“Perkembangan Syi’ah di Indonesia”.

Oleh: Ustadz DR. Wido Supraha

Syiah (1)

Syi’ah berarti pendukung, pembela. Syi’ah Ali adalah Pendukung Ali r.a., Syi’ah Mu’awiyah adalah pendukung Mu’awiyah r.a. Namun baik Syi’ah Ali maupun Syi’ah Muawiyah di masa itu keduanya Ahlus Sunnah wal Jama’ah, karena aqidah dan fahamnya sama, Al-Qur’an dan As-Sunnah.

Namun setelahnya Syi’ah kemudian berkembang dari aliran politik menjadi aliran aqidah dan fiqh baru yang menyesatkan.

Sumber rujukan Syi’ah ada 4 Kitab (Al-Kutub al Arba’ah):
1. Al-Kaafi (16.199 hadits) ditulis oleh Abu Ja’far Muhammad bin Ya’kub bin Ishak al-Kulaini (wafat 329H)

2. Man La Yadhurruh al-Faqih (6.593 hadits) ditulis oleh Abu Ja’far Ash-Shaduq Muhammad bin Ali Babawaih (wafat 381H)

3. At-Tahdzib (13.590 hadits) ditulis oleh Abu Ja’far Muhammad bin al-Hasan Ali ath-Thusi (wafat 460H)

4. Al-Istibshar (6.531 hadits) ditulis oleh Abu Ja’far Ath-Thusi (Syaikhut Thaifah)

Keempat kitab ini terus diproduksi hingga hari ini, sehingga salah satu kitab Syi’ah berjudul Al-Muraja’at ditulis oleh Abd Husein Syarafuddin al-Musawi, diterjemahkan oleh MIZAN dengan judul “Dialog Sunnah Syi’ah” menegaskan bahwa keempat kitab tersebut telah sampai kepada kita dengan mutawatir, isinya shahih tanpa

Keraguan. Syi’ah kemudian berpecah menjadi banyak firqah: Syi’ah 7, Syi’ah 12, Syi’ah 12 Ja’far, Hasyimiyah, Hamziyah, Manshuriyah, Mughiriyah, Harbiyah, Khatthabiyah, Ma’mariyah, Bazighiyah, Sa’idiyah, Basyiriyah, ‘Albaiyah, Hisyamiyah, Ruzamiyah, Nu’maniyah, Musailamiyah, Isma’iliyah, Waqifiyah, Mufawwidhah, Ghurabiyah, Kamiliyah, Nushairiyah,

Ishaqiyah. Perbedaan yang banyak ini dijelaskan oleh Fakhruddin ar-Razi dalam Al-Muhashshal, “Ketahuilah bahwa adanya perbedaan yang sangat besar seperti tersebut di atas, adalah merupakan satu bukti konkret tentang tidak adanya wasiat teks penunjukan yang jelas dan berjumlah banyak tentang Imam yang Duabelas seperti yang mereka klaim itu.”

Inti ajaran Syi’ah terlihat hanya terpusat pada masalah Imam saja, dan tidak boleh diluar dari nama-nama yang mereka yakini

Syi’ah yang berkembang pesat hari ini adalah Syi’ah Imamiyah Dua Belas, karena telah menjadi mayoritas di Iran, Irak, Suriah, Libanon, dan negara lainnya.

Meyakini bahwa kepemimpinan ada pada 12 Imam:
1. ‘Ali bin Abi Thalib
2. Hasan bin ‘Ali
3. Husein bin ‘Ali
4. Ali Zain al-Albidin
5. Muhammad al-Baqir
6. Jafar al-Shadiq
7. Musa al-Kazhim
8. Ali al-Ridha
9. Muhammad al-Jawwad
10. Ali al-hadi
11. Al-Hasan al-Askari
12. Muhammad al-Muntazhar

Muhammad al-Muntazhar dikisahkan ketika masih kecil hilang dalam gua yang terletak di Masjid Samarra, Iraq. Mereka meyakini akan hilangnya untuk sementara dan akan kembali sebagai al-Mahdi untuk langsung memimpin umat. Nama lainnya Imam Tersembunyi (Al-Imam al-Mustatir) atau Imam yang dinanti ( Al-Imam al-Muntazhar). Periode menanti kehadirannya disebut Al-Ghaibah al-Kubra , diisi oleh kepemimpinan raja, imam dan ulama mujtahid Syi’ah.

Syi’ah Imamiyah mengklaim bahwa Al-Qur’an saja tidak cukup untuk menerangkan agama, perlu adanya seorang imam. Kebanyakan ulama mereka terdahulu mengklaim bahwa Al-Qur’an itu kurang karena pengurangan, sehingga tentu ada kemungkinan penambahan. Mereka juga mengklaim dari sekitar 10.000 sahabat Nabi Saw hanya 4 orang saja yang tidak mengkhianati Rasulullah Saw. Maka mereka telah meyakini bahwa Islam telah gagal sejak kali pertama, juga kegagalan Rasulullah Saw dalam mendidik!

Maka tidak heran kalau mereka memiliki banyak teori baru dalam akidah seperti Kemakshuman para Imam, Bada’ (Mengetahui hal yang Ghaib), Raj’ah (Reinkarnasi), dan Taqiyah (Kepura-puraan)

Sebuah keyakinan jika tidak dibangun di atas wahyu maka yang terjadilah adalah kerusakan metodologi dan pondasi berfikir.

=======
Maraji’
1] Drs. KH. Moh. Dawam Anwar, Katib Aam PBNU
1994-1998, dalam makalahnya berjudul “Inilah Haqiqat
Syi’ah”.
2] KH. Thohir Abdullah al-Kaff, Mantan Ketua Yayasan Al-
Bayyinat Bidang Dakwah, dalam makalahnya berjudul
“Perkembangan Syi’ah di Indonesia”.

Oleh: Ustadz DR. Wido Supraha