Dukungan Allah Swt Kepada Nabi Nuh

📔 Sirah – MFT

📝 Ustadzah Ida Faridah

Disinilah Allah swt memberitahukan kepadanya agar tidal berharap banyan mereka ini akan beriman. Dan hendaklah membuat perahu, Dan menunggu perintah Allah. Tandanya adalah ketika air sudah keluar dari tannut (tungku perapian), air telah memancar dari daratan bumu lain. Ketika air sudah keluar dari tannur Yang merupakan tungku api, dan ketika tanda ini sudah ada maka hendaklah ia bawa di kapal itu sepasang-sepasang, bersama dengan keluarganya, kecuali orang-orang Yang telah diketahui tidak akan beriman dan tidal akan selamat, dan hendaklah senantiasa meminta pertolongan Allah dalam mengemudikan kapal dan menghentikannya. Dan jika sudah selamat hendaklah memuji Rabbnya yang telah Menyelamatkannya dari kaum yang dzalim, dan memohon kepada Allah untuk diturunkan di tempat turun yang baik dan diberkahi. Firman Allah:

Lalu Kami wahyukan kepadanya: “Buatlah bahtera di bawah penilikan dan petunjuk Kami, maka apabila perintah Kami telah datang dan tanur telah memancarkan air, maka masukkanlah ke dalam bahtera itu sepasang dari tiap-tiap (jenis), dan (juga) keluargamu, kecuali orang yang telah lebih dahulu ditetapkan (akan ditimpa azab) di antara mereka. Dan janganlah kamu bicarakan dengan Aku tentang orang-orang yang zalim, karena sesungguhnya mereka itu akan ditenggelamkan. Apabila kamu dan orang-orang yang bersamamu telah berada di atas bahtera itu, maka ucapkanlah: “Segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkan kami dari orang-orang yang zalim”. Dan berdoalah: Ya Tuhanku, tempatkanlah aku pada tempat yang diberkati, dan Engkau adalah sebaik-baik Yang memberi tempat. Sesungguhnya pada (kejadian) itu benar-benar terdapat beberapa tanda (kebesaran Allah), dan sesungguhnya Kami menimpakan azab (kepada kaum Nuh itu). (QS. Al-Mukminun: 27-31)

“Dan diwahyukan kepada Nuh, bahwasanya sekali-kali tidak akan beriman di antara kaummu, kecuali orang yang telah beriman (saja), karena itu janganlah kamu bersedih hati tentang apa yang selalu mereka kerjakan. Dan buatlah bahtera itu dengan pengawasan dan petunjuk wahyu Kami, dan janganlah kamu bicarakan dengan Aku tentang orang-orang yang zalim itu; sesungguhnya mereka itu akan ditenggelamkan. Dan mulailah Nuh membuat bahtera. Dan setiap kali pemimpin kaumnya berjalan meliwati Nuh, mereka mengejeknya. Berkatalah Nuh: “Jika kamu mengejek kami, maka sesungguhnya kami (pun) mengejekmu sebagaimana kamu sekalian mengejek (kami). Kelak kamu akan mengetahui siapa yang akan ditimpa oleh azab yang menghinakannya dan yang akan ditimpa azab yang kekal”. Hingga apabila perintah Kami datang dan dapur telah memancarkan air, Kami berfirman: “Muatkanlah ke dalam bahtera itu dari masing-masing binatang sepasang (jantan dan betina), dan keluargamu kecuali orang yang telah terdahulu ketetapan terhadapnya dan (muatkan pula) orang-orang yang beriman”. Dan tidak beriman bersama dengan Nuh itu kecuali sedikit. Dan Nuh berkata: “Naiklah kamu sekalian ke dalamnya dengan menyebut nama Allah di waktu berlayar dan berlabuhnya”. Sesungguhnya Tuhanku benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS. Huud: 36-41)

Hampir Babak Akhir Pemeretelan Wilayah Turki Utsmani

TARIKH DAN SIROH

Pemateri: Ustadz Agung Waspodo, SE, MPP

Perjanjian Lausanne adalah perdamaian yg ditanda-tangani di kota Lausanne, Swiss pada tanggal 24 Juli 1923. Perjanjian ini secara resmi mengakhiri konflik Perang Dunia Pertama antara Tutki Utsmani dan Inggris Raya dan sekutunya; Republik Perancis, Kerajaan Italia, Kekaisaran Jepang, Kerajaan Yunani, dan kerajaan Romania.

💡 *Lesson #1* akan selalu ada persekutuan antar negara, pemimpin negeri Kaum Muslimin harus pandai memainkan diplomasi antar bangsa.

Naskah asli perjanjiam ditulis dalam bahasa Perancis dan ini merupakan upaya kedua setelah kegagalan Perjanian Sèvres. Kegagalan itu karena ditolak oleh Pergerakan Nasionalis Turki yg mengangkat senjata guna menolak butiran perjanjian yg sangat menghinakan serta merampas banyak wilayah.

💡 *Lesson #2* ketika kepentingan nasional, apalagi Kaum Muslimin, terancam oleh kepentingan asing, maka wajib menggalang persatuan untuk melawannya.

Perjanjian Lausanne ini mengakhiri semua konflik dan memastikan perbatasan baru Republik Turki. Pada perjanjian ini, Republik Turki diwajibkan melepas semua tuntutan atas bekas wilayah Kekhilafahan Turki Utsmani sebelumnya. Sebagai gantinya pihak Sekutu sebagai pemenang Perang Dunia Pertama mengakui kedaulatan Republik Turki dan seluruh perbatasannya.

💡 *Lesson #3* ketika kekalahan tak terhindarkan maka mencari kesepakatan yang paling sedikit mudharatnya tidak dapat dinafikan.

Perjanjian Lausanne ini kemudian diratifikasi oleh Turki pada 23 agustus 1923, oleh Yunani pada 25 Agustus 1933, Italia pada 12 Maret 1924, Jepang pada 15 Mei 1924, dan Inggris Raya pada 16 Juli 1924. Perjanjian ini memiliki kekuatan hukum pada 6 Agustus 1924 ketika semua instrumen ratifikasi telah secara resmi disimpan di Paris, Perancis. Perjanjian ini terdiri dari 143 artikel dengan 4 bagian besar termasuk:

1. Convention on the Turkish Straits
2. Trade (abolition of capitulations)
3. Agreements
4. Binding letters.

Perjanjian ini menjadi landasan kemerdekaan Republik Turki termasuk perlindungan atas minoritas nasrani beragama Orthodox Yunani di Turki serta minoritas muslimin di Yunani. Akan tetapi, sebagian besar populasi nasrani di Turki maupun populasi muslimin di Yunani sudah saling mendeportasi. Hal ini sesuai dengan Konvensi Mengenai Pertukaran Populasi Yunani dan Turki (Convention Concerning the Exchange of Greek and Turkish Populations) yg disepakati kedua negara.

💡 *Lesson #4* Kaum Muslimin harus mengetahui bahwa pernah dan akan terus terjadi Perang Demografi berupa penggusuran, penetapan pajak lahan, serta upaya lainnya untuk menguasai suatu area melalui kebijakan publik.

Hanya penduduk minoritas Yunani di Konstantinopel, pulau Imbros dan Tenedos yg dikecualikan dalam konvensi tersebut (jumlah mereka sekitar 270 ribu ketika itu) sebagaimana muslimin di wilayah Thrace Barat (jumlahnya sekitar 129,120 orang pada 1923).

Artikel 14 pada perjanjian tersebut tentang kepulauan  Gökçeada (Imbros) and Bozcaada (Tenedos) dengan “special administrative organisation” yg ditolak oleh Turki pada tanggal 17 Agustus 1926. Turki juga (terpaksa) menerima hilangnya Cyprus dan (tuntutan gak atas) Mesir. Cyprus merupakan wilayah pendudukan Inggris Raya setelah Kongres Berlin 1878 walaupun secara de-jure tetap menjadi bangian Turki Utsmani hingga Perang Dunia Pertama. Sedangkan, Mesir dan Sudan Mesir-Inggris juga diduduki oleh Inggris Raya dengan dalih “meredam pemberontakan Urabi dan pemulihan ketentraman” namun secara de-jure juga masih dimiliki Turki Utsmani hingga akhir Perang Dunia Pertama. Keduanya secara sepihak dianeksasi Inggris pada 5 November 1914.

💡 *Lesson #5* kepiawaian dimplomasi selalu mengandalkan kekuatan militer sebagai penekan. Penting sekali Kaum Muslimin menjadi negara adi-daya untuk dapat memiliki hak mutlak menganeksasi negeri lain tanpa mengalami tekanan dari pihak lain.

Nasib provinsi Mosul diserahkan kepada Liga Bangsa-Bangsa. Turki juga dipaksa untuk melepas semua tuntutannya atas Kepulauan Dodecanese Islands yg secara terpaksa harus dikembalikan oleh Italia kepadanya sesuai Artikel 2 pada Perjanjian Ouchy 1912. Perjanjian ini sering disebut sebagai Perjanjian Pertama Lausanne (1912), di Château d’Ouchy sebuah kota di Swiss, setelah berakhirnya perang Italo-Turkey 1911-1912.

💡 *Lesson #6* kelemahan khilafah adalah kemalangan bagi Ummat Islam, apalagi ketiadaannya.

❓ *Apakah yang sudah kita lakukan untuk menyatukan Kaum Muslimin?*

✅ Agung Waspodo, masih mengukur dalamanya penyesalan atas mundurnya Turki Utsmani yg telah dibangun lebih dari 5 abad namun tak mampu dikelola serta dipertahankan dengan baik pada penghujung abad ke-19.

Depok, 24 Juli 2015 lebih hampir 6 jam

Khadijah Binti Khuwailid R.a. (Part 3)

Sirah

Ustadzah Yani

إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنْكُمُ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيرًا.

“Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.” (QS. Al-Ahzab: 33)

4⃣. Kesetiaan dan Keimanan

⇨ Kesetiaan bunda Khadijah tak hanya dalam urusan rumah tangga, namun sampai pada fase kehidupan Rasulullah masuk ruang lingkup kenabian. Pada usia 40 tahun, Rasulullah menerima wahyu pertama di gua Hira.

⇨ Kejadian berawal dengan hadirnya jibril yang datang dan memeluk Rasulullah sebanyak 3x sambil berkata …. “Bacalah”
dan setiap kali pula Rasulullah menjawab….”saya tidak dpat membaca”. Lalu jibrilpun membacakan :

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَق.
خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ.
اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ.
الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ.
عَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ.

(QS. Al-‘Alaq : 1-5)

⇨ Rasa takut & kepanikan yang dialami Rasulullah saat jibril menyampaikan wahyu yang pertama, ditanggapi oleh bunda Khadijah dg penuh kehangatan dan kelembutan, maka sirnalah segala gundah & kepanikan dalam diri Rasulullah SAW.

⇨ Kemudian bunda Khadijah & Rasulullah pergi ke rumah Waraqah bin Naufal, dia adalah orang yang banyak tahu isi kitab Taurat dan Injil. Orang yang sudah tua dan buta. Lalu, Rasulullah menceritakan apa yang terjadi, dan begitu mendengarnya waraqah pun tampak gembira. Lalu berkata:

“Itu adalah malaikat Jibril yang Allah turunkan kepada Nabi Musa, engkaulah Nabi umat ini. Ah Sayang sekali, seandainya saja aku masih hidup, saat engkau diusir oleh kaummu!”

“Apakah mereka akan mengusir aku?” tanya Rasulullah.

“Ya. Tidak ada seorangpun membawa ajaran seperti apa yang engkau bawa kecuali dia akan dimusuhi. Seandainya aku mengalami saat hal itu terjadi, sungguh aku akan membelamu”, kata Waraqah.

⇨ Namun sayang, Waraqah bin Naufal meninggal dunia ketika wahyu pertama sempat terputus beberapa lama. (lihat tafsir Ibnu Katsir dalam surat Al-Alaq)

⇨ Melihat apa yang akan dialami oleh Rasulullah SAW sebagaimana disampaikan oleh Waraqah, tanpa ragu bunda Khadijah menyatakan keimanannya dihadapan Rasulullah SAW. Hal ini jelas sangat besar pengaruhnya bagi diri Rasulullah SAW, serta meringankan beban dan membantu dalam tugas-tugas dakwah selanjutnya. Bunda Khadijah sudah sangat siap disamping Rasulullah, sebagai seorang istri yang akan selalu membelanya dan mendukung perjuangannya, baik dengan harta, pikirannya yang jernih, serta jiwanya.

⇨ Hal inilah yang sangat dikenang Rasulullah terhadap bunda Khadijah. Disamping kepribadiannya yang mulia. Maka, wajar jika kedudukannya dihati Rasulullah tidak tergantikan.

●•● Bersambung. . .

▣◈▣◈▣◈▣◈▣◈▣◈▣◈▣◈▣◈▣◈▣◈▣◈▣◈▣

◈ Maraji’ :
Isteri & Puteri Rasulullah SAW (Mengenal & Mencintai Ahlul Bait)
◈ Divisi Terjemah Kantor Dakwah Sulay KSA (Penyusun : Ust. Abdullah Haidir, Lc)

Dimakan Oleh Kata-kata Sendiri

Pemateri: Ustadz Agung Waspodo, SE, MPP

Ketika kota Konstantinopel sudah semakin terjepit oleh perluasan wilayah Turki Utsmani maka Kardinal Isidore dituntut untuk menggalang kekuatan.
Perlu diketahui bahwa bangsa Yunani waktu itu terpecah dan diduduki oleh berbagai kota Italia. Isidore ingin mengangkat kembali keharuman sejarah Yunani ketika dahulu mereka pernah menaklukkan kota Troya (Troy). Tanpa berfikir terlalu panjang maka bangsa Turki disamakan dengan bangsa Troya. Turki dianggap keturunan Teucri; moyang Troya.

Beres, kan!

Ternyata tidak juga, sejarah tidak dapat dicegah! Hadits Latuftahanna tetap terjadi sebagaimana nubuwwat Nabi SAW. Sultan muda bernama Mehmet menjadi “falani’mal amir” pembebas kota kaisar tersebut.

Kini kota Konstantinopel sudah beralih tangan dan Byzantium terpecah-pecah. Kembali, gereja Orthodox membutuhkan bantuan dari bangsa-bangsa Eropa sebelah barat. Semalas-malasnya para bangsawan Eropa waktu itu, masih tersisa penghormatan simbolis terhadap kepausan gereja Katholik.

Namun sayang, trauma panjang Perang Salib (Crusades) di Palestina-Syria-Mesir masih membekas. Gelora perang yang dikobarkan gereja Katholik sudah meredup auranya. Titah gereja berupa Papal Bull sudah tidak sesakral 200 tahunan yang lalu. Bahkan, kota-kota Italia menjalin hubungan dagang pragmatis dengan Turki Utsmani sejak sebelum Latuftahanna. Business as usual, katanya!

Diantara yang paling melemahkan kedudukan kekaisaran Byzantium adalah pendapat gereja Katholik bahwa bangsa Yunani sedang dihukum oleh Tuhan. Mereka dihukum atas kezaliman dan kebrutalan di Troya dulu. Memori buruknya perlakuan Byzantium atas pasukan salib dua abad yang lalu seakan terbayar lunas. Laonicus Chalcocondylas kecewa berat akan persepsi ini. Bahkan, paus Pius III juga gencar merevisi bahwa Teucri bukan Turcae.

Namun, semua bangsawan Eropa berhitung cermat. What’s in it for me? Mereka bertanya dalam hati, saya dapat apa dengan memerangi Turki Utsmani? Perang Salib Baru yang digadang paus dan kardinal tak kunjung konkrit.

Sultan Mehmet II Fatih bukan seorang pemimpin yang mudah ditebak. Beliau bahkan menyempatkan mengunjungi situs Troya beberapa bulan setelah Latuftahanna. Beliau tidak lama di sana, hanya menyempatkan untuk berkata, *”kami sudah balaskan kekalahan Troya.”* _Tanpa wartawan dan internet pun, ucapan itu sampai ke telinga bangsawan Eropa._ Mereka semakin ragu, mereka berhitung lagi!

🔸 *_Ternyata beliau banyak membaca! Sedangkan kita terlalu asyik dengan drama kehidupan media sosial_*  🔹

Perempatan Pemuda-bypass,
Jakarta, 6 Oktober 2016

Sikap Nabi Nuh Dari Penolakan Dan Pendustaan Mereka

Ustadzah Ida Faridah

◈ Ketika Nabi Nuh as melihat sikap mereka dan tidak hentinya mereka mengajak manusia untuk menyekutukan Allah (syirik), yang diaktualisasikan dengan melakukan perbuatan buruk dan merusak, ia berdo’a kepada Rabbnya agar membinasakan mereka, dan bertawassul dengan amal perbuatan yang telah dilakukan kepada mereka, dengan mengatakan:

⇨ Nuh berkata: “Ya Tuhanku sesungguhnya aku telah menyeru kaumku malam dan siang, maka seruanku itu hanyalah menambah mereka lari (dari kebenaran). Dan sesungguhnya setiap kali aku menyeru mereka (kepada iman) agar Engkau mengampuni mereka, mereka memasukkan anak jari mereka ke dalam telinganya dan menutupkan bajunya (kemukanya) dan mereka tetap (mengingkari) dan menyombongkan diri dengan sangat.

⇨ Kemudian sesungguhnya aku telah menyeru mereka (kepada iman) dengan cara terang-terangan, kemudian sesungguhnya aku (menyeru) mereka (lagi) dengan terang-terangan dan dengan diam-diam. Maka, aku katakan kepada mereka: ´Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, -sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun-, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.

⇨ Mengapa kamu tidak percaya akan kebesaran Allah? Padahal Dia sesungguhnya telah menciptakan kamu dalam beberapa tingkatan kejadian. Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah menciptakan tujuh langit bertingkat-tingkat? Dan Allah menciptakan padanya bulan sebagai cahaya dan menjadikan matahari sebagai pelita? Dan Allah menumbuhkan kamu dari tanah dengan sebaik-baiknya, kemudian Dia mengembalikan kamu ke dalam tanah dan mengeluarkan kamu (daripadanya pada hari kiamat) dengan sebenar-benarnya. Dan Allah menjadikan bumi untukmu sebagai hamparan, supaya kamu menjalani jalan-jalan yang luas di bumi itu”.

⇨ Nuh berkata: “Ya Tuhanku, sesungguhnya mereka telah mendurhakaiku dan telah mengikuti orang-orang yang harta dan anak-anaknya tidak menambah kepadanya melainkan kerugian belaka,
dan melakukan tipu-daya yang amat besar”. Dan mereka berkata: “Jangan sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) tuhan-tuhan kamu dan jangan pula sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) wadd, dan jangan pula suwwa´, yaghuts, ya´uq dan nasr”. Dan sesudahnya mereka menyesatkan kebanyakan (manusia); dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim itu selain kesesatan. Disebabkan kesalahan-kesalahan mereka, mereka ditenggelamkan lalu dimasukkan ke neraka, maka mereka tidak mendapat penolong-penolong bagi mereka selain dari Allah.

⇨ Nuh berkata: “Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan seorangpun di antara orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi. Sesungguhnya jika Engkau biarkan mereka tinggal, niscaya mereka akan menyesatkan hamba-hamba-Mu, dan mereka tidak akan melahirkan selain anak yang berbuat maksiat lagi sangat kafir. (QS. Nuh: 5-27)

◈ Maka dia mengadu kepada Tuhannya: “Bahwasanya aku ini adalah orang yang dikalahkan, oleh sebab itu menangkanlah (aku).” (QS. Al-qamar: 10)

Tidak Ada Kejayaan Tanpa Hantaman, Tidak Ada Persatuan Tanpa Kesatuan Harapan, Tidak Ada Bangsa Besar Tanpa Pemimpin Besar

Pemateri: *Ustadz Agung Waspodo, SE, MPP*

Kamis, 19 Dzul-Hijjah 804 Hijriah

🌐 Pertempuran di Ankara – 20 Juli 1402

Pertempuran yg terjadi di padang rumput Çubuk, dekat ibukota Turki sekarang yaitu Ankara. Pertempuran ini merupakan baku hantam terbesar antara Khilafah Turki Utsmani dengan Kesultanan Timur.

Pada pertempuran ini kedua pemimpin tertinggi, Sultan Bayezid I dan Sultan Timur (Lang, Lenk, Lame) berhadap-hadapan memimpin pasukannya masing-masing di garis terdepan. Pada era ini, menjadi pemimpin harus siap dituntut maju memimpin perang ke meda laga.

✳ *Lesson #1* pemimpin adalah teladan.

Pertempuran, dimana jumlah pasukan Timur 4 kali lipat lebih banyak tersebut, berakhir dengan kekalahan telak pada pihak Khilafah Turki Utsmani. Bahkan menyebabkan tertangkapnya Sultan Bayezid I. Kekalahan ini juga diwarnai dengan sejumlah pengkhianatan pada barisan Turki Utsmani dari elemen kavaleri Tatar. Turut membelot juga adalah kesatuan berkuda Sipahi lokal dari beberapa beylik Turki.

✳ *Lesson #2* pemimpin yang cakap senantiasa waspada akan potensi pengkhianatan.

Pengkhianatan adalah penyakit bagi setiap peradaban yg hendak maju memimpin dunia. Ia bagaikan sebuah proses untuk menempa masyarakat dan pemimpin dari suatu bangsa. Jika berhasil, maka bangsa tersebut berpeluang menjadi besar. Seberapa cepat dan tangkas mengatasinya merupakan salah satu indikator kertahanan bangsa tersebut. Dengan ketahanan itu maka terpelihara peradaban.

✳ *Lesson #3* pengkhianatan harus diatasi secara cepat dan tangkas.

Namun, pertempuran tidak seimbang ini terus berlanjut, bahkan hampir sepekan kontingen pengawal sultan bertahan dalam kepungan di pebukitan Çubuk. Pada akhirnya, satu-persatu mereka menemui ajalnya hingga sultan jatuh tertawan. Sultan Bayezid I bergelar Yıldırım akhirnya wafat setelah 1 tahun dalam tawanan dan jenazahnya dikirim kembali ke anaknya Mehmed Çelebi setelah Sultan Timur sendiri wafat juga.

✳ *Lesson #4* menyesali suatu keadaan tidak akan mengubahnya, belajar lebih baik untuk membangun masa depan.

Kesedihan adala keniscayaan dalam sebuah kekalahan, namun hal itu tidak perlu terlalu lama bagi bangsa yg besar. Pembelajaran atas sebab-sebab kekalahan menjadi prioritas yg lebih utama ketimbang ratapan kesedihan komunal.

Masa hilanganya kepemimpinan Khilafah Turki Utsmani dikenal dalam sejarah sebagai “interregnum.” Masa ini berlalu dengan konsolidasi ulang oleh salah seorang anak mendiang sultan, yg kemudian dikenal sebagai Sultan Mehmed I. Gelarnya adalah Çelebi, seorang yang cepat dan tangkas sebagai pemersatu. Khilafah Turki Utsmani kembali bergerak, tumbuh, dan terus berkembang sampai 2-3 abad setelah itu.

✳ *Lesson #5* setiap masa memiliki tokohnya, jadilah manusia yang berperan besar di zamannya.

Dari seorang pemimpin yg laju kerjanya sangat “secepat kilat” sesuai gelar Yıldırım-nya lalu lahirlah seorang pemimpin pemersatu yg cerdas mengatasi masa genting seperti Mehmed I bergelar Çelebi yg berarti “cerdas.” Mungkin ada benarnya, bahwa buah tidak jatuh begitu jauh dari pohonnya; kebaikan melahirkan kebaikan.

📚 _*Lalu apa peran kita dalam era keterpurukan Ummat Islam sekarang ini?*_

Agung Waspodo, pagi sebelum silaturrahim di wilayah Depok dan sekitarnya.. 613 tahun kemudian!
Depok, 20 Juli 2015

Nabi Nuh AS (Part 4)

Ustadzah Ida Faridah

Assalamu’alaikum adik-adik….
Apa kabarnya hari ini? Semoga kita semua masih dalam lindungan Allah SWT, kali ini kita bahas tentang Nabi Nuh as. Lagi

*Sikap Kaumnya Atas Pribadi dan Dakwahnya*

Sikap Kaumnya terhadap pribadi dakwanya adalah takdzib (mendustakan) dan menyebutnya dengan sebutan yang tidak patut baginya. Mereka menyebutnya Dhalal/sesat yang tidak ada lagi kesesatan sesudahnya. Seperti firman Allah:

“Pemuka-pemuka dari kaumnya berkata: ‘sesungguhnya kami memandang kamu berada dalam kesesatan yang nyata”. (Al-A’araf:60)

Tidak mengakuinya sebagai rasul karena manusia biasa seperti mereka. Mereka beranggapan kalau rasul itu harus berupa malaikat. Firman Allah:

“Maka berkatalah pemimpin-pemimpin yang kafir dari kaumnya: ‘Kami tidak melihat kamu, melainkan sebagai seorang manusia biasa seperti kami,….(Huud:27)

“Maka pemuka-pemuka orang yang kafir diantaranya menjawab: ‘Orang ini tidak lain hanyalah manusia seperti kamu, yang bermaksud hendak menjadi seorang yang lebih tinggi dari kamu. Dan kalau Allah menghendaki, tentu dia mengutus beberapa orang malaikat. belum pernah kami mendengar (seruan yang seperti) ini pada masa nenek moyang kami yang dahulu. (Al-Mukminun: 24)

Mereka menganggapnya gila yang harus disikapi dengan sabar sampai datang ajalnya. Allah swt berfirman menceritakan ucapan mereka:

“La tidak lain hanyalah seorang laki-laki yang berpenyakit gila, Maka tunggulah (sabarlah) terhadapnya sampai suatu waktu”. (Al-Mukminun:25)

“Sebelum mereka, telah mendustakan (pula) kamu Nuh, Maka mereka mendustakan hamba kami (Nuh) dan mengatakan: ‘Dia seorang gila dan dia sudah pernah diberi ancaman”. (Al-Qamar:9)

Bahwa ia tidak diikuti kecuali oleh orang-orang terhina. Allah berfirman
“….dan kami tidak melihat orang-orang mengikuti kamu, melainkan orang-orang yang hina di antara kami yang lekas percaya saja, dan kami tidak melihat kamu memiliki sesuatu kelebihan apapun atas kami, bahkan kami yakin bahwa kamu adalah orang-orang yang dusta”. (Huud:27)

Sampai pada tingkat penolakan total, tidak mau mendengar ucapan Nabi Nuh as, istikbar (sombong) dan bahkan ajakan untuk mempertahankan sesembahnya dan tidak meninggalkanya untuk selama-lamanya. Allah berfirman:

“Maka seruanku itu hanyalah menambah mereka lari (dari kebenaran). Dan sesungguhnya setiap kali Aku menyeru mereka (kepada iman) agar engkau mengampuni mereka, mereka memasukkan anak jari mereka ke dalam telinganya dan menutupkan bajunya (kemukanya) dan mereka tetap (mengingkari) dan menyombongkan diri dengan sangat”. (Nuh: 7)

Dan mengancamnya jika tidak menghentikan da’wahnya maka akibatnya adalah pembunuhan dengan cara dirajam (dilempar dengan batu). Allah berfirman

“Mereka berkata: sungguh jika kamu tidak mau berhenti Hai Nuh, niscaya benar-benar akan termasuk orang-orang dirajam”. (Asy-syu’ara:116)

Sekolah Pengawal Peradaban – Sekolah Menengah Atas Militer

🌐 _Delapan pelajaran dari sejarah institusi pendidikan militer dari era kekhilafahan hingga republik_

Sekolah Menengah Atas Militer Kuleli didirikan pada tanggal 21 September 1845 pada Era Turki Utsmani. Nama aslinya adalah Mekteb-i Fünun-ı İdadiye dan bertempat di Barak umum militer Maçka dan markas kavaleri, kekhilafahan Turki Utsmani, İstanbul.

Selama waktu perluasan dan peremajaan gedung, proses pendidikan dilangsungkan pada kios berjajar Çinili Köşk. Gedung ini pula menjadi markas Band Militer Kenegaraan, Mızıka-i Hümayun. Karena keterbatasan tempat, maka kios tersebut juga menjadi markas Kesatuan Logistik dan Komunikasi, Zülüflü Baltacılar Ocağı. Setelah gedung utama rampung, proses pendidikan baru dilaksanakan pada tahun kedua dengan prosesi peresmian langsung oleh Sultan Abdul Majid pada tanggal 10 Oktober 1846.

💡 *Lesson #1* peradaban memerlukan pengawalan.

Pada tahun 1868 keempat sekolah menengah atas militer digabungkan dengan nama barunya Umum Mekteb-i İdadî Şahane. Sekolah gabungan ini menempati barak Galatasaray. Namun upaya penyatuan ini kandas dan keempat sekolah dipecah lagi.  Kedua sekolah Mekteb-i Fünun-ı İdadîye dan Sekolah Menengah Atas Kelautan, Deniz İdadîsi, menempati barak Kuleli pada tahun 1872. Penggabungan keduanya diberi nama baru Kuleli İdadîsi.

💡 *Lesson #2* spesialisasi sekolah militer sesuai cabang kematraan.

Pada perang Russia-Turki Utsmani tahun 1877-78 sekolah ini diubah fungsi menjadi rumah-sakit militer karena berada di tapi Selat Bosphorus yang strategis. Para siswa dipindahkan ke gedung kadet Akademi Militer di Pagaltı, bagian İstanbul lainnya. Setelah perang usai para siswa dipulangkan, tapi ke gedung di Çengelköy. Di gedung tersebut mereka kembali digabung kali ini dengan siswa Sekolah Menengah Atas Kemiliteran Medik, Askeri Tıbbiye İdadîsi, pada tahun 1879.

💡 *Lesson #3* selalu ada kesiapan multi fungsi dan fleksibilitas peruntukan bangunan.

Sebagian bangsal rumah-sakit militer yang berada di gedung tepi selat juga direalokasi ke tempat ini karena semakin padat. Untuk menjaga ketertiban dan sanitasi, akhirnya rumah-sakit militer tersebut seluruhnya dipindahkan ke Istana Beylerbeyi. Untuk kepentingan spesialisasi, maka sekolah Menengah Atas Militer Medik kembali dipisahkan dan menempati lokal baru di area Haydarpaşa pada tahun 1910.

💡 *Lesson #4* pendidikan tidak boleh berhenti dengan alasan apapun.

Pada Perang Balkan 1912-13, barak Kuleli kembali diubah fungsi menjadi rumah-sakit militer. Siswa sekolah menengah atas kembali dipisah. Sebagian ditempatkan di Sekolah Menengah Atas Putri Adile di Kandili, lainnya ke Istana Beylerbeyi. Pada akhir peperangan semua kembali ke gedungnya masing-masing pada tahun 1913.

💡 *Lesson #5* membiasakan siswa kadet militer hidup prihatin itu perlu.

Sepanjang Perang Dunia Pertama, sekolah ini dipindahkan ke Rumah Yatim milik Greek Orthodox di Pulau Büyükada Island, lepas pantai kota İstanbul. Pada akhir Perang Dunia Pertama, siswa kembali dipindahkan. Kali ini atas perintah Inggris sesuai ketentuan Perjanjian Mudros. Pulau tersebut menjadi tempat transit bagi anak yatim dan pengungsi Armenia yang dideportasi keluar dari wilayah Turki.

💡 *Lesson #6* kekalahan bukan sebuah pilihan yang positif dalam perang; namun belajar dari kekalahan adalah mutlak.

Siswa sekolah menengah atas militer kembali berpidah-pindah dari tenda-tenda di bawah Jembatan Sünnet di Kağıthane, sebulan kemudian ke markas polisi di Maçka. Karena gedung polisi tersebut akan diduduki Inggris, siswa dipindahkan lagi ke Sekolah Polisi Gendarmerie dekat Istana Beylerbeyi pada tanggal 26 Desember 1920. Setelah Turki berhasil menang dalam Perang Kemerdekaan 1919-22 maka dicapailah Perjanjian Lausanne 1923. Salah satu butir perjanjian adalah Inggris memgevakuasi diri dari barak Kuleli. Siswa kembali ke rumah awal mereka dengan bangga pada tanggal 6 Oktober 1923.

💡 *Lesson #7* siswa kadet sejatinya adalah pejuang.

Sekolah bersejarah ini berubah menjadi Sekolah Menengah Atas Sipil berdasarkan peraturan pendidikan Tevhid-i Tedrisat pada tahun 1924. Sekolah tersebut diubah namanya menjadi Sekolah Menengah Atas Kuleli. Tidak lama, pada akhir tahun 1924, sekolah ini kembali menjadi sekolah militer atas pertimbangan nasionalisme dengan nama Sekolah Menengah Atas Kuleli hingga kini.

💡 *Lesson #8* sekularisasi militer yang sudah menyusup sejak lama dalam tubuh kekhilafahan semakin menjadi setelah kehancuran kekhilafahan.

Sepanjang netralitas Republik Turki pada Perang Dunia Kedua, sekolah ini dipindahkan ke kota Konya mulai bulan Mei 1941. Perpindahan ini sejalan dengan rencana mobilisasi darurat. Gedung yang ditinggalkan siswa kembali menjadi rumah-sakit militer berkapasitas 1000 tempat tidur. Di tempat yang sama, juga ditempatkan Pusat Komando Transportasi Militer Bosphorus.

Sekolah kembali ke tempatnya semua pada penghujung perang, persisnya pads tanggal 18 Agustus 1947. Sekolah bersejarah ini menerapkan kurikulum sains pada tahun akademik 1975-76. Setelah itu, secara bertahap menerapkan sistem pra perguruan tinggi. Masa studi ditingkatkan dari 3 menjadi 4 tahun dengan penambahan kelas persiapan unuversitas.

❔ Bagaimana dengan sekolah-sekolah kita, seberapa besar perjuangannya?

Nabi Nuh AS (Part 3)

Ustadzah Ida Faridah

Assalamu’alaikum adik-adik….
Apa kabarnya hari ini? Semoga kita semua masih dalam lindungan Allah SWT, kali ini kita bahas tentang Nabi Nuh as. Lagi

*Penyebutan Nuh Dalam Al-Qur’an*

Nuh disebutkan dalam Al-Qur’an sebanyak 43 kali, 16 diantaranya dengan penyebutan kaumnya seperti firman Allah swt:

“Dan kaum Nuh sebelum itu, sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang paling zalim dan paling durhaka”. (An-Najm: 52)

Al-Qur’an telah mengisahkan Nuh bersama kaumnya, sikap mereka terhadap Nuh dan risalahnya, akibat dari sikap mereka, dan selamatnya Nuh bersama pengikutnya dengan bahtera yang membawa mereka.

Ayat-ayat yang menceritakan kisah Nuh anatara lain: Al-A’raf ayat 59-64, Yunus ayat 71-73, Hud ayat 25-49, Al-Anbiya ayat 76-77, Al-Mu’minun ayat 23-30, Asy-Syuara ayat 105-122, Ash-Shafat ayat 75-82, Al-Qamar ayat 9-16, ditambah lagi ayat-ayat lain yang memuji beliau dan mencela orang-orang yang menentang beliau.

Al-qur’an memfokuskan kisah Nabi Nuh as pada sisi-sisi berikut ini:

1⃣ Mihwar (Fokus atau Tema Sentral) Risalahnya

Tema sentral risalah Nuh as seperti risalah para nabi dan rosul lainnya, yakni dakwah kepada tauhidullah, pengesaan Allah swt dalam ibadah dengan tidak menyekutukan-Nya dengan patung, berhala, dan semua thaghut. Allah swt berfirman:

“Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya lalu ia berkata: ‘Wahai kaumku sembahlah Allah, sekali-kali tak ada Tuhan bagimu selain-Nya’. Sesungguhnya (kalau kamu tidak menyembah Allah), Aku takut kamu akan ditimpa azab hari yang besar (kiamat). (Al-A’araf:59)

2⃣ Manhaj Nuh as Dalam Menyeru Manusia Beribadah Kepada Allah

Manhaj Nuh as dalam mengajak manusia untuk beribadah kepada Allah adalah sebagai berikut:

a. Berda’wah terus menerus siang malam secara sirriyyah (sembunyi-sembunyi) maupun ‘alaniyyah (terang-terangan)

b. Variasi cara penyampaian, sesekali dengan memberi kabar gembira, sesekali dengan peringatan. Kadang dengan menjelaskan bahwa ia tidak mempunyai kepentingan atas mereka dan keinginan kuatnya agar mereka selamat, kadang dengan menyentuh akal sehat mereka, kadang menyapa hati nurani, dan sesekali dengan menyadarkan lewat panca indra mereka.

Pionir Aplikasi Teknologi Syuhada Kedirgantaraan Khilafah

Pemateri: *Ustadz Agung Waspodo, SE, MPP*

Pernah ke Damaskus dan Ziarah ke Pusara Sultan Shalahuddin al-Ayyubi? Pernah Melihat Tiga Kuburan Bersimbol Turki Utsmani di Dekatnya?

Begini ceritanya.. ketiga jenazah yang dikuburkan di dalam kompleks pusara sultan Shalahuddin al-Ayyubi itu bukan sembarangan tentunya. Mereka adalah Letnan Laut (Bahriye Yuzbaşısı) Fethi Bey, Letnan Satu Artileri (Topçu Mülazım-ı Ula) Sadık Bey, dan Letnan Dua Artileri (Topçu Mulazım-ı Saniye) Nuri Bey.

💡 *Lesson #1* jadilah syahid, insyaaAllah dekat dengan  para syuhada.

Mereka bertiga adalah pionir angkatan udara Turki Utsmani yang ditugaskan untuk terbang dari İstanbul ke perbatasan Mesir untuk mengintai persiapan Sekutu menjelang meletusnya Perang Dunia Pertama.

💡 *Lesson #2* Kaum Muslimin harus menguasai setiap matra kemiliteran.

Namun takdir menentukan lain, pada etape ke-10 dari misi panjangnya tersebut terjadi kesalahan teknis yang menyebabkan kedua pesawat yang mereka tumpangi jatuh. Pesawat pertama, Blériot XI, yang dipiloti oleh Fethi Bey dan navigator Sadık Bey jatuh tidak jauh dari Danau Tiberias, 27 Februari 1914.

💡 *Lesson #3* perhitungkan risiko dan siapkan perbekalan, namun serahkan dirimu kepada Allah dengan sepenuh hati.

Pesawat kedua, Deperdussin B, yang dipiloti İsmail Hakki Bey dan navigator Nuri Bey yang meneruskan penerbangan pengintaian jatuh karena sebab teknis di laut Mediterranean tak jauh dari pantai kota Jaffa, 11 Maret 1914. Hanya Nuri Bey yang wafat dalam kecelakaan ini.

💡 *Lesson #4* syahidnya rekan seperjuangan tidak boleh menyurutkan, justru mengobarkan, semangat juang.

Turki Utsmani mengumumkan perang pada bulan November 1914 kepada pihak Sekutu setelah banyak keputusan politik dunia dan pertimbangan regional. Para syuhada dirgantara telah memberikan teladan sebelum pecah perang dunia tersebut.

Setelah dishalatkan di Masjid Umayyah di Damaskus, mereka bertiga dimakamkan di tempat terhormat tersebut sebagai bentuk penghargaan tinggi kepada ketiga pionir penerbangan dalam sejarah Dunia Islam.

💡 *Lesson #5* monumen maupun prasasti kepahlawanan adalah untuk menyemangati mereka yang masih hidup dan berjuang; adapun para syuhada sudah mendapatkan tempat yang layak disisiNya.

Mereka diantar dengan kawalan militer dan penghormatan tinggi dari penduduk yang memadati lokasi pekuburan. Mereka berdua adalah syuhada pertama dari angkatan udara, sebuah cabang angkatan perang yang masih baru dalam teknologi dunia.

Tugu peringatannya juga dibangun di distrik Fatih di kota İstanbul pada 2 April 1914 dan baru selesai pada tahun 1916. Tugu tersebut dikenal sebagai Monumen Syuhada Penerbangan (Aviation Martyr’s Monument) yang awalnya disebut “Tayyare Şehitleri Abidesi” lalu diubah pada menjadi “Hava Şehitleri Anıtı.”

💡 *Lesson #6* bumi Syam adalah tanah yang bersimbah darah para syuhada; tidak ada tempat untuk pemimpin syi’ah Nusairiyah di sana.

❔ Jika terobosan teknologi dan aplikasinya dalam berbagai bidang ilmu terapan merupakan sesuatu yang Islami maka Turki Utsmani sudah memulainya. Apakah kita juga?