Bagian Sebelumnya:
Pemateri: Ustadzah Ida Faridah
Assalamu’alaikum adik-adik….
Apa kabarnya hari ini? Semoga kita semua masih dalam lindungan Allah SWT, kali ini kita bahas tentang Nabi Nuh as. Lagi
Sikap Kaumnya Atas Pribadi dan Dakwahnya
Sikap Kaumnya terhadap pribadi dakwanya adalah takdzib (mendustakan) dan menyebutnya dengan sebutan yang tidak patut baginya. Mereka menyebutnya Dhalal/sesat yang tidak ada lagi kesesatan sesudahnya. Seperti firman Allah:
“Pemuka-pemuka dari kaumnya berkata: ‘sesungguhnya kami memandang kamu berada dalam kesesatan yang nyata”. (Al-A’araf:60)
Tidak mengakuinya sebagai rasul karena manusia biasa seperti mereka. Mereka beranggapan kalau rasul itu harus berupa malaikat. Firman Allah:
“Maka berkatalah pemimpin-pemimpin yang kafir dari kaumnya: ‘Kami tidak melihat kamu, melainkan sebagai seorang manusia biasa seperti kami,….(Huud:27)
“Maka pemuka-pemuka orang yang kafir diantaranya menjawab: ‘Orang ini tidak lain hanyalah manusia seperti kamu, yang bermaksud hendak menjadi seorang yang lebih tinggi dari kamu. Dan kalau Allah menghendaki, tentu dia mengutus beberapa orang malaikat. belum pernah kami mendengar (seruan yang seperti) ini pada masa nenek moyang kami yang dahulu. (Al-Mukminun: 24)
Mereka menganggapnya gila yang harus disikapi dengan sabar sampai datang ajalnya. Allah swt berfirman menceritakan ucapan mereka:
“La tidak lain hanyalah seorang laki-laki yang berpenyakit gila, Maka tunggulah (sabarlah) terhadapnya sampai suatu waktu”. (Al-Mukminun:25)
“Sebelum mereka, telah mendustakan (pula) kamu Nuh, Maka mereka mendustakan hamba kami (Nuh) dan mengatakan: ‘Dia seorang gila dan dia sudah pernah diberi ancaman”. (Al-Qamar:9)
Bahwa ia tidak diikuti kecuali oleh orang-orang terhina. Allah berfirman
“….dan kami tidak melihat orang-orang mengikuti kamu, melainkan orang-orang yang hina di antara kami yang lekas percaya saja, dan kami tidak melihat kamu memiliki sesuatu kelebihan apapun atas kami, bahkan kami yakin bahwa kamu adalah orang-orang yang dusta”. (Huud:27)
Sampai pada tingkat penolakan total, tidak mau mendengar ucapan Nabi Nuh as, istikbar (sombong) dan bahkan ajakan untuk mempertahankan sesembahnya dan tidak meninggalkanya untuk selama-lamanya. Allah berfirman:
“Maka seruanku itu hanyalah menambah mereka lari (dari kebenaran). Dan sesungguhnya setiap kali Aku menyeru mereka (kepada iman) agar engkau mengampuni mereka, mereka memasukkan anak jari mereka ke dalam telinganya dan menutupkan bajunya (kemukanya) dan mereka tetap (mengingkari) dan menyombongkan diri dengan sangat”. (Nuh: 7)
Dan mengancamnya jika tidak menghentikan da’wahnya maka akibatnya adalah pembunuhan dengan cara dirajam (dilempar dengan batu). Allah berfirman
“Mereka berkata: sungguh jika kamu tidak mau berhenti Hai Nuh, niscaya benar-benar akan termasuk orang-orang dirajam”. (Asy-syu’ara:116)
Dipersembahkan oleh : www.manis.id
Follow IG MANIS : http://instagram.com/majelismanis
Subscribe YouTube MANIS : https://youtube.com/c/MajelisManisOfficial
📱Info & Pendaftaran member : https://bit.ly/gabungmanis
💰 Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
An. Yayasan Manis
No Rek BSM : 7113816637
Konfirmasi:
wa.me/6285279776222
wa.me/6287782223130