Bebagai Amalan yang Dianjurkan di Bulan Sya’ban

0
128

🌿🌺🍂🍀🌼🍄🌷🌹

📝 Pemateri: Ustadz Rikza Maulan, Lc., M.Ag

عَنْ أُسَامَةَ بْنَ زَيْدٍ قَالَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ لَمْ أَرَكَ تَصُومُ شَهْرًا مِنْ الشُّهُورِ مَا تَصُومُ مِنْ شَعْبَاانَ؟ قَالَ ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ اْلأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ فَأُحِبُّ أأَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ (رواه النسائي)

Dari Usamah bin Zaid ra berkata, aku bertanya kepada Rasulullah SAW, ‘Wahai Rasulullah SAW, aku tidak melihatmu berpuasa sunnah di bulan-bulan lainnya (sebanyak) engkau berpuasa di bulan sya’ban?’ Beliau bersabda, ‘Ia merupakan bulan yang sering dilupakan oleh kebanyakan manusia, yaitu antara bulan Rajab dan bulan Ramadhan. Padahal bulan Sya’ban merupakan bulan diangkatnya amal perbuatan manusia kepada Allah SWT, dan aku berkeinginan ketika amalku diangkat dan dilaporkan kepada Allah, aku dalam keadaan berpuasa.’ (HR. Nasa’i)

©️ Takhrij Hadits :

Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Naas’I dalam Sunannya, dalam Kitab As-Shiyam, Bab Shaumin Nabi SAW hadits no 2318. Diriwayatkan juga oleh Imam Ahmad bin Hambal dalam Musnadnya, dalam Musnad Al-Anshar, hadtis Usamah bin Zaid Hubbi Rasulillah SAW, hadits no 20758.

®️ Hikmah Hadits :

1. Sya’ban merupakan bulan yang Rasulullah SAW mengingatkan kita untuk senantiasa mewarnainya dengan berbagai macam ibadah, khususnya memperbanyak ibadah puasa sunnah. Banyak riwayat yang menggambarkan bahwa beliau SAW sangat antusias mengerjakan puasa sunnah di bulan Sya’ban, bahkan digambarkan oleh Aisyah ra bahwa Nabi SAW berpuasa penuh di bulan Sya’ban, kecuali beberapa hari saja yang beliau tidak berpuasa di bulan Sya’ban ini. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam beberapa riwayat berikut :

عَنْ أَبِي سَلَمَةَ أَنَّ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا حَدَّثَتْهُ قَالَتْ لَمْ يَكُنْ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُ شَهْرًا أَكْثَرَ مِنْ شَعْبَانَ فَإِنَّهُ كَانَ يَصُومُ شَعْبَانَ كُلَّهُ…” (رواه البخاري)

Dari Abu Salamah ra bahwa Aisyah ra mengatakan kepadanya, ‘Bahwa Rasulullah SAW tidak pernah berpuasa pada bulan-bulan tertentu yang melebihi daripada puasa sunnah beliau di bulan Sya’ban. Beliau berpuasa penuh (full) di bulan sya’ban…” (HR. Bukhari)

Dalam riwayat lainnya juga disebutkan :

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ وَلَمْ أَرَهُ صَائِمًا مِننْ شَهْرٍ قَطُّ أَكْثَرَ مِنْ صِيَامِهِ مِنْ شَعْبَاانَ كَانَ يَصُومُ شَعْبَانَ كُلَّهُ كَانَ يَصُومُ شَعْبَانَ إِلاَّ قَلِيلاً (رواه مسلم)

Dari Aisyah ra berkata, ‘Aku tidak melihat beliau berpuasa pada bulan-bulan tertentu lebih banyak di bandingkan dengan puasa beliau di bulan sya’ban. Beliau berpuasa penuh di bulan sya’ban, beliau berpuasa di bulan sya’ban kecuali sedikit.’ (HR. Muslim)

2. Adapun hikmah mengapa Rasulullah SAW memperbanyak puasa sunnah di bulan Sya’ban adalah sebagai berikut

• Karena Sya’ban merupakan bulan diangkatnya amal perbuatan seorang hamba kepada Allah SWT, sebagaimana dijelasakan dalam riwayat di atas.

• Karena Bulan Sya’ban merupakan pintu gerbang menuju sebuah bulan yang agung, yaitu bulan Ramadhan. Dan amalan wajib sekaligus amalan paling utama di bulan ramadhan adalah puasa ramadhan. Oleh karenanya setiap muslim harus mempersiapkan diri untuk menghadapi ‘kompetisi’ kebaikan di bulan ramadhan, diantaranya dengan ‘latihan’ berpuasa sunnah di bulan sya’ban.

Mengenai hal ini, Syekh Ibnu Rajab mengemukakan, (al-Wakil, 1997 : 15) : “Sesungguhnya puasa sya’ban adalah seperti sarana latihan untuk (persiapan) puasa ramadhan. Agar seseorang tidak merasakan kesusahan dan kepayahan dalam berpuasa ramadhan, bahkan sebaliknya ia menjadi telah terbiasa dan ternuansakan dengan ibadah puasa. Dengan puasa sya’ban ini jugalah, seseorang dapat merasakan manisnya puasa ramadhan. Ia pun melaksanakan kewajiban untuk berpuasa dengan kekuatan dan semangat yang tinggi.”

3. Selain anjuran untuk memperbanyak puasa sunnah, di bulan Sya’ban kita juga dianjurkan untuk memperbanyak membaca Al-Qur’an. Dahulu para salafuna shaleh menjadikan bulan ini sebagai bulan membaca Al-Qur’an, sebagaimana dijelaskan dalam riwayat berikut :

وقال سلمة بن كهيل: كان يقال شهر شعبان شهر القراء، وكان حبيب بن أبي ثابت إذا دخل شعبان قال: هذا شهر القراء، وكان عمرو بن قيس الملائي إذا دخل شعبان أغلق حانوته وتفرغ لقراءة القرآن (لطائف المعارف فيما لمواسم العام من الوظائف، صفحة 135)

Salamah bin Kahil berkata, Dahulu dikatakan bahwa Sya’ban merupakan bulannya para pembaca Al-Qur’an. Sementara Habib bin Abi Tsabit berkata, Apabila memasuki bulan Sya’ban ia berkata, ‘Ini (Sya’ban) merupakan bulannya para pembaca Al-Qur’an. Kemudian Amru bin Qais Al-Mala’I apabila memasuki bulan Sya’ban maka ia menutup tokonya, dan fokus untuk membaca Al-Qur’an. (Latha’iful Ma’arif Fima Limawasimil Aami Minal Wadza’if, Ibnu Rajab Al-Hambali hal 135).

4. Selain banyak berpuasa sunnah dan membaca Al-Qur’an, Sya’ban juga dijadikan momentum bagi salafuna shaleh untuk mengeluarkan zakat-zakat maal mereka. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam riwayat dari Anas bin Malik, sebagaimana yang nuqil oleh Ibnu Hajar Al-Atsqalani dalam Fathul Bari :

كان المسلمون إذا دخل شعبان أكبوا على المصاحف وأخرجوا الزكاة

Adalah kaum muslimin apabila telah memasuki bulan sya’ban, mereka membaca mushaf-mushaf mereka. Mereka juga mengeluarkan zakat-zakat mereka…(Fathul Bari Juz XIII/ hal 310 – 311/ Kitab Al-I’tisham Bil Kitabi Was Sunnah)

Diantara hikmah merngapa salafuna shaleh mengeluarkan zakat di bulan Sya’ban adalah agar pada saat memasuki bulan Ramadhan, mereka telah tuntas menunaikan kewjiban Maliyah mereka berupa zakat. Sehingga di bulan Ramadhaan mereka bisa lebih maksimal untuk mengeluarkan infak dan shadaqah mereka. Karena infak shadaqah yang paling afdhal adalah infak shadaqah di bulan Ramadhan.

عَنْ أَنَسٍ قَالَ سُئِلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ الصَّوْمِ أَفْضَلُ بَعْدَ رَمَضَانَ فَقَالَ شَعْبَانُ لِتَعْظِيمِ رَمَضَانَ قِيلَ فَأَيُّ الصَّدَقَةِ أَفْضَلُ قَالَ صَدَقَةٌ فِي رَمَضَانَ (رواه الترمذي)

Dari Anas ra berkata, bahwa Nabi SAW ditanya tentang puasa yang paling utama setelah Ramadlan? Beliau menjawab, “(Yaitu berpuasa di) Bulan Sya’ban, untuk memuliakan Ramadlan,” Kemudian Beliau ditanya lagi, “lalu Shadaqah apa yang paling utama?” Beliau menjawab, “Shadaqah di bulan Ramadlan.” (HR. Tirmidzi)

5. Dianjurkan juga di bulan Sya’ban untuk memperbanyak doa agar dipertemukan Allah SWT dengan bulan Ramadhan. Diriwayatkan bahwa salafus shaleh berdoa agar dapar meraih keutamaan Ramadhan sejak enam bulan sebelum Ramadhan :

عن المعلى بن فضل، كانوا يدعون الله تعالى ستة أشهر أن يبلغهم رمضان، ثم يدعونه ستة أشهر أن يتقبله منهم

Dari Al-Mu’alla bin Fadhl berkata, “Mereka berdoa kepada Allah SWT sejak enam bulan sebelum Ramadhan meminta agar Allah SWT menyamapaikan mereka ke bulan Ramadhan. Dan mereka juga berdoa kepada Allah Swt hingga enam bulan setelah Ramadham meminta agar amalan mereka di bulan Ramadhan diterima oleh Allah SWT. (Al-Wakil, 1997 : 19)

Diantara doa yang dibaca salafuna shaleh adalah sebagai berikut :

وقال يحيى بن أبي كثير كان من دعائهم، اللَّهُمَّ سَلِّمْنِي إِللَى رَمَضَانَ، وَسَلِّمْ لِيْ رَمَضَانَ، وَتُسَلِّمُهُ منّي مُتَقَبَّلاً

Yahya bin Abi Katsir berkata, bahwa diantara doa yang mereka panjatkan adalah, “Ya Allah sampaikanlah aku ke bulan Ramadhan. Dan jadikanlah bulan Ramadhan sampai kepadaku. Dan jadikanlah kami berjumpa dengan selamat dengan bulan Ramadhan. (Latha’iful Ma’arif Ma’arif Fima Limawasimil Aami Minal Wadza’if, Ibnu Rajab Al-Hambali hal. 148)

6. Maka, di bulan Sya’ban ini mari kita bersama-sama menggapai keridhaan Allah SWT dengan memperbanyak amalan sebagai berikut :

a. Memperbanyak puasa sunnah sebanyak-banyaknya. Karena Rasulullah SAW berpuasa sunnah hampir satu bulan penuh di bulan Sya’ban.

b. Memperbanyak membaca Al-Qur’an, karena Sya’ban merupakan bulannya para pembaca Al-QUr’an.

c. Mempersiapkan diri dengan membudgetkan zakat infak dan shadaqah, karena salafuna shaleh banyak mengeluarkan zakat di bulan Sya’ban, agar di bulan Ramadhan bisa maksimal infak shadaqah.

d. Memperbanyak doa agar dipertemukan dengan bulan Ramadhan dalam keadaan sehat, baik dan dapat menjalankan ibadah secara maksimal.

e. Memperbanyak ibadah-ibadah sunnah lainnya, seperti dzikir, shalat dhuha, shalat tahajud, dsb, karena di bulan ini amalan seorang hamba akan diangkat (dilaporkan) kepada Allah SWT.

Semoga kita semua bisa meraih segala kebaikan dan keberkahan yang Allah SWT berikan di bulan ini dan semoga Allah SWT mempertemukan kita dengan bulan Ramadhan dalam keadaan terbaik yang Allah berikan kepada kita semua……
Amiin Ya Rabbal Alamiinn

Wallahu A’lam

🍃🍃🌺🍃🍃🌺🍃🍃


Dipersembahkan oleh : www.manis.id

Follow IG MANIS : https://www.instagram.com/majelis_manis/?igshid=YmMyMTA2M2Y%3D

Subscribe YouTube MANIS : https://youtube.com/c/MajelisManisOfficial

📱Info & Pendaftaran member : https://bit.ly/gabungmanis

💰 Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
An. Yayasan Manis
No Rek BSM : 7113816637
Konfirmasi:
wa.me/6285279776222
wa.me/6287782223130

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here