logo manis4

Teman Sejati Yang Setia Menemani

📝 Pemateri: Ustadz Rikza Maulan, Lc., M.Ag

🌿🌺🍂🍀🌼🍄🌷🌹

عن أَنَس بْن مَالِكٍ رضي الله عنهُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتْبَعُ الْمَيِّتَ ثَلَاثَةٌ فَيَرْجِعُ اثْنَانِ وَيَبْقَى مَعَهُ وَاحِدٌ يَتْبَعُهُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَعَمَلُهُ فَيَرْجِعُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَيَبْقَى عَمَلُهُ (رواه البخاري)

Dari Anas bin Malik ra berkata, bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihiwasallam bersabda, “Orang yang meninggal atau mayat akan diiringi oleh tiga hal, yang dua akan kembali, sedang yang satu akan terus menyertainya. Akan mengiringinya keluarganya, hartanya dan amalnya. Harta dan keluarganya akan kembali, sedangkan amalnya akan terus tetap menemaninya.” (HR. Bukhari)

® Hikmah Hadits :

1. Setiap manusia kelak akan tiba di satu titik akhir dalam hembusan nafasnya dalam kehidupan dunia. Dan ketika saat tersebut tiba, maka diri yang semula kuat dan perkasa, atau cantik mempesona, kan berubah menjadi jenazah atau mayat yang tiada berdaya, ditandu menuju ke pemakamannya.

2. Saat tersebut, bisa jadi ada derai air mata yang menghiasi ketika mengantarkan dan mengiringi, terutama keluarganya, kerabatnya, tetangganya, teman dekatnya, hartanya pun sementara masih mengiringinya, karena masih melekat dengan namanya, dan juga tentunya juga amal perbuatannya. Semua kan mengiringi hingga gundukan tanah terakhir usai menjadi kuburnya.

3. Namun satu persatu semua kan pulang kembali ke rutinitasnya, teman-temannya, kerabatnya, bahkan juga keluarganya, semua kan kembali. Hartanya pun kan berpindah tangan ke para ahli warisnya. Tinggallah ia seorang diri di pekuburan yang sepi dan sunyi. Namun ada satu teman setia yang ternyata selalu menemaniya, yang dulu terkadang sering dilupakannya, yaitu amal perbuatannya. Duhai kiranya dahulu ia lebih lebih mengerti, bahwa hanya amala shaleh yang kini menjadi sangat berarti.

Wallahu A’lam

🍃🍃🌺🍃🍃🌺🍃🍃


Dipersembahkan oleh : www.manis.id

Follow IG MANIS : http://instagram.com/majelismanis

📱Info & Pendaftaran member : https://bit.ly/Joinmanis

💰 Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
An. Yayasan Manis
No Rek BSM : 7113816637
Konfirmasi:
+62 852-7977-6222
+62 822-9889-0678

logo manis4

Ketika Hati Tersentuh Dengan Pelembutnya

📝 Pemateri: Ustadz Rikza Maulan, Lc., M.Ag

🌿🌺🍂🍀🌼🍄🌷🌹

عَنْ ابْنِ مَسْعُودٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ كُنْتُ نَهَيْتُكُمْ عَنْ زِيَارَةِ الْقُبُورِ فَزُورُوهَا فَإِنَّهَا تُزَهِّدُ فِي الدُّنْيَا وَتُذَكِّرُ الْآخِرَةَ (رواه ابن ماجة)

Dari Ibnu Mas’ud ra bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Dahulu, aku melarang kalian untuk berziarah kubur, (Namun) sekarang berziarah kuburlah. Karena ziarah kubur itu akan dapat menjadikan zuhud di dunia dan ingat dengan akhirat.” (HR. Ibnu Majah)

©️ Takhrij Hadits :

Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Ibnu Majah dalam Sunannya, Kitab Ma Ja’a Fil Jana’iz, Bab Ma Ja’a fi Ziyaratil Qubur, hadits No 1560. Hadits ini juga memiliki syawahid (riwayat lain yang menguatkan yang redaksinya mirip), diantaranya Imam Muslim, hadits no 3651, Abu Daud no 2816, Tirmidzi no 974, Ahmad no 1173, 4092, 10901, dsb.

®️ Hikmah Hadits :

1. Anjuran untuk ziarah kubur, karena ziarah kubur memiliki peran yang sangat penting bagi hati manusia, khususnya ketika hati sulit untuk berdzikir, berat untuk beribadah, lelah untuk bermuhasabah, dan sebaliknya terdominasi oleh banyak keingingan duniawi yang tiada bertepi. Hadits di atas menggambarkan kepada kita, ada dua keutamaan yang akan didapatkan dari ziarah kubur, yaitu :

(1) Menjadikan zuhud terhadap dunia, karena dengan ziarah kubur seseorang akan diingatkan bahwa kelak di tempat seperti inilah akhir dari kehidupannya di dunia. Hanya tempat sempit berukuran 2 X 1 meter saja, beralaskan tanah, berselimutkan kafan, berkawan dengan cacing, tidak membawa uang, kartu ATM, smartphone, dsb. Terputus hubungan dari dunia luar, bahkan dari keluarga terdekat yang dicintainya.

(2) Mengingatkan diri akan kehidupan akhirat, karena dengan ziarah kubur akan menguatkan keyakinan bahwa kehidupan dunia hanyalah sementara saja. Jika saatnya tiba, maka semua akan ditinggalkan, dan kehidupan akan beralih ke perjalanan selanjutnya yaitu alam barzakh (alam kubur), untuk selanjutnya kelak akan dibangkitkan di Yaumil Hisab.

2. Diriwayatkan suatu ketika Ali bin Abi Thalib berjalan melewati suatu area pekuburan yang sepi dan sunyi, lalu beliau berujar :

يا أهل القبور أخبرونا عنكم أو نخبركم, أما خير من قبلنا فالمال قد اقتسم، والنساء قد تزوجن، والمساكن قد سكنها قوم غيركم، ثم قال أما والله لو استطاعوا لقالوا لم نر زادا خيرا من التقوى (ذكره ابن عبد البر في التمهيد)

Wahai sekalian Ahli kubur, beritakanlah kepada kami tentang keadaan kalian, ataukah kami yang akan memberitakan kabar kami kepada kalian? Adapun kabar kami kepada kalian adalah bahwa sesungguhnya harta kalian telah dibagi-bagi (kepada ahli waris kalian), istri kalian telah menikah lagi (dengan orang lain), rumah kalian telah dihuni oleh penghuni barunya). Kemudian Ali ra berkata, ‘Sekiranya kalian bisa berbicara, pastilah demi Allah kalian akan mengatakan bahwa tidak ada bekal selain takwa.” (Disebutkan oleh Ibnu Abdil Barr dalam At-Tahmhid).

3. Ulama mengemukakan bahwa ada empat penawar yang dapat melembutkan hati, yaitu :

(1) Melepaskan diri dari kebiasaan buruk dan beralih untuk senantiasa meghadiri majlis ilmu, majlis nasehat dan majlis yang mengingatkan akan kehidupan akhirat

( الإقلاع عما هي عليه بحضور مجالس العلم والوعاظ والتذكير )

(2) Memperbanyak ingat kematian (dzikrul maut), yang merupakan pemutus segala kenikmatan dunia

( ذكر الموت فيكثر من ذكر هاذم اللذات )

(3) Menyaksikan orang yang sedang naza’ saat sakaratul maut ( مشاهدة المحتضرين ).

Suatu ketika Imam Hasan Al-Basri menengok orang sakit yang pada saat tersebut sedang naza’ sakaratul maut. Lalu saat pulang ke rumahnya, wajah beliau berubah tidak seperti wajah saat berangkat dari rumah. Dan ketika ditawari makan oleh keluarganya, beliau hanya berucap, ‘Sudahilah makan dan minum kalian, karena demi Allah sungguh aku melihat beratnya sakaratul maut, Sungguh melihatnya, menjadikanku untuk (komitmen) beramal shaleh hingga kelak aku meninggal. (Disebutkan oleh Imam Qurthubi dalam At-Tadzkirah)

(4) Berziarah kubur ( فزيارة قبور الموتى ).

Karena ziarah kubur akan dapat mengantarkan seseorang pada tujuan yang tidak dapat didapatkan pada hal-hal sebelumnya, seperti nasehat, dzikrul maut atau menyaksikan orang yang sedang sakarat. Kerena saat hati membutuhkan “peringatan”, belum tentu bisa bersesuaian dengan orang yang sedang sakarat. Maka Ziarah kubur insya Allah dapat menjadi penawar bagi hati yang belum tentu bisa didapatkan dari hal-hal lainnya.

4. Saat ziarah kubur, hendaknya seseorang mengambil pelajaran dari semua orang-orang yang telah dikubur. Bukankah mereka semua dahulu juga hidup seperti diri kita? Bukankah dahulu mereka juga bekerja mencari nafkah dan mengumpulkan harta? Bukankah mereka dahulu juga punya banyak karyawan, anak buah atau orang-orang suruhan yang membantu urusan mereka? Bukankah dahulu mereka semua juga orang-orang yang banyak keluarga dan handai taulan serta suka berkumpul dan bercengkrama serta tertawa satu sama lainnya? Bukankah mereka dahulu juga merupakan orang suka dengan fasilitas kehidupan dunia dan kemewahannya? Namun lihatlah sekarang, kematian telah memutus segala asa, keingingan, harapan dan ambisinya?

Tinggallah diri mereka hanya terbungkus kain kafan yang polos, bahkan tidak bawa tas, tidak ada HP, tidak ada uang dan tidak ada kantongnya? Tanah sekarang telah menutupi wajah ganteng dan cantik mereka. Menjadi yatim dan janda semua anak dan istri mereka. Telah dibagi-bagi semua harta benda dan aset mereka, dan tidak ada satupun yang tersisa untuk dirinya. Satu-satunya harapannya adalah amal shalehnya, yang kadang ketika hidup ia melalaikannya. Maka, mari kita semua beramal shaleh, menyiapkan bekal untuk saat hari malaikat maut datang menjemput. Dengan harapan, mudah-mudahan kita semua dapat menghembuskan nafas terakhir kelak dengan husnul khatimah, mendapatkan ampunan dan keridhaan Allah SWT.

Wallahu A’lam

🍃🍃🌺🍃🍃🌺🍃🍃


Dipersembahkan oleh : www.manis.id

Follow IG MANIS : http://instagram.com/majelismanis

📱Info & Pendaftaran member : https://bit.ly/Joinmanis

💰 Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
An. Yayasan Manis
No Rek BSM : 7113816637
Konfirmasi:
+62 852-7977-6222
+62 822-9889-0678

logo manis4

Ketika Seorang Hamba Beristirahat Di Alam Kuburnya

📝 Pemateri: Ustadz Rikza Maulan, Lc., M.Ag

🌿🌺🍂🍀🌼🍄🌷🌹

عَنْ أَبِي سَعِيدٍ قَالَ دَخَلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُصَلاَّهُ، فَرَأَى نَاسًا كَأَنَّهُمْ يَكْتَشِرُونَ، قَالَ أَمَا إِنَّكُمْ لَوْ أَكْثَرْتُمْ ذِكْرَ هَاذِمِ اللَّذَّاتِ لَشَغَلَكُمْ عَمَّا أَرَى، فَأَكْثِرُوا مِنْ ذِكْرِ هَاذِمِ اللَّذَّاتِ الْمَوْتِ، فَإِنَّهُ لَمْ يَأْتِ عَلَى الْقَبْرِ يَوْمٌ إِلاَّ تَكَلَّمَ فِيهِ، فَيَقُولُ أَنَا بَيْتُ الْغُرْبَةِ، وَأَنَا بَيْتُ الْوَحْدَةِ، وَأَنَا بَيْتُ التُّرَابِ، وَأَنَا بَيْتُ الدُّودِ، فَإِذَا دُفِنَ الْعَبْدُ الْمُؤْمِنُ قَالَ لَهُ الْقَبْرُ مَرْحَبًا وَأَهْلاً، أَمَا إِنْ كُنْتَ لَأَحَبَّ مَنْ يَمْشِي عَلَى ظَهْرِي إِلَيَّ، فَإِذْ وُلِّيتُكَ الْيَوْمَ وَصِرْتَ إِلَيَّ فَسَتَرَى صَنِيعِيَ بِكَ، قَالَ فَيَتَّسِعُ لَهُ مَدَّ بَصَرِهِ، وَيُفْتَحُ لَهُ بَابٌ إِلَى الْجَنَّةِ، وَإِذَا دُفِنَ الْعَبْدُ الْفَاجِرُ أَوْ الْكَافِرُ قَالَ لَهُ الْقَبْرُ لاَ مَرْحَبًا وَلاَ أَهْلاً، أَمَا إِنْ كُنْتَ لَأَبْغَضَ مَنْ يَمْشِي عَلَى ظَهْرِي إِلَيَّ، فَإِذْ وُلِّيتُكَ الْيَوْمَ وَصِرْتَ إِلَيَّ فَسَتَرَى صَنِيعِيَ بِكَ، قَالَ فَيَلْتَئِمُ عَلَيْهِ حَتَّى يَلْتَقِيَ عَلَيْهِ وَتَخْتَلِفَ أَضْلاَعُهُ، قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِأَصَابِعِهِ فَأَدْخَلَ بَعْضَهَا فِي جَوْفِ بَعْضٍ، قَالَ وَيُقَيِّضُ اللَّهُ لَهُ سَبْعِينَ تِنِّينًا لَوْ أَنْ وَاحِدًا مِنْهَا نَفَخَ فِي الْأَرْضِ مَا أَنْبَتَتْ شَيْئًا مَا بَقِيَتْ الدُّنْيَا فَيَنْهَشْنَهُ وَيَخْدِشْنَهُ حَتَّى يُفْضَى بِهِ إِلَى الْحِسَابِ، قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّمَا الْقَبْرُ رَوْضَةٌ مِنْ رِيَاضِ الْجَنَّةِ أَوْ حُفْرَةٌ مِنْ حُفَرِ النَّارِ (رواه الترمذي)

Dari Abu Sa’id ra berkata, bahwa Rasulullah SAW memasuki tempat shalat beliau lalu beliau melihat orang-orang, sedang tertawa terbahak-bahk hingga terlihat gigi-giginya. Beliau bersabda, “Ingatlah, sesungguhnya bila kalian banyak-banyak mengingat pemutus segala kenikmatan (kematian) niscaya kalian tidak akan melakukan yang aku lihat. Karena itu perbanyaklah mengingat pemutus segala kenikmatan (kematian). Sesungguhnya tidaklah ada suatu hari melewati makam (pekuburan) melainkan ia akan berbicara, ‘Aku adalah rumah keterasingan, aku adalah rumah kesendirian, aku adalah rumah tanah, aku adalah rumah (yang dipenuhi dengan) cacing. Bila seorang hamba mu`min disemayamkan, makam berkata padanya, ‘Selamat datang, engkau adalah orang yang berjalan di atas punggungku yang paling aku sukai. Karenanya saat ini aku diberi kuasa untuk menemanimu dan kau kembali kepadaku. Engkau akan melihat apa yang akan aku lakukan padamu.” Kemudian Rasulullah SAW bersabda, “Lalu diluaskan baginya (kuburnya) sejauh mata memandang, dan dibukakan baginya pintu menuju surga. Dan (sebaliknya) bila seorang hamba yang keji atau kafir dikubur, maka makam berkata padanya, ‘Tidak ada (ucapan) selamat datang bagimu. Engkau adalah orang yang melintasi di atas punggungku yang paling aku benci. Karenanya saat ini aku diberi kuasa untuk menanganimu dan engkau kembali padaku. Engkau akan mengetahui apa yang akan aku lakukan padamu.” Kemudian Rasulullah SAW bersabda, “Lalu kubur menghimpitnya sehingga tulang belelangnya tidak karu-karuan (remuk), “Rasulullah SAW memperagakan dengan memasukkan sebagian jari-jemarinya ke sebagian yang lain.” Berkata Abu Sa’id, Kemudian Rasulullah SAW bersabda, “Allah menguasakan untuknya tujuhpuluh ular besar. Andai salah satu diantaranya menghembus di bumi, nicaya tidak akan menumbuhkan apa pun selama dunia masih ada. Lalu semua ular tersebut menggigit dan melukainya hingga Yaumul Hisab.” Berkata Abu Sa’id, ‘Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya kubur adalah salah satu taman surga atau salah satu liang neraka.” (HR. Tirmidzi)

©️ Takhrij Hadits :

Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dalam Sunannya, Kitab Shifatil Qiyamah Qar Raqa’iq Wal Wara’ an Rasulillah SAW, hadits no 2384

®️ Hikmah Hadits :

1. Anjuran untuk tidak berlebihan dan tidak terlalu banyak tertawa, terlebih-lebih tertawa hingga terbahak-bahak, baik karena adanya suatu lelucon yang dibuat, atau karena menceritakan sesuatu yang lucu. Hendaknya jikapun tertawa maka jangan berlebihan. Dalam Al-Qur’an Allah SWT berfirman :

فَلْيَضْحَكُواْ قَلِيلاً وَلْيَبْكُواْ كَثِيراً جَزَاء بِمَا كَانُواْ يَكْسِبُونَ ﴿٨٢﴾

Maka hendaklah mereka tertawa sedikit dan menangis banyak, sebagai pembalasan dari apa yang selalu mereka kerjakan. (QS. At-Taubah : 82)

2. Mengingat kematian akan menjadikan hati seseorang semakin lembut, semakin takut kepada Allah SWT dan semakin mengingatkan akan kehidupan di hari akhirat. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam riwayat di atas, “Ingatlah, sesungguhnya bila kalian banyak-banyak mengingat pemutus segala kenikmatan (kematian), niscaya kalian tidak sempat melakukan yang aku lihat (banyak tertawa). Karena itu perbanyaklah mengingat pemutus segala kenikmatan (kematian)..” (HR. Tirmidzi)

3. Anjuran untuk mengingat kematian, khususnya pada saat melewati area pekuburan. Karena kelak area itu akan menjadi tempat tinggal setiap manusia, jika telah tiba ajalnya. Bahkan riwayat di atas juga menggambarkan bahwa setiap melewati pekuburan, maka kuburan tersebut berkata menggambarkan tentang sifat dari pekuburan. Ada 4 sifat alam kubur yang digambarkan dalam hadits di atas, yaitu :

a. Kuburan adalah rumah keterasingan, karena umumnya kuburan jauh dari pemukiman warga, jauh dari pusat pertokoan, bahkan manusia pun secara fitrahnya enggan berjalan melalui pekuburan. Maka pada saat di kubur, diibaratkan seseorang akan terasing dari oran lain.

b. Kuburan adalah rumah ketersendirian, karena kelak seseorang akan di kubur seorang diri. Tidak akan ada satupun yang menemaninya. Keluarga, kerabat, sahabat, teman dekat, satu persatu akan pergi meninggalkannya seorang diri di dalam kubur. Satu-satunya teman setia di alam kubur hanyalah amal shalehnya, sebagaimana disebutkan di dalam hadits.

c. Kuburan adalah rumah tanah, karena kuburan umumnya berupa tanah yang digali hanya berukuran Panjang dan lebarnya sekitar 1 X 2 meter saja, dengan kedalaman sekitar 1,5 – 2 meter. Pakaian yang dipakai hanyalah kain kafan berwarna putih saja, tanpa ada kantongnya, dan tidak ada tempat menyimpan uang, kartu ATM, dsb. Hanya tanah menjadi alas dan selimutnya.

d. Kuburan adalah rumah yang dipenuhi dengan cacing-cacing tanah. Karena di dalam tanah memang yang ada hanyalah cacing tanah dan bintang-binatang tanah lainnya.

Hal ini sebagaimana disebutkan dalam riwayat di atas, ‘(kuburan berkata)..aku adalah rumah keterasingan, aku adalah rumah kesendirian, aku adalah rumah tanah, aku adalah rumah (yang dipenuhi dengan) cacing..” (HR. Tirmidzi)

4. Adanya suasana yang berbeda antara kuburan seorang mu’min yang taat dan seorang kafir atau ahli masiat.
a. Seorang mu’min ketika wafat dan disemayamkan di dalam kuburnya, maka kuburannya akan menyambutnya dengan :
(1) ucapan selamat datang, “Ahlan wa marhaban”
(2) mendapakan pujian sebagai orang paling baik yang berjalan di muka bumi.
(3) Lalu akan dilapangkan kuburnya sejauh mata memandang dan
(4) akan dihamparkan baginya jalan menuju pintu surga.

b. Sedangkan seorang kafir wafat dan disemayamkan di dalam kuburnya, maka dalam kubur :
(1) Tidak akan ada kata sambutan baginya
(2) Tidak ada pujian.
(3) Akan dikatakan padanya bahwa ia adalah seburuk-buruk manusia yang berjalan di muka bumi.
(4) Lalu kuburannya akan menghimpitnya hingga tulang-tulangnya remuk berantakan satu sama lainnya.
(5) Lalu kemudian Allah akan mengirimkan baginya 70 ekor ular besar yang akan melilitnya, yang jika satu ekor saja menghembus bumi, maka bumi tidak akan menumbuhkan apapun, karena panasnya hembusan nafas ular tersebut. Ular-ular tersebut akan menggigit dan melilitnya hingga yaumul hisab, na’udzu billahi min dzalik.

5. Kubur bisa menjadi taman surga dan menjadi tempat istirahat yang damai dan tenang bagi orang beriman yang beramal shaleh dan membaguskan keimanannya kepada Allah SWT. Sebaliknya kubur juga bisa menjadi menjadi salah satu liang api neraka, bagi orang yang kufur dan ingkar kepada Allah SWT. Ulama mengatakan bahwa kubur laksana sebuah terminal yang akan mengantarkan seseorang ke alam kehidupan berikutnya. Jika seseorang selamat di alam kuburnya, maka ia insya Allah akan selamat di kehidupan berikutnya. Sebaliknya, jika seseorang merana di alam kuburnya, maka pertanda ia akan menderita di kehidupan selanjutnya. Maka mari kita perbaiki iman kita dan memperindah amal shaleh kita, dengan harapan mudah-mudahan bisa menjadi bekal terbaik bagi kehidupan setelah kematian kita.

6. Ada satu doa yang diajarkan Nabi SAW, agar kita juga turut mengamalkan doa tersebut agar kehidupan yang dilalui menjadi penambah segala kebaikan dan agar kematian kita kelak menjadi tempat beristirahat dari segala keburukan dan kemunafikan kehidupan dunia, yaitu sebagai berikut :

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ اللَّهُمَّ أَصْلِحْ لِي دِينِي الَّذِي هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِي وَأَصْلِحْ لِي دُنْيَايَ الَّتِي فِيهَا مَعَاشِي وَأَصْلِحْ لِي آخِرَتِي الَّتِي فِيهَا مَعَادِي وَاجْعَلْ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لِي فِي كُلِّ خَيْرٍ وَاجْعَلْ الْمَوْتَ رَاحَةً لِي مِنْ كُلِّ شَرٍّ (رواه مسلم)

Dari Abu Hurairah ra berkata, ‘bahwa Rasulullah SAW berdoa sebagai berikut, “Ya Allah ya Tuhanku, perbaikilah bagiku agamaku yang merupakan pangkal urusanku; perbaikilah bagiku duniaku yang menjadi tempat kehidupanku; perbaikilah bagiku akhiratku yang menjadi tempat kembaliku! Jadikanlah ya Allah kehidupan ini mempunyai nilai tambah bagiku dalam segala kebaikan dan jadikanlah kematianku sebagai tempat istirahatku dari segala keburukan-keburukan dunia!” (HR. Muslim)

🍃🍃🌺🍃🍃🌺🍃🍃


Dipersembahkan oleh : www.manis.id

Follow IG MANIS : http://instagram.com/majelismanis

📱Info & Pendaftaran member : https://bit.ly/Joinmanis

💰 Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
An. Yayasan Manis
No Rek BSM : 7113816637
Konfirmasi:
+62 852-7977-6222
+62 822-9889-0678

cropped-logo-manis-1.png

Kewajiban Kepada Kedua Orangtua, Setalah Mereka Berdua Tiada

📝 Pemateri: Ustadz Rikza Maulan, Lc., M.Ag

🌿🌺🍂🍀🌼🍄🌷🌹

عَنْ أَبِي أُسَيْدٍ مَالِكِ بْنِ رَبِيعَةَ السَّاعِدِيِّ قَالَ بَيْنَا نَحْنُ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذْ جَاءَهُ رَجُلٌ مِنْ بَنِي سَلَمَةَ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ هَلْ بَقِيَ مِنْ بِرِّ أَبَوَيَّ شَيْءٌ أَبَرُّهُمَا بِهِ بَعْدَ مَوْتِهِمَا؟ قَالَ نَعَمْ الصَّلَاةُ عَلَيْهِمَا، وَالِاسْتِغْفَارُ لَهُمَا، وَإِنْفَاذُ عَهْدِهِمَا مِنْ بَعْدِهِمَا وَصِلَةُ الرَّحِمِ الَّتِي لَا تُوصَلُ إِلَّا بِهِمَا وَإِكْرَامُ صَدِيقِهِمَا (رواه أبو داود)

Dari Abu Usaid Malik bin Rabi’ah As Sa’idi ra berkata, “Ketika kami sedang bersama Rasulullah Saw, tiba-tiba ada seorang laki-laki dari bani Salamah datang kepada beliau. Laki-laki bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah masih ada ruang untuk aku berbuat baik kepada kedua orang tuaku setelah mereka meninggal?” beliau menjawab: “Ya. (1) Mendoakan dan (2) memintakan ampunan untuk keduanya, (3) melaksanakan wasiatnya, (4) menyambung jalinan silaturahmi mereka dan (5) memuliakan teman mereka.” (HR. Abu Daud)

©️ Takhrij Hadits ;

Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Daud Dalam Sunannya, Kitab Al-Adab, Bab Fi Birril Walidain, Hadits no 4476, juga oleh Imam Ahmad dalam Musnadnya hadits no 15479.

®️ Hikmah Hadits;

1. Bahwa birrul walidain (berbuat baik kepada kedua org tua) tidaklah terbatas hanya pada saat keduanya masih ada di tengah-tengah kehidupan seseorang. Namun birrul walidain juga tetap harus dilakukan bahkan saat kedua orang tua telah tiada. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam hadits di atas, yaitu sbb ;

(1). Mendoakan kedua orang tuanya ( الصلاة عليهما ). Yaitu mendoakan mereka, agar mendapatkan kehidupan yang baik di akhirat, dilipatgandakan pahalanya amal shalehnya, serta mendapatkan kasih sayang dari Allah Swt sebagaimana mereka mengasihinya di waktu kecil, serta juga tentunya mendoakan agar keduanya di tempatkan di dalam jannah-Nya yang mulia.

(2). Memintakan ampunan Allah Swt untuk kedua org tua ( والإستغفار لهما ). Memintakan ampun disebutkan secara khusus karena ampunan merupakan sesuatu yang sangat diharapkan oleh seseorang ketika sudah meninggal dunia. Dan juga agar seorang anak secara khusus mendoakan agar Allah Swt memberikan ampunan kepada kedua orang tuanya, yang tentunya sebagai manusia mereka tidak luput dari salah dan dosa. Karena bagi orang yang sudah meninggal dunia, ampunan adalah segalanya.

(3). Melaksanakan wasiatnya ( وإنفاذ عهدهما من بعدهما ) Karena terkadang ada janji atau nadzar dari orang tua, atau kewajiban yang belum tertunaikan di masa hidupnya, maka terhadap hal tersebut, anak-anaknya harus melaksanakannya. Misalnya semasa hidup kedua orang tua telah berjanji untuk memberikan santunan kepada anak-anak yatim, namun belum sempat terlaksana mereka telah dipanggil oleh Allah Swt. Maka anak-anaknya lah yang berkewajiban untuk menunaikan segala janji atau wasiat kedua orang tuanya.

(4). Menyambung jalinan silaturahim kedua orang tua yang tidak bisa tersambung kecuali oleh mereka berdua.

( وصلة الرم التي لا توصل إلا بهما )

Yaitu menyambung silaturrahim kepada kerabat kedua orang tua, khususnya yang dekat dan senantiasa disambung oleh kedua orang tua saat mereka masih ada, yang tanpa keberadaan mereka, ikatan silaturrahim tersebut tidak akan terwujud. Jangan sampai jalinan silaturrahim terputus oleh karena wafatnya kedua org tua.

(5). Memuliakan teman mereka ( وإكرام صديقهما ). Bahkan teman dan sahabat baik kedua orang tuapun yang bukan saudara dan kerabat, khususnya yang dekat dan sering berkunjung atau dikunjungi oleh kedua orang tua, hendaknya juga tetap disambung dan dikunjungi sebagaimana kedua orang tuanya dahulu. Karena terkadang hubungan ukhuwah dengan yang tidak memiliki hubungan kekerabatan, dapat melebihi ukhuwah daripada yang memiliki ikatan kekerabatan.

2. Maka berbuat baik kepada kedua orang tua hendaknya tetap dilakukan meskipun setelah kedua orang tua seseorang telah tiada, dengan cara melaksanakan kelima hal yanng dijelaskan dalam hadits di atas.

Ya Allah sayangilah kedua orang tua kami dengan kasih sayang terindah yang pernah Engkau anugerahkan kepada semesta alam.

Wallahu A’lam

🍃🍃🌺🍃🍃🌺🍃🍃


Dipersembahkan oleh : www.manis.id

Follow IG MANIS : http://instagram.com/majelismanis

📱Info & Pendaftaran member : https://bit.ly/Joinmanis

💰 Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
An. Yayasan Manis
No Rek BSM : 7113816637
Konfirmasi:
+62 852-7977-6222
+62 822-9889-0678

logo manis4

Menajamkan Niat Ikhlas Dalam Segala Aspek Kehidupan

📝 Pemateri: Ustadz Rikza Maulan, Lc., M.Ag

🌿🌺🍂🍀🌼🍄🌷🌹

عن سَهْلِ بْنِ حُنَيْفٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ سَأَلَ اللَّهَ الشَّهَادَةَ بِصِدْقٍ بَلَّغَهُ اللَّهُ مَنَازِلَ الشُّهَدَاءِ وَإِنْ مَاتَ عَلَى فِرَاشِهِ (رواه مسلم)

Dari Sahl bin Hunaif ra,  bahwa Nabi Saw bersabda, “Barangsiapa yang mengharapkan mati syahid dengan sungguh-sungguh, maka Allah akan mengangkatnya pada derajat para syuhada’ meskipun ia meninggal dunia di atas tempat tidurnya.” (HR. Muslim, hadits no 3523)

Hikmah Hadits ;

1. Niat memiliki peran yang sangat penting dalam amal ibadah yang dilakukan oleh sesorang. Karena niat yang ikhlas dan kesesuaian amalan dengan tuntunan syariat, merupakan syurut qubulil ibadah (syarat diterimanya ibadah) oleh Allah Swt. Sebalinya tanpa didasari dengan niat yang ikhlas, maka ibadah seseorang tidak akan diterima oleh Allah Swt, kendatipun bagusnya amal ibadah tersebut.

2. Bahwa niat yang baik untuk mendapatkan sesuatu yang baik, seperti keinginan kuat untuk mendapatkan mati syahid (sebagaimana digambarkan dalam hadits di atas) yang  dibuktikan dengan selalu berdoa kepada Allah Swt agar mendapatkannya suatu kelak nanti, insya Allah ia akan mendapatkan pahala mati syahid sebagaimana yang ia cita-citakan meskipun ia meninggal dunia di tempat tidurnya. Demikianlah dahsyatnya peranan niat dalam segala aspek kehidupan. Karena niat adalah energi dasar dalam segala amal perbuatan yang akan menentukan “kesudahan” dari amal perbuatan. Maka oleh karenanya hendaknya setiap kita selalu berusaha menajamkan niatnya dalam segala amal shaleh. Karena kalau sudah dibulatkan niatnya, insya Allah kita akan mendapatkan pahala niatan tersebut, kendatipun belum sempat untuk mengamalkannya.

3. Menguatkan hadits di atas, dalam riwayat lain disebutkan, dari Jabir dia berkata, Kami pernah ikut berperang bersama Nabi Saw dalam suatu peperangan, ketika itu beliau bersabda, “Sesungguhnya ada beberapa orang  di Madinah yang mereka tidak ikut serta dalam peperangan ini (bersama kita), namun jika kalian pergi berperang melewati suatu lembah, mereka tetap turut bersama-sama kalian (dalam pahala), namun mereka sekarang terhalang (tidak bisa ikut berperang) karena sedang sakit.” (HR. Muslim, hadits no 3534).

Semoga kita termasuk ke dalam golongan orang-orang yang senantiasa selalu menajamkan niat ikhlasnya dalam rangka melaksanakan amal kebajikan, dan mudah-mudahan kita semua masuk ke dalam golongan orang-orang yang ikhlaas… Amiin Ya Rabbal Alamiin.

Wallahu A’lam

🍃🍃🌺🍃🍃🌺🍃🍃


Dipersembahkan oleh : www.manis.id

Follow IG MANIS : http://instagram.com/majelismanis

📱Info & Pendaftaran member : https://bit.ly/Joinmanis

💰 Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
An. Yayasan Manis
No Rek BSM : 7113816637
Konfirmasi:
+62 852-7977-6222
+62 822-9889-0678

logo manis4

Saat Zaman Berganti Dengan Zaman Berikutnya Yang Lebih Kelam

📝 Pemateri: Ustadz Rikza Maulan, Lc., M.Ag

🌿🌺🍂🍀🌼🍄🌷🌹

عَنْ الزُّبَيْرِ بْنِ عَدِيٍّ قَالَ أَتَيْنَا أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ فَشَكَوْنَا إِلَيْهِ مَا نَلْقَى مِنْ الْحَجَّاجِ، فَقَالَ اصْبِرُوا، فَإِنَّهُ لَا يَأْتِي عَلَيْكُمْ زَمَانٌ إِلَّا الَّذِي بَعْدَهُ شَرٌّ مِنْهُ حَتَّى تَلْقَوْا رَبَّكُمْ، سَمِعْتُهُ مِنْ نَبِيِّكُمْ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ (رواه البخاري)

Dari Zubair bin ‘Adi ra mengatakan, bahwa kami pernah mendatangi Anas bin Malik ra, kemudian kami mengutarakan kepada beliau perihal keluh kesah kami tentang (kedzaliman) Al-Hajjaj. Maka beliau menjawab; ‘Bersabarlah, sebab tidaklah kalian menjalalni suatu zaman, melainkan zaman sesudahnya lebih buruk daripadanya, sampai kalian menjumpai rabb kalian. Aku mendengar hadits ini dari Nabi kalian Saw. (HR. Bukhari)

©️ Takhrij Hadits ;

Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam Shahihnya, Kitab Al-Fitan, Bab La Ya’ti Zaman Illalladzi Ba’dahu Syarrun Minhu, hadits no 6541. Diriwayatkan juga oleh Imam Ahmad dalam Musnadnya, hadits no 11897, 12352 dan 12373. Juga Imam Tirmidzi dalam Sunannya, Kitab Al-Fitan an Rasulillah Saw hadits no 2132.

®️ Hikmah Hadits ;

1. Adalah Anas bin Malik ra merupakan salah seorang sahabat yg paling akhir wafatnya, sehingga beliau banyak bertemu dengan sebagian besar kalangan tabiin. Bahkan Anas bin Malik ra kerap kali menjadi tumpuan curhatan generasi semasanya, termasuk ketika ada permasalahan menyangkut adanya kepemimpinan yg dzalim pada masa tersebut, yaitu pada masa kepemimpinan Hajjaj bin Yusuf As-Tsaqafy.

2. Hajjaj bin Yusuf As-Tsaqafy merupakan salah seorang pemimpin dari kalangan Kekhilafahan Bani Umayyah, tepatnya ia adalah seorang gubernur di Kufah (Iraq) yang memimpin pada tahun 694 -714 M. Hampir semua buku sejarah mencatat bahwa Hajjaj sebagai seorang pemimpin yg dikenal kelam, karena kekejaman demi kekejaman yg dilakukannya. Di zamannya banyak sekali ulama2 yg ditangkap dan dipenjarakan, hanya karena tidak sependapat dengannya. Di zaman beliau pula banyak ulama dan kaum muslimin yang dibunuh dan bahkan dipenggal kepalanya. Ia juga pernah menyerang Mekah hingga merusak salah satu bagian Ka”bah.

3. Oleh karena kelamnya zaman di bawah kepemimpinan Hajjaj, maka Zubair bin Adiy ra datang untuk curhat dan mengadu kepada sahabat Nabi Saw yaitu Anas bin Malik ra, meminta arahan dan nasehat dari beliau. Maka atas curahan Zubair bin Adiy tsb, Anas bin Malik ra mengemukakan agar hendaknya mereka “bersabar” atas kondisi yg menimpa mereka. Bahkan Anas kemudian mengutip hadits Nabi Saw perihal adanya kondisi yg lebih buruk setelah zaman berlalu dan berganti dengan zaman sesudahnya. Artinya bahwa setiap pergantian zaman, bisa jadi zaman berikutnya akan menjadi lebih buruk dibandingkan dengan zaman sebelumnya. Karena seiring berjalan waktu, kecenderungannya semakin manusia jauh dari ajaran agama.

4. Bahwa konteks anjuran untuk bersabar terhadap kedzaliman bukan berarti berdiam diri dan berpangku tangan serta pasrah menyerah terhadap kondisi yg ada, namun sabar adalah melakukan segala usaha dan segenap upaya sesuai dengan kemampuan dan konteksnya, untuk Istiqamah di jalan Allah Swt dan berupaya utk merubah kondisi ke arah yang lebih baik lagi. Berikut ini adalah diantara upaya ketika timbulnya kedzaliman khususnya saat kedzaliman dilakukan oleh para pemimpin, yaitu sebagai berikut ;

#1. Melakukan amar ma’ruf nahi munkar. Karena amar ma’ruf nahi munkar merupakan karakter dasar umat Islam sebagai khairu ummah, yang harus dilakukan antara seorang muslim dengan muslim yg lainnya, termasuk kepada para pemimpin dan penguasa semakin jauh dari Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah Saw serta dari nilai2 dasar Dinul Islam.

#2. Memberikan nasehat dengan baik dan mendoakannya agar mendapatkan hidayah Allah Swt. Karena nasehat sesama muslim adalah suatu kewajiban, dengan cara yg hikmah, mau’idzah hasanah dan berdebat dengan cara yg lebih baik. Karena dalam hadits disebutkan bahwa agama merupakan nasehat kepada Allah, Rasul-Nya, kitab-Nya, para pemimpin umat dan umat Islam secara keseluruhan.

#3. Meluruskan kesalahan yang dilakukan oleh para pemimpin. Dalam hadits bahkan disebutkan bahwa meluruskan kesalahan pemimpin merupakan sebuah jihad yg terbaik. Hal tersebut karena meluruskan kesalahan yang dilakukan para pemimpin bukanlah perkara mudah. Karena mengandung resiko yg cukup besar. Dalam hadits disebutkan:

عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَفْضَلُ الْجِهَادِ كَلِمَةُ عَدْلٍ عِنْدَ سُلْطَانٍ جَائِرٍ أَوْ أَمِيرٍ جَائِرٍ (رواه أبو داود والترمذي)

Dari Abu Sa’id Al Khudri ia berkata, “Rasulullah Saw bersabda: “Jihad yang paling utama adalah menyampaikan kebenaran kepada penguasa yang dhalim, atau pemimpin yang dhalim.” (HR. Abu Daud, no 3781, Tirmidzi no 2100, dsb)

4#. Meluruskan kesalahan dilakukan dengan tiga tahapan, dengan tangannya, dengan lisannya atau dengan hatinya.

عن أَبي سَعِيدٍ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ رَأَى مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ الْإِيمَانِ (رواه مسلم)

Dari Abu Sa’id ra berkata, “Saya mendengar Rasulullah Saw bersabada, “Barang siapa yang melihat kemungkaran maka hendaknya ia mengubahnya dengan tangannya dan apabila ia tidak mampu maka dengan lidahnya dan apabila tidak mampu maka dengan hatinya dan yang demikian itu adalah selemah-lemah iman.” (HR. Muslim no 70)

5. Bahwa kondisi suatu umat diibaratkan Nabi Saw seperti suatu kaum yg naik perahu secara bersama-sama. Maka apabila ada penumpang di bagian bawah melubangi perahu, sementata yg lainnya hanya pasrah diam saja, maka semua mereka akan binasa, karena perahu akan tenggelam dan karam. Namun jika mereka saling mengingatkan, mencegah siapapun dari penumpang tersebut yg akan melubangi perahu, maka ia akan selamat dan semuanya juga akan selamat. Mudah2 an Allah Swt menyelematkan kita semua dari segala keburukan, kedzaliman, aniaya dan dari segala fitnah dan tipudaya kehidupan dunia.

Wallahu A’lam

🍃🍃🌺🍃🍃🌺🍃🍃


Dipersembahkan oleh : www.manis.id

Follow IG MANIS : http://instagram.com/majelismanis

📱Info & Pendaftaran member : https://bit.ly/Joinmanis

💰 Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
An. Yayasan Manis
No Rek BSM : 7113816637
Konfirmasi:
+62 852-7977-6222
+62 822-9889-0678

logo manis4

Agar Seorang Muslim Tidak Membiasakan Pulang Ke Rumahnya Terlalu Larut Malam

📝 Pemateri: Ustadz Rikza Maulan, Lc., M.Ag

🌿🌺🍂🍀🌼🍄🌷🌹

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ لَا يَطْرُقُ أَهْلَهُ لَيْلًا وَكَانَ يَأْتِيهِمْ غُدْوَةً أَوْ عَشِيَّة (رواه مسلم)

Dari Anas bin Malik bahwa Rasulullah Saw tidak pernah mendatangi (tiba dari perjalanan) keluarganya di malam hari, namun beliau datang ke keluarganya di pagi hari atau di petang hari.” (HR. Muslim, hadits no. 3555)

Hikmah Hadits ;

1. Anjuran untuk segera kembali ke rumah, ketika telah selesai suatu urusan dalam suatu perjalanan tertentu. Karena perjalanan adalah bagian dari azab (sebagaimana dijelaskan dalan rehad 177), yang sarat dengan ketidaknyamanan. Dimana seseorang dalam perjalanan umumnya terhalang dari istirahatnya, dari makan minumnya dan dari pekerjaan yang seharusnya dilakukannya, disamping juga bahwa dalam perjalanan seseorang sangat rentan terhadap godaan-godaan syaitan.

2. Disunnahkan ketika kembali pulang ke rumahnya, untuk tidak mengejutkan anggota keluarga dan atau tidak merepotkan mereka di luar waktu yang seharusnya. Maka Nabi Saw tidak pernah pulang atau kembali dari safar di tengah malam. Beliau lebih memilih untuk pulang ke rumah di waktu pagi atau sore hari. Karena umumnya keluarga akan terkejut, terganggu dan atau terrepotkan oleh kehadiran kita yang pulang di tengah malam. Dan juga tentunya kesiapan keluarga menjadi tidak maksimal dalam menyambut kita. Namun kalaupun tidak punya pilihan selain kembali pulang ke rumah di tengah malam, oleh karena jadwal kendaraan dan atau angkutan yang memang kita tidak punya pilihan, maka minimal kita harus memberikan kabar atau informasi terlebih dahulu kepada keluarga, agar mereka tidak terkejut dan atau tidak terganggu oleh kehadiran kita tiba di tengah malam.

3. Maka oleh karenanya, hendaknya sebisa mungkin setiap kita mengkondisikan diri agar dalam setiap perjalanan dan atau dalam setiap kegiatan untuk memilih waktu yang tepat, sehingga tidak pulang ke rumahnya terlalu malam. Karena pulang ke rumah terlalu malam berpotensi akan menimbulkan mudharat, baik bagi diri kita sendiri dan juga bagi keluarga kita serta bagi masyarakat kita. Sebaliknya kita dianjurkan untuk bisa segera pulang ke rumah sebelum waktu malam, agar tidak mengganggu ketenangan dan ketentraman keluarga. Subhanallah, demikian indahnya ajaran sunnah Rasulullah Saw…

Wallahu A’lam

🍃🍃🌺🍃🍃🌺🍃🍃


Dipersembahkan oleh : www.manis.id

Follow IG MANIS : http://instagram.com/majelismanis

📱Info & Pendaftaran member : https://bit.ly/Joinmanis

💰 Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
An. Yayasan Manis
No Rek BSM : 7113816637
Konfirmasi:
+62 852-7977-6222
+62 822-9889-0678

logo manis4

Ketika Seorang Hamba Berbuat Salah, Khilaf dan Alpa

📝 Pemateri: Ustadz Rikza Maulan, Lc., M.Ag

🌿🌺🍂🍀🌼🍄🌷🌹

عن أَبي بَكْرٍ رضي الله عنه قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا مِنْ مُسْلِمٍ يُذْنِبُ ذَنْبًا ثُمَّ يَتَوَضَّأُ فَيُصَلِّي رَكْعَتَيْنِ ثُمَّ يَسْتَغْفِرُ اللَّهَ تَعَالَى لِذَلِكَ الذَّنْبِ إِلَّا غَفَرَ لَهُ، وَقَرَأَ هَاتَيْنِ الْآيَتَيْنِ {وَمَنْ يَعْمَلْ سُوءًا أَوْ يَظْلِمْ نَفْسَهُ ثُمَّ يَسْتَغْفِرْ اللَّهَ يَجِدْ اللَّهَ غَفُورًا رَحِيمًا} و {وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ} (رواه أحمد)

Dari Abu Bakar As-shiddiq ra berkata, bahwa Rasulullah Saw bersabda, “Tidaklah seorang muslim melakukan perbuatan dosa, kemudian ia berwudhu dan melaksanakan shalat dua rakaat, lalu memohon ampunan kepada Allah Swt atas dosa dosanya tersebut, melainkan Allah pasti akan mengampuninya.” Kemudian beliau membaca dua ayat ini (1)”Dan barangsiapa mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, Kemudian ia mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang,” (QS. An-Nisa : 110), dan ayat ini, (2) “dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menzhalimi diri sendiri, (segera) mengingat Allah, lalu memohon ampunan atas dosa-dosanya, dan siapa (lagi) yang dapat mengampuni dosa-dosa selain Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan dosa itu, sedang mereka mengetahui.” (QS. Ali Imran : 135)

©️ Takhrij Hadits ;

Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Abu Daud dalam Sunannya, Kitab As-Shalat, Bab Fil Istighfar, hadits no 1300. Diriwayatkan juga oleh Imam Ahmad bin Hambali dalam Musnadnya, hadits no 46.

®️ Hikmah Hadits;

1. Salah satu sifat manusia adalah sering melakukan perbuatan salah dan dosa, baik dosa-dosa yang kecil, dan bahkan juga dosa-dosa besar. Bahkan dapat dikatakan bahwa tiada seorang manusia pun yang menapakkan kakinya dalam kehidupan nyata dunia, melainkan ia pasti pernah melakukan salah dan dosa, kendatipun ia adalah seorang ustadz, atau seorang ulama, ahli ibadah, pejabat tinggi, tokoh masyarakat, atau juga hanya seorang anggota masyarakat biasa saja. Selama ia adalah seorang manusia, pasti ia pernah berbuat dosa. Hal ini sebagaimana disabdakan Nabi Saw ;

عَنْ أَنَسٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ كُلُّ ابْنِ آدَمَ خَطَّاءٌ وَخَيْرُ الْخَطَّائِينَ التَّوَّابُونَ (رواه الترمذي)

Dari Anas bin Malik ra berkata, bahwa Rasulullah Saw bersabda, “Setiap anak cucu Adam pasti pernah berbuat kesalahan. Dan sebaik-baiknya mereka yang berbuat kesalahan adalah mereka yang bertaubat.” (HR. Tirmidzi, hadits no 242)

2. Allah Swt Maha Pengampun atas segala dosa dan kesalahan yang dilakukan oleh setiap hamba. Selama hamba-nya mau datang kepada-Nya, menegadahkan kedua tangannya untuk bertaubat memohon ampunan kepada-Nya dengan segala kesungguhan dan penyesalan, maka pastilah Allah akan mengampuninya. Namun agar taubat diterima Allah Swt ada tiga syarat yg harus dipenuhi, sebagaimana dikemukakan oleh Imam Nawawi, yaitu sbb ;

أحَدُها : أنْ يُقلِعَ عَنِ المَعصِيَةِ, والثَّانِي : أَنْ يَنْدَمَ عَلَى فِعْلِهَا, والثَّالثُ : أنْ يَعْزِمَ أَنْ لا يعُودَ إِلَيْهَا أَبَداً . فَإِنْ فُقِدَ أَحَدُ الثَّلاثَةِ لَمْ تَصِحَّ تَوبَتُهُ

1. Tidak mengulangi lagi maksiat tersebut.
2. Menyesal telah melakukan maksiat tersebut.
3. Bertekad untuk tidak mengulangi perbuatan maksiat itu selamanya.

Bahkan jika perbuatan dosanya berkenaan dengan hak orang lain, maka masih ada satu syarat lagi yang harus dipenuhi, sebagaimana dikemukakan oleh Imam Nawawi;

وإنْ كَانَتِ المَعْصِيةُ تَتَعَلقُ بآدَمِيٍّ فَشُرُوطُهَا أرْبَعَةٌ : هذِهِ الثَّلاثَةُ ، وأنْ يَبْرَأ مِنْ حَقّ صَاحِبِها ، فَإِنْ كَانَتْ مالاً أَوْ نَحْوَهُ رَدَّهُ إِلَيْه ، وإنْ كَانَت حَدَّ قَذْفٍ ونَحْوَهُ مَكَّنَهُ مِنْهُ أَوْ طَلَبَ عَفْوَهُ ، وإنْ كَانْت غِيبَةً استَحَلَّهُ مِنْهَا..

 

Dan apabila perbuatan maksiatnya berkaitan dengan hak orang lain, maka syaratnya menjadi 4, yaitu 3 syarat diatas, ditambah satu syarat lagi yaitu, minta dimaafkan dari hak orang yang didzalimi. Jika berupa harta atau yang semisalnya, maka dikembalikan kepada (orang yang kita ambil hartanya), jika berupa tuduhan palsu, maka direhabilitasi namanya atau minta maaf kepadanya, dan jika berupa ghibah, maka minta dihalalkan.

4. Ada baiknya bagi seorang yang khilaf melakukan perbuatan dosa dan maksiat kepada Allah Swt ketika hendak bertaubat, agar benar-benar taubatnya diterima Allah Swt, ia melakukan hal2 sbb (sebagaimana digambarkan dalam hadits di atas), yaitu;

a. Berwudhu terlebih dahulu dengan baik dan sempurna.

b. Melaksanakan shalat dua rakaat, sebagai sarana taqarrub kepada Allah Swt.

c. Kemudian bertaubat meminta ampunan kepada Allah Swt atas segala dosa yang telah dilakukannya.

5. Insya Allah jika melakukan taubat dengan cara tersebut, Allah Swt akan mengampuni segala salah, khilaf dan perbuatan dosanya, sebagaimana digambarkan Nabi Saw dalam hadits di atas. Mudah-mudahan kita semua termasuk ke dalam golongan hamba-hamba Allah Swt yang membiasakan diri dengan beristighfar dan bertaubat kepada-Nya, dan semoga kita semua termasuk ke dalam golongan hamba-hamba-Nya yang mendapatkan ampunan dan maghfirah Diri-Nya. Amiin ya Rabbal alamin

Wallahu A’lam

🍃🍃🌺🍃🍃🌺🍃🍃


Dipersembahkan oleh : www.manis.id

Follow IG MANIS : http://instagram.com/majelismanis

📱Info & Pendaftaran member : https://bit.ly/Joinmanis

💰 Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
An. Yayasan Manis
No Rek BSM : 7113816637
Konfirmasi:
+62 852-7977-6222
+62 822-9889-0678

logo manis4

Hukum Menghadiri Pernikahan yang Diharamkan

Pertanyaan

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Ustadz… Saya mau bertanya, apabila kita diundang oleh temen perempuan muslim yang menikah dengan laki-laki non muslim apakah kita boleh hadir? Apabila kita hadir, apakah itu berarti kita menyetujui pernikahan mereka?

🍃🍃🌸🍃🍃🌸🍃🍃

Jawaban

Oleh: Ustadz Farid Nu’man Hasan

وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته

Pernikahan mereka haram, tidak sah, dan tidak ada beda pendapat dalam hal keharaman itu alias telah ijma’.

Imam Ibnu Qudamah Rahimahullah mengatakan:

وَالْإِجْمَاعُ الْمُنْعَقِدُ عَلَى تَحْرِيمِ تَزَوُّجِ الْمُسْلِمَاتِ عَلَى الْكُفَّارِ

Dan, telah menjadi ijma’ (konsensus) yang kuat atas haramnya wanita muslimah menikahi orang-orang kafir. (Al Mughni, 7/155)

Sehingga tidak dibenarkan menghadirinya. Seharusnya adalah mencegahnya dan menasihatinya.

Wallahu a’lam.

🍃🍃🌺🍃🍃🌺🍃🍃


Dipersembahkan oleh : www.manis.id

Follow IG MANIS : http://instagram.com/majelismanis

📱Info & Pendaftaran member : https://bit.ly/Joinmanis

💰 Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
An. Yayasan Manis
No Rek BSM : 7113816637
Konfirmasi:
+62 852-7977-6222
+62 822-9889-0678

logo manis4

Dan Ada Adab Dalam Membawa Teman Ketika Ada Undangan Makan

📝 Pemateri: Ustadz Rikza Maulan, Lc., M.Ag

🌿🌺🍂🍀🌼🍄🌷🌹

عَنْ أَبِي مَسْعُودٍ الْأَنْصَارِيِّ قَالَ كَانَ رَجُلٌ مِنْ الْأَنْصَارِ يُقَالُ لَهُ أَبُو شُعَيْبٍ وَكَانَ لَهُ غُلَامٌ لَحَّامٌ فَرَأَى رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَعَرَفَ فِي وَجْهِهِ الْجُوعَ فَقَالَ لِغُلَامِهِ وَيْحَكَ اصْنَعْ لَنَا طَعَامًا لِخَمْسَةِ نَفَرٍ فَإِنِّي أُرِيدُ أَنْ أَدْعُوَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَامِسَ خَمْسَةٍ قَالَ فَصَنَعَ ثُمَّ أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَدَعَاهُ خَامِسَ خَمْسَةٍ وَاتَّبَعَهُمْ رَجُلٌ فَلَمَّا بَلَغَ الْبَابَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ هَذَا اتَّبَعَنَا فَإِنْ شِئْتَ أَنْ تَأْذَنَ لَهُ وَإِنْ شِئْتَ رَجَعَ قَالَ لَا بَلْ آذَنُ لَهُ يَا رَسُولَ اللَّهِ (رواه مسلم)

Dari Abu Mas’ud Al Anshari ra berkata; Ada seorang sahabat Anshar bernama Abu Syu’aib, dia mempunyai seorang pelayan tukang daging. Pada suatu hari Abu Syu’aib melihat Rasulullah Saw. Dia tahu dari wajahnya, bahwa beliau Saw sedang lapar. Maka Syu’aib berkata kepada pelayannya; “Kasihan! Siapkan (masakkanlah) hidangan untuk lima orang. Aku hendak mengundang Rasulullah Saw beserta empat orang lainnya.” Setelah hidangan tersedia, Nabi Saw pun tiba beserta empat orang lainnya dan seorang lagi mengikuti mereka. Tatkala sampai di pintu, Nabi Saw berkata, ‘Sahabat ini mengikuti kami. Jika engkau izinkan dia turut makan, silakan. Jika tidak, biarkan dia kembali.’ Maka Abu Syu’aib menjawab ‘Jangan, tentu aku izinkan, ya Rasulullah! ‘(HR. Muslim, hadits no 3797)

Hikmah Hadits ;

1. Keutamaan mengundang teman, saudara dan handai taulan untuk makan bersama di rumah kita, terlebih orang yang kita undang adalah orang yang memiliki kedekatan dengan Allah Swt dan atau orang yang sedang dalam kesulitan mendapatkan makanan. Karena kedatangan mereka di tengah-tengah kita insya Allah akan menjadi penyebab datangnya keberkahan dari Allah Swt untuk kita semua.

2. Namun dalam hal kita mendapatkan undangan makan di tempat orang lain, lalu kita membawa turut serta teman atau keluarga, maka seharusnya meminta izin terlebih dahulu kepada yang mengundang. Jika yang mengundang mengizinkan, barulah kita (orang yang kita ajak) boleh memakan hidangannya. Namun jika ia tidak mengizinkan, maka setiap suap makanan yg masuk ke dalam tubuhnya adalah haram dan tidak halal baginya.

3. Terkadang dalam keseharian, kita sering menganggap ringan menghadiri undangan dengan membawa serta teman, sahabat ataupun keluarga. Sementara yang diundang hanyalah kita beserta pasangan saja. Maka dalam kondisi tersebut, tidak halal bagi kita untuk mengajak mereka yang tidak diundang hadir dalam undangan dan menikmati hidangan yang disediakan. Kecuali jika secara lisan, isyarat atau urf (kebiasaan), mereka mengizinkan kita untuk membawa serta orang lain, baik keluarga, teman dan atau sahabat. Maka oleh karenanya hendaknya kita hati-hati agar jangan sampai masalah yang ringan justru menjadi bumerang di Hari Kiamat.

Wallahu A’lam

🍃🍃🌺🍃🍃🌺🍃🍃


Dipersembahkan oleh : www.manis.id

Follow IG MANIS : http://instagram.com/majelismanis

📱Info & Pendaftaran member : https://bit.ly/Joinmanis

💰 Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
An. Yayasan Manis
No Rek BSM : 7113816637
Konfirmasi:
+62 852-7977-6222
+62 822-9889-0678