Meraih Surga dengan Mendawamkan Ibadah Sunnah

0
190

๐ŸŒฟ๐ŸŒบ๐Ÿ‚๐Ÿ€๐ŸŒผ๐Ÿ„๐ŸŒท๐ŸŒน

๐Ÿ“ Khutbah Jum’at Oleh: Ust. M. Abdullah Sholihun

ุงูŽู„ู’ุญูŽู…ู’ุฏู ู„ูู„ู‘ูŽู‡ู ุฌูŽู„ู‘ูŽ ูˆูŽุนูŽู„ุงูŽ ุŒ ูŠูŽุนู’ู„ูŽู…ู ุงู„ู’ุฌูŽู‡ู’ุฑูŽ ูˆูŽู…ูŽุง ูŠูŽุฎู’ููŽู‰ุŒ ูˆูŽุณูŽู†ู‘ูŽ ุงู„ู†ู‘ูŽูˆูŽุงููู„ูŽ ู„ูุนูุจูŽุงุฏูู‡ู ู„ูู†ูŽูŠู’ู„ู ุงู„ุฏู‘ูŽุฑูŽุฌูŽุฉู ุงู„ู’ุนูู„ูŽู‰ุŒ
ุฃูŽุดู’ู‡ูŽุฏู ุฃูŽู†ู’ ู„ุงูŽ ุฅูู„ูŽู‡ูŽ ุฅูู„ุงู‘ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ูˆูŽุญู’ุฏูŽู‡ู ู„ุงูŽ ุดูŽุฑููŠู’ูƒูŽ ู„ูŽู‡ุŒ ู„ูŽู‡ู ุงู’ู„ุฃูŽุณู’ู…ูŽุงุกู ุงู„ู’ุญูุณู’ู†ูŽู‰ุŒ ูˆูŽู„ูŽู‡ู ู…ูŽุง ูููŠ ุงู„ุณู‘ูŽู…ูŽูˆูŽุงุชู ูˆูŽู…ูŽุง ูููŠ ุงู’ู„ุฃูŽุฑู’ุถู ูˆูŽู…ูŽุง ุจูŽูŠู’ู†ูŽู‡ูู…ูŽุง ูˆูŽู…ูŽุง ุชูŽุญู’ุชูŽ ุงู„ุซู‘ูŽุฑูŽู‰ุŒ ูˆูŽุฃูŽุดู’ู‡ูŽุฏู ุฃูŽู†ู‘ูŽ ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏู‹ุง ุนูŽุจู’ุฏูู‡ู ูˆูŽุฑูŽุณููˆู’ู„ูู‡ู’ ุงูŽู„ู’ู‡ูŽุงุฏูู‰ ุงูู„ูŽู‰ ุฌูŽู†ู‘ูŽุฉู ุงู„ู’ู…ูŽุฃู’ูˆูŽู‰ุŒ ูˆูŽู…ูŽู†ู’ ุงูุชู‘ูŽุจูŽุนูŽ ู‡ูุฏูŽุงู‡ู ููŽู„ุงูŽ ูŠูŽุถูู„ู‘ู ูˆูŽู„ุงูŽ ูŠูŽุดู’ู‚ูŽู‰
ุงูŽู„ู„ู‘ูŽู‡ูู…ู‘ูŽ ุตูŽู„ูู‘ ูˆูŽุณูŽู„ูู‘ู…ู’ ูˆูŽุจูŽุงุฑููƒู’ ุนูŽู„ูŽู‰ ู†ูŽุจููŠูู‘ู‡ู ุงู„ู’ู…ูุตู’ุทูŽููŽู‰ุŒ ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ุตูŽุงุญูุจู ู…ูŽู‚ูŽุงู…ู ุงู„ู’ู…ูŽุญู’ู…ููˆู’ุฏู ุนูู†ู’ุฏูŽ ุญูŽุจููŠู’ุจูู‡ู ุงู„ู’ุนูู„ูŽู‰ุŒ ูˆูŽุนูŽู„ูŽู‰ ุขู„ูู‡ู ูˆูŽุฃูŽุตู’ุญูŽุงุจูู‡ู ูˆูŽู…ูŽู†ู ุงู‚ู’ุชูŽููŽู‰ุŒ ูˆูŽุงู„ุณู‘ูŽู„ุงูŽู…ู ุนูŽู„ูŽู‰ ู…ูŽู†ู ุงุชู‘ูŽุจูŽุนูŽ ุงู„ู’ู‡ูุฏูŽู‰
ุฃูŽู…ู‘ูŽุง ุจูŽุนู’ุฏู ..ุŒ ููŽูŠูŽุง ุนูุจูŽุงุฏูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ุŒ ุงููˆู’ุตููŠู’ูƒูู…ู’ ูˆูŽู†ูŽูู’ุณููŠ ุจูุชูŽู‚ู’ูˆูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ุŒ ููŽู‚ูŽุฏู’ ููŽุงุฒูŽ ุงู„ู’ู…ูุชู‘ูŽู‚ููˆู’ู†ูŽ ุŒ ู‚ูŽุงู„ูŽ ุงู„ู„ู‡ู ุชูŽุนูŽุงู„ูŽู‰ ูููŠู’ ูƒูุชูŽุงุจูู‡ู ุงู„ู’ูƒูŽุฑููŠู’ู…: ูŠูŽุข ุฃูŽูŠู‘ูู‡ูŽุง ุงู„ู‘ุฐูŠู† ุขู…ู†ูˆุง ุงุชู‘ูŽู‚ููˆู’ุง ุงู„ู„ู‡ูŽ ุญูŽู‚ู‘ูŽ ุชูู‚ูŽุงุชูู‡ู ูˆูŽู„ูŽุง ุชูŽู…ููˆู’ุชูู†ู‘ูŽ ุฅูู„ุงู‘ูŽ ูˆูŽุฃูŽู†ู’ุชูู…ู’ ู…ูุณู’ู„ูู…ููˆู’ู†ูŽ

Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah
Seorang Tabiโ€™in agung, beliau adalah Maโ€™dan bin Abi Thalhah Al Yaโ€™mariy, bercerita: Aku bertemu Tsauban, dia adalah hamba sahaya yang telah dimerdekakan oleh Rasulullah saw. Aku bertanya kepadanya, โ€œKabarkan kepadaku satu amal, ketika aku melakukannya, Allah akan memasukkan aku ke Surga.โ€ Atau aku bertanya, โ€œKabarkan kepadaku dengan satu amal yang paling dicintai oleh Allah Swt.โ€ Namun dia diam. Kemudian aku bertanya lagi, dan dia diam. Setelah itu, dia berkata, โ€œAku juga bertanya seperti itu kepada Rasulullah saw. Dan beliau menjawab, โ€˜Perbanyaklah sujud kepada Allah Swt. Tidaklah engkau sujud kepada Allah Swt. satu kali, melainkan Allah Swt. akan mengangkat derajatmu dan menghapus kesalahanmu.โ€ (H.r. Muslim)

Diantara Rahmat dan Karunia Allah Swt. kepada para hamba-Nya yang beriman, Dia mensyariโ€™atkan ibadah ibadah sunnah. Yakni, selain dari yang diwajibkan. Ibadah ibadah sunnah itu sebagai tambahan, menutupi kekurangan, menyempurnakan dan melengkapi dari ibadah yang wajib. Serta memudahkan hadirnya pertolongan, meninggikan derajat dan cinta Allah Swt. Karenanya, tidak sepatutnya seorang muslim mengabaikan dan meremehkannya. Siapa pun yang mendawamkannya, jalan mudah baginya menuju surganya Allah Swt. Namun kerugian besar, bagi siapa pun yang meremehkan dan mengabaikannya.

Hal penting yang perlu diperhatikan, adalah ibadah dan โ€˜ubudiyah. Ibadah adalah aktivitas โ€“ aktivitas fisik yang Allah syariโ€™atkan, seperti shalat, berpuasa, berdzikir dan lainnya. Sedang โ€˜ubudiyah adalah amalan batin; seperti ketundukan, rasa penghambaan dan kehinaan diri di hadapan Allah Swt., sehingga itu menghantarkan untuk meng-agungkan-Nya, mentaati-Nya, memuji-Nya dan mensucikan-Nya. Maksudnya, semua aktivitas ibadah ditujukan sebagai bentuk penghambaan seorang hamba kepada Allah Swt. Sehingga mengoptimalkan dan mendawamkan ibadah ibadah sunnah, adalah bagian dari wujud penghambaan seorang muslim kepada Allah Swt.

Di sisi lain, kualitas ibadah sangat tergantung pada kualitas โ€˜ubudiyah seorang muslim kepada Allah Swt. Ibadah ibadah sunah adalah wasilah untuk mencapai kualitas โ€˜ubudiyah. Karenanya, bertaqarrub kepada Allah Swt., wasilah terbaik, selain ibadah ibadah wajib, adalah mendawamkan ibadah ibadah sunnah.

Maโ€™syiral Muslimina Rahimakumullah
Dalam hadits Qudsi riwayat Al Bukharidari Abu Hurairah, Allah Swt. berfirman,

ูˆูŽู…ูŽุง ุชูŽู‚ูŽุฑู‘ูŽุจูŽ ุฅูู„ููŠู‘ูŽ ุนูŽุจู’ุฏููŠู’ ุจูุดูŽูŠุกู ุฃูŽุญูŽุจู‘ูŽ ุฅูู„ููŠู‘ูŽ ู…ูู…ู‘ูŽุง ุงูู’ุชูŽุฑูŽุถู’ุชูู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ุŒ ูˆู„ุง ูŠูŽุฒูŽุงู„ู ุนูŽุจู’ุฏููŠู’ ูŠูŽุชูŽู‚ูŽุฑู‘ูŽุจู ุฅูู„ูŽูŠู‘ูŽ ุจูุงู„ู†ู‘ูŽูˆูŽุงููู„ู ุญูŽุชู‘ูŽู‰ ุฃูุญูุจู‘ูŽู‡ูุŒ ููŽุฅูุฐูŽุง ุฃูŽุญู’ุจูŽุจุชูู‡ู ูƒูู†ู’ุชู ุณูŽู…ู’ุนูŽู‡ู ุงู„ู‘ูŽุฐููŠู’ ูŠูŽุณู’ู…ูŽุนู ุจูู‡ูุŒ ูˆูŽุจูŽุตูŽุฑูŽู‡ู ุงู„ู‘ูŽุฐููŠู’ ูŠูุจู’ุตูุฑู ุจูู‡ูุŒ ูˆูŽูŠูŽุฏูŽู‡ู ุงู„ู‘ูŽุชููŠ ูŠูŽุจู’ุทูุดู ุจูู‡ูŽุงุŒ ูˆูŽุฑูุฌู’ู„ูŽู‡ู ุงู„ู‘ูŽุชููŠ ูŠูŽู…ู’ุดููŠู’ ุจูู‡ูŽุง. ูˆูŽู„ูŽุฆูู†ู’ ุณูŽุฃูŽู„ูŽู†ููŠู’ ู„ุฃูุนุทููŠูŽู†ู‘ูŽู‡ูุŒ ูˆูŽู„ูŽุฆูู†ู’ ุงุณู’ุชูŽุนูŽุงุฐูŽู†ููŠู’ ู„ุฃูุนููŠู’ุฐูŽู†ู‘ูŽู‡ู

โ€œTidaklah seorang hambaโ€“Ku mendekatkan diri kepadaโ€“Ku dengan sesuatu yang lebih Aku cintai daripada halโ€“hal yang telah Aku wajibkan baginya. Senantiasa hambaโ€“Ku mendekatkan diri kepadaโ€“Ku dengan amalanโ€“amalan nafilah (sunnah) hingga Aku mencintainya. Apabila Aku telah mencintainya, maka Aku menjadi pendengarannya yang dia gunakan untuk mendengar, Aku menjadi penglihatannya yang dia gunakan untuk melihat, Aku menjadi tangannya yang dia gunakan untuk memegang dan Aku menjadi kakinya yang dia gunakan untuk melangkah. Jika dia meminta kepadaโ€“Ku pasti Aku memberinya dan jika dia meminta perlindungan kepadaโ€“Ku pasti Aku akan melindunginya.โ€

Makna kalimat โ€˜perbanyaklah sujudโ€™ pada hadits riwayat Maโ€™dan tersebut, adalah mendawamkan dan membiasakannya hingga menjadi adab dan perilaku. Demikian pula makna (ูˆู„ุง ูŠูŽุฒูŽุงู„ู) โ€˜senantiasaโ€™, juga bermakna mendawamkan dan membiasakannya. Bahwa ibadah sunah harus dijaga keberlangsungannya. 

Syekh Ibnu Baz berkata, โ€œMaksud โ€˜perbanyaklah sujudโ€™, adalah menguatkan โ€˜ubudiyah, memperbanyak dan mendawamkan ibadah โ€“ ibadah sunnah, seperti shalat Dhuha, tahajud, qabliyah dan baโ€™diyah. Maka seorang mukmin yang melakukan hal itu, akan mengantarkannya menuju ke Surga Allah, berteman dengan Nabi saw. di Surga dan mendapatkan syafaโ€™at darinya.โ€

Menjaga keberlangsungan amal, salah satu tanda diterimanya amal seseorang. Al Imam Ibnu Katsir, ketika beliau menjelaskan ayat ke 7, yaitu : (ููŽุณูŽู†ููŠูŽุณูู‘ุฑูู‡ู ู„ูู„ู’ูŠูุณู’ุฑูŽู‰), dia berkata: 

ูˆูŽู‚ูŽุงู„ูŽ ุจูŽุนู’ุถู ุงู„ุณู‘ูŽู„ูŽูู : ู…ูู†ู’ ุซูŽูˆูŽุงุจู ุงู„ู’ุญูŽุณูŽู†ูŽุฉู ุงูŽู„ู’ุญูŽุณูŽู†ูŽุฉู ุจูŽุนู’ุฏูŽู‡ูŽุง ูˆูŽู…ูู†ู’ ุฌูŽุฒูŽุงุกู ุงู„ุณู‘ูŽูŠูู‘ุฆูŽุฉู ุงูŽู„ุณู‘ูŽูŠูู‘ุฆูŽุฉู ุจูŽุนู’ุฏูŽู‡ูŽุง

Sebagian ulama salaf berkata: โ€œDiantara pahala kebaikan adalah keberlangsungan kebaikan setelahnya. Demikian pula, balasan keburukan, adalah keberlangsungannya keburukan setelahnya.

Ibnu Rajab Al Hanbali dalam kitab Lathaโ€™iful Maโ€™arif, berkata: โ€œBalasan dari amalan kebaikan adalah amalan kebaikan selanjutnya. Barangsiapa melaksanakan kebaikan lalu melanjutkan dengan kebaikan lainnya, maka itu adalah tanda diterimanya amalan yang pertama. Begitu pula barangsiapa yang melaksanakan kebaikan, namun ia melanjutkan dengan amalan keburukan, maka itu tanda ditolaknya atau tidak diterimanya amalan kebaikan yang telah dilakukan.โ€

Hal yang disunnahkan oleh Nabi saw., beliau menjaga amal secara kontinyu. Pada riwayat Al Bukhari diceritakan dari Aโ€™isyah ra, โ€œRasulullah saw. tidak melaksanakan puasa (sunnah) lebih banyak dalam sebulan selain bulan Syaโ€™ban. Beliau melaksanakan puasa sebulan penuh.โ€ Beliau bersabda, โ€œLakukanlah amal-amal yang kalian sanggup melaksanakannya, karena Allah tidak akan berpaling (dalam memberikan pahala) sampai kalian yang lebih dahulu berpaling (dari mengerjakan amal).โ€ Dan shalat yang paling Nabi saw. cintai adalah shalat yang dijaga kesinambungannya sekalipun sedikit. Dan jika beliau sudah biasa melaksanakan shalat (sunnat) beliau menjaga kesinambungannya.โ€ (H.r. Al Bukhari)

Maโ€™syiral Muslimina Rahimakumullah
Di antara kelebihan satu amal dengan amal yang lain adalah yang kontinyu dilakukan. Aktivitas ibadah yang kontinyu itu akan mengungguli yang tidak kontinyu . Rasulullah saw. bersabda,

ุฃูŽุญูŽุจู‘ู ุงู„ุฃูŽุนู’ู…ูŽุงู„ู ุฅูู„ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุชูŽุนูŽุงู„ูŽู‰ ุฃูŽุฏู’ูˆูŽู…ูู‡ูŽุง ูˆูŽุฅูู†ู’ ู‚ูŽู„ู‘ูŽ

โ€œAmal yang paling dicintai Allah Swt. adalah yang kontinyu, meskipun sedikit.โ€ (H.r. Al Bukhari)

Pada Riwayat lain disebutkan, Rasulullah saw. bersabda,

ูŠูŽุง ุฃูŽูŠู‘ูู‡ูŽุง ุงู„ู†ู‘ูŽุงุณู ุนูŽู„ูŽูŠู’ูƒูู…ู’ ู…ูู†ูŽ ุงู„ุฃูŽุนู’ู…ูŽุงู„ู ู…ูŽุง ุชูุทููŠู‚ููˆู†ูŽ ููŽุฅูู†ู‘ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูŽ ู„ุงูŽ ูŠูŽู…ูŽู„ู‘ู ุญูŽุชู‘ูŽู‰ ุชูŽู…ูŽู„ู‘ููˆุง ูˆูŽุฅูู†ู‘ูŽ ุฃูŽุญูŽุจู‘ูŽ ุงู„ุฃูŽุนู’ู…ูŽุงู„ู ุฅูู„ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ู…ูŽุง ุฏููˆูˆูู…ูŽ ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุฅูู†ู’ ู‚ูŽู„ู‘ูŽ

โ€œWahai sekalian manusia, lakukanlah amalan sesuai dengan kemampuan kalian. Karena Allah tidaklah bosan hingga kalian merasa bosan. (Ketahuilah bahwa) amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah amalan yang kontinyu, walaupun sedikit.โ€ (H.r. Muslim)

Ibnu Rajab Al Hanbali berkata, โ€œYang dimaksud dengan hadits tersebut, agar kita bisa pertengahan dalam beramal dan berusaha melakukan sesuai dengan kemampuan. Karena ama yang paling dicintai oleh Allah adalah yang rutin, meskipun sedikit.โ€Dia juga berkata, โ€œAmal yang dilakukan oleh Nabi saw. adalah yang terus menerus dilakukan. Nabi juga melarang memutuskan amal dan meninggalkannya. Sebagaimana beliau melarang melakukan hal ini pada โ€˜Abdullah bin โ€˜Umar.โ€ Beliau bersabda, โ€œWahai โ€˜Abdullah, janganlah engkau seperti si fulan. Dulu dia biasa mengerjakan shalat malam, namun sekarang dia tidak mengerjakannya lagi.โ€ (H.r. Al Bukhari)

Hasan Al Bashri  berkata, โ€œWahai kaum muslimin, rutinlah dalam beramal, rutinlah dalam beramal. Ingatlah! Allah tidaklah menjadikan akhir dari seseorang beramal selain kematiannya.โ€

Dia juga berkata : โ€œJika syaithan melihatmu kontinyu dalam melakukan amal ketaatan, dia pun akan menjauhimu. Namun jika syaithan melihatmu beramal kemudian engkau meninggalkannya setelah itu, bahkan hanya sesekali saja, maka syaithan pun akan semakin kuat menggodamu.โ€

Maโ€™syiral Muslimina Rahimakumullah
Ada banyak keutamaan bagi seorang muslim yang menjadi rutinitas amalnya. Diantaranya:

Pertama, amal tersebut menjadi langgeng, artinya tetap ada. Dalam syarah Shahih Muslim, Imam An Nawawi berkata:

โ€œKetahuilah! amal sedikit namun rutin, itu lebih baik daripada amal banyak, namun sesekali dilakukan. Sebab itu dapat melanggengkan amal ketaatan, dzikir dan pendekatan diri pada Allah. Niat dan keikhlasan dalam beramal, juga akan menjadikan amal tersebut diterima oleh Allah Swt. Selain itu, juga memberikan ganjaran yang besar dan berlipat dibandingkan dengan amal sedikit, namun sesekali saja dilakukan.โ€

Kedua, amal yang rutin tetap mendapat pahala. Berbeda dengan amal yang dilakukan sesekali saja, pahalanya akan terhenti pada waktu dia beramal. Renungkan, jika amal tersebut dilakukan terus menerus, maka pahalanya akan terus pula, meskipun yang dilakukan sedikit.

Ibnu Rajab Al Hanbali berkata, โ€œSesungguhnya seorang hamba hanya akan diberi balasan sesuai amal yang ia lakukan. Barangsiapa meninggalkan suatu amal โ€“bukan karena udzur syarโ€™i, seperti sakit, bersafar, atau keadaan fisik yang lemah, maka akan terputus pahalanya. Jika ia meninggalkan amal tersebut. Namun bila seseorang meninggalkan amal shaleh yang biasa dia rutinkan karena sakit, tidak mampu melakukannya, dalam keadaan bersafar atau udzur syarโ€™i lainnya, maka dia akan tetap memperoleh pahalanya. Nabi saw. bersabda, 

ุฅูุฐูŽุง ู…ูŽุฑูุถูŽ ุงู„ู’ุนูŽุจู’ุฏู ุฃูŽูˆู’ ุณูŽุงููŽุฑูŽ ุŒ ูƒูุชูุจูŽ ู„ูŽู‡ู ู…ูุซู’ู„ู ู…ูŽุง ูƒูŽุงู†ูŽ ูŠูŽุนู’ู…ูŽู„ู ู…ูู‚ููŠู…ู‹ุง ุตูŽุญููŠุญู‹ุง

โ€œJika seseorang sakit atau melakukan safar, maka dia akan dicatat melakukan amal sebagaimana amal rutin yang dia lakukan ketika mukim (tidak bepergian) dan dalam keadaan sehat.โ€ (H.r. Al Bukhari)

Ketiga, menghilangkan kejenuhan. Jika seseorang beramal sesekali dan banyak, kadang muncul rasa malas dan jenuh. Rasulullah saw. bersabda,

ูˆูŽู„ููƒูู„ูู‘ ุนูŽู…ูู„ู ุดูุฑู‘ูŽุฉูŒ ุŒ ูˆูŽู„ููƒูู„ูู‘ ุดูุฑู‘ูŽุฉู ููŽุชู’ุฑูŽุฉูŒ ุŒ ููŽู…ูŽู†ู’ ูŠูŽูƒูู†ู’ ููŽุชู’ุฑูŽุชูู‡ู ุฅูู„ูŽู‰ ุงู„ุณู‘ูู†ู‘ูŽุฉู ุŒ ููŽู‚ูŽุฏู ุงู‡ู’ุชูŽุฏูŽู‰ ุŒ ูˆูŽู…ูŽู†ู’ ูŠูŽูƒู ุฅูู„ูŽู‰ ุบูŽูŠู’ุฑู ุฐูŽู„ููƒูŽ ุŒ ููŽู‚ูŽุฏู’ ุถูŽู„ู‘ูŽ

โ€œSetiap amal itu pasti ada masa semangatnya. Dan setiap masa semangat itu pasti ada masa futur (malasnya). Barangsiapa yang kemalasannya masih dalam sunnah (petunjuk) Nabi saw., maka dia berada dalam petunjuk. Namun barangsiapa yang keluar dari petunjuk tersebut, sungguh dia telah menyimpang.โ€ (H.r. Ahmad dan Ibnu Hibban)

Hasan Al Bashri berkata, โ€œSesungguhnya bangunan di surga dibangun oleh para Malaikat disebabkan dzikir yang terus dilakukan. Bila seorang hamba mengalami rasa jenuh untuk berdzikir, maka malaikat pun akan berhenti dari pekerjaannya. Lantas malaikat pun mengatakan, โ€˜Apa yang terjadi padamu, wahai fulan?โ€™ Sebab malaikat bisa menghentikan pekerjaan mereka karena orang yang berdzikir tadi mengalami kefuturan (kemalasan) dalam beramal.โ€

Maโ€™syiral Muslimina Rahimakumullah
Betapa besar pengaruh amal yang jaga secara rutin. Ibadah sunnah yang diistikamahkan. Sungguh banyak manfaat dan keutamaan yang tidak dapat kami sampaikan di khutbah yang pendek ini. Meskipun demikian, semoga yang sedikit ini dapat memberikan nasehat untuk kita semua, agar mengingat kembali, betapa pentingnya menjaga dan mendawamkan ibadah -badah sunnah. Semoga Allah Swt. memberikan taufq-Nya kepada kita semua.Amin 

ุจูŽุงุฑูŽูƒูŽ ุงู„ู„ู‡ู ู„ูู‰ู’ ูˆูŽู„ูŽูƒูู…ู’ ููู‰ ุงู„ู’ู‚ูุฑู’ุขู†ู ุงู„ู’ุนูŽุธููŠู’ู…ุŒ ูˆูŽุฌูŽุนูŽู„ูŽู†ููŠู’ ูˆูŽุฅููŠู‘ูŽุงูƒูู…ู’ ุจูู…ูŽุง ูููŠู’ู‡ู ู…ูู†ูŽ ุงู’ู„ุขูŠูŽุงุชู ูˆูŽุงู„ุฐูู‘ูƒู’ุฑู ุงู„ู’ุญูŽูƒููŠู’ู… ุŒ ุฅูู†ู‘ูŽู‡ู ู‡ููˆูŽ ุงู„ู’ุจูŽุฑู‘ู ุงู„ุชู‘ูŽูˆู‘ูŽุงุจู ุงู„ุฑู‘ูŽุญููŠู’ู… ุŒ ูˆูŽู‚ูู„ู’ ุฑู‘ูŽุจู ุงุบู’ููุฑู’ ูˆูŽุงุฑู’ุญูŽู…ู’ ูˆูŽุฃูŽู†ู’ุชูŽ ุงูŽุฑู’ุญูŽู…ู ุงู„ุฑู‘ูŽุงุญูู…ููŠู’ู†

Khutbah Kedua

ุงู„ุญู…ุฏ ู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ู‰ูŽ ุฅูุญู’ุณูŽุงู†ูู‡ู ูˆูŽุงู„ุดู‘ููƒู’ุฑู ู„ูŽู‡ู ุนูŽู„ู‰ูŽ ุชูŽูˆู’ูููŠู’ู‚ูู‡ู ูˆูŽุงูู…ู’ุชูู†ูŽุงู†ูู‡ู. ูˆูŽุฃูŽุดู’ู‡ูŽุฏู ุฃูŽู†ู’ ู„ุงูŽ ุงูู„ูŽู‡ูŽ ุฅูู„ุงู‘ูŽ ุงู„ู„ู‡ู ูˆูŽุงู„ู„ู‡ู ูˆูŽุญู’ุฏูŽู‡ู ู„ุงูŽ ุดูŽุฑููŠู’ูƒูŽ ู„ูŽู‡ู ูˆูŽุฃูŽุดู’ู‡ูŽุฏู ุฃู†ู‘ูŽ ุณูŽูŠูู‘ุฏูŽู†ูŽุง ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏู‹ุง ุนูŽุจู’ุฏูู‡ู ูˆูŽุฑูŽุณููˆู’ู„ูู‡ู ุงู„ุฏู‘ูŽุงุนูู‰ ุฅู„ู‰ูŽ ุฑูุถู’ูˆูŽุงู†ูู‡ู. ุงู„ู„ู‡ูู…ู‘ูŽ ุตูŽู„ูู‘ ุนูŽู„ูŽู‰ ุณูŽูŠู‘ูุฏูู†ูŽุง ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏู ูˆูุนูŽู„ูŽู‰ ุงูŽู„ูู‡ู ูˆูŽุฃูŽุตู’ุญูŽุงุจูู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ูู‘ู…ู’ ุชูŽุณู’ู„ููŠู’ู…ู‹ุง ูƒูุซูŠู’ุฑู‹ุง
ุฃูŽู…ู‘ูŽุง ุจูŽุนู’ุฏู ููŽูŠุงูŽ ุงูŽูŠู‘ูู‡ูŽุง ุงู„ู†ู‘ูŽุงุณู ุงูุชู‘ูŽู‚ููˆุง ุงู„ู„ู‡ูŽ ูููŠู’ู…ูŽุง ุฃูŽู…ูŽุฑูŽ ูˆูŽุงู†ู’ุชูŽู‡ููˆู’ุง ุนูŽู…ู‘ูŽุง ู†ูŽู‡ูŽู‰ ูˆูŽุงุนู’ู„ูŽู…ููˆู’ุง ุฃูŽู†ู‘ูŽ ุงู„ู„ู‡ูŽ ุฃูŽู…ูŽุฑูŽูƒูู…ู’ ุจูุฃูŽู…ู’ุฑู ุจูŽุฏูŽุฃูŽ ูููŠู’ู‡ู ุจูู†ูŽูู’ุณูู‡ู ูˆูŽุซูŽู€ู†ูŽู‰ ุจูู…ูŽู„ุข ุฆููƒูŽุชูู‡ู ุจูู‚ูุฏู’ุณูู‡ู ูˆูŽู‚ูŽุงู„ูŽ ุชูŽุนุงูŽู„ูŽู‰ ุฅูู†ู‘ูŽ ุงู„ู„ู‡ูŽ ูˆูŽู…ูŽู„ุขุฆููƒูŽุชูŽู‡ู ูŠูุตูŽู„ู‘ููˆู’ู†ูŽ ุนูŽู„ู‰ูŽ ุงู„ู†ู‘ูŽุจูู‰ ูŠุข ุงูŽูŠู‘ูู‡ูŽุง ุงู„ู‘ูŽุฐููŠู’ู†ูŽ ุขู…ูŽู†ููˆู’ุง ุตูŽู„ู‘ููˆู’ุง ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ูู‘ู…ููˆู’ุง ุชูŽุณู’ู„ููŠู’ู…ู‹ุง. ุงู„ู„ู‡ูู…ู‘ูŽ ุตูŽู„ูู‘ ุนูŽู„ูŽู‰ ุณูŽูŠูู‘ุฏูู†ูŽุง ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ูู‘ู…ู’ ูˆูŽุนูŽู„ูŽู‰ ุขู„ู ุณูŽูŠูู‘ุฏูู†ุงูŽ ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏู ูˆูŽุนูŽู„ูŽู‰ ุงูŽู†ู’ุจููŠุขุฆููƒูŽ ูˆูŽุฑูุณูู„ููƒูŽ ูˆูŽู…ูŽู„ุขุฆููƒูŽุฉู ุงู’ู„ู…ูู‚ูŽุฑู‘ูŽุจููŠู’ู†ูŽ ูˆูŽุงุฑู’ุถูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูู…ู‘ูŽ ุนูŽู†ู ุงู’ู„ุฎูู„ูŽููŽุงุกู ุงู„ุฑู‘ูŽุงุดูุฏููŠู’ู†ูŽ ุฃูŽุจูู‰ ุจูŽูƒู’ุฑู ูˆูŽุนูู…ูŽุฑ ูˆูŽุนูุซู’ู…ูŽุงู† ูˆูŽุนูŽู„ูู‰ ูˆูŽุนูŽู†ู’ ุจูŽู‚ููŠู‘ูŽุฉู ุงู„ุตู‘ูŽุญูŽุงุจูŽุฉู ูˆูŽุงู„ุชู‘ูŽุงุจูุนููŠู’ู†ูŽ ูˆูŽุชูŽุงุจูุนููŠ ุงู„ุชู‘ูŽุงุจูุนููŠู’ู†ูŽ ู„ูŽู‡ูู…ู’ ุจูุงูุญู’ุณูŽุงู†ู ุงูู„ูŽู‰ ูŠูŽูˆู’ู…ู ุงู„ุฏู‘ููŠู’ู†ู ูˆูŽุงุฑู’ุถูŽ ุนูŽู†ู‘ูŽุง ู…ูŽุนูŽู‡ูู…ู’ ุจูุฑูŽุญู’ู…ูŽุชููƒูŽ ูŠูŽุง ุฃูŽุฑู’ุญูŽู…ูŽ ุงู„ุฑู‘ูŽุงุญูู…ููŠู’ู†ูŽ

ุงูŽู„ู„ู‡ูู…ู‘ูŽ ุงุบู’ููุฑู’ ู„ูู„ู’ู…ูุคู’ู…ูู†ููŠู’ู†ูŽ ูˆูŽุงู’ู„ู…ูุคู’ู…ูู†ูŽุงุชู ูˆูŽุงู’ู„ู…ูุณู’ู„ูู…ููŠู’ู†ูŽ ูˆูŽุงู’ู„ู…ูุณู’ู„ูู…ูŽุงุชู ุงูŽู„ุงูŽุญู’ูŠุขุกู ู…ูู†ู’ู‡ูู…ู’ ูˆูŽุงู’ู„ุงูŽู…ู’ูˆูŽุงุชู ุงู„ู„ู‡ูู…ู‘ูŽ ุฃูŽุนูุฒู‘ูŽ ุงู’ู„ุฅูุณู’ู„ุงูŽู…ูŽ ูˆูŽุงู’ู„ู…ูุณู’ู„ูู…ููŠู’ู†ูŽ ูˆูŽุฃูŽุฐูู„ู‘ูŽ ุงู„ุดูู‘ุฑู’ูƒูŽ ูˆูŽุงู’ู„ู…ูุดู’ุฑููƒููŠู’ู†ูŽ ูˆูŽุงู†ู’ุตูุฑู’ ุนูุจูŽุงุฏูŽูƒูŽ ุงู’ู„ู…ููˆูŽุญูู‘ุฏููŠู‘ูŽุฉูŽ ูˆูŽุงู†ู’ุตูุฑู’ ู…ูŽู†ู’ ู†ูŽุตูŽุฑูŽ ุงู„ุฏูู‘ูŠู’ู†ูŽ ูˆูŽุงุฎู’ุฐูู„ู’ ู…ูŽู†ู’ ุฎูŽุฐูŽู„ูŽ ุงู’ู„ู…ูุณู’ู„ูู…ููŠู’ู†ูŽ ูˆูŽ ุฏูŽู…ูู‘ุฑู’ ุฃูŽุนู’ุฏูŽุงุกูŽ ุงู„ุฏูู‘ูŠู’ู†ู ูˆูŽุงุนู’ู„ู ูƒูŽู„ูู…ูŽุงุชููƒูŽ ุฅูู„ูŽู‰ ูŠูŽูˆู’ู…ูŽ ุงู„ุฏูู‘ูŠู’ู†ู.
ุงูŽู„ู„ู‘ูŽู‡ูู…ู‘ูŽ ุงุญู’ููŽุธู’ ุฃูŽุฑู’ูˆูŽุงุญูŽ ุงู„ู’ู…ูุฌูŽุงู‡ูุฏููŠู’ู†ูŽ ูููŠ ููู„ูุณู’ุทููŠู’ู†ูŽุŒ ูˆูŽุฑูŽุฏู‘ูŽู‡ูู…ู’ ุฅูู„ูŽู‰ ุฃูŽู‡ู’ู„ูู‡ูู…ู’ ู…ูŽุฑูŽุฏู‘ู‹ุง ูƒูŽุฑููŠู’ู…ู‹ุง ุขู…ูู†ู‹ุงุŒ ุงูŽู„ู„ู‘ูŽู‡ูู…ู‘ูŽ ุงู†ู’ุตูุฑู’ ุฅูุฎู’ูˆูŽุงู†ูŽู†ูŽุง ูˆูŽุงู„ู’ู…ูุณู’ุชูŽุถู’ุนูŽูููŠู’ู†ูŽ ููู‰ ููู„ูุณู’ุทููŠู’ู†ูŽ ูˆูŽููู‰ ุจูู„ูŽุงุฏู ุงู„ุดู‘ูŽุงู…ู ูˆูŽููู‰ ูƒูู„ูู‘ ู…ูŽูƒูŽุงู†ู ุŒ ุงูŽู„ู„ู‘ูŽู‡ูู…ู‘ูŽ ุฅูู†ูู‘ูŠ ู†ูŽุณู’ุชูŽูˆู’ุฏูุนููƒูŽ ุจูŽูŠู’ุชูŽ ุงู„ู’ู…ูŽู‚ู’ุฏูุณู ูˆูŽุฃูŽู‡ู’ู„ูŽ ุงู„ู’ู‚ูุฏู’ุณู ูˆูŽูƒูู„ูู‘ ููู„ูุณู’ุทููŠู’ู†ุŒ ุงูŽู„ู„ู‘ูŽู‡ูู…ู‘ูŽ ูƒูู†ู’ ู„ูŽู‡ูู…ู’ ุนูŽูˆู’ู†ู‹ุง ูˆูŽู†ูŽุตููŠู’ุฑู‹ุง ูŠูŽุง ุฑูŽุจู‘ูŽ ุงู„ู’ุนูŽุงู„ูŽู…ููŠู’ู†.
ุงู„ู„ู‡ูู…ู‘ูŽ ุงุฏู’ููŽุนู’ ุนูŽู†ู‘ูŽุง ุงู’ู„ุจูŽู„ุงูŽุกูŽ ูˆูŽุงู’ู„ูˆูŽุจูŽุงุกูŽ ูˆูŽุงู„ุฒู‘ูŽู„ุงูŽุฒูู„ูŽ ูˆูŽุงู’ู„ู…ูุญูŽู†ูŽ ูˆูŽุณููˆู’ุกูŽ ุงู’ู„ููุชู’ู†ูŽุฉู ูˆูŽุงู’ู„ู…ูุญูŽู†ูŽ ู…ูŽุง ุธูŽู‡ูŽุฑูŽ ู…ูู†ู’ู‡ูŽุง ูˆูŽู…ูŽุง ุจูŽุทูŽู†ูŽ ุนูŽู†ู’ ุจูŽู„ูŽุฏูู†ูŽุง ุงูู†ู’ุฏููˆู†ููŠู’ุณููŠู‘ูŽุง ุฎุขุตู‘ูŽุฉู‹ ูˆูŽุณูŽุงุฆูุฑู ุงู’ู„ุจูู„ู’ุฏูŽุงู†ู ุงู’ู„ู…ูุณู’ู„ูู…ููŠู’ู†ูŽ ุนุขู…ู‘ูŽุฉู‹ ูŠูŽุง ุฑูŽุจู‘ูŽ ุงู’ู„ุนูŽุงู„ูŽู…ููŠู’ู†ูŽ. ุฑูŽุจู‘ูŽู†ูŽุง ุขุชูู†ุงูŽ ูููŠู’ ุงู„ุฏู‘ูู†ู’ูŠูŽุง ุญูŽุณูŽู†ูŽุฉู‹ ูˆูŽูููŠู’ ุงู’ู„ุขุฎูุฑูŽุฉู ุญูŽุณูŽู†ูŽุฉู‹ ูˆูŽู‚ูู†ูŽุง ุนูŽุฐูŽุงุจูŽ ุงู„ู†ู‘ูŽุงุฑู. ุฑูŽุจู‘ูŽู†ูŽุง ุธูŽู„ูŽู…ู’ู†ูŽุง ุงูŽู†ู’ููุณูŽู†ูŽุง ูˆูŽุงุฅู†ู’ ู„ูŽู…ู’ ุชูŽุบู’ููุฑู’ ู„ูŽู†ูŽุง ูˆูŽุชูŽุฑู’ุญูŽู…ู’ู†ูŽุง ู„ูŽู†ูŽูƒููˆู’ู†ูŽู†ู‘ูŽ ู…ูู†ูŽ ุงู’ู„ุฎูŽุงุณูุฑููŠู’ู†ูŽ.
ุนูุจูŽุงุฏูŽุงู„ู„ู‡ู ! ุฅูู†ู‘ูŽ ุงู„ู„ู‡ูŽ ูŠูŽุฃู’ู…ูุฑู ุจูุงู’ู„ุนูŽุฏู’ู„ู ูˆูŽุงู’ู„ุฅูุญู’ุณูŽุงู†ู ูˆูŽุฅููŠู’ุชุขุกู ุฐููŠ ุงู’ู„ู‚ูุฑู’ุจู‰ูŽ ูˆูŽูŠูŽู†ู’ู‡ูŽู‰ ุนูŽู†ู ุงู’ู„ููŽุญู’ุดุขุกู ูˆูŽุงู’ู„ู…ูู†ู’ูƒูŽุฑู ูˆูŽุงู’ู„ุจูŽุบู’ูŠ ูŠูŽุนูุธููƒูู…ู’ ู„ูŽุนูŽู„ู‘ูŽูƒูู…ู’ ุชูŽุฐูŽูƒู‘ูŽุฑููˆู’ู†ูŽ ูˆูŽุงุฐู’ูƒูุฑููˆุง ุงู„ู„ู‡ูŽ ุงู’ู„ุนูŽุธููŠู’ู…ูŽ ูŠูŽุฐู’ูƒูุฑู’ูƒูู…ู’ ูˆูŽุงุดู’ูƒูุฑููˆู’ู‡ู ุนูŽู„ู‰ูŽ ู†ูุนูŽู…ูู‡ู ูŠูŽุฒูุฏู’ูƒูู…ู’ ูˆูŽู„ูŽุฐููƒู’ุฑู ุงู„ู„ู‡ู ุฃูŽูƒู’ุจูŽุฑ

๐Ÿƒ๐Ÿƒ๐ŸŒบ๐Ÿƒ๐Ÿƒ๐ŸŒบ๐Ÿƒ๐Ÿƒ


Dipersembahkan oleh : www.manis.id

Follow IG MANIS : https://www.instagram.com/majelis_manis/?igshid=YmMyMTA2M2Y%3D

Subscribe YouTube MANIS : https://youtube.com/c/MajelisManisOfficial

๐Ÿ“ฑInfo & Pendaftaran member : https://bit.ly/gabungmanis

๐Ÿ’ฐ Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
An. Yayasan Manis
No Rek BSM : 7113816637
Konfirmasi:
wa.me/6285279776222
wa.me/6287782223130

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here