Kisah tersebut memang terlanjur tersebar, bahwa seorang tabi’in, hapal Al Qur’an, Mujahid, murtad gara-gara wanita Nasrani.
Kisah tersebut awalnya, berasal dari penceritaan Imam Ibnu Katsir, sbb:
وفيها توفى عبده بْنُ عَبْدِ الرَّحِيمِ قَبَّحَهُ اللَّهُ. ذَكَرَ ابْنُ الجوزي أن هذا الشقي كان من المجاهدين كثيرا في بلاد الروم، فلما كان في بعض الغزوات والمسلمون محاصرو بلدة مِنْ بِلَادِ الرُّومِ إِذْ نَظَرَ إِلَى امْرَأَةٍ من نساء الروم
Pada saat itu, Abdah bin Abdurrahim wafat, semoga Allah burukkan dia. Ibnul Jauzi bercerita bahwa orang celaka ini dulunya adalah Mujahidin, banyak perang di negara Romawi.
Pada sebagian peperangan kaum muslimin, saat mengepung Romawi, sat itu dia melihat seorang wanita Romawi …
(Imam Ibnu Katsir, Al Bidayah wan Nihayah, Jilid 11, Hal. 64. 1986M/1407H. Darul Fikr)
Lalu .. kita dapati dalam karya Imam Ibnul Jauzi Rahimahullah ternyata isinya berbeda! Sepertinya dan bisa jadi, ada salah kutip dari Imam Ibnu Katsir Rahimahullah.
Imam Ibnul Jauzi Rahimahullah menuliskan:
عبدة بن عبد الرحيم .كان من أهل الدين والجهاد
Abdah bin Abdurrahim, dia adalah ahli agama dan jihad.
Kemudian Imam Ibnul Jauzi melanjutkan:
قَالَ عبدة بن عبد الرحيم: خرجنا في سرية إلى أرض الروم، فصحبنا شاب لم يكن فينا أقرأ للقرآن منه، ولا أفقه ولا أفرض، صائم النهار، قائم الليل، فمررنا بحصن فمال عنه العسكر، ونزل بقرب الحصن، فظننا أنه يبول، فنظر إلى امرأة من النصارى تنظر من وراء الحصن، فعشقها فقال لها بالرومية: كيف السبيل إليك؟
Abdah bin Abdurrahim bercerita: kami keluar bersama grup (Safiyah/pleton) ke negeri Romawi. Kami ditemani oleh seorang pemuda yang tidak ada bacaan Al Quran kami lebih baik darinya, tdk ada yang lebih faqih, tidak pula lebih baik menjalankan kewajiban darinya, dia puasa di siang hari, shalat di malam hari.
Kami melewati benteng Romawi, prajurit pun mendekatinya, dan dia turun mendekati benteng. Kami kira dia turun untuk kencing. Lalu dia melihat seorang wanita Nasrani dari belakang benteng, dia pun terpikat hatinya kepada wanita itu. Lalu dia bertanya dengan wanita Romawi itu: Bagaimana aku bisa sampai kepadamu? … Dst.
(Imam Ibnul Jauzi, Al Muntazham fi Tarikhil Umam wal Muluk, Jilid. 12, Hal. 301. Cet. 1, 1992M/1412H. Darul Kutub Al ‘Ilmiyah. Beirut. Tahqiq: Syaikh Muhammad Abdul Qadir ‘Atha dan Syaikh Mushthafa Abdul Qadir ‘Atha)
Kemudian, yang serupa dengan Imam Ibnul Jauzi adalah apa yang ditulis oleh:
– Imam Adz Dzahabi dalam Tarikh Al Islam wa Wafayat Al Masyaahir wal A’laam, Jilid. 5, Hal. 1176. Cet. 1, 2003M. Darul Gharb Al Islamiy. Tahqiq: Dr. Basyar Awwad Ma’ruf
– Imam Ibnu Manshur dalam Mukhtashar Tarikh Dimasyq Libni ‘Asaakir, Jilid. 15, Hal. 296. Cet. 2. 1984M/1402H. Darul Fikr, Damaskus. Tahqiq: Ruhiyah An Nuhaas, Riyadh Abdul Hamid Murad, Muhammad Muthi’
📚 So, kesimpulannya, yg murtad itu adalah pemuda yang menemani Abdah bin Abdurrahim, bukannya Abdah bin Abdurrahim yang murtad.
Demikian. Wallahu a’lam
Dipersembahkan oleh : www.manis.id
Follow IG MANIS : http://instagram.com/majelismanis
📱Info & Pendaftaran member : https://bit.ly/Joinmanis
💰 Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
An. Yayasan Manis
No Rek BSM : 7113816637
Konfirmasi:
+62 852-7977-6222
+62 822-9889-0678