Suku Badawi (Badui) Arab sudah lama Menjadi Ancaman Jama’ah Haji

0
78

Pemateri: Ustadz Agung Waspodo

➡️ Ternyata pembangunan jalur kereta-api Hijaz dari Damaskus ke Madinah tidak hanya menghubungkan tanah suci dengan pusat-pusat pemerintahan kekhilafahan Turki Utsmani, tapi juga merupakan upaya mengatasi masalah menahun. Apa itu? Ancaman suku-suku Arab Badawi nomaden yang menjadi momok bagi jama’ah Haji.

📚 Suku-suku Arab Badawi ini (1) sering bergerak dengan mobilitas yang tinggi karena nomaden, sehingga perselisihan mengenai padang rumput dan sumur air sering menjadi sumber ⚠️ pertempuran di antara mereka.

➡️ Sekarang menjadi lebih jelas mengapa sejak masa Rasulullah dulu sering mengirim pasukan keluar Madinah untuk menertibkan suku Arab Badui

📚 Sebelum dibangunnya jalur kereta-api, kekhilafan Turki Utsmani dipaksa oleh suku-suku Arab Badawi ini untuk membayar uang keamanan pada musim haji. Dengan adanya jalur kereta-api, diharapkan rombongan haji akan lebih mudah dilindungi dari ⚠️ serbuan suku-suku Arab Badawi ini. Sepanjang proyek pembangunan rel kereta-api ditempatkan suku Kirkasia dan Haurani sebagai pekerja sekaligus pasukan pengamanan disamping 2 Kompi pasukan berunta untuk patroli jalur kereta-api dan telegraf. Sesekali suku-suku Arab Badawi liar itu mencoba ⚠️ menghambat dengan meletakkan bebatuan di jalur kereta-api.

➡️ Mengapa suku-suku Arab nomaden memilih untuk merampok sebagai mata pencaharian itu masih perlu diteliti; apakah desakan ekonomi atau suatu pandangan ideologi?

📚 Pada tahun 1907 tercatat Kekhilafahan Turki Utsmani mengirimkan bantuan pasukan ke kota Ma’an untuk mencegah serangan USKU Sakhr yang semakin meningkat. Pada tahun 1908 bahkan sejumlah suku Badawi yang menentang pembangunan jaringan kereta-api Hijaz menyatakan pemberontakan; jadi ⚠️ bibit pemberontakan sudah lebih dahulu ada sebelum era Syarif Hussein bin Ali pada tahun 1916 kemudian. Amir Ali mendatangi Ahmed Ratıb Paşa sebagai Gubernur Hijaz menyatakan ketidaksukaan sukunya atas keberadaan perkereta-apian Hijaz.

➡️ Pemberontakan sudah memiliki latar belakang sebelum dimanfaatkan oleh agen intelijen Perancis dan Inggris menjelang Perang Dunia Pertama.

📚 Keluhan utama suku-suku Arab Badawi adalah ketakutan mereka ⚠️ kehilangan pendapatan dari penjualan unta untuk transportasi jama’ah haji serta dari pendapatan pemerasan keamanan. Bahkan ketika Kazım Paşa sebagai kepala proyek pembangunan jalur kereta-api Hijaz mencoba menahan para kepala suku Arabi Badawi, dia pun diserang. Cabang suku Awn dari Suku Harb berontak di wilayah pesisir sehingga jalur dari pelabuhan Yanbu ke kota Madinah dinyatakan tertutup bagi jama’ah haji mulai awal tahun 1908.

➡️ Apakah suku Arab Badawi ini tidak melihat bahwa jama’ah haji itu adalah Kaum Muslimin yang harta dan kehormatannya adalah haram untuk direnggut? Kemana para ulama Hijaz dalam mengatasi degradasi tauhid ini? Masih banyak pertanyaan yang belum terjawab!

📚 Bahkan, pada bulan Mei tahun 1908 kota Nabi, al-Madinah al-Munawwarah ⚠️ diserbu suku-suku Arab Badawi ketika garnizun Turki Utsmani sedang dalam patroli pengawasan jalur kereta-api di luar kota. Penduduk Madinah dimintai bantuan oleh gubernur Hijaz untuk membantu 200 pasukan tersisa di Madinah. Ketika serangan meluas hingga ke Hadiyya sekitar 170 kilometer sebelah utara Madinah, maka delapan batalion dari Beşinci Ordu(2) (5th Army) dikerahkan ke jalur kereta-api Madinah.

📚 Melemahnya kekuatan Sultan Abdülhamid II Han pada tahun 1908 menyebabkan goyannya kekuatan di Madinah. Syarif Ali bin Abdillah dan Veli Ahmed Ratıb Paşa dicopot dari jabatan mereka. Kebijakan pejabat baru kembali kepada ⚠️ membayar uang pengamanan kepada suku-suku Arab Badawi. Tidak puas dengan uang tersebut, suku-suku Arab kembali menyerang kota Madinah pada bulan November 1908 dengan alasan pembayaran uang keamanan telat.

➡️ Membayar preman untuk jasa pengamanan dari premanismenya sendiri adalah kebijakan yang amat keliru!

📚 Berbagai rombongan jama’ah haji dirampok dan kembali dikirim 6.000 pasukan untuk mengamankan kalır kereta-api Hijaz. Secara keseluruhan, sepanjang tahun 1908 tercatat ⚠️ 130 insiden perampokan, penyerangan, dan pencegatan oleh suku-suku Arab Badawi sebelum perdamaian kembali dicapai dengan hadirnya gubernur Hijaz yang baru. Syarif Hussein bin Ali hampir tidak menengahi masalah ini. Sedemikian gentingnya keadaan menyebabkan pada tahun 1909 banyak jama’ah haji menggunakan jalur laut untuk mendatangi Hijaz.

Agung Waspodo, sedang kembali fokus pada masalah jalur haji pada awal abad ke-20 Masehi.
Depok, 3/4 Rajab 1440 Hijriyah

(1) Wilayah bagian selatan dari jaringan kereta-api Hijaz didominasi oleh beberapa suku Arab Badawi seperti:
1. Suku Sakhr, antara Amman dan Qatrana
2. Suku Howeitat (Huwaytat), antara Jurf ad-Darawish dan ar-Ramla,
3. Suku ‘Atiyya, antara ar-Ramla dan al-Muazzam,
4. Suku Wuld Ali, antara al-Muazzam dan al-Ula,
5. Suku Harb, antara Hadiyya hingga sekitar kota Madinah,
6. Suku Billi, antara Madinah dan pesisir Laut Merah.
(2) Ochsenwald menyebut 5th Army, namun paling memungkinkan ini adalah 2nd Army yang berkedudukan di Damaskus.

Referensi:
📚 William Ochsenwald, The Hijaz Railroad, 1980, pp. 123-125.
📷 Foto arsip jama’ah haji pengguna kereta-api Hijaz untuk mencapai Madinah sebelum melanjutkan perjalanan ke Makkah (Ochsenwald, 1980:149).


Dipersembahkan oleh : www.manis.id

Follow IG MANIS : http://instagram.com/majelismanis

Subscribe YouTube MANIS : https://youtube.com/c/MajelisManisOfficial

📱Info & Pendaftaran member : https://bit.ly/Joinmanis

💰 Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
An. Yayasan Manis
No Rek BSM : 7113816637
Konfirmasi:
wa.me/6285279776222
wa.me/6287782223130

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here