๐ Kak Prima Eyza
*๐ BUKTI BUKTI KEBERADAAN ALLAH*
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
๐๐ธ๐๐ธ๐๐ธ๐๐ธ๐๐ธ๐
ุงููุฃู ุฏู ูููุฉู ุนูููู ููุฌูููุฏู ุงูููู
*BUKTI-BUKTI KEBERADAAN ALLAH SWT*
Assalaamu’alaikum wrwb
Apa kabar, adik-adik ? Mudah-mudahan senantiasa dalam kebaikan iman dan Islam, dalam limpahan kenikmatan dan rahmat Allah SWT, dalam semangat dan kesungguhan di jalan Allah SWT… Aamiin..
Hari ini mari kita lanjutkan kembali pembahasan kita dalam bidang studi Aqidah, masuk kepada tema baru yakni Bukti-Bukti Keberadaan Allah SWT.
Memahami tentang bukti-bukti keberadaan Allah SWT adalah sangat penting dalam aspek aqidah.
Maka diantara tujuan dibahasnya tema ini ialah:
1. Memahami betapa pentingnya menyadari eksistensi (keberadaan) Allah dalam kehidupan.
2. Mengerti dalil-dalil (bukti-bukti) yang diaplikasikan untuk menyadari eksistensi Allah dalam kehidupan.
3. Motivasi yang kuat untuk mentauhidkan Allah SWT karena menyadari keberadaan dan kebesaran Allah.
*โช Dimanakah Allah ?*
Pertanyaan yang seringkali terlintas adalah : Dimanakah Allah ?
Sebagai mukaddimah dari pembahasan kita tentang tema ini, mari kita ikuti dua riwayat menarik yang memahamkan kita tentang eksistensi Allah SWT (wujudullaah) :
1. Riwayat tentang Khalifah Umar bin Khaththab ra dengan bocah penggembala.
2. Riwayat tentang Abu al Qasim al Junaid al Baghdadi dengan murid-muridnya.
*โช Umar ra dan Seorang Penggembala*
Diriwayatkan oleh Abdullah bin Dinar bahwa pada satu hari dia berjalan dengan Khalifah Umar bin Khaththab ra dari Madinah menuju ke Makkah. Di tengah perjalanan mereka berjumpa dengan seorang anak gembala, yang sedang turun dari tempat pengembalaan kambing-kambing yang banyak. Khalifah ingin menguji sampai di mana anak gembala itu bersifat amanah. Antara keduanya terjadi percakapan sebagai berikut:
Khalifah : “Wahai pengembala, juallah kepadaku seekor anak kambing ternakanmu ini.”
Pengembala : “Aku ini hanya seorang budak/hamba.”
Khalifah : “Katakanlah saja nanti kepada tuanmu, anak kambing itu telah dimakan serigala.”
Pengembala : “Fa ainallaah?” (Kalau begitu dimana Allah ?)
(Amat pendek jawabannya: Fa ainaLLAAH. Di mana Allah.)
Mendengar jawapan tersebut bercucuranlah air mata Khalifah Umar ra lantaran terharu. Lalu Khalifah pun pergi bersama-sama pengembala itu menjumpai yang empunya ternak itu. Ditebuskannya kemerdekaan anak pengembala itu dan Khalifah berkata, Dengan kalimat ini –Fa ainallaah– telah memerdekakan kamu di dunia ini. Semoga kalimat ini pula yang akan memerdekakan kamu di akhirat kelakโ.
(Sumber : Kitab Fiqhud-Da’wah)
*โชAbu al Qasim al Junaid al Baghdadi dengan Murid-Muridnya*
Abu al Qasim al Junaid al Baghdadi adalah seorang ulama dari Baghdad. Hidup pada tahun 220 H 298 H. Suatu ketika, ia hendak menguji sejauh mana keyakinan murid-muridnya tentang perasaan selalu diawasi oleh Allah SWT.
Besoknya al Junaid memberitahu murid-muridnya supaya pergi ke padang sahrak yang sunyi sepi. Al Junaid meminta murid-muridnya masing-masing membawa seekor anak burung. Dan burung tersebut hendaklah disembelih di mana-mana saja tempat asalkan tiada dilihat oleh siapapun. Setelah burung tersebut disembelih, mereka masing-masing diminta menyerahkannya untuk dimasak dan dimakan bersama-sama.
Murid-muridnya pun berangkat ke tempat yang telah ditetapkan. Pada keesokakan harinya murid-murid al Junaid pun datang dengan membawa bersama-sama mereka anak burung yang telah disembelih seperti yang telah diperintah oleh guru mereka; Abu al Qasim al Junaid. Kecuali seorang muridnya yang datang dengan anak burung yang masih hidup, tidak disembelihnya.
Lalu al Junaid pun bertanya kepadanya, “Kenapa tidak disembelih burung tersebut seperti yang kuperintahkan, wahai anakku?”
Murid tersebut menjawab, “Mana mungkin saya dapat menyembelihnya tanpa diketahui oleh siapa pun, wahai Guru. Ketika saya hendak menyembelih burung ini, Dzat-Nya tetap bersama saya. Ketika saya naik ke bagian atas rumah saya, saya dapati Dzat Yang Maha Esa bersama saya. Dan jika saya pergi ke tempat yang kosong, saya dapati juga Dzat Yang Maha Esa juga bersama saya.”
Mendengar jawaban muridnya tersebut, al Junaid pun bertanya kepada muridnya itu, “Siapakah yang dimaksudkan dengan Dzat itu?”
Si murid tersebut menjawab dengan tegas, “Allah.”
Tanpa berlengah-lengah murid tersebut dipeluk erat-erat oleh al Junaid al Baghdadi, sambil berkata kepadanya, “Engkau benar, wahai anakku.”
(Sumber : Kitab Taujihat Nabawiyah ‘alaa ath-Thariq, DR. As-Sayyid Muhammad Nuh)
*โช ‘IBROH*
Diantara โibroh (pelajaran berharga) yang harus kita ambil dari dua riwayat diatas adalah:
1. Kedua pemuda shalih dan mulia tersebut (si anak gembala dan seorang murid al Junaid) telah meyakini dengan kuat akan keberadaan Allah SWT.
2. Bahwa Allah SWT hadir di manapun kita dan semua makhlukNya berada.
3. Akan tetapi, kenyataan yang kita lihat saat ini bahwa diantara manusia di muka bumi ini ada yang tidak meyakini keberadaan Allah (atheis).
4. Jumlah mereka yang atheis lebih sedikit dibandingkan dengan yang meyakini keberadaan Allah SWT, akan tetapi para atheis ini dapat melemahkan orang-orang yang kurang imannya dengan berbagai propaganda untuk membuat orang-orang beriman ini ragu akan keimanannya.
5. Oleh karena itu, kita perlu memahami dengan baik dalil-dalil (bukti-bukti) kuat akan keberadaan Allah SWT.
Wallaahu aโlam bishshowab.
Bersambung…
๐๐ธ๐๐ธ๐๐ธ๐๐ธ๐๐ธ๐๐ธ
Dipersembahkan oleh:
www.manis.id
๐ฒSebarkan! Raih pahala
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Ikuti Kami di:
๐ฑ Telegram : https://is.gd/3RJdM0
๐ฅ Fans Page : https://m.facebook.com/majelismanis/
๐ฎ Twitter : https://twitter.com/majelismanis
๐ธ Instagram : https://www.instagram.com/majelismanis/
๐น Play Store : https://play.google.com/store/apps/details?id=id.manis
๐ฑ Join Grup WA : http://bit.ly/2dg5J0c