Ketika Kaum Musyrikin Quraisy Pertama Kali Mengakui Eksistensi Kaum Muslimin di Madinah

0
159

πŸŒΏπŸŒΊπŸ‚πŸ€πŸŒΌπŸ„πŸŒ·πŸ

πŸ“ Pemateri: Ust. AGUNG WASPODO, SE MPP

Berawal dari mimpi Rasul SAW memasuki kota Makkah dengan aman maka dimulailah perjalanan 1500 sahabat untuk melaksanakan umroh pertama kalinya. Mereka demikian bergembira dalam menyongsong kerinduan akan kampung halaman setelah 6 tahun berhijrah. Turut bersama Rasulullah SAW adalah isterinya yg bernama Ummu Salamah. Kerinduan adalah sebuah perayaan yang sangat manusiawi yang juga dirasakan oleh para sahabat.

Sesampainya mereka di Dhul Hulaifah, semua laki-laki mengenakan kain ihram adapun pedang yg mereka bawa semua tersimpan dalam sangkurnya karena bukan ekspedisi militer. Kesatuan pengintai yg dikirim Rasulullah SAW membawa berita bahwa jalan menuju Makkah telah diblokade oleh pasukan elit Quraisy yg juga mengerahkan kekuatan para Budak berkulit hitam. Dalam berbagai kesempatan, Rasulullah SAW selalu berupaya mengumpulkan data intelijen secara sistematik.

Khalid ibn al-Walid yg dikerahkan para pemuka Quraisy bersama 200 pasukan berkuda bermaksud menyerang secara mendadak pada waktu zuhur. Namun Allah SWT mewahyukan dibolehkannya sholat Khauf dimana sebagian sahabat bersiaga dengan senjata mereka ketika sebagian lain shalat; momen genting tersebut terselamatkan. Kecenderungan kepada perdamaian tidak pernah menjadikan Kaum Muslimin lengah akan ancaman lawannya.

Rasulullah SAW mengubah arah perjalanan mereka ke Tsaniyatul Marar hingga sampai ke sebuah sumur tua yg mulai mengering di daerah al-Hudaibiyah dimana mereka mendirikan tenda. Mu’jizat Allah SWT turun berupa mengalir derasnya kembali air di sebuah cerukan yang ditancapi anak panah oleh Rasulullah SAW. Ini adalah sebuah contoh perencanaan yang maksimal dan dengannya Allah Ta’ala turunkan bantuan sesuai dengan waktunya.

Ketika berkemah di sini, Kaum Quraisy mengirim 3 utusan berturut-turut. Ketika utusan ketiga, ‘Urwa ibn Mas’ud ats-Tsaqafi, menginap diantara Kaum Muslimin, ia menduga bahwa para sahabat pasti meninggalkan beliau pada saat genting nantinya. Namun setelah menyaksikan secara langsung bagaimana interaksi diantara Kaum Muslimin ia berubah pandangan. Ketika ia kembali ke Kaum Musyrikin Quraisy, ia berkata “aku sudah pernah melihat istana Kaisar serta Raja-Raja, namun belum pernah suatu kaum setia, mencintai, menghormati, dan rela berkorban utk pemimpinnya daripada Kaum Muslimin.

Bersambung..

πŸŒΏπŸŒΊπŸ‚πŸ€πŸŒΌπŸ„πŸŒ·πŸπŸŒΉ


Dipersembahkan oleh : www.manis.id

Follow IG MANIS : http://instagram.com/majelismanis

Subscribe YouTube MANIS : https://youtube.com/c/MajelisManisOfficial

πŸ“±Info & Pendaftaran member : https://bit.ly/Joinmanis

πŸ’° Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
An. Yayasan Manis
No Rek BSM : 7113816637
Konfirmasi:
wa.me/6285279776222
wa.me/6287782223130

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here