Pertanyaan
Assalamualaikum ustadz… Apakah itu Muhaballah dan bagai mana tata caranya…
Jika ada suatu kasus yg mnimpa A kmudian smua org mnghujat… lalu si A ber muhaballah.. apakah yg mnghujat kena imbasnya? Makasi ustadz
Jawaban
Oleh: Ustadz Farid Nu’man Hasan
Wa’alaikumussalam wa Rahmatullah wa Barakatuh .
Bukan Muhaballah .. tapi Mubaahalah, Yaitu:
أَن يجتمع القوم إِذا اختلفوا في شيء فيقولوا : لَعْنَةُ الله على الظالم منا
Berkumpulnya sekelompok rangka ketika mereka berbeda pendapat dalam suatu hal, lalu mereka berdoa: Semoga laknat Allah atas orang yang zalim di antara kita.(Lihat Lisaanul ‘Arab, 11/71)
Hal ini disyariatkan dalam rangka menerangkan yg hak dan membuktikan yang batil, setelah hujjah disampaikan kepada orang yang dianggap berada dalam kebatinan.
Dalilnya adalah:
فَمَنْ حَاجَّكَ فِيهِ مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ فَقُلْ تَعَالَوْا نَدْعُ أَبْنَاءَنَا وَأَبْنَاءَكُمْ وَنِسَاءَنَا وَنِسَاءَكُمْ وَأَنْفُسَنَا وَأَنْفُسَكُمْ ثُمَّ نَبْتَهِلْ فَنَجْعَلْ لَعْنَةَ اللَّهِ عَلَى الْكَاذِبِينَ
Siapa yang membantahmu tentang kisah Isa sesudah datang ilmu (yang meyakinkan kamu), maka katakanlah (kepadanya): “Marilah kita memanggil anak-anak kami dan anak-anak kamu, isteri-isteri kami dan isteri-isteri kamu, diri kami dan diri kamu; kemudian marilah kita bermubahalah kepada Allah dan kita minta supaya laknat Allah ditimpakan kepada orang-orang yang dusta. (QS. Ali Imran: 61)Mujahadah ini Sunnah dilakukan kepada orang yg keras kepala dan membangkang kepada Al Haq. Imam Ibnul Qayyim berkata:
السُّنَّة فى مجادلة أهل الباطل إذا قامت عليهم حُجَّةُ اللهِ ولم يرجعوا ، بل أصرُّوا على العناد أن يدعوَهم إلى المباهلة ، وقد أمر اللهُ سبحانه بذلك رسولَه
Adalah Sunnah mendebat orang-orang yg di atas kebatilan, jika sudah ditegakkan hujjah-hujjah agama Allah kepada mereka tp mereka belum rujuk dari kesalahannya, bahkan jika mereka melakukan pembangkangan maka hendaknya lakukan mubahalah kepada mereka, hal itu diperintahkan oleh Allah Ta’ala dan RasulNya.(Zaadul Ma’ad, 3/643)
Mubahalah ini berlaku umum, tidak hanya saat mendebat orang kafir. Tetapi jika kepada orang Islam yang menyimpang dan jahat.
Para ulama di Al Lajnah Ad Daimah mengatakan:
ليست المباهلة خاصة بالرسول صلى الله عليه وسلم مع النصارى ، بل حكمها عام له ولأمته مع النصارى وغيرهم ؛ لأن الأصل في التشريع العموم ، وإن كان الذي وقع منها في زمنه صلى الله عليه وسلم في طلبه المباهلة من نصارى نجران فهذه جزئية تطبيقية لمعنى الآية لا تدل على حصر الحكم فيه
Mubahalah bukan Kekhususan bagi Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersama Nasrani saja, tapi juga berlaku umum bagi umatnya baik dengan Nasrani atau selainnya.Sebab, hukum asal dari tasyri’ (pensyariatan) adalah berlaku umum, walau pun kejadian nyatanya di zaman Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam merupakan ajakan kepada Nasrani Bani Najran secara khusus, tapi penerapan hukum yg ada tidaklah dibatasi.
(Fatawa Al Lajnah Ad Daimah, 4/203-204)
Syarat-syarat mubahalah adalah:
1. Ikhlas karena Allah Ta’ala, bukan untuk mencari ketenaran, tapi membuktikan kebenaran.
2. Sudah disampaikannya hujjah kepada pihak yang menyelisihi kebenaran.
3. Pihak yang menyelisihi memang membangkang dan melawan
4. Hanya dalam masalah agama yang urgen, bukan masalah perselisihan fiqih yang memang para ulama sdh sejak lama tidak sama pendapatnya. Atau masalah bukan pada masalah-masalah sepele dan tidak penting, misal mubahalah hanya karena perbedaan lebih dulu mana ayam atau telurnya.
Demikian. Wallahu a’lam
Dipersembahkan oleh : www.manis.id
Follow IG MANIS : https://www.instagram.com/majelis_manis/?igshid=YmMyMTA2M2Y%3D
Subscribe YouTube MANIS : https://youtube.com/c/MajelisManisOfficial
📱Info & Pendaftaran member : https://bit.ly/gabungmanis
💰 Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
An. Yayasan Manis
No Rek BSM : 7113816637
Konfirmasi:
wa.me/6285279776222
wa.me/6287782223130