Materi sebelumnya:
Pemateri: Farid Nu’man Hasan, SS.
7. Diciptakan Sebelum Manusia
◈ Ketetapan ini bersumberkan ayat berikut:
وَالْجَانَّ خَلَقْنَاهُ مِنْ قَبْلُ مِنْ نَارِ السَّمُومِ
“Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas.” (QS. Al Hijr: 27)
◈ Imam Ibnu Katsir Rahimahullah mengatakan:
وقوله: { وَالْجَانَّ خَلَقْنَاهُ مِنْ قَبْلُ } أي: من قبل الإنسان
“FirmanNya (Dan Kami telah menciptakan jin sebelum) yaitu sebelum manusia.” (Tafsir Al Quran Al ‘Azhim, 4/533. Dar Nasyr wat Tauzi’)
8. Diciptakan Juga Untuk Ibadah
◈ Hal ini Allah Ta’ala tetapkan dalam firmanNya:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالإنْسَ إِلا لِيَعْبُدُونِ
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” (QS. Adz-Dzariyat: 56)
● Al-Quran pun menceritakan bahwa bangsa Jin ikut Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dalam beribadah.
وَأَنَّهُ لَمَّا قَامَ عَبْدُ اللَّهِ يَدْعُوهُ كَادُوا يَكُونُونَ عَلَيْهِ لِبَدًا
“Dan bahwasanya tatkala hamba Allah (Muhammad) berdiri menyembah-Nya (mengerjakan ibadah), hampir saja jin-jin itu desak mendesak mengerumuninya.” (QS. Al-Jin: 19)
● Maka, tidak dibenarkan (baca: syirik) menjadikan jin sebagai sesembahan selain Allah Ta’ala. Bagaimana mungkin sesama hamba saling menyembah?
9. Ada yang mu’min dan ada yang kafir, fasik, dan pelaku bid’ah.
◈ Dua jenis ini telah Allah Ta’ala terangkan dalam ayat-Nya:
وَأَنَّا مِنَّا الصَّالِحُونَ وَمِنَّا دُونَ ذَلِكَ كُنَّا طَرَائِقَ قِدَدًا
“Dan sesungguhnya diantara kami ada yang saleh dan diantara kami ada (pula) yang tidak demikian halnya. Adalah kami menempuh jalan yang berbeda-beda.” (QS. Al-Jin: 11)
◈ Ayat lain:
وَأَنَّا مِنَّا الْمُسْلِمُونَ وَمِنَّا الْقَاسِطُونَ فَمَنْ أَسْلَمَ فَأُولَئِكَ تَحَرَّوْا رَشَدًا
“Dan sesungguhnya diantara kami ada yang muslim dan ada (pula) orang-orang yang menyimpang dari kebenaran. Barangsiapa yang aslama (menjadi muslim), maka mereka itu benar-benar telah memilih jalan yang lurus. (QS. Al-Jin: 14)
◈ Khusus Jin yang mu’min telah Allah Ta’ala ceritakan dalam firman-Nya:
قُلْ أُوحِيَ إِلَيَّ أَنَّهُ اسْتَمَعَ نَفَرٌ مِنَ الْجِنِّ فَقَالُوا إِنَّا سَمِعْنَا قُرْآنًا عَجَبًا (1) يَهْدِي إِلَى الرُّشْدِ فَآمَنَّا بِهِ وَلَنْ نُشْرِكَ بِرَبِّنَا أَحَدًا (2) وَأَنَّهُ تَعَالَى جَدُّ رَبِّنَا مَا اتَّخَذَ صَاحِبَةً وَلا وَلَدًا (3)
“Katakanlah (hai Muhammad): ‘Telah diwahyukan kepadamu bahwasanya: telah mendengarkan sekumpulan jin (akan Al Quran), lalu mereka berkata: Sesungguhnya Kami telah mendengarkan Al Quran yang menakjubkan, (yang) memberi petunjuk kapada jalan yang benar, lalu Kami beriman kepadanya. dan Kami sekali-kali tidak akan mempersekutukan seseorangpun dengan Tuhan Kami, dan bahwasanya Maha Tinggi kebesaran Tuhan Kami, Dia tidak beristeri dan tidak (pula) beranak.” (QS. Al-Jin: 1-3)
وَأَنَّا لَمَّا سَمِعْنَا الْهُدَى آمَنَّا بِهِ فَمَنْ يُؤْمِنْ بِرَبِّهِ فَلا يَخَافُ بَخْسًا وَلا رَهَقًا
“Dan sesungguhnya kami tatkala mendengar petunjuk (Al-Quran), kami beriman kepadanya. Barangsiapa beriman kepada Tuhannya, maka ia tidak takut akan pengurangan pahala dan tidak (takut pula) akan penambahan dosa dan kesalahan. (QS. Al-Jin: 13)
10. Ada yang mengajak manusia kepada jalan Allah (Da’i Ilallah) dan Ada pula yang mengajak kepada kejahatan
◈ Para Jin yang menjadi da’i ilallah telah Allah Ta’ala ceritakan dalam ayat-Nya:
وَإِذْ صَرَفْنَا إِلَيْكَ نَفَرًا مِنَ الْجِنِّ يَسْتَمِعُونَ الْقُرْآنَ فَلَمَّا حَضَرُوهُ قَالُوا أَنْصِتُوا فَلَمَّا قُضِيَ وَلَّوْا إِلَى قَوْمِهِمْ مُنْذِرِينَ (29) قَالُوا يَا قَوْمَنَا إِنَّا سَمِعْنَا كِتَابًا أُنزلَ مِنْ بَعْدِ مُوسَى مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ يَهْدِي إِلَى الْحَقِّ وَإِلَى طَرِيقٍ مُسْتَقِيمٍ (30)
“Dan (ingatlah) ketika Kami hadapkan serombongan jin kepadamu yang mendengarkan Al Quran, Maka tatkala mereka menghadiri pembacaan (nya) lalu mereka berkata: “Diamlah kamu (untuk mendengarkannya)”. ketika pembacaan telah selesai mereka kembali kepada kaumnya (untuk) memberi peringatan. mereka berkata: ‘Hai kaum Kami, Sesungguhnya Kami telah mendengarkan kitab (Al-Quran) yang telah diturunkan sesudah Musa yang membenarkan Kitab-Kitab yang sebelumnya lagi memimpin kepada kebenaran dan kepada jalan yang lurus.” (QS. Al-Ahqaf: 29-30)
● Para Jin pun ada yang menjadi penyeru kepada perbuatan jahat dan melalaikan, yakni Jin yang jahat (syetan). Allah Ta’ala berfirman:
إِنَّمَا يُرِيدُ الشَّيْطَانُ أَنْ يُوقِعَ بَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةَ وَالْبَغْضَاءَ فِي الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِ وَيَصُدَّكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَعَنِ الصَّلاةِ فَهَلْ أَنْتُمْ مُنْتَهُونَ
“Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sembahyang; Maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu).” (QS. Al-Maidah: 91)
● Bahkan ada pula yang mengajak manusia kepada bid’ah, lalu manusia mengiranya sebagai perbuatan baik. Allah Ta’ala berfirman:
وَزَيَّنَ لَهُمُ الشَّيْطَانُ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
“Dan syaitanpun Menampakkan kepada mereka kebagusan apa yang selalu mereka kerjakan.” (QS. Al-An’am: 43)
11. Jin Berteman Dengan Sebagian Manusia
● Jin dan manusia walaupun berbeda dunia, namun bekerja sama diantara keduanya sangat mungkin terjadi. Maka, merugilah orang yang bekerjasama dengan Jin. Hal ini diceritakan dalam Al-Quran:
قَالَ قَائِلٌ مِنْهُمْ إِنِّي كَانَ لِي قَرِينٌ
“Berkatalah salah seorang di antara mereka, ‘sesungguhnya aku dahulu (di dunia) mempunyai seorang teman.” (QS. Ash-Shafat: 51)
● Teman (Qarin) yang dimaksud, kata Mujahid, adalah syetan. (Tafsir Al Quran Al ‘Azhim, 7/15)
◈ Ayat lain:
وَقَيَّضْنَا لَهُمْ قُرَنَاءَ فَزَيَّنُوا لَهُمْ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَحَقَّ عَلَيْهِمُ الْقَوْلُ فِي أُمَمٍ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِمْ مِنَ الْجِنِّ وَالإنْسِ إِنَّهُمْ كَانُوا خَاسِرِينَ
“Dan Kami tetapkan bagi mereka teman-teman yang menjadikan mereka memandang bagus apa yang ada di hadapan dan di belakang mereka dan tetaplah atas mereka keputusan azab pada umat-umat yang terdahulu sebelum mereka dari jinn dan manusia, Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang merugi.” (QS. Al-Fushilat: 25)
● Teman-teman (quranaa’) dalam ayat ini adalah syetan dari golongan jin dan manusia. (Tafsir Al Quran Al ‘Azhim, 7/174)
◈ Dalam ayat lainnya:
وَمَنْ يَعْشُ عَنْ ذِكْرِ الرَّحْمَنِ نُقَيِّضْ لَهُ شَيْطَانًا فَهُوَ لَهُ قَرِينٌ
“Barangsiapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan yang Maha Pemurah (Al-Quran), Kami adakan baginya syaitan (yang menyesatkan) Maka syaitan Itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya.” (QS. Az-Zukhruf: 36)
◈ Dalam ayat lain:
قَالَ قَرِينُهُ رَبَّنَا مَا أَطْغَيْتُهُ وَلَكِنْ كَانَ فِي ضَلالٍ بَعِيدٍ
“Yang menyertai dia berkata (pula): ‘Ya Tuhan Kami, aku tidak menyesatkannya tetapi Dialah yang berada dalam kesesatan yang jauh.” (QS. Qaaf: 27)
◈ Ibnu Abbas, Mujahid, Qatadah, dan lainnya mengatakan maksud ‘yang meyertai dia’ adalah syetan. (Imam Ibnu Katsir, Tafsir Al Quran Al ‘Azhim, 7/403)
● Syetan adalah seburuk-buruknya teman. Bagaimana mungkin manusia masih mau menjadikannya sebagai teman? Allah Ta’ala berfirman:
وَمَنْ يَكُنِ الشَّيْطَانُ لَهُ قَرِينًا فَسَاءَ قَرِينًا
“Barangsiapa yang mengambil syaitan itu menjadi temannya, maka syaitan itu adalah teman yang seburuk-buruknya. (QS. An-Nisa: 38)
● Justru syetan adalah musuh yang nyata bagi manusia dan syariat telah memerintahkan agar kita memusuhinya.
Allah Ta’ala berfirman:
أَلَمْ أَعْهَدْ إِلَيْكُمْ يَا بَنِي آدَمَ أَنْ لا تَعْبُدُوا الشَّيْطَانَ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ
“Bukankah aku telah memerintahkan kepadamu hai Bani Adam supaya kamu tidak menyembah syaitan? Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu” (QS. Yasin: 60)
12. Hukum Bekerjasama (minta tolong) Dengan Jin
● Sebagian manusia ada yang menjadikan Jin sebagai teman dekatnya untuk bekerja sama demi mencapai maksud dan tujuannya. Lalu mereka rela memenuhi keinginan-keinginan Jin tersebut yang meminta ini dan itu sebagai syarat keberhasilan tujuannya. Islam melarang hal ini, dan memasukkannya dalam perbuatan kaum musyrikin.
◈ Allah Ta’ala berfirman:
وَجَعَلُوا لِلَّهِ شُرَكَاءَ الْجِنَّ وَخَلَقَهُمْ
“Dan mereka (orang-orang musyrik) menjadikan jin itu sekutu bagi Allah, Padahal Allah-lah yang menciptakan jin-jin itu ..” (QS. Al-An’am: 100)
◈ Imam Asy Syaukani Rahimahullah mengatakan:
والمعنى : أنهم جعلوا شركاء لله فعبدوهم كما عبدوه ، وعظموهم كما عظموه
“Maknanya, sesungguhnya mereka menjadikan sekutu-sekutu bagi Allah, mereka menyembahnya (jin) , dan mengagungkannya sebagaimana mengagungkan Allah.” (Fathul Qadir, 2/457. Mawqi’ Ruh Al Islam)
● Dalam ayat lain, disebutkan bahwa hanya orang-orang kafirlah yang menjadikan syetan sebagai wali (penolong, pemimpin, kawan akrab). Allah Ta’ala berfirman:
وَمَنْ يَتَّخِذِ الشَّيْطَانَ وَلِيًّا مِنْ دُونِ اللَّهِ فَقَدْ خَسِرَ خُسْرَانًا مُبِينًا
“Barangsiapa yang menjadikan syaitan menjadi pelindung selain Allah, Maka Sesungguhnya ia menderita kerugian yang nyata.” (QS. An-Nisa: 119)
◈ Ayat lainnya:
وَالَّذِينَ كَفَرُوا أَوْلِيَاؤُهُمُ الطَّاغُوتُ
“Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah syaitan ..” (QS. Al-Baqarah: 257)
● Tetapi, jika ada manusia yang mampu menundukkan Jin agar Jin tersebut tunduk kepada Allah Ta’ala, dan memerintahkannya untuk mentaati-Nya dan berjalan sesuai Al-Quran, hal ini boleh saja terjadi, sebagaimana yang dilakukan oleh Nabi Sulaiman ‘Alaihissalam, yang sekaligus sebagai mu’jizat baginya.
◈ Allah Ta’ala berfirman:
قَالَ عِفْريتٌ مِنَ الْجِنِّ أَنَا آتِيكَ بِهِ قَبْلَ أَنْ تَقُومَ مِنْ مَقَامِكَ وَإِنِّي عَلَيْهِ لَقَوِيٌّ أَمِينٌ (39) قَالَ الَّذِي عِنْدَهُ عِلْمٌ مِنَ الْكِتَابِ أَنَا آتِيكَ بِهِ قَبْلَ أَنْ يَرْتَدَّ إِلَيْكَ طَرْفُكَ فَلَمَّا رَآهُ مُسْتَقِرًّا عِنْدَهُ قَالَ هَذَا مِنْ فَضْلِ رَبِّي لِيَبْلُوَنِي أَأَشْكُرُ أَمْ أَكْفُرُ وَمَنْ شَكَرَ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ رَبِّي غَنِيٌّ كَرِيمٌ (40)
“Berkata ‘Ifrit (yang cerdik) dari golongan jin: ‘Aku akan datang kepadamu dengan membawa singgsana itu kepadamu sebelum kamu berdiri dari tempat dudukmu; Sesungguhnya aku benar-benar kuat untuk membawanya lagi dapat dipercaya. Berkatalah seorang (jin) yang mempunyai ilmu dari AI-Kitab, ‘Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip. Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, iapun berkata, ‘Ini Termasuk karunia Tuhanku untuk mencoba aku Apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). Dan barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia”. (QS. An-Naml: 39-40)
● Namun hal ini hanya bisa terjadi pada kekasih-kekasih Allah Ta’ala, yakni para Nabi dan Rasul.
(Bersambung …)
Dipersembahkan oleh : www.manis.id
Follow IG MANIS : http://instagram.com/majelismanis
Subscribe YouTube MANIS : https://youtube.com/c/MajelisManisOfficial
📱Info & Pendaftaran member : https://bit.ly/Joinmanis
💰 Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
An. Yayasan Manis
No Rek BSM : 7113816637
Konfirmasi:
wa.me/6285279776222
wa.me/6287782223130