đ Senin, 12 Jumadil Akhir 1437H / 21 Maret 2016
đ Tadabbur Al-Qur’an
đ Dr. Saiful Bahri, M.A
đżđşđđđźđđˇđ
Materi pekan sebelumnya
http://www.iman-islam.com/2016/03/senin-5-jumadil-akhir1437h-14-maret.html?m=1
đUntuk Para Pendusta
đââKarena sesungguhnya pada sisi kami ada belenggu-belenggu yang berat dan neraka yang menyala-nyala. Dan makanan yang menyumbat di kerongkongan dan azab yang pedih. Pada hari bumi dan gunung-gunung bergoncangan, dan menjadilah gunung-gunung itu tumpukan-tumpukan pasir yang berterbanganââ. (QS.73: 12-14)
Siksaan yang sangat pedih telah Allah siapkan untuk mereka yang memusuhi kekasih-Nya. Adzab yang akan membuat mereka kering dan haus. Tak ada makanan kecuali hanya menambah kepedihan dan rasa kering yang tak terbayangkan.
Sebelumnya, saat sangkakala Israfil ditiup alam semesta ini menjadi demikian rapuh dan lebur dalam kehancuran. Termasuk orang-orang yang ada di atas bumi. Semua mengalami kefanaan. Karena kekekalan hanya dimiliki oleh Dzat Yang Maha Hidup.
Para pendusta yang memusuhi Rasulullah bukannya tak tahu, bahwa sunnah Allah berlaku untuk orang-orang yang mendustakan utusan-Nya. Umat-umat sebelum mereka telah dibinasakan. Sia-sia kengerian itu bahkan sebagian masih bisa dilacak. Lihatlah apa yang dialami Firâaun. Manusia kerdil yang sombong yang menahbiskan dirinya sebagai Tuhan. Kemudian hanya menjumpai kebiasaan yang menghinakan. Ditenggelamkan Allah dan kemudian jasadnya diperlihatkan kepada banyak orang yang datang setelahnya. Bahkan hingga saat ini, jasadnya masih dijaga dan terawat baik dalam museum. Yang demikian untuk diambil pelajaran bagi kaum mukminin juga bagi mereka yang mendustakan dan memusuhi risalah Allah.
đâSesungguhnya kami telah mengutus kepada kamu (hai orang kafir Mekah) seorang rasul, yang menjadi saksi terhadapmu, sebagaimana kami telah mengutus (dahulu) seorang Rasul kepada Firâaun. Maka Firâaun mendurhakai Rasul itu, lalu kami siksa dia dengan siksaan yang beratâ.(QS. 73: 15-16)
Dan seperti kisah kezhaliman dan pendustaan ini masih akan berlangsung terus hingga saat ini, sampai pada hari ketentuan yang telah ditetapkan oleh Allah. Padahal Allah tak henti-hentinya mengingatkan manusia dan memperingatkan orang-orang dzalim tersebut agar menghentikan kedzalimannya.
đâMaka bagaimana kamu akan dapat memelihara dirimu jika kamu tetap kafir kepada hari yang menjadikan anak-anak berubanâ. (QS. 73: 17)
Ini adalah sebuah perumpamaan yang sangat dahsyat. Hari kiamat yang sangat menakutkan itu seperti yang dikisahkan Allah di ayat ini, bahkan akan sanggup memutihkan rambut anak-anak kecil. Sebuah gambaran yang menakutkan. Hari yang sangat mengerikan [14].
đAmbilah Sebuah Keputusan
đâSesunguhnya ini adalah suatu peringatan. Maka barang siapa yang menghendaki niscaya ia menempuh jalan (yang menyampaikannya) kepada Tuhannyaâ. (QS.73: 19)
Peringatan telah dan terus disampaikan Allah maka sekarang semuanya kembali pada diri masing-masing manusia. Dialah yang akan memilih. Mengikuti petunjuk Allah atau berpaling dan memusuhi serta mendustakan peringatan itu. Inilah kebijakan Allah, setelah itu semua manusialah yang akan menanggung semua pilihannya. Karena Allah pun tak pernah memaksa. Karena ketaqwaan ataupun kemaksiatan manusia tak berpengaruh sedikitpun terhadap kekuasaan Allah. Tidak mengurangi ataupun menambahnya.
Jika seluruh manusia dan jin yang pernah dan akan ada, semua tunduk dalam kepasrahan kepada-Nya; maka tidaklah yang demikian itu menambah kemanfaatan bagi-Nya. Bila seluruh manusia dan jin yang pernah dan akan ada, semua menentang-Nya. Maka tidaklah hal itu mengurangi kebesaran-Nya. Dan bila seluruh manusia dan jin yang pernah dan akan ada, semua memohon kepada-Nya. Dan semua permohonan itu dikabulkan-Nya, tidaklah hal itu mengurangi kekuasaan dan kebesaran kerajaan-Nya. Kecuali seperti sehelai benang yang dicelupkan kedalam bentangan samudera [15].
đPenutup: Kasih Sayang dan Kemudahan-Kemudahan Allah
Salah satu bentuk kasih sayang Allah terhadap hamba-Nya adalah dengan memberikan kemudahan-kemudahan. Termasuk diantaranya keringanan-keringanan yang kita dapatkan, atau sebagian kita kenal dengan ârukhshahâ. Demikian juga tentang perintah shalat malam ini. Dari yang semula wajib, kemudian dengan turunya ayat ke dua puluh ini menjadi sunnah.
đâSesungguhnya Tuhanmu mengetahui bahwasanya kamu berdiri (sembahyang) kurang dari dua pertiga malam, atau seperdua malam, atau sepertiganya dan (demikian pula) segolongan dari orang-orang yang bersama kamu. Dan Allah menetapkan ukuran malam dan siang. Allah mengetahui bahwa kamu sekali-kali tidak mampu menentukan batas-batas waktu-waktu itu, Maka dia memberi keringanan kepadamu. Karena itu bacalah apa yang mudah (bagimu) dari al-Qurâan. Dia mengetahui bahwa akan ada di antara kamu orang-orang yang sakit dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah; dan orang-orang yang lain lagi berperang dijalan Allah, maka bacalah apa yang mudah (bagimu) dari al-Qurâan dan dirikanlah sembahyang, tunaikan zakat dan berikanlah pinjaman kepada Allah pinjaman yang baik. Dan kebaikan apa saja yang kamu berbuat untuk dirimu niscaya kamu memperoleh (balasan)nya di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan yang paling besar pahalanya. Dan mohonlah ampunan kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayangâ. (QS.73:20)
Karena Allah Maha Mengetahui kondisi hamba-hamba-Nya. Akan ada yang sanggup melakukannya semalam, dan itupun tak akan bisa dilakukan terus menerus karena badan kita memliki hak untuk diistirahatkan. Ada juga yang bisa melakukannya sedikit bahkan ada yang kadang-kadang saja melakukan shalat malam. Karena ada yang tua dan muda, ada yang sehat dan yang sakit. Ada yang sibuk berperang, memiliki karakter pekerjaan yang melelahkan ada yang sedang stabil imannya dan ada yang labil dan seterusnya.
Maka kemudian Allah jadikan shalat malam hukumnya sunnah. Tapi tetap berfungsi sebagai pembekalan secara efektif bagi penerus risalah Nabi Muhammad saw, sekaligus sebagai jalan untuk meraih kemuliaan di sisi Allah. Seperti dalam firman-Nya.
đ âDan pada sebagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ketempat yang terpujiâ. (QS.17: 79)
Sungguh luas kasih sayang-Nya. Allah memberikan kesempatan bagi hamba-Nya untuk berlomba meraih kemuliaan bagi siapa saja yang mau berusaha meraihnya. Coba kita renungkan pesan Ibnu Athaillah as-Sakandary,
đâAllah sengaja menetapkan waktu âwaktu tertentu untuk beribadah agar engkau tidak sampai tertinggal karena menunda mengerjakannya. Dan Allah memberi keluasaan waktu bagimu agar tetap ada kesempatan untuk memilihâ [16].
âââââââââââââââââââââââââââââ-
[1] Imam Jamaluddin as-Suyuthi, al-Itqân fi âUlumi al-Qurâan, Beirut: Darul Kutub al-Ilmiah, cet.I, 2004 M/ 1425 H, hal 20, Imam Badruddin az-Zaekasyi, al-Burhan fi Ulumi al-Qurâan, Beirut: Darul Fikr, cet.I, 1988 M/ 1408 H, Vol.I, hal.294
[2] Lihat: Kamus al-Munjid fi al-lughah wa al-Aâlam, Beirut Dar al-Masyriq, cet.36, 1997, hal.306
[3] Ibnu Katsir, Tafsir al-Qurâan al-Azhim, Cairo: al-Maktabah al-Qayyimah, Vol.IV, hal.563
[4] Prof. Dr. Jumâah Ali Abd Qader, Maââlim suar al-Qurâan, Cairo: Universitas Al-Azhar, Cet.I, 2004 M / 1424 H, Vol.2, hal.716
[5] Muhyiddin Darwisy, Iârabul al-Qurâan al-Karim wa Bayanuhu, Beirut: Dar Ibnu Katsir, Cet.9, 2005 M / 1426 H, Vol.VIII. Hal 109
[6] Sedikit saja dari waktu malam. (Lihat: Imam az-Zamakhsyar, al-Kasysâfâan Haqââiqu at-Tanzil, Cairo: Maktabah Musthafa al-Halaby, Cet.I, 1354 H, Vol.IV, Hal 152
[7] Iman al-Qurthuby, al-Jamiâ li Ahkami al-Qurâan Cairo: Darul Hadits, 2002 M / 1422 H, Vol.X, hal.33
[8] Ibid. Lihat Juga: Imam al-Baghawy, Maâalim at-Tanzil, Beirut: Darul Kutub Ilmiah. Cet.1, 2004 M / 1424 H, Vol. IV, hal. 376 dan tesis penulis, Kitab Lawamiâ al-Burhan wa Qawathi al-Bayan fi-Maâany, Dirasah wa tahqiq, Cairo: Universitas Al-Azhar, 2006 M, Vol.II, hal.730
[9] Imam syihabuddin al-Alusy, Ruh al-Maâany, Beirut: Darul Fikr, 1997 M/1417 H, vol.XXIX, hal.182
[10] lihat tesis penulis; Kitab lawaniâ al-Burhan, Ibid.Vol.II, hal.730
[11] Seorang alim dari Mesir, kelahiran Alexandria tahun 1250 M dan meninggal pada tahun 1309. Beliau adalah syeikh ketiga dalam tarekat asy-Syadzili. Beliau telah menulis buku lebih dari 20 karya. Dan kitab al-Hikam adalah pesan-pesan penuh hikmah yang menjadi magnum opusnya, sebuah karya monumental yang dibaca dan diterjemahkan ke dalam banyak bahasa.
[12] Ibnu Athaâillah as-Sakandary, Kitab Al-Hikam, (terj. Dr. Ismail Baâadillah), Jakarta: Khatulistiwa Press. Cet.I,hal.64, Hikmah ke-44.
[13] Prof. Dr. Yusuf al-Qaradhawy, al-Imân wa al-Hidayâh, Cairo: Maktabah Wahbah, Cet.16, 2007 M / 1428 H, hal 173
[14] Iman Ibnu Katsir, Tafsir al-Qurâan al-Azhim, Op.Cit,Vol.IV, hal 568
[15] Seperti hadits qudsy yang diriwayatkan Imam Muslim dalam shahilnya, kitab al-Birr wa ash-Shilah, hadits no: 2577. Dari sahabat Nabi saw, Abu Dzar al_Ghifary. (Ibnu Daqiq, al-âId, Sayrhu al-Arbaâin an-Nawawiyah, Cairo: Darussalam, Cet.III, 2007 M / 1428 H, hal 207-208)
[16] Ibnu Athaâillah as-Sakandary, Kitab Al-Hikam,Op.Cit, hal. 226 hikmah ke-170
đżđşđđđźđđˇđđš
Dipersembahkan:
www.iman-islam.com
đź Sebarkan! Raih pahala…