๐ฟ๐บ๐๐๐ผ๐๐ท๐
๐ Oleh: Ustadz Farid Nu’man Hasan, SS.
๐Hadits ke 10:
ููุนููู ุงูุจููู ุนูุจููุงุณู ุฑูุถููู ุงููููููู ุนูููููู ูุง; – ุฃูููู ุงูููููุจูููู – ุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู – ููุงูู ููุบูุชูุณููู ุจูููุถููู ู ูููู ููููุฉู ุฑูุถููู ุงููููููู ุนูููููุง – ุฃูุฎูุฑูุฌููู ู ูุณูููู ู
๐Dari Ibnu Abbas Radhiallahu โAnhuma; bahwasanya Nabi Shallallahu โAlaihi wa Sallam mandi dengan memakai air sisa Maimunah Radhiallahu โAnha. Dikeluarkan oleh Muslim
๐Takhrij Hadits:
-๐น Imam Muslim dalam Shahihnya No. 323
-๐น Imam Ahmad dalam Musnadnya No. 3465
-๐น Imam Al Baihaqi dalam As Sunan Ash Shaghir No. 141, juga As Sunan Ash Shughra No. 191, juga As Sunan Al Kubra No. 857
-๐น Imam Ath Thabarani dalam Al Muโjam Al Kabir No. 1033
-๐น Imam Ad Daruquthni dalam Sunannya, 1/53
-๐น Imam Ibnu Khuzaimah dalam Shahihnya No. 108
-๐น Imam Abu โUwanah dalam Musnadnya No. 808
-๐น Imam Al Bazzar dalam Musnadnya No. 5261
-๐น Imam Abdurrazzaq dalam Al MushannafNo. 1037
๐Status Hadits:
Hadits ini shahih, dimasukkan oleh Imam Muslim dalam kitab Shahihnya, dan lain-lain. Shahih Muslim adalah kitab paling shahih setelah Shahih Bukhari.
Berkata Imam An Nawawi Rahimahullah:
ุฃูู ู ุตูู ูู ุงูุตุญูุญ ุงูู ุฌุฑุฏุ ุตุญูุญ ุงูุจุฎุงุฑูุ ุซู ู ุณูู ุ ููู ุง ุฃุตุญ ุงููุชุจ ุจุนุฏ ุงููุฑุขูุ ูุงูุจุฎุงุฑู ุฃุตุญูู ุง ูุฃูุซุฑูู ุง ููุงุฆุฏุ ูููู ู ุณูู ุฃุตุญุ ูุงูุตูุงุจ ุงูุฃูู
๐ “Kitab pertama yang paling shahih adalah Shahih Al Bukhari, kemudian Shahih Muslim. Keduanya adalah kitab paling shahih setelah Al Quran. Dan Shahih Al Bukhari paling shahih di antara keduanya dan paling banyak manfaatnya. Ada yang mengatakan Shahih Muslim paling shahih, tapi yang benar adalah yang pertama.” (Imam An Nawawi, At Taqrib wat Taisir, Hal. 1. Mawqi’ Ruh Al Islam)
๐Kandungan Hadits:
Ada beberapa hal yang bisa diambil maknanya dari hadits ini:
๐1โฃ . Hadits ini dari Ibnu Abbas, yakni Abdullah bin Abbas Radhiallahu โAnhuma, siapakah dia?
Abdullah bin Abbas memiliki kun-yah (gelar) Abu โAbbas (bapaknya Abbas). Namanya adalah Abdullah, putera Abbas bin Abdul Muthalib. Beliau dan ayahnya adalah sahabat sekaligus famili Rasulullah Shallallahu โAlaihi wa Sallam. Abbas bin Abdul Muthalib adalah adik dari ayah Rasulullah Shallallahu โAlaihi wa Sallam, Abdullah. Maka, โAbbas bin Abdul Muthalib adalah paman nabi, sedangkan Abdullah bin โAbbas adalah sepupu nabi. Jadi, ayah beliau bernama โAbbas, anaknya juga bernama โAbbas.
Imam Ibnul Atsir Rahimahullah mengatakan:
โAbdullah bin โAbbas bin Abdul Muthalib bin Hasyim bin Abdu Manaf, Abul Abbas Al Qursyi Al Hasyimi. Dia adalah anak dari paman Rasulullah Shallallahu โAlaihi wa Sallam, diberikan kun-yah (gelar panggilan) dengan nama anaknya Al โAbbas, sebagai anaknya yang paling besar, dan ibunya bernama Lubabah Al Kubra binti Al Harits bin Khuznul Al Hilaliyah.
Abdullah bin Abbas juga dinamakan Al Bahr (samudera) karena ilmunya yang luas, dia juga dinamakan Hibrul Ummah (tintanya umat). Dia dilahirkan di celah bukit di Mekkah tiga tahun sebelum hijrah, Beliau di-tahnik[1]oleh Nabi Shallallahu โAlaihi wa Sallam. (Usadul Ghabah, Hal. 630)
Imam Adz Dzahabi Rahimahullah menyebutnya dengan istilah Al Bahr(Samudera), Hibrul Ummah (tintanya umat),Faqihul โAshr (ahli fiqih zamannya), dan Imamut Tafsir (imam ahli tafsir).
Beliau mengambalih hadits secara baik dari Rasulullah Shallallahu โAlaihi wa Sallam, juga meriwayatkan dari Umar, Ali, Muadz, ayahnya, Abdurrahman bin Auf, Abu Sufyan Sakhr bin Harb, Abu Dzar, Ubay bin Kaโab, Zaid bin Tsabit, dan lainnya. Beliau membacakan Al Quran di hadapan Ubay dan Zaid (karena Ubay dan Zaid di antara sahabat nabi yang menulis wahyu Allah Taโala, pen).
Sederetan nama beken dari kalangan tabiโin senior telah menjadi muridnya, seperti Urwah bin Zubeir, Said bin Jubeir, Ikrimah, Abu Asy Syaโtsa Jabir, Mujahid bin Jabr, Al Qasim bin Muhammad, Abu Rajaโ Al โAtharidi, Abul โAliyah, โAtha bin Yasar, โAtha bin Abi Rabah, Asy Syaโbi, Al Hasan Al Bashri, Ibnu Sirin, Muhammad bin Kaโab Al Qurzhi, Syahr bin Hausyab, Ibnu Abi Malikah, Amru bin Dinar, Dhahak bin Muzahim, Ismail As Suddi, dan lainnya.
Beliau memiliki beberapa anak, paling tua adalah Al Abbas, paling kecil Ali Abu Al Khulafaโ. D antara mereka ada Al Fadhl, Muhammad, Ubaidullah, Lubabah, dan Asmaโ.
Ketika Nabi Shallallahu โAlaihi wa Sallam wafat, usia beliau adalah 10 tahun, ada juga riwayat yang menyebut 13 tahun, ada juga yang menyebut 15 tahun. (Siyar Aโlam An Nubala, 3/331-335)
Menurut Ali bin Al Madini, Ibnu Abbas wafat pada tahu 68 atau 67 Hijriyah. Sementara Al Waqidi, Al Haitsam, dan Abu Nuโaim mengatakan: tahun 68. Disebutkan bahwa Beliau hidup selama 71 tahun. (Ibid, 3/359)
Abdullah bin โAbbas Radhiallahu โAnhuma memiliki banyak keutamaan dan pujian untuknya. Diantaranya sebagai berikut:
Beliau mengatakan:
ุฏูุนูุง ููู ุฑูุณูููู ุงูููููู ุตููููู ุงูููููู ุนููููููู ููุณููููู ู ุฃููู ููุคูุชูููููู ุงูููููู ุงููุญูููู ูุฉู ู ูุฑููุชููููู
๐ Rasulullah Shallallahu โAlaihi wa Sallam mendoakan untukku sebanyak dua kali, agar Allah memberikanku hikmah (ilmu). (HR. At Tirmidzi No. 3823, katanya: hasan gharib. Syaikh Al Albani menshahihkannya. LihatRaudh An Nadhir No. 395, Shahih wa Dhaif Sunan At Tirmidzi No. 3823)
Ibnu โAbbas mengatakan, ketika Nabi Shallallahu โAlaihi wa Sallam berada di rumah Maimunah, dia membawa air wudhu buat nabi, lalu berkata kepada nabi: โAbdullah bin Abbas telah menyediakan air wudhu untukmu.โ Lalu Nabi Shallallahu โAlaihi wa Sallam bersabda:
ุงูููู ูููู ูู ุงูุฏูู ู ุนูู ู ุงูุชุฃููู
๐Ya Allah, fahamkanlah agama baginya, dan ajarkanlah ia taโwil. (HR. Imam Al Hakim dalam Al Mustadrak No. 6280, katanya: shahih, dan Bukhari-Muslim tidak meriwayatkannya. Imam Adz Dzahabi menyepakati keshahihannya. Ath Thabarani dalam Al Muโjam Al Kabir No. 10587, Ath Thabari dalam Tahdzibul Atsar No. 2159)
Sementara dalam riwayat Imam At Tirmidzi yang lain berbunyi: โAllimhu Al Hikmah – Ajarkanlah dia Al Hikmah. (No. 3824, katanya:hasan shahih)
Ada pun dalam riwayat Imam Al Bukhari, hanya: โAllahumma faqqihhu fiddin โ Ya Allah, fahamkanlah agama baginya. (HR. Bukhari No. 143), juga dalam Kitab Al Fadhail,berbunyi: Allahumma โallimhu Al kitab โ Ya Allah ajarkanlah dia Al Kitab (Al Quran).
๐2โฃ . Hadits ini menunjukkan kebalikan dari hadits sebelumnya, yakni bolehnya suami menggunakan air bekas mandi istrinya, atau sebaliknya. Sebab, dengan jelas bahwa Nabi Shallallahu โAlaihi wa Sallam sendiri memakai air sisa yang dipakai istrinya. Kenyataan ini menguatkan apa yang dikatakan oleh para ulama, bahwa larangan yang ada pada hadits sebelumnya bukanlah larangan yang menunjukkan haram atau makruh, tetapi larangan untuk mendidik dan membimbing suami istri.
Inilah pandangan mayoritas ulama, bolehnya seorang suami bersuci memakai air bekas istrinya atau sebaliknya, secara bergantian.
Imam An Nawawi Rahimahullah berkata:
ูุฃู ุง ุชุทููุฑ ุงูุฑุฌู ูุงูู ุฑุฃุฉ ู ู ุฅูุงุก ูุงุญุฏ ููู ุฌุงุฆุฒ ุจุฅุฌู ุงุน ุงูู ุณูู ูู ููุฐู ุงูุงุญุงุฏูุซ ุงูุชู ูู ุงูุจุงุจ ูุฃู ุง ุชุทููุฑ ุงูู ุฑุฃุฉ ุจูุถู ุงูุฑุฌู ูุฌุงุฆุฒ ุจุงูุงุฌู ุงุน ุฃูุถุงูุฃู ุง ุชุทููุฑ ุงูุฑุฌู ุจูุถููุง ููู ุฌุงุฆุฒ ุนูุฏูุง ูุนูุฏ ู ุงูู ูุฃุจู ุญูููุฉ ูุฌู ุงููุฑ ุงูุนูู ุงุก
๐Ada pun seorang laki-laki (suami) dan wanita (istri) bersuci dari bejana yang sama, maka itu boleh berdasarkan ijmaโ kaum muslimin karena adanya hadits-hadits dalam bab ini. Ada pun bersucinya wanita dengan menggunakan sisa air laki-laki adalah boleh berdasarkan ijmaโ juga. Ada pun bersucinya laki-laki dengan air sisa wanita, maka itu boleh menurut kami (Syafiโiyah), Malik, Abu Hanifah, dan mayoritas ulama. (Al Minhaj Syarh Shahih Muslim, 4/2)
Sedangkan Imam Ahmad bin Hambal, Imam Daud Azh Zhahiri, mengatakan hal itu terlarang, begitu juga menurut sebagian tabiโin seperti Abdullah bin Sarjis dan Al Hasan Al Bashri. Sedangkan Imam Saโd bin Al Musayyib memakruhkannya. (Ibid)
Lalu, Imam An Nawawi Rahimahullah mengatakan:
ูุงูู ุฎุชุงุฑ ู ุง ูุงูู ุงูุฌู ุงููุฑ ููุฐู ุงูุฃุญุงุฏูุซ ุงูุตุญูุญู ูู ุชุทููุฑู ุตูู ุงููู ุนููู ู ุณูู ู ุน ุฃุฒูุงุฌู ููู ูุงุญุฏ ู ููู ุง ูุณุชุนู ู ูุถู ุตุงุญุจู
๐Pendapat yang dipilih adalah apa yang dikatakan oleh mayoritas ulama, karena hadits-haditsnya yang shahih menunjukkan bersucinya Nabi Shallallahu โAlaihi wa Sallam bersama istri-istrinya, keduanya masing-masing menggunakan sisa yang lainnya. (Ibid, 4/3)
Pernyataan Imam An Nawawi bahwa telah terjadi ijmaโ kebolehan wanita bersuci dengan air bekas suaminya telah dikritik ulama lain. Sebab, pada kenyataannya telah terjadi pendapat juga sebagaimana perbedaan pendapat tentang laki-laki yang bersuci dengan air bekas istrinya.
Berikut ini penjelasan Syaikh Abul โAla Al Mubarkafuri Rahimahullah:
ููููุช ููุฐูุง ุงููุงุฎูุชูููุงูู ููู ุชูุทููููุฑู ุงูุฑููุฌููู ุจูููุถููู ุงููู ูุฑูุฃูุฉู ููุฃูู ููุง ุชูุทููููุฑู ุงููู ูุฑูุฃูุฉู ุจูููุถููู ุงูุฑููุฌููู ููููุงูู ุงููููููููููู ุฌูุงุฆูุฒู ุจูุงููุฅูุฌูู ูุงุนู ุ ููุชูุนููููุจููู ุงููุญูุงููุธู ุจูุฃูููู ุงูุทููุญูุงููููู ููุฏู ุฃูุซูุจูุชู ููููู ุงููุฎูููุงูู
๐Aku berkata: inilah perbedaan pendapat tentang bersucinya laki-laki dengan air bekas wanita. Ada pun bersucinya wanita dengan air bekas laki-laki Imam An Nawawi mengatakan boleh menurut ijmaโ. Hal ini telah dikomentari oleh Al Hafizh (Ibnu Hajar) dengan pernyataan Ath Thahawi bahwa telah pasti adanya perbedaan pendapat di dalamnya. (Tuhfah Al Ahwadzi, 1/168)
Namun demikian umumnya para ulama memang memberikan keringanan atas kebolehan kaum laki-laki bersuci dengan air bekas istrinya, sebagaimana dikatakan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah. Berikut ini keterangannya:
ููุงูู ุงูุจููู ุชูููู ููููุฉู ููู ุงููู ูููุชูููู ุฃูููุซูุฑู ุฃููููู ุงููุนูููู ู ุนูููู ุงูุฑููุฎูุตูุฉู ูููุฑููุฌููู ู ููู ููุถููู ุทููููุฑู ุงููู ูุฑูุฃูุฉู
๐Berkata Ibnu Taimiyah dalam Al Muntaqa, bahwa mayoritas ulama memberikan keringanan bolehnya bagi laki-laki menggunakan air bekas bersucinya wanita.(Ibid)
๐ฟ๐บ๐๐๐ผ๐๐ท๐๐น
Dipersembahkan oleh : www.manis.id
Follow IG MANIS : http://instagram.com/majelismanis
Subscribe YouTube MANIS : https://youtube.com/c/MajelisManisOfficial
๐ฑInfo & Pendaftaran member : https://bit.ly/Joinmanis
๐ฐ Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
An. Yayasan Manis
No Rek BSM : 7113816637
Konfirmasi:
wa.me/6285279776222
wa.me/6287782223130