Sibukkan Diri Dengan Ketaatan

0
201

📝 Khutbah Jum’at oleh: Ustadz Denis Arifandi Pakih Sati, Lc. M.H (IKADI DIY)

🌿🌺🍂🍀🌼🍄🌷🌹

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ مُكَوِّرِ اللَّيْلِ عَلَى النَّهَار، وَمُكَوِّرِ النَّهَارِ عَلَى اللَّيْل. جَاعِلِ اللَّيْلِ سَكَناً، وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ حُسْبَانًا، ذَلِكَ تَقْدِيْرُ الْعَزِيْزِ الْحَكِيْم.
أَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ عَلَى نِعَمِهِ الْمُتَوَالِيَات، وَخَيْرَاتِهِ الْمُتَعَاقِبَات.
وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَه، رَبُّ الْأَرْضِ وَالسَّمَاوَات، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدَهُ وَرَسُوْلُه، خَتَمَ اللهُ بِهِ النُّبُوَّاتِ وَالرِّسَالَات، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْخَيْرِ وَالْكَرَامَات، وَالتَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ عَلَى تَعَاقُبِ الْأَيَّامِ وَالسَّاعَات.
أَمَّا بَعْدُ؛
فَيَا عِبَادَ الله، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ تَعَالَى: «يَآ أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ»

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Betapa berharga waktu bagi seorang muslim. Ia merupakan anugerah Allah Swt. yang semestinya dimanfaatkan untuk beramal dengan sebaik-baiknya. Inilah yang dapat kita pahami dari firman Allah Swt.

الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا ۚ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ

“Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.” (QS. al-Mulk: 2)

Hari demi hari bagi seorang muslim adalah waktu yang diberikan Allah Swt. untuk menunaikan amal terbaik (ahsanu ‘amala). Tidak mengherankan sekira para ulama dan para bijak bestari menasihatkan untuk senantiasa mengisi anugerah waktu itu dengan ketaatan pada Allah Swt. dan bukan merusaknya dengan kelalaian. Inilah yang pernah disampaikan oleh seorang ulama tabi’in Al-Hasan Al-Bashri:

اِبْنَ آدَم، إِنَّمَا أَنْتَ أَيَّامٌ، فَإِذَا ذَهَبَ يَوْمٌ، ذَهَبَ بَعْضُك

“Wahai manusia, engkau hanyalah kumpulan hari-hari. Jikalau satu hari berlalu, sebagian dari dirimu juga telah berlalu.” (HR. Abu Nu’aim dalam Hilyah Al-’Awliya’)

Tidak ada yang lebih berharga, lebih mulia, lebih agung, atau lebih berharga dibandingkan usia. Tanda kesuksesan paling besar adalah, ketika kita dapat menggunakannya untuk hal-hal yang bermanfaat, baik untuk kehidupan dunia maupun untuk mengangkat derajat kita di akhirat. Sebaliknya, salah satu tanda kegagalan adalah, ketika kita menggunakan waktu yang telah Allah Swt. anugerahkan untuk sesuatu yang tidak bermanfaat, apalagi untuk kemaksiatan dan kerusakan.

Orang yang paling bijaksana adalah orang yang menggunakan hidupnya untuk perkara paling penting, dan kemudian baru yang penting. Tugas itu banyak, dan hidup ini singkat. Orang yang paling bahagia adalah orang yang selalu menyibukkan diri dengan kebenaran dan menjalankan kewajiban yang seharusnya dilakukan, tidak menggunakan waktunya untuk kesia-siaan. Sebab, jika kita tidak menyibukkan waktu dengan kebenaran, maka kita akan sibuk oleh kebatilan. Jikalau kita tidak menggunakan waktu untuk sesuatu yang bermanfaat, maka kita akan sibuk dengan sesuatu yang menimbulkan mudharat.

Pada masa sekarang ini, pintu hobi dan hawa nafsu terbuka lebar; berbagai channel olahraga disediakan bagi para pecinta olahraga; channel film dan serial disediakan bagi para pecinta seni dalam berbagai bentuk dan bahasa; Arab, Inggris, Turki, dan Spanyol. Kemudian ditambah lagi dengan berbagai game; playstation untuk segala usia, bagaikan laut tanpa tepi. Bahkan, saluran pornografi pun dengan mudah dapat diakses oleh berbagai kalangan. Begitulah tayangan-tayangan merusak telah mengepung dan menyibukkan sebagian kita sehingga membuat jiwa semakin lemah, khususnya bagi yang kurang dalam pemahaman agama, rapuh orientasi hidupnya, minim wibawa dirinya, dan ringkih akhlaknya.

Jika di antara kita tidak terjebak untuk menyibukkan diri menyaksikan tayangan-tayangan tersebut, masih ada media sosial yang sering kali tanpa sadar menyita hampir sebagian besar waktu kita. Berapa banyak di antara kita suntuk berjam-jam dalam obrolan WhatsApp, facebook, dan sebagainya? Akhirnya, waktu pun habis, usia terampas, dan zaman berlalu sia-sia di tangan pemiliknya.

Terkait dengan kecenderungan untuk lalai dengan waktu, jauh-jauh hari Rasulullah Saw. telah mengingatkan. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ، الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ

”Ada dua kenikmatan yang banyak manusia tertipu, yaitu nikmat sehat dan waktu senggang”. (HR. Bukhari no. 6412, dari Ibnu ‘Abbas)

Sungguh, pangkal semua kesia-siaan adalah waktu luang; tidak ada kegiatan sama sekali, membiarkan diri tanpa ada kerja yang digarap. Jiwa yang kosong, yang bermalas-malasan untuk melakukan kebaikan, cenderung akan menyibukkan pelakunya dengan kebatilan. Dan itu pasti. Ia akan selalu mendatangi satu pintu keburukan, kemudian masuk ke pintu keburukan lainnya, sampai habis umurnya dan tidak tersisa waktunya.

Ibn al-Qayyim dalam kitab al-Jawab al-Kafi menasihatkan, “Waktu luang (al-faragh) akan melahirkan kerusakan, lalu maksiat akan beruntun menghampiri seorang hamba dalam rangkaian yang menghancurkan; yang akan melemahkan iman di hati dan menjauhkannya dari Allah Swt. Siapa yang hampa dari amalan bermanfaat lagi produktif, maka ia pasti akan sibuk dengan sesuatu yang memudharatkannya dan tidak memberinya manfaat sama sekali.

Imam al-Syafii (semoga Allah merahmatinya) mengatakan, “Jikalau Anda tidak menyibukkan diri dengan kebenaran, maka ia akan menyibukkan Anda dengan kebatilan.”

Hal serupa disampaikan al-Munawi dalam kitab Fayd al-Qadir. “Ketahuilah, kekosongan (al-faragh atau waktu luang) akan melahirkan keinginan (syahwat). Siapa yang menghabiskan harinya tanpa hak yang ia penuhi, atau tanpa kewajiban yang ia tunaikan, atau tanpa kemuliaan yang ia raih, atau tanpa pujian yang ia dapatkan, atau tanpa kebaikan yang ia tegakkan, atau tanpa pengetahuan yang dipelajari, maka ia telah mendurhakai harinya. Waktu luang akan menggulungnya. Penyebab musibah itu adalah al-faragh (waktu luang).” (Fayd al-Qadir: 6/375)

Itulah sebabnya, Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu pernah berkata:

إنِّي لَأَبْغَضُ الرَّجُلَ فَارِغًا لَا فِي عَمَلِ الدُّنْيَا وَلَا فِي عَمَلِ الْآخِرَةِ

“Aku membenci seseorang yang tidak melakukan apapun; tidak ada kerja duniawi yang dikerjakannya, dan tidak ada juga amalan ukhrawi yang disemainya.” (HR. Abu Nu’aim dalam Hilyah al-Awliya’)

Jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah Swt.,

Nasihat Imam Syafii dan para ulama lainnya, “Jika kalian tidak menyibukkan diri dalam kebenaran, maka kalian akan disibukkan oleh kebatilan”, patut kita jadikan pegangan. Jika kita tidak menyibukkan hari-hari kita dengan ketaatan, maka waktu kita akan terisi oleh kemaksiatan. Jika usia kita tidak dipenuhi dengan hal-hal bermanfaat, maka ia akan disesaki dengan perkara-perkara yang mendatangkan madharat.

Ibn al-Qayyim rahimahullah menegaskan, “Ia adalah jiwa. Jika kalian tidak menyibukkannya dengan kebenaran, ia akan menyibukkanmu dengan kebatilan. Dan ia adalah hati. Jikalau rasa cinta kepada Allah Swt. tidak menghuninya, maka ia akan dihuni oleh rasa cinta kepada makhluk. Dan itu pasti. Ia adalah lisan. Jika kalian tidak menyibukkannya dengan berzikir, maka ia akan menyibukkanmu dengan senda gurau. Dan itu tidak baik untuk kalian. Itu pasti.” (Kitab al-Wabil al-Shayyib: 1/ 111).

Begitulah tabiat diri kita. Jika hati tidak dipenuhi rasa tunduk kepada Allah Swt., ia akan digiring untuk tunduk kepada selain Allah. Jika lisan tidak diarahkan untuk berkata yang baik, ia akan disibukkan untuk berkata yang buruk. Jika kaki tidak disibukkan untuk melangkah ke masjid dan tempat-tempat kebaikan, ia akan mudah digerakkan menuju tempat-tempat kemaksiatan. Jika mata tidak digunakan untuk membaca Quran, ia akan mudah tergelincir untuk menyaksikan hal-hal yang melalaikan. Begitu seterusnya.

Oleh karena itu, mari sibukkan diri kita dalam ketaatan. Usahakan tidak ada waktu yang terlewatkan kecuali ia dipenuhi dengan kebaikan.

Mari kita renungkan sebuah atsar yang dinisbatkan kepada Umar bin al-Khattab radhiyallahu ‘anhu:

إِنَّ اللهَ خَلَقَ الْأَيْدِيْ لِتَعْمَلَ فَإِذَا لَمْ تَجِدْ فِي الطَّاعَةِ عَمَلًا اِلْتَمَسَتْ فِي الْمَعْصِيَةِ أَعْمَالًا.. فَأَشْغِلْهَا بِالطَّاعَةِ قَبْلَ أَنْ تُشْغِلَكَ فِي الْمَعْصِيَة

“Allah Swt. menciptakan tangan agar Anda beramal. Jikalau ia tidak mendapati amalan dalam ketaatan, maka ia akan mendapati amalan-amalan dalam kemaksiatan. Maka, sibukkanlah ia dengan ketaatan sebagaimana ia menyibukkanmu dengan kemaksiatan.”

Sibukkan diri kita dengan ketaatan. Sungguh, usia terus beranjak dan kematian seakan terus memburu kita, tak ada waktu bagi kita untuk berleha-leha. Semoga Allah Swt. memandu dan membimbing kita untuk selalu menyibukkan diri dalam ketaatan kepada-Nya.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ في اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ

Khutbah Kedua

اَلْحَمْدُ لله عَلَى إِحْسَانِهِ، وَالشُّكْرُ لَهُ عَلَى تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَانِه، وَأَشهَدُ أَن لا إِلَهَ إِلا اللَّهُ
وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ تَعْظِيْمًا لِشَأْنِه، وأَشهدُ أنَّ نَبِيَّنَا مُحمَّدًا عَبدُهُ وَرَسُولُهُ الدَّاعِي إِلى رِضْوَانِه.
أَمَّا بَعْدُ؛
فَيَا عِبَادَ الله، اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ التَّقْوَى، وَأَطِيْعُوْهُ فِي السِّرِّ وَالنَّجْوَى.
ثُمَّ صَلُّوا وَسَلِّمُوا عَلَى الْهَادِي الْبَشِيْر، وَالسِّرَاجِ الْمُنِيْر، نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَاحِبِ الْفَضْلِ الْكَبِيْر. فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي كِتَابِهِ: «إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً»
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَماَ صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إنَّكَ حَمِيْدٌ مَـجِيْد، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الْـخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْن، أَبِيْ بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيّ، وَعَنِ الصَّحَابَةِ أَجْمَعَيْن، وَعَنَّا مَعَهُمْ بِمَنـِّكَ وَكَرِمِكَ يَا أَكْرَمَ الْأَكْرَمِيْن.
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ، وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ، اْلأَحْيآءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَات، وَيَا قَاضِيَ الْحَاجَات.
اللَّهُمَّ آمِنَّا فِي أَوْطَانِنَا، وَأَصْلِحْ أَئِمَّتَنَا وَوُلاَةَ أُمُورِنَا.
اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ، وَاْلوَبَاءَ، وَالزَّلاَزِلَ، وَاْلمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَا خآصَّة، وَسَائِرِ بِلاَدِ اْلمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ.
اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنْ الْبَرَصِ وَالْجُنُونِ وَالْجُذَامِ وَمِنْ سَيِّء الْأَسْقَامِ.
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَة، وَالْمُعَافَاةِ الدَّائِمَة، فِي دِيْنِنَا وَدُنْيَاناَ وَأَهْلِنَا وَمَالِناَ.
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ.
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
والْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ.
أَقِيْمُوا الصَّلَاة.

🍃🍃🌺🍃🍃🌺🍃🍃


Dipersembahkan oleh : www.manis.id

Follow IG MANIS : http://instagram.com/majelismanis

Subscribe YouTube MANIS : https://youtube.com/c/MajelisManisOfficial

📱Info & Pendaftaran member : https://bit.ly/Joinmanis

💰 Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
An. Yayasan Manis
No Rek BSM : 7113816637
Konfirmasi:
wa.me/6285279776222
wa.me/6287782223130

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here