3 + 1 Nasehat Penting Dari Rasulullah Saw

0
121

🌿🌺🍂🍀🌼🍄🌷🌹

📝 Pemateri: Ustadz Rikza Maulan, Lc., M.Ag

Hadits Pertama

 

عن أَبُي كَبْشَةَ الْأَنَّمَارِيُّ أَنَّهُ سَمِعَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ ثَلَاثَةٌ أُقْسِمُ عَلَيْهِنَّ وَأُحَدِّثُكُمْ حَدِيثًا فَاحْفَظُوهُ، قَالَ مَا نَقَصَ مَالُ عَبْدٍ مِنْ صَدَقَةٍ، وَلَا ظُلِمَ عَبْدٌ مَظْلَمَةً فَصَبَرَ عَلَيْهَا إِلَّا زَادَهُ اللَّهُ عِزًّا، وَلَا فَتَحَ عَبْدٌ بَابَ مَسْأَلَةٍ إِلَّا فَتَحَ اللَّهُ عَلَيْهِ بَابَ فَقْرٍ… (رواه الترمذي)

Dari Abu Kabsyah Al Anmari ra berkata, aku mendengar Rasulullah Saw bersabda, “Ada tiga hal (nasehat), yang aku bersumpah atasnya. Dan aku akan mengatakan suatu hal (nasehat) lainnya pada kalian, hendaklah kalian menjaganya.” Beliau bersabda, “(1) Tidaklah harta seorang menjadi berkurang karena sedekah, (2) tidaklah seseorang diperlakukan secara dzalim. lalu ia bersabar (memaafkan) melainkan Allah akan menambahkan kemuliaan untuknya, dan (3) tidaklah seorang hamba membuka pintu minta-minta melainkan Allah akan membukakan pintu kemiskinan untuknya…” (HR. Tirmidzi)

©️ Takhrij Hadits;

Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dalam Sunannya, Kitab Az-Zuhud an Rasulillah Saw, Bab Ma Ja’a Matsalalud Dunya Mitsla Arba’atin Nafar, hadits no 2247.

®️ Hikmah Hadits;

1. Ada 3 + 1 nasehat penting dari Rasulullah Saw untuk kita sebagai umatnya yang harus diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan karena demikian pentingnya 3 + 1 nasehat tersebut, hingga Nabi Saw membahasakannya dengan ungkapan “Ada tiga hal (nasehat), yang aku bersumpah atasnya. Dan aku akan mengatakan suatu hal (nasehat) lagi pada kalian, hendaklah kalian menjaganya.” Ini artinya Nabi Saw benar-benar menekankan nasehat ini agar diamalkan oleh kita sebagai umatnya.

2. Ketiga nasehat penting tersebut, adalah sebagai berikut;

(1). Banyak berbagi.

Nabi Saw membahasakannya dengan ungkapan, “Tidaklah harta seorang menjadi berkurang karena sedekah”

(مَا نَقَصَ مَالُ عَبْدٍ مِنْ صَدَقَةٍ)

Artinya kekhawatiran bahwa sedekah akan mengurangi harta tidaklah benar. Karena dengan sedekah justru akan semakin menambah dan memberkahkan harta. Dengan banyak bersedekah juga insya Allah akan semakin menjadikan kehidupan seseorang semakin lebih terasa berarti dan bermanfaat bagi orang lain.

(2). Mudah memaafkan.

Nabi Saw membahasakannya dengan ungkapan, “Tidaklah seseorang diperlakukan secara dzalim, lalu ia bersabar (memaafkan) melainkan Allah akan menambahkan kemuliaan untuknya”

(وَلَا ظُلِمَ عَبْدٌ مَظْلَمَةً فَصَبَرَ عَلَيْهَا إِلَّا زَادَهُ اللَّهُ عِزًّا)

Karena memaafkan adalah kemuliaan, dan sifat memaafkan tidak akan dimiliki kecuali oleh orang-orang mulia yang berhati besar. Memaafkan juga merupakan sifat para Nabi dan Rasul, serta juga sifat para orang-orang shaleh terdahulu. Maka jika ingin mendapatkan kemuliaan di sisi Allah Swt dan di mata manusia, maka hendaklah ia banyak memaafkan kesalahan orang lain.

(3) Banyak berusaha dan tidak meminta-minta.

Nabi Saw membahasakannya dengan ungkapan, “Tidaklah seorang hamba membuka pintu meminta-minta melainkan Allah Swt akan membukakan pintu kemiskinan untuknya”

(وَلَا فَتَحَ عَبْدٌ بَابَ مَسْأَلَةٍ إِلَّا فَتَحَ اللَّهُ عَلَيْهِ بَابَ فَقْرٍ أَوْ كَلِمَةً نَحْوَهَا)

Karena sifat suka meminta adalah sifat tercela yang dapat “mematikan” semangat pelakunya untuk bekerja dan berusaha. Sehingga akan menjadikannya malas dan tdk mau berusaha. Akibatnya selamanya ia akan terjebak dalam kebiasaannya dan menjadi miskin karenanya. Na’udzubillahi min dzalik.

3. Ketiga pelajaran berharga dari Nabi Saw ini, jika dicermati secara mendalam akan kita dapati bermuara pada urgensi memiliki sikap dan mentalitas yang positif dan baik, yaitu (1) banyak memberi, (2) suka memaafkan, (3) banyak berusaha dan tidak meminta-minta. Karena sikap mental yang baik merupakan modal dasar dalam menggapai kemuliaan dan kesuksesan.

Maka hendaknya kita berusaha mengamalkan dan menjaganya dalam kehidupan sehari-hari agar dapat menjadi kunci sukses bagi kita semua.

Hadits Kedua

🌿🌺🍂🍀🌼🍄🌷🌹

عن أَبُي كَبْشَةَ الْأَنَّمَارِيُّ أَنَّهُ سَمِعَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ….وَأُحَدِّثُكُمْ حَدِيثًا فَاحْفَظُوهُ قَالَ إِنَّمَا الدُّنْيَا لِأَرْبَعَةِ نَفَرٍ، عَبْدٍ رَزَقَهُ اللَّهُ مَالًا وَعِلْمًا فَهُوَ يَتَّقِي فِيهِ رَبَّهُ وَيَصِلُ فِيهِ رَحِمَهُ وَيَعْلَمُ لِلَّهِ فِيهِ حَقًّا فَهَذَا بِأَفْضَلِ الْمَنَازِلِ، وَعَبْدٍ رَزَقَهُ اللَّهُ عِلْمًا وَلَمْ يَرْزُقْهُ مَالًا فَهُوَ صَادِقُ النِّيَّةِ يَقُولُ لَوْ أَنَّ لِي مَالًا لَعَمِلْتُ بِعَمَلِ فُلَانٍ فَهُوَ بِنِيَّتِهِ فَأَجْرُهُمَا سَوَاءٌ، وَعَبْدٍ رَزَقَهُ اللَّهُ مَالًا وَلَمْ يَرْزُقْهُ عِلْمًا فَهُوَ يَخْبِطُ فِي مَالِهِ بِغَيْرِ عِلْمٍ لَا يَتَّقِي فِيهِ رَبَّهُ وَلَا يَصِلُ فِيهِ رَحِمَهُ وَلَا يَعْلَمُ لِلَّهِ فِيهِ حَقًّا فَهَذَا بِأَخْبَثِ الْمَنَازِلِ، وَعَبْدٍ لَمْ يَرْزُقْهُ اللَّهُ مَالًا وَلَا عِلْمًا فَهُوَ يَقُولُ لَوْ أَنَّ لِي مَالًا لَعَمِلْتُ فِيهِ بِعَمَلِ فُلَانٍ فَهُوَ بِنِيَّتِهِ فَوِزْرُهُمَا سَوَاءٌ (رواه الترمذي)

Dari Abu Kabsyah Al-Anmari ra berkata, bahwasanya beliau mendengar Nabi Saw bersabda,” ….dan aku akan mengajarkan suatu nasehat pada kalian, hendaklah kaian menjaganya. “Sesungguhnya dunia itu untuk empat golongan; (1) Pertama, seorang hamba yang dikarunia Allah Swt dengan harta dan ilmu. Dengan ilmunya ia bertakwa kepada Allah dan dengan hartanya ia menyambung silaturrahim dan ia mengetahui Allah Swt memiliki hak atas hartanya. Dan ini adalah tingkatan yang paling baik. (2) Kedua, seorang hamba yang diberikan Allah Swt ilmu tapi tidak diberi harta. Niatnya tulus dan ia berkata, ‘Andai saja aku memiliki harta niscaya aku akan melakukan seperti amalan si fulan. Maka ia akan mendapatkan apa yang ia niatkan, pahala mereka berdua sama. (3) Ketiga, seseorang yang diberi harta oleh Allah tapi tidak diberi ilmu, ia melangkah serampangan tanpa ilmu dalam menggunakan hartanya. Ia tidak takut kepada Rabbnya dengan harta itu dan tidak menyambung silaturrahimnya serta tidak mengetahui hak Allah padanya. Ini adalah tingkatan terburuk. (4) Keempat, selanjutnya orang yang tidak diberi Allah harta atau pun ilmu, ia bekata: Andai aku punya harta tentu aku akan melakukan seperti yang dilakukan si fulan yang serampangan meneglola hartanya, dan niatnya benar. Dosa keduanya sama.” (HR. Tirmidzi)

®️ Hikmah Hadits;

1. Hadits ini masih merupakan lanjutan dari hadits panjang pada rehad sebelumnya, dan masih merupakan satu rangkaian tidak terpisahkan dengan hadits sebelumnya. Dalam hadits sebelumnya Nabi Saw menyebutkan 3 Nasehat Penting, sementara dalam hadits lanjutan ini Nabi Saw mengajarkan satu pelajaran (nasehat) penting lainnya, yang Nabi Saw berpesan agar kita dapat menjaganya.

2. Nasehat penting Nabi Saw tersebut adalah bahwa berkaitan dengan adanya 4 golongan manusia dalam menjalani kehidupan di dunia, yaitu sebagai berikut ;

(1). Golongan orang yang diberi harta dan diberi ilmu.

Dengan ilmunya ia menjadi hamba yg taat dan bertakwa kepada Allah Swt. Ilmunya mengantarkannya pada jalan kebaikan. Sedangkan dengan hartanya ia menyambung silaturrahim, berbuat kebaikan untuk orang lain dan mengetahui ada hak-hak Allah Swt yang harus ia tunaikan dari hartanya tersebut, yaitu zakat, infak dan shadaqah.

(2). Golongan orang yang diberi ilmu namun tidak diberi harta.

Dengan ilmunya ia menjadi hamba yg taat dan bertakwa kepada Allah Swt, namun ia tidak bisa melakukan kebaikan untuk orang lain terkait dengan harta, lantaran ia tidak memiliki harta sebagaimana golongan pertama. Namun ketulusan dan keikhlasan hatinya mengantarkannya pada niatan yg baik yaitu jika ia memiliki harta maka ia akan melakukan sebagaimana yang dilakukan golongan pertama.

(3). Golongan orang yang diberi harta namun tidak diberi ilmu.

Karena tidak memiliki ilmu maka ia jauh dari Allah Swt, bergelimang dengan dosa dan maksiat serta ia gunakan hartanya dalam rangka perbuatan dosa tersebut. Ia tidak menyambung silaturrahim, tidak berbagi kepada fakir miskin serta tidak mengetahui hak-hak Allah Swt. Bahkan hartanya digunakan untuk memusuhi agama Allah Swt.

(4). Golongan yang tidak diberi harta dan tidak juga diberi ilmu.

Ia jauh dari Allah, bergelimang maksiat dan dosa, bahkan ia berangan-angan jika memiliki harta maka ia akan melakukan dan berbuat sebagaimana yang dilakukan oleh golongan ketiga.

3. Dari keempat golongan tersebut, golongan yang paling baik adalah golongan pertama, yaitu golongan yang diberi harta dan ilmu, yang dengan keduanya ia dapat mencapai derajat takwa dan berbuat kebaikan kepada orang lain. Mengiringi golongan pertama adalah golongan kedua, yang punya ilmu namun tidak punya harta. Ia bercita-cita ingin seperti golongan pertama. Maka pahala golongan kedua sama dengan golongan pertama. Sedangkan golongan paling buruk adalah golongan ketiga, yaitu orang yang tidak punya ilmu namun punya harta banyak. Akibatnya ia jauh dan ingkar kepada Allah Swt, serta ia gunakan hartanya dalam rangka maksiat dan menjauhkan org lain dari Allah Swt. Lalu mengiringi golongan ini adalah golongan orang yang tidak berilmu dan tidak diberi harta benda. Namun obsesinya adalah ingin menjadi seperti golongan ketiga. Ia jauh dari Allah Swt dan berangan akan menjadi seperti golongan ketiga jika punya harta. Maka dosa golongan ketiga dan keempat adalah sama.

4. Tersirat dari hadits di atas adalah anjuran untuk menjadi orang yang berilmu dan berharta. Agar memiliki ketaatan yang paripurna kepada Allah Swt dan memiliki kebaikan sempurna kepada sesama manusia. Semoga kita semua diberikan Allah Swt anugerah sebagaimana golongan pertama, sehingga bisa mengggapai kebaikan dan kebahagiaan dunia dan akhirat.

Wallahu A’lam

🍃🍃🌺🍃🍃🌺🍃🍃


Dipersembahkan oleh : www.manis.id

Follow IG MANIS : https://www.instagram.com/majelis_manis/?igshid=YmMyMTA2M2Y%3D

Subscribe YouTube MANIS : https://youtube.com/c/MajelisManisOfficial

📱Info & Pendaftaran member : https://bit.ly/gabungmanis

💰 Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
An. Yayasan Manis
No Rek BSM : 7113816637
Konfirmasi:
wa.me/6285279776222
wa.me/6287782223130

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here