Mewaspadai Istidraj

0
70
© Nikmat dan musibah bagi orang beriman itu bisa menjadi karunia sekaligus ujian. Sesiapa yang beriman akan menyadari betul jalan-jalan yang telah disiapkan oleh Allah adalah yang terbaik.

▪Bisa jadi kita diberi ujian berupa kenikmatan yang melimpah. Karena kita mengerti bahwa ujian tak selalu berbentuk musibah.  Walau demikian sangat wajar untuk mengubah keadaan hati agar iman yang tertanam semakin kokoh bila berjumpa dengan kesulitan. Namun sering lalai bila ada karunia yang melimpah ruah dalam hidupnya.

® Bila kita ini pribadi yang hati-hati akan mewaspadai dengan hadirnya karunia yang sangat banyak. Kita harus lebih banyak menangisi dan mengevaluasi diri sembari mengingat betapa Allah telah sembunyikan aib kita. Seperti itulah pribadi yang selalu mawas karena kekhawatirannya akan tertipu dengan amal yang mungkin saja selayaknya buih di lautan.

▪Sungguh beruntunglah orang-orang yang bersabar menerima musibah dan memahami hakikat bahwa musibah itu pada dasarnya adalah sebuah proses untuk menghapuskan dosa dosanya.

© Berbeda halnya ketika ada hamba-hamba yang tiada menyadari tentang kesalahan dirinya. Bisa jadi orang yang enggan bermuhasabah akan dibutakan mata hatinya, disilaukan pengelihatannya, sehingga selalu merasa bahwa dirinya benar dan Allah pun ridha.

▪Orang-orang yang enggan mengoreksi diri inilah kadang dibiarkan oleh Allah dan akhirnya tertipu dengan apa yang telah diperbuat sementara semua kosong tak berisi. Dan nikmat yang dikaruniakan kepada mereka akan semakin membuat mereka jauh dan jauh dari cahaya kebenaran.

® Kita kadang melihat tentang nikmat yang di peroleh para pelaku maksiat. Nikmat yang  terus menerus diberikan tanpa musibah itu bukanlah rahmat dari Allah, bisa jadi itu tipu daya Allah. Bisa jadi itu istidraj, dimana Allah membiarkan hambanya memperoleh segala yang ia kehendaki sementara adzab yang nyata telah menanti di akhirat kelak.

▪Sungguh celaka orang yang tertipu. Ia larut dan terlena oleh nikmat dunia yang menjerumuskan.

“Apabila Allah menghendaki hamba-Nya mendapatkan kebaikan maka Allah segerakan baginya hukuman di dunia. Dan apabila Allah menghendaki keburukan untuknya maka Allah akan menahan hukumannya sampai akan disempurnakan balasannya kelak di hari kiamat.” (Terjemah hadits riwayat Muslim)

© Mudahlah menjadi pribadi yang mau mengevaluasi diri. Segera muhasabah tanpa menunggu datangnya musibah.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here