وَأَوْحَىٰ رَبُّكَ إِلَى النَّحْلِ أَنِ اتَّخِذِي مِنَ الْجِبَالِ بُيُوتًا وَمِنَ الشَّجَرِ وَمِمَّا يَعْرِشُونَ
Dan Tuhanmu mengilhamkan kepada lebah, “Buatlah sarang di gunung-gunung, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia.
📚 Juga dalam surat An-Naml [27] ayat 18:
حَتَّىٰ إِذَا أَتَوْا عَلَىٰ وَادِ النَّمْلِ قَالَتْ نَمْلَةٌ يَا أَيُّهَا النَّمْلُ ادْخُلُوا مَسَاكِنَكُمْ لَا يَحْطِمَنَّكُمْ سُلَيْمَانُ وَجُنُودُهُ وَهُمْ لَا يَشْعُرُونَ
Hingga ketika mereka sampai di lembah semut, berkatalah seekor semut, “Wahai semut-semut! Masuklah ke dalam maskan-maskan (sarang-sarang) mu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan bala tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari.”
♦️ Bait (rumah) mengandung makna tempat (maskan) bermalam, tempat beristirahat, tempat berlindung dari panas, angin dan hujan
♦️ Maskan (rumah tempat tinggal) mengandung makna tempat menyerap energi ketenangan dalam istirahatnya hingga seseorang menemukan ketentraman dan kebahagiaan jiwanya.
♦️ Maksimalkan fungsi bait atau maskan untuk mencapai tujuan filsafatnya dengan variasi amal shalih yang diridhai-Nya seperti memperbanyak tilawah Al-Qur’ān, shalat Sunnah berjama’ah, halaqah keluarga, pembiasaan-pembiasaan baik, mau’izhah hasanah, agar adab mulia terinternalisasikan dari pusatnya langsung: rumah.
✨ Wallāhu a’lam,