Optimalkan Apa yang Ada Pada Dirimu Jangan Terlalu Banyak Mengeluh​

0
87

Oleh: Agung Waspodo

Setelah perang Balkan ke-3 berkahir pada tanggal 29 September 1913 dengan kekalahan yang melelahkan, angkatan udara Turki Utsmani pun sudah kehabisan perbekalan. Beruntung, para mujahid di garis depan belum kehabisan akal walau sultan sudah dikebiri kekuasaannya oleh rejim Turki Muda.

Sesungguhnya di front masih ada dua detasemen angkatan udara di atas kertas. Namun hanya dua pesawat yang masih bisa terbang dan itupun tidak lagi bisa diservis karena keterbatasan suku cadang. Pesawat jenis Bleriot XI-2 dua-kursi sedang diupayakan perbaikannya oleh Yüzbaşı (Kap) Salim di Kirkkilise sedangkan Yüzbaşı Nuri memperbaiki pesawat Deperdussin dua-kursi dengan apa saja yang tersedia di Edirne. ​Tak ada akar, rotan pun jadi (hanya kids jaman ancient yang ngerti).​

Pada tanggal 24 Oktober 1913 pesawat dianggap sudah layak terbang. Yüzbaşı Nuri dan operator radio Mülazım (Let) Kani menerbangkan Deperdussin yang bernama “Prens Celaleddin” langsung menuju lapangan udara Yeşilköy. Penerbangan melalui jalur Babaeski dan Çorlu itu menempuh waktu 3 jam 5 menit dan mendarat mulus di Yeşilköy. Keduanya tercatat sebagai pilot udara kekhilafahan Turki Utsmani pertama yang terbang sejauh itu dan sultan menghadiahi 10 Livre emas atas prestasi itu. ​Bukan nasi kotak ya, catat itu!​

Semangat para pilot lainnya melambung tinggi, memang suatu kebaikan akan mendorong kebaikan lainnya. ​Sedari dulu muslim adalah para pelopor hasanat.​

Mendengar keberhasilan itu, maka pesawat kedua Bleriot XI-2 yang bernama “Tarik bin Ziyad” juga diberangkatkan pada 29 Oktober 1913 dengan pilot Yüzbaşı Salim dan pengintai udara Yüzbaşı Kemal. Mereka menerbangkan Bleriotnya dari Kirkkilise langsung menuju Yeşilköy. Namun kali ini cuaca tak bersahabat dan lapangan pendaratan tak terlihat. Akhirnya mereka memutuskan untuk menyeberangi Laut Marmara dan mendarat di kota Manyas. Semua orang di Yeşilköy menanti kabar dengan penuh harap. ​Mereka memang sangat selektif dalam memilih nama pesawat.​

Keesokan hari setelah cuaca membaik, pesawat terbang lagi ke Bandırma dulu untuk mengisi bahan bakar sebelum balik menyeberangi Laut Marmara. Alhamdulillah, dalam 24 jam mereka telah berhasil menyeberangi Laut Marmara dua kali. Pendaratan yang mulus di Yeşilköy kembali menyegarkan semangat jihad para pionir pejuang udara kekhilafahan Turki Utsmani. Bandırma itu kota yang dekat dengan pantai Erdek, pantainya Abu Ayyub al-Anshari (ra), ​awas jangan gafok!​

Pada akhir bulan Oktober 1913 itulah di Yeşilköy tertulis sejarah baru lainnya. Bunda Belkıs Şevket Hanım turut terbang sebagai muslimah pertama dengan pesawat Deperdussin dua-kursi yang bernama “Osmanli” yang telah juga berhasil diperbaiki. Pesawat yang jauh lebih dahulu tiba itu (12 Maret 1912) diterbangkan oleh Yüzbaşı Fethi.

Agung Waspodo, mengucapkan semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala mengampuni mereka semua dan menerima amal ibadahnya.

Depok, 12 November 2017

🔸Foto dari Ottoman Aviation 1909-1919, Updated 2nd Version 2012, Ole Nikolajsen, hal. 29-30.🔹

🌿🌺🍂🍀🌼🍄🌷🍁


Dipersembahkan oleh : www.manis.id

Follow IG MANIS : http://instagram.com/majelismanis

Subscribe YouTube MANIS : https://youtube.com/c/MajelisManisOfficial

📱Info & Pendaftaran member : https://bit.ly/Joinmanis

💰 Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
An. Yayasan Manis
No Rek BSM : 7113816637
Konfirmasi:
wa.me/6285279776222
wa.me/6287782223130

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here