Makna Laa Ilaha Ilallah (2)

🐝 MFT (MANIS For Teens)

📆 Senin, 10 Safar 1439H/ 30 Oktober 2017

📕 Aqidah

📝 Usdz. Prima Eyza

📖 Makna Laa ilaahaillah (2)
==========☆☆☆==========
🥛🍪🥛🍪🥛🍪🥛🍪🥛
Assalaamu’alaikum wrwb

Apa kabar, adik-adik shalih-shalihat…?? Mudah-mudahan senantiasa dalam kebaikan iman, dalam lindungan dan naungan keberkahan dari Allah SWT…. Aamiiin….

Pembahasan kita tentang Makna-Makna Laa Ilaaha illallaah di kesempatan sebelumnya telah selesai membicarakan makna yang kedua yakni لَا رَازِقَ إِلَّا الله  (Tidak ada Pemberi rizqi kecuali Allah).
Kali ini mari kita lanjutkan kepada makna yang ketiga.

Makna yang ketiga dari kalimat لَا إِلٰهَ إِلَّا الله (Laa Ilaaha ilaLLAAH: Tidak ada Ilah selain Allah) adalah:

لَا مَالِكَ إِلَّا الله

(Tidak ada Pemilik kecuali Allah)

Makna kalimat Laa Ilaaha illallaah berikutnya adalah _”Tiada Pemilik selain Allah”._
Allah SWT lah yang menciptakan dan memelihara alam semesta raya ini, maka Allah SWT adalah satu-satunya Pemilik alam semesta ini seluruhnya.
Firman Allah Ta’ala dalam QS. Al Baqarah (2) : 284,

لِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ ۗ وَإِنْ تُبْدُوا مَا فِي أَنْفُسِكُمْ أَوْ تُخْفُوهُ يُحَاسِبْكُمْ بِهِ اللَّهُ ۖ فَيَغْفِرُ لِمَنْ يَشَاءُ وَيُعَذِّبُ مَنْ يَشَاءُ ۗ وَاللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

_”Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Dan jika kamu melahirkan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu menyembunyikan, niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan kamu tentang perbuatanmu itu. Maka Allah mengampuni siapa yang dikehendaki-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”_

→ milik Allah-lah segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi.

Juga firmanNya dalam QS. Al Fatihah (1) : 4,

مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ

_”Yang memiliki Hari Pembalasan.”_

→ Allah lah Pemilik hari pembalasan (hari kiamat).

Karena semua alam ini adalah milik Allah –baik langit dan bumi; serta dunia dan akhirat– maka tentu terserah kepada kehendak Allah Ta’ala untuk memberikannya kepada siapa saja yang Dia kehendaki atau mengambilnya dari siapa saja yang Dia kehendaki.
Keyakinan terhadap prinsip ini tentu akan memahamkan kepada kita bahwa apa yang kita miliki, hakikatnya adalah milik Allah SWT semuanya. Allah SWT lah yang memberikan/menitipkannya kepada kita. Harta, tahta, ilmu, keahlian, keluarga, keturunan, dan semua hal yang ada pada diri kita.

Karena semua hal tersebut hakikatnya adalah milik Allah SWT, maka mesti dipergunakan sesuai dengan ketentuan Pemiliknya.
Harta; harus dipergunakan sesuai dengan ketentuan Allah Ta’ala, baik ajaran yang terdapat dalam Al Qur`an terkait harta, maupun dalam sunnah Nabi-Nya.
Demikian pula pemanfaatan atas tahta (jabatan), ilmu, keahlian, keluarga, keturunan, dan semua yang ada pada diri kita; harus sesuai dengan apa yang Allah SWT ajarkan dan gariskan.
Ingatlah bahwa kita lahir ke dunia ini dalam keadaan tidak memiliki sesuatu apapun, kecuali apa yang diberikan oleh Allah Ta’ala.
Semua yang kita miliki adalah pemberian Allah SWT seluruhnya.
Dan mati pun kita tidak membawa sesuatu apapun, kecuali hanya amal-amal kita yang akan dipertangungjawabkan kepada Allah SWT di hari perhitungan kelak di akhirat.

Inilah kesadaran dan keyakinan seorang mukmin. Allah SWT lah Pemilik segala sesuatu.
Maka ketika Allah SWT meminta milikNya, tentu kita harus ridho. Itulah salah satu ciri yang dilekatkan Allah SWT kepada orang-orang beriman, bahwa ketika mendapat musibah, ia mengucapkan إِنَّا لِلهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ ,  sebagaimana firman Allah SWT dalam QS. Al Baqarah (2) : 156,

الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ

_”(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun” (segala sesuatu milik Allah dan kepada-Nya lah segala sesuatu kembali).”_

Demikian pula diantara do`a penutup majlis yang cukup panjang yang diajarkan kepada kita, dalam rangkaian do`a tersebut terdapat do`a berikut:

وَلاَ تَجْعَلِ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا وَلاَمَبْلَغَ عِلْمِنَا

_”Janganlah jadikan dunia ambisi kami yang terbesar dan puncak ilmu kami.”_

Dalam suatu riwayat, Abu Bakar ra pernah berdoa:

 اَللهُمَّ اجْعَلِ الدُّنْيَا فِي أَيْدِيْنَا وَلاَ تَجْعَلْ فِي قُلُوْبِنَا

_“Ya Allah jadikanlah dunia di tangan kami, jangan jadikan di hati kami.”_

Demikianlah.
Jika kita menyadari bahwa Allah SWT lah Pemilik yang haq atas segala sesuatu, maka kita :
• tidak akan sombong ketika diberi oleh Allah SWT.
• tidak akan putus asa jika kehilangan sesuatu.
Sebagaimana firman Allah Ta’ala,
               
مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي أَنْفُسِكُمْ إِلَّا فِي كِتَابٍ مِنْ قَبْلِ أَنْ نَبْرَأَهَا ۚ إِنَّ ذَٰلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ
لِكَيْلَا تَأْسَوْا عَلَىٰ مَا فَاتَكُمْ وَلَا تَفْرَحُوا بِمَا آتَاكُمْ ۗ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ

_”Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri.”_
(QS. Al Hadiid [57] : 22-23)

▪ Kelembutan dan Kesopanan Allah SWT

Meskipun segala sesuatu adalah milik Allah SWT, akan tetapi ketika Allah SWT memerintahkan kepada hambaNya untuk mengeluarkan miliknya tersebut (berinfaq) di jalan Allah, Allah Ta’ala menggunakan ungkapan yang sangat halus, lembut, dan sopan.
Seakan-akan apa yang diinfaqkan itu adalah milik hambaNya, sedangkan Allah SWT seakan-akan hanya meminjam saja.
Perhatikan ayat berikut :

مَنْ ذَا الَّذِي يُقْرِضُ اللهَ قَرْضًا حَسَنًا فَيُضَاعِفَهُ لَهُ وَلَهُ أَجْرٌ كَرِيمٌ

_”Siapakah yang mau meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, maka Allah akan melipat-gandakan (balasan) pinjaman itu untuknya, dan dia akan memperoleh pahala yang banyak.”_
(QS. Al Hadiid [57] : 11)

Dan ungkapan “memberi pinjaman yang baik” (berinfaq) ini diulang-ulang oleh Allah SWT di beberapa tempat dalam Al Qur`an.

Atau juga bentuk kelembutan dan kesopanan Allah SWT yang lain dalam hal infaq ini adalah memberikan balasan yang berlipat ganda hingga 700 kali lipat bahkan lebih.
Allah Ta’ala berfirman,

مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِائَةُ حَبَّةٍ ۗ وَاللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ ۗ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ

_”Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.”_
(QS. Al Baqarah [2] : 261)

Demikianlah, Allah SWT Maha Memiliki. Dia-lah Pemilik tunggal dari alam raya ini beserta segala isinya. Tiada Pemilik selain Dia. Maka Dia berkuasa dan Maha Berkehendak untuk berbuat apapun atas segala yang dimiliki-Nya.

Wallaahu a’lam..
Bersambung.

🥛🍪🥛🍪🥛🍪🥛🍪🥛

Dipersembahkan oleh:
www.manis.id

📲Sebarkan! Raih pahala

==========☆☆☆==========
Ikuti Kami di:
📱 Telegram : https://is.gd/3RJdM0
🖥 Fans Page : https://m.facebook.com/majelismanis/
📮 Twitter : https://twitter.com/majelismanis
📸 Instagram : https://www.instagram.com/majelismanis/
🕹 Play Store : https://play.google.com/store/apps/details?id=id.manis
📱 Join Grup WA : http://bit.ly/2dg5J0c

Leave A Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *