📆 Senin, 16 Safar 1439 / 06 Oktober 2017
📕 Aqidah
📝 Ustdz. Prima Eyza
📖 Makna LAA ILAAHA ILALLAH
==========☆☆☆==========
👆🏻📿👆🏻📿👆🏻📿👆🏻📿👆🏻
Assalaamu’alaikum wrwb
Apa kabar adik-adik pemuda Islam? Mudah-mudahan senantiasa dalam kebaikan iman dan Islam, dalam limpahan kenikmatan dan rahmat Allah SWT, dalam semangat yang membara dan kesungguhan di jalan Allah SWT… Aamiin..
Pembahasan kita pekan lalu sudah selesai membicarakan tema Makna-Makna Laa Ilaaha illallaah. Makna yang ketiga dari kalimat Laa Ilaaha illallaah yakni لَا مَالِكَ إِلَّا الله (Tidak ada Pemilik kecuali Allah). Kali ini mari kita lanjutkan kepada makna yang keempat.
Makna yang keempat dari kalimat لَا إِلٰهَ إِلَّا الله (Laa Ilaaha ilaLLAAH: Tidak ada Ilah selain Allah) adalah:
لَا وَلِيّ َإِلَّا الله
(Tidak ada Pelindung/Penolong/Pemimpin kecuali Allah)
▪ Tidak ada Pelindung/Penolong/Pemimpin kecuali Allah
Wali berarti pelindung atau penolong atau pemimpin.
Allah SWT adalah satu-satunya Pelindung, Penolong, dan Pemimpin. Allah lah Dzat Yang Melindungi dengan sesempurna-sempurna perlindungan dan menolong dengan sesempurna-sempurna pertolongan, memimpin dengan sesempurna-sempurna Pimpinan.
Ingatlah riwayat ketika Rasul saw ditodong pedang hendak dibunuh oleh orang kafir. Diriwayatkan pada suatu hari ketika beliau saw sedang istirahat dibawah pohon, datanglah seorang kafir bernama Da’sur. Ia datang dengan sebilah pedang dan mengancam Nabi Muhammad saw, Da’sur berkata, “Ya Muhammad, saat ini pedang ada di lehermu. Sekarang siapakah yang akan menolongmu?”
Nabi Muhammad saw dengan tenang menjawab, “ALLAH!”
Maka seketika itu Da’sur bergetar tubuhnya dan jatuhlah pedang di tangannya, lalu Nabi Muhammad saw mengambil pedang tersebut dan bertanya kepada Da’sur, “Hai Da’sur, sekarang siapakah yang akan menolongmu?”
Dengan gemetar dan rasa takut yang sangat hebat Da’sur menjawab, “Tiada yang dapat menolong saya hari ini ya Muhammad, kecuali jika engkau mengasihani dan memaafkan saya.”
Lalu nabi Muhammad saw menyerahkan kembali pedang itu kepada Da’sur sambil berkata, “Sudah saya maafkan engkau, hai Da’sur… Sekarang pulanglah engkau dan ini pedangmu kembali.”
Seketika itu Da’sur pun memeluk Islam di hadapan Rasullullah saw.
(Riwayat shahih)
Perlindungan dan pertolongan dari makhluk tidak akan terjadi jika Allah SWT tidak berketetapan atas hal itu.
Diriwayatkan Rasulullah saw bersabda,
عنْ أَبِي الْعَبَّاسِ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ : كُنْتُ خَلْفَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْماً، فَقَالَ : يَا غُلاَمُ إِنِّي أُعَلِّمُكَ كَلِمَاتٍ: اْحْفَظِ اللهَ يَحْفَظْكَ، احْفَظِ اللهَ تَجِدْهُ تُجَاهَكَ، إِذَا سَأَلْتَ فَاسْأَلِ اللهَ وَإِذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ بِاللهِ، وَاعْلَمْ أَنَّ اْلأُمَّةَ لَوْ اجْتَمَعَتْ عَلَى أَنْ يَنْفَعُوْكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَنْفَعُوْكَ إِلاَّ بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللهُ لَكَ، وَإِنِ اجْتَمَعُوا عَلَى أَنْ يَضُرُّوْكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَضُرُّوْكَ إِلاَّ بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللهُ عَلَيْكَ، رُفِعَتِ اْلأَقْلاَمُ وَجَفَّتِ الصُّحُفِ
[رواه الترمذي وقال : حديث حسن صحيح وفي رواية غير الترمذي: احْفَظِ اللهَ تَجِدْهُ أَمَامَكَ، تَعَرَّفْ إِلَى اللهِ فِي الرَّخَاءِ يَعْرِفْكَ فِي الشِّدَّةِ، وَاعْلَمْ أَنَّ مَا أَخْطَأَكَ لَمْ يَكُنْ لِيُصِيْبَكَ، وَمَا أَصَابَكَ لَمْ يَكُنْ لِيُخْطِئَكَ، وَاعْلَمْ أَنَّ النَّصْرَ مَعَ الصَّبْرِ، وَأَنَّ الْفَرَجَ مَعَ الْكَرْبِ وَأَنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْراً].
Dari Abu Al Abbas Abdullah bin Abbas ra, beliau berkata, “Suatu saat saya berada di belakang Nabi saw, maka beliau saw bersabda, “Wahai ananda, saya akan mengajarkan kepadamu beberapa perkara: Jagalah Allah, niscaya Dia akan menjagamu, Jagalah Allah niscaya Dia akan selalu berada di hadapanmu. Jika kamu meminta, mintalah kepada Allah, jika kamu memohon pertolongan, mohonlah pertolongan kepada Allah. Ketahuilah sesungguhnya jika sebuah umat berkumpul untuk mendatangkan manfaat kepadamu atas sesuatu, maka mereka tidak akan dapat memberikan manfaat sedikit pun kecuali apa yang telah Allah tetapkan bagimu, dan jika mereka berkumpul untuk mencelakakanmu atas sesuatu , niscaya mereka tidak akan bisa mencelakakanmu kecuali kecelakaan yang telah Allah tetapkan bagimu. Pena telah diangkat dan lembaran telah kering.”
(Riwayat Turmuzi dan dia berkata : Haditsnya hasan shahih). Dalam sebuah riwayat selain Turmuzi dikatakan, “Jagalah Allah, niscaya engkau akan mendapatkan-Nya di depanmu. Kenalilah Allah di waktu senggang, niscaya Dia akan mengenalmu di waktu susah. Ketahuilah bahwa apa yang ditetapkan luput darimu tidaklah akan menimpamu dan apa yang ditetapkan akan menimpamu tidak akan luput darimu, ketahuilah bahwa kemenangan bersama kesabaran dan kemudahan bersama kesulitan dan kesulitan bersama kemudahan).”
Makna “Penjagaan hamba bagi Allah” adalah menjaga hak-hak Allah dengan menunaikannya, menjaga batasan-batasan syariatNya dengan tidak melanggarnya, dan menjaga perintah dan laranganNya dengan melaksanakan semua perintahNya dan menjauhi semua laranganNya.
Maka dengan demikian, Allah akan menolong hambaNya, menjaga hambaNya dalam kebaikan (manfaat) dan menjaga hambaNya terhindar dari kemudharatan.
Kemudian, masalah perwalian (pelindung; penolong; pemimpin) ini juga menjadi pembeda antara mukmin dan kafir. Sebab Allah SWT adalah wali bagi orang-orang beriman. Sedangkan wali bagi orang-orang kafir adalah thaghut (setan).
Firman Allah Ta’ala dalam QS. Al Baqarah (2) ayat 257,
اللَّهُ وَلِيُّ الَّذِينَ آمَنُوا يُخْرِجُهُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ ۖ وَالَّذِينَ كَفَرُوا أَوْلِيَاؤُهُمُ الطَّاغُوتُ يُخْرِجُونَهُمْ مِنَ النُّورِ إِلَى الظُّلُمَاتِ ۗ أُولَٰئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ ۖ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
“Allah adalah Wali (Pelindung) orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir, walinya (pelindung-pelindungnya) ialah syaitan, yang mengeluarkan mereka daripada cahaya kepada kegelapan (kekafiran). Mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.”
Karena thaghut atau setan itu sebenarnya bukanlah penolong atau pelindung atau pemimpin, maka pada hakikatnya orang-orang kafir itu sebenarnya tidak memiliki wali (pelindung; penolong).
Sebagaimana Allah SWT wahyukan dalam Al Qur`an,
ذَٰلِكَ بِأَنَّ اللَّهَ مَوْلَى الَّذِينَ آمَنُوا وَأَنَّ الْكَافِرِينَ لَا مَوْلَىٰ لَهُمْ
“Yang demikian itu karena sesungguhnya Allah adalah pelindung orang-orang yang beriman dan karena sesungguhnya orang-orang kafir itu tidak mempunyai pelindung.”
(QS. Muhammad [47] : 11)
Yang diizinkan Allah SWT sebagai wali selain DiriNya, hanyalah Rasul saw, dan orang-orang yang beriman (yang memenuhi 3 syarat):
1. yang mendirikan shalat,
2. menunaikan zakat, dan
3. tunduk kepada Allah SWT.
Sebagaimana dengan jelas disebutkan dalam QS. Al Maa`idah (5) ayat 55,
إِنَّمَا وَلِيُّكُمُ اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَالَّذِينَ آمَنُوا الَّذِينَ يُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَهُمْ رَاكِعُونَ
“Sesungguhnya wali (penolong) kamu hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman, yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat, seraya mereka tunduk (kepada Allah).”
▪ Bagaimana Jika Menjadikan Orang Kafir sebagai Wali (Pelindung; Penolong; Pemimpin) ???
Al Qur`an surah Al Maa`idah (5) ayat 51 secara tegas telah melarang menjadikan orang-orang Yahudi dan Nasrani sebagai wali:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا الْيَهُودَ وَالنَّصَارَىٰ أَوْلِيَاءَ ۘ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ ۚ وَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ مِنْكُمْ فَإِنَّهُ مِنْهُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi wali (pemimpin-pemimpinmu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zhalim.”
→ Barangsiapa yang mengambil mereka (Yahudi dan Nasrani, serta termasuk non muslim seluruhmya) menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka.
→ Tindakan ini digolongkan tindakan zhalim yang tidak akan mendatangkan hidayah Allah SWT.
Demikian pula firman Allah dalam QS. Ali ‘Imran (3) ayat 118,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا بِطَانَةً مِنْ دُونِكُمْ لَا يَأْلُونَكُمْ خَبَالًا وَدُّوا مَا عَنِتُّمْ قَدْ بَدَتِ الْبَغْضَاءُ مِنْ أَفْوَاهِهِمْ وَمَا تُخْفِي صُدُورُهُمْ أَكْبَرُ ۚ قَدْ بَيَّنَّا لَكُمُ الْآيَاتِ ۖ إِنْ كُنْتُمْ تَعْقِلُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya.”
Demikianlah, satu-satunya Yang haq dijadikan wali (pelindung; penolong; pemimpin) hanyalah Allah SWT. Tidak ada wali selain Dia.
Wallaahu a’lam bishshowab.
Bersambung…
👆🏻📿👆🏻📿👆🏻📿👆🏻📿👆🏻
Dipersembahkan oleh:
www.manis.id
📲Sebarkan! Raih pahala
==========☆☆☆==========
Ikuti Kami di:
📱 Telegram : https://is.gd/3RJdM0
🖥 Fans Page : https://m.facebook.com/majelismanis/
📮 Twitter : https://twitter.com/majelismanis
📸 Instagram : https://www.instagram.com/majelismanis/
🕹 Play Store : https://play.google.com/store/apps/details?id=id.manis
📱 Join Grup WA : http://bit.ly/2dg5J0c