Makna Laa ilaha ilallah

0
107
🐝 MFT (MANIS For Teens)

📆 Senin, 09 Muharram 1439 / 02 Oktober 2017

📕 Aqidah

📝 Prima Eyza

📖 MAKNA-MAKNA LAA ILAAHA ILLALLAAH (مَعَانِي لَا إِلٰهَ إِلَّا الله)
==========☆☆☆=========
☝🏻🎯☝🏻🎯☝🏻🎯☝🏻🎯☝🏻

Assalaamu’alaikum wr.wb.

🤗 Apa kabar, adik-adik ?  Mudah-mudahan senantiasa dalam kebaikan iman dan Islam, dalam limpahan kenikmatan dan rahmat Allah SWT, dalam semangat dan kesungguhan di jalan Allah SWT… Aamiin..
Hari ini mari kita lanjutkan kembali pembahasan kita dalam bidang studi Aqidah, masuk kepada tema baru yakni *Makna-Makna Laa Ilaaha illallaah*

tuntutan buat kita dalam keimanan ini untuk memahami kandungan makna-makna dalam kalimat _Laa Ilaaha illallaah_. Sebab kalimat tesebutlah yang menjadi dasar aqidah Islam. Jangan sampai kita hanya melafazhkan kalimat _Laa Ilaaha illallaah_ di lisan, bahkan berulang-ulang dan terus berulang-ulang di sepanjang hidup kita, namun kita tidak sampai kepada pemahaman tentang makna-makna yang dikandung oleh kalimat tersebut. Sebab kandungan makna-makna di dalam kalimat tersebutlah yang akan menguatkan dan menyempurnakan keimanan kita kepada Allah Ta’ala.

Kata _”ilah”_ dalam bahasa Arab memiliki arti yang banyak sekali, sehingga makna/arti dari kalimat لَا إِلٰهَ إِلَّا الله  (Laa Ilaaha ilaLLAAH: Tidak ada Ilah selain Allah) juga banyak.
Penting sekali bagi kita untuk lebih detail memahami makna-makna kalimat  لَا إِلٰهَ إِلَّا الله  (_Laa Ilaaha ilaLLAAH_) agar kita dapat berkomitmen dengan makna-makna itu dan menjadikan diri kita mukmin yang bertauhid murni (meng-Esa-kan Allah SWT dengan sempurna), tauhid yang tidak terkotori oleh syirik dan segala hal yang merusak kemurniannya.

Makna yang pertama dari kalimat لَا إِلٰهَ إِلَّا الله (_Laa Ilaaha ilaLLAAH: Tidak ada Ilah selain Allah_) adalah:

لَا خَالِقَ إِلَّا الله

(_Tidak ada Pencipta kecuali Allah_)

☝🏻 Tidak ada Pencipta kecuali Allah

Ketika kita meyakini bahwa tidak ada ilah (Tuhan yang berhak disembah) selain Allah SWT, maka kita pun wajib meyakini bahwa Tidak ada Pencipta kecuali Allah.
Allah SWT adalah satu-satunya Pencipta (Khaliq) . Sebab satu-satunya Dzat yang bersifat Wujud (Ada) dan Qidam (Terdahulu) adalah Allah SWT. Maka segala sesuatu selain Allah SWT adalah ciptaan Allah SWT (makhluq) seluruhnya. Segala yang wujud (ada) selain dari Allah SWT maka ia berasal dari penciptaan Allah SWT.

Allah SWT Menciptakan yang :
– Telah tiada
– Sekarang ada
– Akan ada

Allah SWT  tidak pernah berhenti dalam mencipta. Kekuasaan-Nya dalam mencipta tidak terbatas dan meliputi segala sesuatu.
Banyak sekali terhampar dalam Al Qur`an ayat-ayat yang menegaskan tentang Allah SWT sebagai Sang Pencipta, diantaranya:

ذَٰلِكُمُ اللَّهُ رَبُّكُمْ ۖ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ۖ خَالِقُ كُلِّ شَيْءٍ فَاعْبُدُوهُ ۚ وَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ وَكِيلٌ

“_(Yang memiliki sifat-sifat yang) demikian itu ialah Allah Tuhan kamu; tidak ada Tuhan selain Dia; Pencipta segala sesuatu, maka sembahlah Dia; dan Dia adalah Pemelihara segala sesuatu._”
(QS. Al An’aam [6] : 102)

Maka, Allah lah Yang Menciptakan alam raya ini seluruhnya; bumi, langit beserta segala isinya. Sebagaimana firman-Nya dalam QS. As Sajdah [32] ayat 4,

اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَىٰ عَلَى الْعَرْشِ ۖ مَا لَكُمْ مِنْ دُونِهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلَا شَفِيعٍ ۚ أَفَلَا تَتَذَكَّرُونَ

“_Allah lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arsy. Tidak ada bagi kamu selain dari pada-Nya seorang penolongpun dan tidak (pula) seorang pemberi syafa’at. Maka apakah kamu tidak memperhatikan?_”

Allah Ta’ala pun memuji Ulul Albab (orang-orang yang berakal) yang selalu bertafakkur (berfikir/merenung) tentang kuasa Allah SWT pada penciptaan langit dan bumi,

إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبَابِ
الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

“_Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,
(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka._”
(QS. Ali Imran [3] : 190-191)

Hasil dari keyakinan bahwa tidak ada Pencipta selain Allah SWT adalah munculnya kesadaran bahwa kita ini –*manusia*– adalah makhluk (ciptaan) Allah. Manusia –*dan seluruh makhluk di alam raya ini*– bukanlah ada dengan sendirinya.
Sehingga terkait diri kita sebagai manusia, apapun kondisi kita; jabatan kita, ilmu kita. intelektualitas kita, ketampanan/kecantikan kita, harta kekayaan kita, dan segala yang melekat pada diri kita, semua itu adalah ciptaan Allah SWT seluruhnya; berasal dari Allah Ta’ala semuanya. Kita–*manusia*– ini hanyalah makhluk, yang mana makhluk tentu memiliki ketergantungan yang sangat tinggi kepada Khaliq (Pencipta) yakni Allah ‘Azza wa Jalla.
Sebagaimana dalam Al Qur`an disebutkan,

اللَّهُ الصَّمَدُ

“_Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu._”
(QS. Al Ikhlash [112] : 2)

Imam Ibnu Katsir menjelaskan dalam tafsirnya:
“_Ikrimah telah meriwayatkan dari lbnu Abbas, bahwa makna yang dimaksud ialah yang bergantung kepada-Nya semua makhluk dalam kebutuhan dan sarana mereka.
Ali ibnu Abu Talhah telah meriwayatkan dari lbnu Abbas, bahwa makna yang dimaksud ialah Tuhan Yang Mahasempurna dalam perilaku-Nya, Mahamulia yang Mahasempurna dalam kemuliaan-Nya, Mahabesar yang Mahasempurna dalam kebesaran-Nya, Maha Penyantun yang Mahasempurna dalam sifat penyantun-Nya, Maha Mengetahui yang Mahasempurna dalam pengetahuan-Nya, dan Mahabijaksana yang Mahasempurna dalam kebijaksanaan-Nya. Dialah Allah Yang Mahasempurna dalam kemuliaan dan akhlak-Nya. Dan hanya Dialah Allah SWT yang berhak memiliki sifat ini yang tidak layak bagi selain-Nya. Tiada yang dapat menyamai-Nya dan tiada yang setara dengan-Nya, Mahasuci Allah Yang Maha Esa lagi Mahamenang._”

Demikian pula *Syaikh Sayyid Quthb* dalam tafsirnya Fii Zhilaalil-Qur`an menjelaskan:
“_Makna ash-shamad menurut bahasa berarti tuan yang dituju yang suatu perkara tidak akan terlaksana kecuali dengan izinnya. Allah SWT adalah Tuan (Majikan) dan tidak ada tuan (majikan) yang sebenarnya selain Dia. Allah adalah Maha Esa dalam uluhiyah-Nya (keTuhanan-Nya) dan segala sesuatu adalah hamba bagi-Nya. Hanya Dia-lah satu-satunya yang dituju untuk memenuhi segala hajat makhluk. Hanya Dia satu-satunya yang dapat mengabulkan kebutuhan orang yang berkebutuhan. Dia-lah Yang Memutuskan segala sesuatu dengan izin-Nya, dan tidak ada seorangpun yang dapat memutuskan bersama Dia._”

Demikianlah, Tiada Pencipta selain Allah. Dia-lah Sang Pencipta segala seuatu.

Wallaahu alam bishshowab.
Bersambung…

☝🏻🎯☝🏻🎯☝🏻🎯☝🏻🎯☝🏻

Dipersembahkan oleh:
www.manis.id

📲Sebarkan! Raih pahala

==========☆☆☆==========
Ikuti Kami di:
📱 Telegram : https://is.gd/3RJdM0
🖥 Fans Page : https://m.facebook.com/majelismanis/
📮 Twitter : https://twitter.com/majelismanis
📸 Instagram : https://www.instagram.com/majelismanis/
🕹 Play Store : https://play.google.com/store/apps/details?id=id.manis
📱 Join Grup WA : http://bit.ly/2dg5J0c

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here