📝 Ustadz Farid Nu’man Hasan
回● Mari kita gunakan paradigma Al-Quran.., paradigma Islam.., bukan paradigma yang lain..
■● Saat Allah ﷻ katakan:
قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَد
Katakanlah: “Dia-lah Allah, Yang Maha Esa.” (QS. Al-Ikhlas: 1)
◈• Tapi ada manusia yang mengatakan bahwa Allah ﷻ adalah salah satu di antara tiga.., penistaan bukan namanya?
◈• Allah ﷻ jawab dengan tegas tuduhan mereka dengan firman-Nya:
لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ ثَالِثُ ثَلَاثَةٍ وَمَا مِنْ إِلَهٍ إِلَّا إِلَهٌ وَاحِدٌ وَإِنْ لَمْ يَنْتَهُوا عَمَّا يَقُولُونَ لَيَمَسَّنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ
“Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan: “Bahwasanya Allah salah satu dari yang tiga”, padahal sekali-kali tidak ada Tuhan selain dari Tuhan Yang Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir diantara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih.” (QS. Al-Maidah: 73)
■● Saat Allah ﷻ katakan:
لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ
“Dia tiada ber-anak dan tidak pula diperanakkan.” (QS. Al-Ikhlas: 3)
◈• Tapi ada manusia yang katakan Allah itu punya anak.., penistaan bukan namanya?
◈• Ini mengada-ada atas nama Allah ﷻ, dan Allah ﷻ telah tegas terhadap mereka:
تَكَادُ السَّمَاوَاتُ يَتَفَطَّرْنَ مِنْهُ وَتَنْشَقُّ الْأَرْضُ وَتَخِرُّ الْجِبَالُ هَدًّا أَنْ دَعَوْا لِلرَّحْمَنِ وَلَدًا وَمَا يَنْبَغِي لِلرَّحْمَنِ أَنْ يَتَّخِذَ وَلَدًا
“Hampir-hampir langit pecah karena ucapan itu, dan bumi belah, dan gunung-gunung runtuh, karena mereka mengklaim Allah Yang Maha Pemurah mempunyai anak. Dan tidaklah layak bagi Tuhan Yang Maha Pemurah mempunyai anak.” (QS. Maryam: 90-92)
◈• Oleh karena itu, ini merupakan penistaan tertinggi menurut Al-Quran. Bukan manusia dan malaikat yang mereka gunjingkan, tapi Allah ﷻ yang mereka gunjingkan dengan menyebutnya dengan sesuatu yang sama sekali tidak pantas bagi-Nya.
◈• Oleh karena itu, dikisahkan tentang Imam Ahmad bin Hambal Rahimahullah sebagai berikut:
كان الامام أحمد بن حنبل- رحمه الله – إمام أهل السنة إذا نظر إلى نصراني أغمض عينيه، فقيل له في ذلك، فقال- رحمه الله -: ” لا أقدرُ أن أنظر إلى من افترى على الله وكذب عليه !”
⇨ Dahulu Imam Ahmad bin Hanbal Rahimahullah (Imam Ahlus Sunnah) apabila beliau melihat seorang Nashrani maka beliau memejamkan kedua matanya. Kemudian, dia ditanyakan hal itu (mengapa beliau berbuat demikian).
⇨ Beliau menjawab, “Aku tidak sanggup untuk memandang orang yang telah berdusta terhadap Allah dan berbohong atas namaNya.”
⇨ (Imam Ibnu Abi Ya’la, Thabaqat Al-Hanabilah, 1/10. Tahqiq: Syaikh Muhammad Hamid Al-Faqiy. Darul Ma’rifah. Beirut)
◈• Demikian. Wallahu A’lam
Dipersembahkan oleh : www.manis.id
Follow IG MANIS : https://www.instagram.com/majelis_manis/?igshid=YmMyMTA2M2Y%3D
Subscribe YouTube MANIS : https://youtube.com/c/MajelisManisOfficial
📱Info & Pendaftaran member : https://bit.ly/gabungmanis
💰 Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
An. Yayasan Manis
No Rek BSM : 7113816637
Konfirmasi:
wa.me/6285279776222
wa.me/6287782223130