Tafsir Surat Al-Kautsar (Bag 4)

0
134

Bagian ke-3:

Tafsir Surat Al-Kautsar (Bag 3)

๐Ÿ“Pemateri: Ustadz Noorahmat

ุจุณู… ุงู„ู„ู‡ ุงู„ุฑุญู…ู† ุงู„ุฑุญูŠู…

ุงู„ุณู„ุงู… ุนู„ูŠูƒู… ูˆุฑุญู…ุฉ ุงู„ู„ู‡ ูˆุจุฑูƒุงุชู‡

Adik-adik…..pagi ini kita bertemu kembali dengan bagian akhir dari Tafsir Surat Al-Kautsar….

Bagaimana khabar semuanya? Semoga kita terjaga dalam komitmen untuk menjalankan amaliah penghuni syurga tanpa kenal lelah ya…. Agar kelak bisa istirahat di sebaik-baiknya tempat….. Syurga Firdaus, dan bercengkerama bersama Rasulullah SAW menikmati buah dari kerja keras kita di dunia menjaga Syahadat dan mengawal kemuliaan serta keutamaan nilai-nilai ke-Islam-an dalam kehidupan kita

Nah….kita langsung saja ya…

Firman Allah SWT :

ุฅูู†ู‘ูŽ ุดูŽุงู†ูุฆูŽูƒูŽ ู‡ููˆูŽ ุงู„ุฃุจู’ุชูŽุฑู

“Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu, dialah yang terputus.” (QS. Al-Kautsar: 3)

Dalam kaitannya dengan ayat ini, Imam Ibnu Katsir menegaskan bahwa sesungguhnya orang yang membenci Rasulullah SAW, dan benci kepada petunjuk, kebenaran, bukti yang jelas, dan cahaya terang yang beliau sampaikan, maka orang-orang itulah yang terputus lagi terhina, direndahkan dan terputus sebutannya. Ibnu Abbas, Mujahid, Sa’id ibnu Jubair, dan Qatadah mengatakan bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan Al-As ibnu Wa-il.

Muhammad ibnu Ishaq telah meriwayatkan dari Yazid ibnu Ruman yang mengatakan bahwa dahulu Al-As ibnu Wa-il apabila disebutkan nama Rasulullah SAW, ia mengatakan, “Biarkanlah dia, karena sesungguhnya dia adalah seorang lelaki yang terputus, tidak mempunyai keturunan. Apabila dia mati, maka terputuslah sebutannya.” Maka Allah Azza wa Jalla menurunkan surat ini.

Syamir ibnu Atiyyah mengatakan bahwa surat ini diturunkan berkenaan dengan Uqbah ibnu Abu Mu’it. Ibnu Abbas mengatakan pula, dan juga ikrimah, bahwa surat ini diturunkan berkenaan dengan Ka’b ibnul Asyraf dan sejumlah orang-orang kafir Quraisy.

Ibnu Abbas r.a. mengatakan bahwa Ka’b ibnul Asyraf datang ke Mekah, maka orang-orang Quraisy berkata kepadanya, “Engkau adalah pemimpin mereka. Tidakkah engkau melihat kepada lelaki yang terusir lagi terputus dari kaumnya itu (maksudnya Nabi SAW)? Dia mengira bahwa dirinya lebih baik daripada kami, padahal kami adalah ahli (pelayan) jemaah haji, ahli sadanah (pelayan Ka’bah) dan ahli Siqayah (pelayan minuman air zamzam),” Maka Ka’b Ibnul Asyraf berkata, “Kalian lebih baik daripadanya.” Maka turunlah firman Allah Azza wa Jalla ini, “Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu, dialah yang terputus.” (QS. Al-Kautsar: 3)”

Adik-adik sekalian, Dari Al Bazzar disampaikan bahwa ternyata surat ini juga diturunkan berkenaan dengan Abu Lahab. Demikian itu terjadi ketika putra Rasulullah SAW. meninggal dunia, maka Abu Lahab pergi menemui orang-orang musyrik dan berkata kepada mereka, “Tadi malam Muhammad terputus (keturunannya).” Maka Allah Azza wa Jalla menurunkan firman-Nya sehubungan dengan peristiwa tersebut: “Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu, dialah yang terputus.” (QS. Al-Kautsar: 3)

Ibnu Abbas r.a. juga menyampaikan bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan Abu Jahal. Diriwayatkan pula dari Ibnu Abbas, bahwa makna: sesungguhnya orang-orang yang membencimu. (Al-Kautsar: 3) Yakni musuhmu.

Nah, pendapat Ibnu Abbas yang terakhir ini lebih mencakup dan meliputi semua orang yang bersifat dan berkarakter demikian, baik dari kalangan mereka yang telah disebutkan di atas maupun yang lainnya.

Ikrimah r.a. mengatakan bahwa al-abtar artinya sebatang kara. As-Saddi mengatakan bahwa dahulu mereka apabila meninggal dunia keturunannya laki-laki mereka, maka mereka mengatakannya abtar (terputus keturunannya). Dan ketika putra-putra Nabi SAW semuanya meninggal dunia, maka mereka mengatakan, “Muhammad telah terputus.” Maka Allah Ta’ala menurunkan firman-Nya: Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu, dialah yang terputus. (QS. Al-Kautsar: 3)

Pendapat ini senada dengan apa yang telah disebutkan di atas yang mengatakan bahwa abtar ialah orang yang tidak mempunyai keturunan laki-laki. Maka, orang-orang kafir Quraisy itu mengira bahwa seseorang itu apabila anak-anak lelakinya mati, maka terputuslah sebutannya.

Padahal, tidaklah demikian kenyataannya, bahkan sebenarnya Allah mengekalkan sebutan Nabi SAW di hadapan para saksi dan mewajibkan syariat yang dibawanya di atas pundak hamba-hamba-Nya, yang akan terus berlangsung selamanya sampai hari mereka dihimpunkan untuk mendapat pembalasan. Semoga shalawat dan salam-Nya terlimpah-kan kepadanya selama-lamanya sampai hari kiamat. Aamiin.

Demikianlah bagian akhir dari pembahasan tafsir surat Al-Kautsar, segala puji bagi Allah atas limpahan karunia-Nya. Semoga kita semua semakin semangat mengejar amaliah syurga sembari mengokohkan pondasi dan bangunan keimanan dalam setiap jejak langkah kehidupan kita. Wallahu A’lam.

Adik-adik MFT yang dirahmati Allah Ar-Rahman…
InsyaAllah kita akan bertemu kembali pekan depan untuk Tafsir tematik menarik lainnya…
Tetap saling mendo’akan untuk kebaikan Ummat Manusia sedunia…

Wassalamu’alaikum wr wb.


Dipersembahkan oleh : www.manis.id

Follow IG MANIS : http://instagram.com/majelismanis

Subscribe YouTube MANIS : https://youtube.com/c/MajelisManisOfficial

๐Ÿ“ฑInfo & Pendaftaran member : https://bit.ly/gabungmanis

๐Ÿ’ฐ Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
An. Yayasan Manis
No Rek BSM : 7113816637
Konfirmasi:
wa.me/6285279776222
wa.me/6287782223130

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here