Kamis, 9 Syawal 1437H/ 14 Juli 2016
AKHLAQ
Pemateri:
Ustadz Farid Nu’man Hasan, S.S
Ustadz Farid Nu’man Hasan, S.S
MENJADI ANAK
YANG BERSYUKUR
YANG BERSYUKUR
❓ “Bu,” kata Hamzah. “Aku ingin deh punya HP Android kayak temen-temen. Habis HPku udah ketinggalan zaman, gak bisa buat FB, Twitter, WA …, nanti kalau dibelikan saya rajin belajar deh. ”
“Hamzah …,” kata Ibu. “Kamu yakin kalau dibelikan HP bagus maka kamu jadi rajin belajar?, justru Ibu takut kalau kamu punya HP seperti itu, waktu kamu habis buat ngurusin HP kamu saja, buka FB atau twitter. Coba kamu lihat temen-temen kamu yang tidak punya HP sama sekali, bahkan tidak punya apa-apa. Mereka tidak ada uang untuk sekolah, beli baju, sepatu, bahkan makan sehari-hari. Ibu bukannya pelit, tapi lihatlah apa yang sudah kamu punya, bukankah dahulu juga pernah berjanji akan giat belajar. Nah, ketika ada HP model baru kamu tergoda lagi, lalu buat janji lagi, kapan selesainya? Keinginan manusia kalau diikuti memang gak ada habis-habisnya Hamzah … ”
Hamzah terdiam.
Sementara itu, ‘Azizah yang berbadan gemuk dan kulit kecoklatan ikut-ikutan dalam pembicaraan.
“Bu, tadi di sekolah pas saya masuk kelas …. temen-temen mengolok-olok saya. Mereka ngatain saya: “mesin giling lewat … mesin giling lewat …!” Awalnya sih saya gak marah karena mereka cuma becanda, tapi itu terjadi setiap hari bu ….., saya ‘kan lama-lama marah juga.” Kemudian ‘Azizah terdiam.
“Lalu?” ibu bertanya
“Kenapa sih saya dilahirkan dengan badan gemuk begini? Udah gitu item lagi! Bu …, kalau saya boleh memilih takdir, pengen deh badan saya tinggi, langsing, dan berkulit putih .. , cantik lagi!”
“Azizah yang shalihah,” ibu mulai bicara. “Mencela sesama manusia adalah akhlak yang jelek, apalagi yang dicela adalah fisik seseorang yang merupakan ciptaan Allah yang Maha Sempurna. Kenapa kamu tidak berpikir positif terhadap dirimu sendiri? Masih banyak kelebihan yang kamu miliki yang tidak dimiliki orang lain, seperti akhlak yang baik, tutur kata yang sopan, dan menyanyangi sesama.
Kamu mesti bersyukur dengan keadaan tubuh kamu yang seperti ini …”
Kamu mesti bersyukur dengan keadaan tubuh kamu yang seperti ini …”
“Lho koq bersyukur?” ‘Azizah memotong.
“Ya kamu mesti bersyukur, sebab jika tubuh kamu langsing, tinggi, dan berkulit putih seperti mereka, bisa jadi kamulah yang juga ikut-ikutan mencela orang lain yang bertubuh gemuk dan hitam, sehingga apa bedanya kamu dengan mereka yang suka mencela ..?”
“Ya kamu mesti bersyukur, sebab jika tubuh kamu langsing, tinggi, dan berkulit putih seperti mereka, bisa jadi kamulah yang juga ikut-ikutan mencela orang lain yang bertubuh gemuk dan hitam, sehingga apa bedanya kamu dengan mereka yang suka mencela ..?”
‘Azizah pun terdiam.
Adik-adik yang dirahmati Allah ……..
Manusia umumnya memang tidak mampu bersyukur terhadap apa yang telah dimilikinya. Dia selalu memandang miliknya dengan rendah, sedangkan apa yang ada pada orang lain selalu dilihat dengan pandangan tinggi. Lalu, dia pun ingin memilikinya dan membuang apa yang sudah ada.
Jelas sekali, itu bukanlah sifat hamba Allah Ta’ala yang mulia. Hamba-hamba Allah, adalah mereka yang mampu mensyukuri apa yang Allah Ta’ala berikan kepadanya, sekali pun ‘jatah’ yang Allah berikan kepadanya tidak sebanyak yang Allah Ta’ala berikan kepada orang lain, dia akan berpikir positif: ‘mungkin saya belum pantas memilikinya ………… Allah Maha Tahu yang terbaik buat hambaNya …….. Orang yang diberi kelebihan tanggung jawabnya juga berat …. Dan seterusnya.
Kalau kita mau sedikit merenungkan apa yang ada dalam diri kita, maka kita akan katakan: saya adalah kaya! Mata yang kita miliki, yang dengannya kita dapat melihat keindahan dunia dan peristiwa menakjubkan, maukah kedua mata itu ditukar dengan uang walau triliunan? Sebab buat apa punya uang triliunan, kalau mata kita tidak bisa melihat uang tersebut. Itu baru mata, apalagi jika ditotal dengan harga yang lainnya. Tak ada yang mau anggota tubuhnya yang masih normal dan sehat ditukar dengan uang mahal, setelah itu membuat dirinya cacat, tidak dapat berbuat apa-apa.
Adik-adik yang shalih dan shalihat …
Coba deh lihat di luar sana, masih banyak anak-anak seusia kalian yang mengorbankan waktu bermainnya untuk mencari uang, mereka mengamen, bahkan menjadi pengemis .. jangankan hisa sekolah seperti kalian, untuk makan saja sulit ..
Coba lihat lagi, anak-anak yang sudah ditinggalkan orang tuanya sejak kecil, mereka tidak mendapatkan kasih sayang orang tua. Menjadi yatim piatu, hanya ditemani oleh kakek nenek, atau orang-orang terdekat yang masih menyayangi mereka .. tetapi tetap tanpa ibu dan bapak!
Maka bersyukurlah, sebab Allah Ta’ala akan menambahkan ….
Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS. Ibrahim (14): 7)
Bersyukur bukan hanya kepada Allah Ta’ala, tetapi juga kepada manusia. Maksudnya berterima kasih atas kebaikan yang kita terima dari mereka. Baik berupa bantuan nasihat, tenaga, atau uang. Bahkan bersyukur kepada manusia merupakan syarat bersyukur kepada Allah Ta’ala.
Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: Barangsiapa yang tidak bersyukur (berterima kasih) kepada manusia, maka tidak bersyukur kepada Allah. (HR. At Tirmidzi, dan ia menilainya hasan shahih)
Maknanya adalah: Allâh Ta’ala tidak menerima syukur seorang hamba kepada-Nya atas nikmat yang telah dilimpahkan, tatkala dia tidak pandai berterima kasih atas kebaikan manusia kepadanya. Yang demikian karena (kuatnya) hubungan kedua hal tersebut satu dengan yang lain. (Imam Ibnu Katsir)
Wallahu A’lam
Dipersembahkan oleh:
www.iman-islam.com
www.iman-islam.com
✅Sebarkan! Raih pahala..