Pemateri: Ust. Agung Waspodo, SE, MPP
Pertempuran Lepas Pantai Chios (Sakız dlm bahasa Turki)
23 Juli 1319
Pertempuran laut ini dipertaruhkan di lepas pantai pesisir timur Laut Aegean dekat Pulau Chios (Sakız) antara kapal perang nasrani Latin (yg pada umumnya diawaki pasukan Hospitaller) melawan kapal perang dari Beylik Turki dari suku Aydın.
Sedikit latar belakang, ketika kekuasaan Imperium Byzantium runtuh di bagian barat Anatolia (Asia Kecil) berikut penguasaannya atas Laut Aegean pada akhir abad ke-13 – bertepatan dengan dibubarkannya angkatan laut Byzantium juga pada tahun 1284 – maka itu menimbulkan kekosongan kekuasaan. Kondisi vakum itu segera direbut oleh berbagai Beylik Turki serta pasukan perbatasan Ghazi Turki.
Memanfaatkan peluang tidak hanya membutuhkan kemampuan untuk menyisir kesempatan namun juga membutuhkan kesiapan utk menyusun kompetensi yg akan menopang laju terbukanya peluang tsb. Bangsa Turki adalah bangsa daratan, namun ketika peluang bahari itu terbuka mereka tidak segan untuk menceburkan diri ke laut. Mereka sdh mendahului dengan teladan bahwa meninggalkan zona nyaman adalah sebuah kemestian utk menjadi pengayom dunia.
Berbagai perluasan Beylik Turki di daerah ini juga memanfaatkan para pelaut berkebangsaan Yunani yg “kehilangan pekerjaan” sehingga untuk pertama kalinya bangsa Turki mengenal ilmu kebaharian. Mereka mulai belajar menguasai berbagai teknik perang bahari dan mengasahnya dengan menyerbu banyak kepulauan yg diduduki bangsa Latin. Naiknya pamor pelaut Turki juga disebabkan adanya persaingan antara dua kekuatan laut Latin, yaitu antara Venisia dan Genoa.
Satu lagi teladan yg diberikan oleh pelaut Turki masa itu adalah mereka tidak segan belajar dari bangsa manapun. Lawan tidak sekedar dihadapi atau dikalahkan, namun diayom serta dipelajari aspek-aspek keunggulannya agar menjadi kompetensi diri utk melepas dari ketergantungan.
Pada tahun 1304 suku Turki Menteshe, yg kemudian disusul oleh suku Turki Aydın, menguasai kota Ephesus dan sepertinya kepulauan di sebelah timur Laut Aegean akan segera jatuh ke tangan pelaut-pelaut Turki. Untuk menahan gelombang mematikan tersebut, pada tahun yg sama Genoa menduduki Pulau Chios (Sakız) dimana Benedetto I Zaccaria mendirikan sebuah prinsipal kecil. Empat tahun kemudian, 1308, ordo militer fanatik Knights of Saint John (Hospitallers) menduduki Pulau Rhodes. Keduanya akan menanggung hantaman paling keras dari serbuan laut bangsa Turki sampai tahun 1329.
Aspek keteladanan lainnya adalah para pelaut Turki yg masih terbilang “bau kencur” itu tidak pernah rendah diri. Bahkan mereka cukup percaya pada kemampuannya yg masih terbatas utk menghadapi bangsa-bangsa yg sudah lebih dulu mahir atas tradisi perang lautan. Kekalahan tidak juga menyurutkan laju layar mereka, karena sdh sangat dipahami bahwa tidak ada kejayaan tanpa pengorbanan.
Pada bulan Juli 1319, armada Aydın, dibawah pimpinan langsung emirnya yg bernama Mehmed Beg berlayar dari kota pelabuhan Ephesus. Ia membawa 18 galley dan 18 kapal ukuran yg lainnya. Armada kecil ini dicegat oleh armada Hospitaller yg terdiri dari 24 kapal dengan 80 pasukan bersenjata lengkap (knight) di dalamnya. Pasukan itu dipimoin oleh Albert dari Scwharzburg. Armada kaum nasrani Latin ini mendapatkan tambahan skuadron Martino Zaccaria dari Chios yg terdiri atas 1 galley dan 6 kapal lainnya.
Hampir selalu, pada masa-masa ini, pemimpin itu tidak hanya yg paling cakap pemikirannya, namun juga yg paling gagah berani perawakannya. Mehmed Beg memimpin langsung pasukan di kapal terdepan, karena dia bukan pemimpin meja di tenda belakanh.
Pertempuran laut itu berakhir dengan kemenangan pada pihak kaum nasrani Latin; hanya 6 kapal Turki yg berhasil lolos dari sergapan dan penenggelaman. Kemenangan ini ditindaklanjuti oleh armada Latin dengan merebut Pulau Leros yang penduduk Yunaninya sempat memberontak atas nama emperor Byzantium. Kemenangan ini pula disusul oleh kemenangan lain yg menggagalkan rencana armada Turki lainnya utk menginvasi Pulau Rhodes.
Kekalahan tidak menyurutkan, kemenangan tidak membusungkan; itu yg dipelajari dalam-dalam oleh keenam kapal yg berhasil meloloskan diri. Kelak mereka menjadi sumber pembelajaran yg berharga bagi para pelaut muda yg menanti gilirannya berada pada kapal terdepan.
Namun, diatas segala itu, kemenangan di lepas pantai Chios itu tidak juga dapat membendung meningkatnya kekuasan Beylik Aydın. Keluarga Zaccaria akhirnya juga harus melepaskan pangkalan Zmyrna di daratan kepada anak Mehmed Beg yg bernama Umur Beg. Dibawah kepemimpinan baru Umur Beg, angkatan laut Aydın menguasai Laut Aegean selama 2 dekade setelah itu hingga datangnya Crusade Smyrna (1343-1351) yg melumpuhkan Beylik Aydın secara final.
Hilangnya Aydın adalah pertanda naiknya Osmanlı. Tidak terlalu lama lagi proyek Latuftahanna akan disempurnakan persiapan baharinya.
Agung Waspodo, dalam rangka menelusuri jejak bahari menjelang naiknya Beylik Osmanlı yg akan menjadi cikal bakal Khilafah Turki Utsmani 696 tahun kemudian.
Depok, 23 Juli 2015
—
Sumber rederensi:
Sources: İnalcık, Halil (1993). “The Rise of the Turcoman Maritime Principalities in Anatolia, Byzantium, and the Crusades”. The Middle East & the Balkans Under the Ottoman Empire: Essays on Economy & Society. Indiana University Turkish Studies Department.
Luttrell, Anthony (1975). “The Hospitallers at Rhodes, 1306–1421”. In Hazard, Harry W. A History of the Crusades, Volume III: The fourteenth and fifteenth centuries. University of Wisconsin Press.
Dipersembahkan oleh : www.manis.id
Follow IG MANIS : http://instagram.com/majelismanis
Subscribe YouTube MANIS : https://youtube.com/c/MajelisManisOfficial
📱Info & Pendaftaran member : https://bit.ly/gabungmanis
💰 Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
An. Yayasan Manis
No Rek BSM : 7113816637
Konfirmasi:
wa.me/6285279776222
wa.me/6287782223130