Terlalu Santai Dalam Menghafal

0
210

🌿🌺🍂🍀🌼🍄🌷🌹

📝 Pemateri: Slamet Setiawan, S.H.I

Hal lain yang terkadang membuat proses menghafal al-Qur’an membutuhan waktu yang lama, bahkan mungkin bisa saja tidak terselesaikan adalah ketika seorang penghafal terlalu santai. Jika saja yang menjadi sebabnya adalah karena seorang penghafal lebih memilih untuk tidak terburu-buru, yang penting hafalan yang didapat benar-benar lancar, atau yang penting paham apa yang dihafal, maka tentu saja hal ini sama sekali tidak menjadi masalah. Memang demikianlah seharusnya para penghafal al-Qur’an, supaya hafalan tersebut bukan hanya sekedar melekat dalam ingatan, tetapi juga mereka dapat memahami lebih dalam apa yang dihafalkannya itu, bahkan justru sangat bagus jika yang menjadi target menghafal mereka bukan hanya sekedar lancar dan paham, tetapi juga dapat mengamalkannya, sehingga mereka tidak mau melanjutkan hafalannya jika apa yang sudah dihafal itu belum diamalkan.

Cara menghafal seperti inilah yang sebenarnya diamalkan oleh para sahabat yang hidup bersama Rasulullah saw. Salah satu contohnya misalnya riwayat bahwa Ibn ‘Umar ra.-sebagaimana disampaikan oleh Ibn Sa’d (w. 230 H) di dalam ath-Thabaqat al-Kubra mempelajari Surah al-Baqarah hingga menghabiskan waktu empat tahun. Bahkan dalam riwayat lain sebagaimana di dalam al-Muwaththa’-bahwa beliau mempelajarinya hingga delapan tahun. Meski demikian, az-Zurqani (w. 1122 H) di dalam Syarh-nya atas kitab alMuwaththa’ memberikan komentar bahwa yang demikian itu bukan berarti lambatnya hafalan mereka, tetapi karena selain menghafalnya mereka juga mempelajari kandungan dan hukum-hukum yang terdapat di dalamnya. Hal ini di antaranya diperkuat dengan pernyataan Abu ‘Abdirrahman as-Sulami-sebagaimana penulis kutip dari al-Itqan fi Ulum al-Qur’an-yang mengatakan:

“Para sahabat yang mengajarkan al-Qur’an kepada kami, seperti (Utsman ibn Alfan, Abdullah ibn Mas’ud dan lainnya mengatakan bahwa jika mereka mempelajari sepuluh ayat al-Qur’an dari Nabi saw., maka mereka tidak akan melampauinya sebelum mereka mengetahuinya, baik dalam hal pengetahuan maupun pengamalannya. Mereka juga mengatakan: “Kami mempelajari al-Qur’an, pengetahuan sekaligus pengamalannya?”

Di zaman sekarang ini, jarang sekali kita temukan para penghafal al-Qur’an yang benar-benar mengikuti cara yang digunakan oleh para sahabat ini. Malah yang ditemukan adalah bahwa terlalu santainya para penghafal al-Qur’an saat ini sebenarnya bukan karena mereka ingin menghafal sekaligus paham dan mengamalkan, tetapi karena mereka merasa tidak begitu tertarik untuk menghafal al-Qur’an. Mereka hanya menghafal menuruti keinginannya saja, dalam arti jika mereka ingat maka mereka menghafal, jika tidak, jangankan melanjutkan hafalannya, mengulang-ulang hafalan yang sudah didapat pun sama sekali tidak dilakukannya.

Bahkan, yang lebih parah lagi adalah bahwa tak jarang terlalu santainya para penghafal al-Qur’an saat ini didasari karena mereka lebih menuruti rasa malasnya. Maka tentu saja hal ini tidak bisa dianggap baik. Sebab, yang demikian itu biasanya bisa saja menjadi penyebab kegagalannya dalam menghafal al-Qur’an. Apalagi jika rasa malas itu bukan hanya membuat mereka terlalu santai dalam menghafal, tetapi juga membuat mereka menyepelekan apa yang sudah dihafalkannya, sehingga hafalannya bukan malah bertambah, tetapi justru berkurang, karena banyak yang hilang.

Jika anda termasuk penghafal al-Qur’an yang terlalu santai karena malas, atau karena tidak terlalu berminat untuk menghafal al-Qur’an, kemungkinan besar itu terjadi karena kurangnya pengetahuan anda tentang pentingnya menghafal al-Qur’an, serta tidak mengetahui pahala, keutamaan dan kesitimewaannya. Akan beda tentunya antara sikap orang yang mengetahui dengan orang yang tidak mengetahui.

Maka, solusi untuk mengatasinya adalah dengan banyak-banyak belajar tentang apa pentingnya menghafal al-Qur’an, bagaimana pahala, keutamaan dan kesitimewaannya, baik itu dengan banyak-banyak membaca buku tentang al-Qur’an, atau dengan banyak-banyak mengikuti kajian-kajian seputar al-Qur’an. Jangan sampai keadaan anda yang tidak tahu diperparah lagi dengan sikap tidak mau tahu.

Meski demikian, kenyataan menunjukkan bahwa tak sedikit pula terlalu santainya penghafal al-Qur’an saat ini bukan karena mereka tidak tahu apa pentingnya. Malah sebenarnya mereka tahu dan paham betul, tetapi karena mereka tidak sadar, akhirnya berpengaruhlah kepada cara mereka dalam menghafal. Kemungkinan besar pengetahuannya tersebut hanya sampai di otak, tidak sampai ke hati. Apa yang mereka ketahui dan pahami itu tidak benar-benar mereka hayati. Karena, jika saja mereka menghayati walau beberapa hal saja tentang pentingnya menghafal al-Qur’an, niscaya mereka tidak akan mau bersantai-santai dalam mengusahakannya. Maka, cara tebaik untuk anda yang sudah tahu dan paham adalah dengan kembali menghayati secara mendalam apapun yang menjadi pengetahuan anda itu. Bukalah hati dan terimalah segala pesan kebaikan, niscaya anda tidak akan pernah mau mensia-siakannya.

Wallahu A’lam Bishshowab

🍃🍃🌸🍃🍃🌸🍃🍃🌸


Dipersembahkan oleh : www.manis.id

Follow IG MANIS : http://instagram.com/majelismanis

Subscribe YouTube MANIS : https://youtube.com/c/MajelisManisOfficial

📱Info & Pendaftaran member : https://bit.ly/gabungmanis

💰 Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
An. Yayasan Manis
No Rek BSM : 7113816637
Konfirmasi:
wa.me/6285279776222
wa.me/6287782223130

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here