πΏπΊπππΌππ·πΉ
π Pemateri: Slamet Setiawan, S.H.I
Jika sebelumnya kami sampaikan bahwa keadaan terlalu lapar bisa membuat seseorang tidak dapat menghafal al-Quran dengan baik. Begitupun sebaliknya, terlalu kenyang juga membuat seseorang kesulitan untuk menghafal karena sulit berkonsentrasi. Bahkan, sebenarnya bukan hanya dalam menghafal, tetapi juga dalam melakukan ibadah-ibadah lainnya, terutama yang menuntut kekhusyu’an. Asy-Syah Waliyullah ad-Dahlawi di dalam Huijatullah al-Balighah mengatakan: “Waktu untuk menghadap Allah adalah ketika seseorang terbebas dari gangguan terhadap fisik, seperti ketika sangat lapar, sangat kenyang, sangat mengantuk, dan terlalu capek. Demikian juga gangguan terhadap pikiran, seperti telinga yang bising karena suara .gaduh dan ribut, pandangan yang dipenuhi gambar-gambar yang berwarna-warni, dan dari bisikan-bisikan lainnya.”
Jika kita perhatikan sejarah para ulama terdahulu,
dalam hal menuntut ilmu, mereka benar-benar memperhatikan cara makan. Di dalam tulisan-tulisan mereka berkaitan dengan tata cara menuntut ilmu, sudah pasti di dalamnya terdapat uraian bahwa menjaga perut agar tidak terlalu lapar dan tidak terlalu kenyang merupakan hal yang sangat penting dan berpengaruh besar terhadap proses menuntut ilmu. Imam asy-Syafi’i sebagaimana kami kutip dari Siyar Alam an-Nubala’ yang ditulis oleh adz-Dzahabi bahkan pernah bercerita:
“Aku tidak pernah kenyang selama 16 tahun kecuali
hanya sekali. Ketika kenyang seperti itu aku memasukkan tanganku ke dalam mulut agar aku bisa memuntahkannya,”
Ar-Rabi, yaitu yang menyampaikan perkataan Imam asy-Syafi’i tersebut, beliau menambahkan:
“Karena keadaan kenyang membuat badan menjadi berat, hati menjadi keras, kecerdasan berkurang, membuat banyak tidur dan malas beribadah.”
Seorang penghafal al-Qur’an sudah seharusnya mengatur pola dan cara makannya dengan baik. Sebab, menghafal al-Qur’an merupakan aktifitas sekaligus ibadah yang menuntut konsentrasi berpikir. Sedangkan konsentrasi berpikir sendiri biasanya tidak bisa didapatkan jika keadaan seseorang sedang lemah, baik karena benar-benar lapar maupun karena terlalu kenyang.
Ketika seseorang menghafal al-Quran dalam keadaan perut yang terlalu kenyang, maka kemungkinan besar kegiatan menghafalnya tidak akan berjalan maksimal. Sebab selain membuat tubuhnya terasa berat, rasa ngantuk juga biasanya menjadi faktor yang paling berpengaruh dalam mengganggu kelancaran menghafal.
Mulai dari sekarang, jika anda termasuk penghafal yang senang makan banyak, maka sebisa mungkin kurangilah kebiasaan tersebut. Makanlah secukupnya, dalam arti jangan sampai terlalu kenyang. Jangan sampai apa yang anda hafal itu kalah banyaknya dengan apa yang anda makan. Jika terasa sulit mengubah kebiasaan tersebut, maka siasatilah ia agar tidak terlalu mengganggu aktifitas menghafal anda, misalnya jangan menempatkan jadwal makan anda tepat sebelum menghafal, tetapi tempatkanlah ia setelah waktu menghafal anda.
Makan setelah puas menghafal itu lebih baik daripada menghafal setelah puas makan. Maka jangan sampai terbalik. Atau jika memang anda tetap mampu menghafal dengan maksimal walaupun punya kebiasaan makan banyak, tetap bisa mengulang-ulang hafalan dengan baik tanpa sedikitpun terkendala oleh hal-hal negatif yang biasanya muncul akibat makan banyak, maka silakan saja, asalkan hal itu juga tidak mempengaruhi ibadah-ibadah atau aktifitas-aktifitas penting anda lainnya. Tetapi pada kenyataannya hampir idak ada yang bisa demikian.
Wallahu A’lam Bishshowab
πππΈπππΈπππΈ
Dipersembahkan oleh : www.manis.id
Follow IG MANIS : http://instagram.com/majelismanis
Subscribe YouTube MANIS : https://youtube.com/c/MajelisManisOfficial
π±Info & Pendaftaran member : https://bit.ly/Joinmanis
π° Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
An. Yayasan Manis
No Rek BSM : 7113816637
Konfirmasi:
wa.me/6285279776222
wa.me/6287782223130