Pertanyaan
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Ustadz… Saya mau bertanya, bagaimana hukum ikut meramaikan acara tahun baru islam? I-12
🍃🍃🌸🍃🍃🌸🍃🍃
Jawaban
Oleh: Ustadz Wawan Setiawan al-Hafidz
وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته
Tahun baru Hijriyah kerap dijadikan momentum untuk mengevaluasi diri. Berbagai harapan untuk dapat menjalani tahun baru yang lebih baik tentu juga menjadi harapan seluruh umat Islam.
Perayaan Tahun Baru Hijriyah jangan dirayakan seperti merayakan tahun baru Masehi. Tahun baru Hijriyah sebaiknya diisi dengan kegiatan kegiatan positif atau hal lain yang bisa membantu kita mengevaluasi diri serta mempermudah kita menyusun rencana hidup yang lebih baik pada tahun berikutnya, baik target dunia maupun akhirat. Agar keduanya dapat berjalan selaras dan seimbang.
Menyambut 1 Muharram 0cukup dengan mengadakan pengajian, diskusi, seminar keagamaan, muhasabah atau evaluasi, baik itu evaluasi terhadap umat, bangsa, maupun personal. Jika didasarkan pada Alquran, hal pertama yang perlu dievaluasi adalah takwa dan ditutup dengan takwa pula. Jadi, bukan hanya karier, harta, jabatan, atau urusan duniawi lain yang perlu dievalusi, justru yang terpenting adalah evaluasi ketakwaan.
Bagaimana cara mengevaluasi tingkat ketakwaan?
Evaluasi ketakwaan bisa dilihat dari tiga aspek, yaitu iman, Islam, dan ihsan. Pertama, tinggi rendahnya keimanan dapat dilihat dari sisi tauhid, seperti memastikan tidak adanya perbuatan syirik, suuzan, atau kemusyrikan yang dilakukan pada tahun sebelumnya.
Kedua, evaluasi tentang Islam. Islam intinya adalah rukun Islam, seperti tentang shalat yang dikerjakan selama ini sudah tertib atau belum? Jika sudah tertib, istiqamah berjamaah atau tidak? Lalu, bisakah memaknai shalat itu bagi kehidupan?
Itu semua harus dipastikan untuk mengetahui tingkat keislaman. Karena orang yang dapat melaksanakan shalat dengan baik, tentu jauh dari perbuatan keji dan mungkar. Jika seseorang masih melakukan kemungkaran, dapat dipastikan shalatnya belum efektif dan belum berpengaruh dalam kehidupannya.
Ketiga, evaluasi tentang ihsan, yaitu akhlak, baik akhlak pribadi, sosial, maupun akhlak di ruang umum. Akhlak pribadi dilihat dari kebiasaan seseorang, apakah sudah sesuai ajaran Islam atau belum.
Selanjutnya adalah akhlak publik, yaitu mengevaluasi perilaku saat berada di tempat umum, seperti jalan raya, ruang-ruang umum, baik saat antre, buang sampah, maupun bertegur sapa.
Terakhir, akhlak sosial. Ini penting agar seseorang mampu mengetahui akhlaknya bagi sesama, baik kepada orang miskin, anak telantar, yatim, dll.
Menurut saya, itu yang paling substantif dievaluasi. Intinya adalah ketakwaan sangat perlu dievaluasi untuk menyambut tahun baru Islam. Wallahu a’lam.
🍃🍃🌺🍃🍃🌺🍃🍃
Dipersembahkan oleh : www.manis.id
Follow IG MANIS : http://instagram.com/majelismanis
📱Info & Pendaftaran member : https://bit.ly/Joinmanis
💰 Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
An. Yayasan Manis
No Rek BSM : 7113816637
Konfirmasi:
+62 852-7977-6222
+62 822-9889-0678