Kader Dakwah Tak Kan Pernah Merasa Lelah

0
105

πŸƒπŸƒπŸŒΊπŸƒπŸƒπŸŒΊπŸƒπŸƒ

πŸ“ Pemateri: Ustadzah Rochma Yulika

Hari terus berlalu, waktu pun terus melaju sementara diri masih saja duduk terpaku.
Ada rasa kemalasan yang tak menentu, membuat diri enggan segera bergerak menuju seruan Rabb Sang Maha Penentu.

Kemungkinan itu bisa saja terjadi pada para kader dakwah.
Ada semangat yang mengendur untuk menunjukkan kiprah.
Terjeda oleh masalah pribadi yang semakin membuat resah.
Hingga terbengkelai segala amanah.

Bila sampai keadaan yang demikian.
Maka segera mengingat akan kematian.
Agar hati seolah diingatkan
Hingga menyadari segala kesalahan.

Jiwa pejuang harus senantiasa dimunculkan di hati sanubari pejuang dakwah. Semangat menggelora harus ada dalam diri pengusung amanah.

Tak kenal futur
Tak kenal mengendur
Apalagi mundur teratur

Jiwa-jiwa senantiasa terisi ruh Rabbani
Langkahnya tak bisa berhenti
Gegap gempita mengusung amanah Ilahi
Baginya surga Allah telah menanti

Ustadz Al Bahy Al Khouly berkata, “Seorang da’i harus dapat merasakan bahwa dakwahnya senantiasa hidup di dalam syarafnya, menyala dalam hatinya, bergejolak di dalam hatinya, sehingga mendorongnya dari sikap istirahat dan kesenangan kepada sikap pergerakan dan perbuatan, serta menyibukkan diri dengannya dari pada dirinya sendiri, anaknya dan hartanya. Ini adalah da’i yang jujur, yang imannya merasakan bahwa dakwahnya berkobar di dalam pandangannya, gerakannya, isyaratnya dan dalam karakteristik yang bercampur dengan air wajahnya. Dia selalu ingat dengan dakwahnya baik ketika tidur maupun terjaga, ketika makan dan diantara keluarganya, ketika diam, dalam bepergian dan dalam perkumpulan-perkumpulannya. Secara keseluruhan, dakwahnya adalah masalah utama yang hadir dalam setiap waktu dalam hidupnya. Ia adalah ruh kehidupannya, intinya, substansinya dan urusan hidupnya baik sampingan maupun ujung kehidupannya.”

Ketegaran, ketangguhan, ketaatan bahkan keshalihan kita dengan para pendahulu sangat jauh rentangnya.
Mereka layak mendapat surga atas perjuangannya.
Sedangkan kita?
Masih jauh untuk bisa menandingi amal mereka.
Usaha yang optimal untuk menjaga semangat yang membara terus ada, hingga layak kita bersanding dengan ara syuhada.
Menapaktilasi perjuangan para pendahulu kita harus sering dilakukan sebagai bahan evaluasi supaya meraih cita-cita yakni hidup mulia.

Wallahu a’lam bisshawwab

πŸƒπŸƒπŸŒΈπŸƒπŸƒπŸŒΈπŸƒπŸƒπŸŒΈ


Dipersembahkan oleh : www.manis.id

Follow IG MANIS : http://instagram.com/majelismanis

Subscribe YouTube MANIS : https://youtube.com/c/MajelisManisOfficial

πŸ“±Info & Pendaftaran member : https://bit.ly/Joinmanis

πŸ’° Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
An. Yayasan Manis
No Rek BSM : 7113816637
Konfirmasi:
wa.me/6285279776222
wa.me/6287782223130

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here