Perisai Rasulullah di Peristiwa Uhud

0
26

πŸ“ Pemateri: Ustadzah Rochma Yulika

πŸƒπŸƒπŸŒΊπŸƒπŸƒπŸŒΊπŸƒπŸƒ

Sosok tangguh yang memiliki keberanian yang sejati. Tak pernah khawatir dengan kesulitan yang ada di dunia lantaran jaminan surga sudah diberikan untuknya. Ia selalu bergegas, bekerja keras dalam kondisi apa pun. Baginya dunia tak lagi dihiraukannya karena urusan Allah, Rasulullah, dan akhir lebih utama.

Begitulah sosok Nusaibah binti Ka’ab Al-Anshariyah. Ia adalah seorang Shahabiyah yang mulia lagi pemberani. Banyak pengorbanan dan perjuangan yang telah ia ukir dalam perjuangan dakwah Islam. Banyak orang mengenalnya dengan Ummu Imarah atau Ummu umarah. Kehadirannya dalam perjalanan dakwah Rasulullah sebagai salah satu contoh sikap keberanian yang abadi. Tak gentar sedikit pun terhadap musuh, tak khawatir nyawa sebagai taruhannya ketika harus turun ke kancah peperangan.

Nusaibah Ummu umarah tak pernah absen dalam jadwal-jadwal yang menjadi agenda besar bersama Rasulullah. Baginya kewajiban menjadi hal utama karena baginya panggilan Allah dan Rasul Nya tak bisa diabaikan begitu saja. Ummu umarah sangat tahu bahwa jalan itulah yang harus diambil karena akan membawanya pada kemuliaan di surga.

Mengenalnya seolah tak pernah bisa untuk membicarakan. Ia wanita agung termasuk satu dari dua wanita yang bergabung bersama 70 laki-laki Anshar Hadir dalam baiah aqabah. Ia berbaiah bersama suami dan kedua anaknya.

Selain itu kisah kepahlawanan Nusaibah yang paling dikenang sepanjang sejarah adalah pada saat Perang Uhud, di mana ia dengan segenap keberaniannya membela dan melindungi Rasulullah. Dan tanpa gentar sedikit pun menghalau musuh walaupun tubuhnya pun tertebas pedang lawan.

Semula pada perang itu, Nusaibah bergabung dengan pasukan Islam untuk mengemban tugas penting di bidang logistik dan medis. Bersama para wanita lainnya, Nusaibah ikut memasok air kepada para prajurit Muslim dan mengobati mereka yang terluka.

Namun ketika kaum Muslimin dilanda kekacauan dan mulai terdesak karena pasukan pemanah di atas bukit melanggar perintah Rasulullah, yakni turun dari bukit karena mekihat ghanimah, saat itu pasukan mulai kocar kacir. Saat itu nampak Rasulullah pun mulai kewalahan, dan nyawa beliau berada dalam bahaya.

Ketika melihat Rasulullah menangkis berbagai serangan musuh sendirian, Nusaibah segera mempersenjatai dirinya dan bergabung dengan yang lainnya membentuk pertahanan untuk melindungi beliau.

Dalam berbagai riwayat disebutkan, bahwa ketika itu Nusaibah berperang penuh keberanian dan tidak menghiraukan diri sendiri ketika membela Rasulullah. Saat itu, Nusaibah menderita luka-luka di sekujur tubuhnya. Sedikitnya ada sekitar 12 luka di tubuhnya, dengan luka di leher yang paling parah. Namun hebatnya, Nusaibah tidak pernah mengeluh, mengadu, atau bersedih.

Ketika Rasulullah melihat Nusaibah terluka, beliau bersabda, “Wahai Abdullah (putra Nusaibah), balutlah luka ibumu! Ya Allah, jadikanlah Nusaibah dan anaknya sebagai sahabatku di dalam surga.”

Mendengar doa Rasulullah, Nusaibah tidak lagi menghiraukan luka di tubuhnya dan terus berperang, membela Rasulullah dan agama Allah. “Aku telah meninggalkan urusan duniawi,” ujarnya.

Dalam sejarah Islam, Nusaibah juga disebut-sebut sebagai seorang wanita yang memiliki kesabaran luar biasa dan selalu mendahulukan kepentingan orang lain.

Begitulah sosok yang bisa jadi teladan kita. Sehingga banyak hal mampu dilakukan karena cita tertingginya untuk meraih Surga tertinggi, berjumpa dengan Allah serta menjadi teman Rasulullah.

Wallahu a’lam bisshawwab

πŸƒπŸƒπŸŒΈπŸƒπŸƒπŸŒΈπŸƒπŸƒπŸŒΈ


Dipersembahkan oleh : www.manis.id

Follow IG MANIS : http://instagram.com/majelismanis

πŸ“±Info & Pendaftaran member : https://bit.ly/Joinmanis

πŸ’° Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
An. Yayasan Manis
No Rek BSM : 7113816637
Konfirmasi:
+62 852-7977-6222
+62 822-9889-0678

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here