Tulisan Sebelumnya:
๐ฟ๐บ๐๐๐ผ๐๐ท๐น
๐ Pemateri: Ustadz Farid Nu’man Hasan
4โฃ Melakukan Amal akhirat Tapi Dengan Niat Duniawi
Ini lebih umum dari riya’, kalau riya’ hanya karena ingin dilihat orang, tapi ini keinginan dunia lainnya, seperti kedudukan, kekayaan, dan lainnya.
Seperti menghadiri majelis ilmu hanya untuk modal debat di medsos, atau supaya dianggap faqih (paham) agama.
Dari Ibnu Umar Radhiallahu ‘Anhuma, bahwa Rasulullah ๏ทบ bersabda:
ู ููู ุทูููุจู ุงููุนูููู ู ููููู ูุงุฑููู ุจููู ุงูุณููููููุงุกู ุฃููู ููููุจูุงูููู ุจููู ุงููุนูููู ูุงุกู ุฃููู ููููุตูุฑููู ููุฌูููู ุงููููุงุณู ุฅููููููู ูููููู ููู ุงููููุงุฑู
Barangsiapa yang menuntut ilmu untuk mendebat orang bodoh, atau berbangga di depan ulama, atau mencari perhatian manusia kepadanya, maka dia di neraka.
(HR. Ibnu Majah No. 253. At Tirmidzi No. 2654. Hasan)
Dari Jabir bin Abdullah Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah ๏ทบ bersabda:
ููุง ุชูุนููููู ููุง ุงููุนูููู ู ููุชูุจูุงูููุง ุจููู ุงููุนูููู ูุงุกู ููููุง ููุชูู ูุงุฑููุง ุจููู ุงูุณููููููุงุกู ููููุง ุชูุฎููููุฑููุง ุจููู ุงููู ูุฌูุงููุณู ููู ููู ููุนููู ุฐููููู ููุงููููุงุฑู ุงููููุงุฑู
Janganlah kalian menuntut ilmu dengan maksud berbangga di depan ulama, mendebat orang bodoh, dan memilih-milih majelis. Barangsiapa yang melakukan itu maka dia di neraka, di neraka.
(HR. Ibnu Majah No. 254, Al Baihaqi, Syu’abul Iman, No. 1725, Ibnu Hibban No. 77, Al Hakim, Al Mustadrak ‘alash Shahihain, No. 290. Shahih)
Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah ๏ทบ bersabda:
ู ููู ุชูุนููููู ู ุนูููู ูุง ู ูู ููุง ููุจูุชูุบูู ุจููู ููุฌููู ุงูููููู ุนูุฒูู ููุฌูููู ููุง ููุชูุนููููู ููู ุฅููููุง ููููุตููุจู ุจููู ุนูุฑูุถูุง ู ููู ุงูุฏููููููุง ููู ู ููุฌูุฏู ุนูุฑููู ุงููุฌููููุฉู ููููู ู ุงููููููุงู ูุฉู ููุนูููู ุฑููุญูููุง
Barangsiapa yang menuntut ilmu yang dengannya dia menginginkan wajah Allah, (tetapi) dia tidak mempelajarinya melainkan karena kekayaan dunia, maka dia tidak akan mendapatkan harumnya surga pada hari kiamat.
(HR. Abu Daud No. 3664, Ibnu Majah No. 252, Ibnu Hibban No. 78, Al Hakim, Al Mustadrak ‘Alash Shahihain, No. 288, katanya: SHAHIH sesuai syarat Bukhari-Muslim)
Dari Ubai bin Ka’ab Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam:
Barangsiapa diantara mereka beramal amalan akhirat dengan tujuan dunia, maka dia tidak mendapatkan bagian apa-apa di akhirat.
(HR. Ahmad No. 20275. Ibnu Hibban No. 405, Al Hakim, Al Mustadrak ‘Alash Shahihain No. 7862, katanya: sanadnya SHAHIH. Imam Al Haitsami mengatakan: diriwayatkan oleh Ahmad dan anaknya dari berbagai jalur dan perawi dari Ahmad adalah shahih, Majma’ Az Zawaid 10/220. Darul Kutub Al Ilmiyah)
Dari Ibnu Umar Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah ๏ทบ bersabda:
ู ููู ุชูุนููููู ู ุนูููู ูุง ููุบูููุฑู ุงูููููู ุฃููู ุฃูุฑูุงุฏู ุจููู ุบูููุฑู ุงูููููู ููููููุชูุจููููุฃู ู ูููุนูุฏููู ู ููู ุงููููุงุฑู
Barangsiapa yang menuntut ilmu untuk selain Allah atau dia maksudkan dengannya selain Allah, maka disediakan baginya kursi di neraka.
(HR. At Tirmidzi No. 2655, katanya: hasan)
5โฃ Mengungkit Sedekah dan Menyakiti Penerimanya
Mengungkit Sedekah kepada seseorang atau lembaga, masjid, yayasan, untuk menunjukkan jasa kepada penerimanya, ada salah satu penghapus amal Shalih. Apalagi, jika dilakukan sambil menyakiti penerimanya; baik dengan menghina, memposisikan ketinggian diri dan kerendahan mereka, maka ini lebih buruk lagi.
Allah Ta’ala berfirman:
ููุง ุฃููููููุง ุงูููุฐูููู ุขู ููููุง ููุง ุชูุจูุทููููุง ุตูุฏูููุงุชูููู ู ุจูุงููู ูููู ููุงููุฃูุฐูููฐ
Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu merusak sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan penerima).
(QS. Al-Baqarah: 264)
Imam Abul Faraj bin Al Jauzi Rahimahullah berkata:
ูููู ุชุนุงูู: ูุง ุชูุจูุทููููุง ุตูุฏููุงุชูููู ูุ ุฃู: ูุง ุชุจุทููุง ุซูุงุจูุงุ ูู ุง ุชุจุทู ุซูุงุจ ุตุฏูุฉ ุงูู ุฑุงุฆู
Firman Allah Ta’ala (Janganlah kamu merusak sedekahmu) yaitu jangan batalkan pahalanya, seperti batalnya pahala orang-orang yang riya’.
(Zaadul Masiir, 1/239)
Ada pun yang dimaksud “dengan menyebut-nyebut/ mengungkit” adalah:
ุฃุฑุงุฏ ุจุงูู ู ุงูุฅูุนุงู . ูุฃู ุง ุงููุฌู ุงูู ุฐู ูู ุ ููู ุฃู ููุงู: ู ูู ููุงู ุนูู ููุงูุ ุฅุฐุง ุงุณุชุนุธู ู ุง ุฃุนุทุงูุ ูุงูุชุฎุฑ ุจุฐูู
Maksud “dengan menyebut-nyebut” yaitu mengungkit pemberian. Ada pun dgn cara yang buruk, yaitu dikatakan: Si Fulan telah memberikan kepada si Fulan, jika dibesar-besarkan dan membanggakan pemberian itu.
(Ibid, 1/239)
Ada pun makna “menyakiti” :
ููู ุงูุฃุฐู ูููุงู: ุฃุญุฏูู ุง: ุฃูู ู ูุงุฌูุฉ ุงููููุฑ ุจู ุง ูุคุฐููุ ู ุซู ุฃู ูููู ูู: ุฃูุช ุฃุจุฏุงู ูููุฑุ ููุฏ ุจููุช ุจูุ ูุฃุฑุงุญูู ุงููู ู ูู. ูุงูุซุงูู: ุฃูู ูุฎุจุฑ ุจุฅุญุณุงูู ุฅูู ุงููููุฑุ ู ู ููุฑู ุงููููุฑ ุฅุทูุงุนู ุนูู ุฐููุ ูููุง ุงูููููู ูุคุฐู ุงููููุฑ ูููุณ ู ู ุตูุฉ ุงูู ุฎูุตูู ูู ุงูุตุฏูุฉ
Ada dua makna:
1. Menatap si fakir dengan cara yang menyakitinya, semisal perkataan: “Ente fakir abadi! Ente telah dikasih bencana, ane Allah lapangkan melalui ente!”
2. Dia menceritakan kebaikannya kepada orang fakir itu, di mana orang fakir itu tidak suka mendengarnya.
Kedua perkataan ini menyakiti orang fakir dan bukan sifat orang yang Mukhlis dalam sedekah.
(Ibid)
Ada pun menceritakan amal Shalih, termasuk sedekah, jika diperlukan untuk menceritakan, tanpa maksud berbangga tanpa menyakiti penerimanya tidaklah termasuk pembahasan ini.
Seperti karyawan yang melaporkan pekerjannya kepada atasannya, seorang siswa melaporkan PRnya kepada guru, pelamar kerja menulis CV tentang apa yang pernah dia lakukan, .. semua ini tuntutan profesionalitas, tidak masalah.
6โฃ Menyakiti Manusia Dengan Lisan, Tangan, dan Memakan Harta Saudaranya Tanpa Hak
Yaitu lisan yang menuduh saudaranya tanpa bukti, memaki dan mencela, menyakiti fisiknya tanpa hak, dan memakan harta yang bukan haknya.
Nabi ๏ทบ menyebut orang seperti ini muflis (bangkrut), karena shalat, puasa, dan zakatnya terhapus dan pindah kepada yang menjadi korbannya.
Nabi ๏ทบ bertanya:
ุฃูุชูุฏูุฑูููู ู ููู ุงููู ูููููุณู ููุงูููุง ุงููู ูููููุณู ูููููุง ู ููู ููุง ุฏูุฑูููู ู ูููู ููููุง ู ูุชูุงุนู ููููุงูู ุฅูููู ุงููู ูููููุณู ู ููู ุฃูู ููุชูู ู ููู ููุฃูุชูู ููููู ู ุงููููููุงู ูุฉู ุจูุตูููุงุฉู ููุตูููุงู ู ููุฒูููุงุฉู ููููุฃูุชูู ููุฏู ุดูุชูู ู ููุฐูุง ููููุฐููู ููุฐูุง ููุฃููููู ู ูุงูู ููุฐูุง ููุณููููู ุฏูู ู ููุฐูุง ููุถูุฑูุจู ููุฐูุง ููููุนูุทูู ููุฐูุง ู ููู ุญูุณูููุงุชููู ููููุฐูุง ู ููู ุญูุณูููุงุชููู ููุฅููู ููููููุชู ุญูุณูููุงุชููู ููุจููู ุฃููู ููููุถูู ู ูุง ุนููููููู ุฃูุฎูุฐู ู ููู ุฎูุทูุงููุงููู ู ููุทูุฑูุญูุชู ุนููููููู ุซูู ูู ุทูุฑูุญู ููู ุงููููุงุฑู
โApakah kalian tahu siapa muflis (orang yang bangkrut) itu?โ
Para sahabat menjawab,
“Muflis itu adalah yang tidak mempunyai dirham maupun harta benda.โ
Tetapi Nabi ๏ทบ berkata : โMuflis dari umatku ialah, orang yang datang pada hari Kiamat membawa (pahala) shalat, puasa dan zakat, namun (ketika di dunia) dia telah mencaci ini, menuduh orang lain (tanpa hak), makan harta si anu, menumpahkan darah dan memukul orang lain (tanpa hak). Maka orang-orang yang menjadi korbannya akan diberi pahala dari kebaikan-kebaikannya. Jika telah habis kebaikan-kebaikannya, maka dosa-dosa mereka (korban) akan ditimpakan kepadanya, kemudian dia akan dilemparkan ke dalam nerakaโ
(HR. Muslim No. 2581)
Imam Al Maziriy Rahimahullah berkata:
ููุฒูุนูู ู ุจูุนูุถู ุงููู ูุจูุชูุฏูุนูุฉู ุฃูููู ููุฐูุง ุงููุญูุฏููุซู ู ูุนูุงุฑูุถู ูููููููููู ุชุนุงูู ููุง ุชุฒุฑ ูุงุฒุฑุฉ ูุฒุฑ ุฃุฎุฑู ููููุฐูุง ุงููุงุนูุชูุฑูุงุถู ุบูููุทู ู ููููู ููุฌูููุงููุฉู ุจููููููุฉู ููุฃูููููู ุฅููููู ูุง ุนููููุจู ุจูููุนููููู ููููุฒูุฑููู ููุธูููู ููู ููุชูููุฌููููุชู ุนููููููู ุญูููููู ููุบูุฑูู ูุงุฆููู ููุฏูููุนูุชู ุฅูููููููู ู ู ููู ุญูุณูููุงุชููู ููููู ููุง ููุฑูุบูุชู ููุจูููููุชู ุจููููููุฉู ูููุจูููุชู ุนูููู ุญูุณูุจู ู ูุง ุงููุชูุถูุชููู ุญูููู ูุฉู ุงูููููู ุชูุนูุงููู ููู ุฎููููููู ููุนูุฏููููู ููู ุนูุจูุงุฏููู ููุฃูุฎูุฐู ููุฏูุฑูููุง ู ููู ุณููููุฆูุงุชู ุฎูุตููู ููู ููููุถูุนู ุนููููููู ููุนููููุจู ุจููู ููู ุงููููุงุฑู
Sebagian pelaku bid’ah menyangka bahwa hadits ini bertentangan dengan ayat: “Seorang yang berdosa tidak menanggung dosa orang lain”, ini merupakan persangkaan yang keliru dan kebodohan yang begitu jelas. Sesungguhnya dia dihukum karena perbuatan, dosanya, dan kezalimannya sendiri, maka dia mempertanggungjawabkannya atas orang yang pernah menjadi korban kejahatannya dengan mengembalikan haknya, maka kebaikan-kebaikan dirinya diperuntukan untuk mereka, jika sudah habis maka keburukan mereka yg akan dipindahkan kepada dia sesuai kadarnya, lalu dia dimasukan ke dalam neraka. Ini merupakan kebijaksanaan Allah atas makhlukNya dan keadilanNya pada hambaNya.
(Syarh Shahih Muslim, 6/103)
Demikian. Wallahu a’lam
๐๐๐บ๐๐๐บ๐๐
Dipersembahkan oleh : www.manis.id
Follow IG MANIS : https://www.instagram.com/majelis_manis/?igshid=YmMyMTA2M2Y%3D
Subscribe YouTube MANIS : https://youtube.com/c/MajelisManisOfficial
๐ฑInfo & Pendaftaran member : https://bit.ly/gabungmanis
๐ฐ Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
An. Yayasan Manis
No Rek BSM : 7113816637
Konfirmasi:
wa.me/6285279776222
wa.me/6287782223130