BUKTI-BUKTI KEBERADAAN ALLAH SWT (5)

0
97

🍃🌈🍃🌈🍃🌈

📝Pemateri: Ustadzah Prima Eyza

~~~~

Bagaimana kabarnya, adik-adik para pemuda Islam harapan umat…?
Alhamdulillaah kita bisa bertemu kembali dalam suasana keimanan yang mudah-mudahan semakin menguat. Semoga cahaya hidayah, limpahan rahmat dan karunia dari Allah SWT senantiasa mengalir bagi diri-diri kita hingga akhir hayat. Aamiin…
Yuuk! kita lanjutkan kembali pembahasan kita tentang Bukti-Bukti Keberadaan Allah SWT yang pada pembahasan lalu kita telah mengkaji bukti keberadaan Allah SWT yang keempat yaitu bukti wahyu (الدَّلِيْلُ النَّقْلِيُّ) dan sekarang kita lanjutkan pembahasan pada bukti yang kelima, yaitu Bukti Sejarah (الدَّلِيْلُ التَّارِيْخِيُّ)

👩‍🔬 Sejarah Manusia

Dalil historis (sejarah) tentang kebeadaan Allah SWT yang dimaksud adalah pembuktian tentang keberadaan Tuhan dengan berpegang pada sejarah perjalanan hidup manusia dari dahulu hingga sampai saat ini yang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan keagamaan dan kebertuhanan.

Hubungan manusia dengan Tuhan dapat dilihat dari kehidupan keberagamaan yang paling sederhana hingga kehidupan keberagamaan yang paling kompleks sekalipun, walaupun dalam perjalanannya banyak terjadi penyimpangan dalam prinsip ketuhanan, namun kenyataan ini membuktikan bahwa peran Tuhan dalam kehidupan manusia sangatlah dominan.

Dan Islam jelas menegaskan bahwa satu-satunya Tuhan yang haq dan yang berhak disembah hanyalah Allah SWT.
Demikian pula dengan fakta bahwa manusia di sepanjang sejarah selalu memiliki tempat ibadah.

Bahkan melalui QS. Ali ‘Imran ayat 96-97, Allah Ta’ala menerangkan bahwa sesungguhnya rumah ibadah tertua di dunia ini adalah Ka’bah di kota Makkah :

إِنَّ أَوَّلَ بَيْتٍ وُضِعَ لِلنَّاسِ لَلَّذِي بِبَكَّةَ مُبَارَكًا وَهُدًى لِلْعَالَمِينَ
فِيهِ آيَاتٌ بَيِّنَاتٌ مَقَامُ إِبْرَاهِيمَ ۖ وَمَنْ دَخَلَهُ كَانَ آمِنًا ۗ وَلِلَّهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلًا ۚ وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ عَنِ الْعَالَمِينَ

“Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadat) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Makkah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia.

Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim; barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia; mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.”

🕋 Ka’bah ini adalah rumah ibadah yang diberkahi oleh Allah SWT dan menjadi petunjuk bagi manusia di seluruh alam. Begitu tuanya umur Ka’bah ini, sampai tak seorang pun tahu sudah berapa lama Ka’bah berada di muka bumi. Ka’bah telah ada jauh sebelum Nabi Ibrahim as dan Nabi Ismail as diperintahkan Allah SWT untuk membangunnya kembali dan meninggikan pondasinya.

🚶🏻Berjalanlah di Muka Bumi

Banyak sekali ayat-ayat dalam Al Qur`an yang memerintahkan kita untuk melakukan perjalanan di muka bumi. Bahkan salah satu sifat orang yang telah ber-mubayya’ah (berjanji setia beriman kepada Allah SWT dan Rasul-Nya) adalah as-saa`ihuun, yang di antara maknanya adalah orang-orang yang melakukan perjalanan di muka bumi.
Allah Ta’ala Berfirman,

التَّائِبُونَ الْعَابِدُونَ الْحَامِدُونَ السَّائِحُونَ الرَّاكِعُونَ السَّاجِدُونَ الْآمِرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَالنَّاهُونَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَالْحَافِظُونَ لِحُدُودِ اللَّهِ ۗ وَبَشِّرِ الْمُؤْمِنِينَ

“Mereka itu adalah orang-orang yang bertaubat, yang beribadat, yang memuji, yang melawat (as-saa`ihuun), yang ruku’, yang sujud, yang menyuruh berbuat ma’ruf dan mencegah berbuat munkar dan yang memelihara hukum-hukum Allah. Dan gembirakanlah orang-orang mukmin itu.”
(QS. At Taubah [9] : 112)

Diantara tujuan maknawi dari perintah Allah SWT untuk melakukan perjalanan di muka bumi ini adalah unuk melihat bagaimana akibat kedustaan dan pengingkaran yang dilakukan manusia kepada Allah SWT dan bagaimana kesudahan akhir kehidupan mereka.
Allah Ta’ala berfirman,

قُلْ سِيرُوا فِي الْأَرْضِ ثُمَّ انْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُكَذِّبِينَ

“Katakanlah: ‘Berjalanlah di muka bumi, kemudian perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan itu’.
(QS. Al An’aam [6] : 11)
   
Fakta sejarah kehancuran umat-umat terdahulu dengan kehancuran yang membuat mereka tidak mampu bangkit kembali menunjukkan adanya Allah Yang Maha Kuat lagi Maha Perkasa. Firman Allah SWT dalam QS. Al An’aam [6] ayat 6,

أَلَمْ يَرَوْا كَمْ أَهْلَكْنَا مِنْ قَبْلِهِمْ مِنْ قَرْنٍ مَكَّنَّاهُمْ فِي الْأَرْضِ مَا لَمْ نُمَكِّنْ لَكُمْ وَأَرْسَلْنَا السَّمَاءَ عَلَيْهِمْ مِدْرَارًا وَجَعَلْنَا الْأَنْهَارَ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهِمْ فَأَهْلَكْنَاهُمْ بِذُنُوبِهِمْ وَأَنْشَأْنَا مِنْ بَعْدِهِمْ قَرْنًا آخَرِينَ

“Apakah mereka tidak memperhatikan berapa banyak generasi yang telah Kami binasakan sebelum mereka, padahal (generasi itu) telah Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, yaitu keteguhan yang belum pernah Kami berikan kepadamu, dan Kami curahkan hujan yang lebat atas mereka dan Kami jadikan sungai-sungai mengalir di bawah mereka, kemudian Kami binasakan mereka karena dosa mereka sendiri, dan Kami ciptakan sesudah mereka generasi yang lain.”

Demikian pula firman Allah SWT dalam QS. Muhammad [47] ayat 13,

وَكَأَيِّنْ مِنْ قَرْيَةٍ هِيَ أَشَدُّ قُوَّةً مِنْ قَرْيَتِكَ الَّتِي أَخْرَجَتْكَ أَهْلَكْنَاهُمْ فَلَا نَاصِرَ لَهُمْ

“Dan betapa banyaknya negeri yang (penduduknya) lebih kuat dari pada (penduduk) negerimu (Muhammad) yang telah mengusirmu itu. Kami telah membinasakan mereka, maka tidak ada seorang penolongpun bagi mereka.”

Dan juga firman Allah SWT dalam QS. Al Haaqqah [69] ayat 4-8,

كَذَّبَتْ ثَمُودُ وَعَادٌ بِالْقَارِعَةِ
فَأَمَّا ثَمُودُ فَأُهْلِكُوا بِالطَّاغِيَةِ
وَأَمَّا عَادٌ فَأُهْلِكُوا بِرِيحٍ صَرْصَرٍ عَاتِيَةٍ
سَخَّرَهَا عَلَيْهِمْ سَبْعَ لَيَالٍ وَثَمَانِيَةَ أَيَّامٍ حُسُومًا فَتَرَى الْقَوْمَ فِيهَا صَرْعَىٰ كَأَنَّهُمْ أَعْجَازُ نَخْلٍ خَاوِيَةٍ
فَهَلْ تَرَىٰ لَهُمْ مِنْ بَاقِيَةٍ

“Kaum Tsamud dan `Aad telah mendustakan hari kiamat.
Adapun kaum Tsamud maka mereka telah dibinasakan dengan kejadian yang luar biasa,
Adapun kaum `Aad maka mereka telah dibinasakan dengan angin yang sangat dingin lagi amat kencang,
yang Allah menimpakan angin itu kepada mereka selama tujuh malam dan delapan hari terus menerus; maka kamu lihat kaum `Aad pada waktu itu mati bergelimpangan seakan-akan mereka tunggul-tunggul pohon korma yang telah kosong (lapuk).
Maka kamu tidak melihat seorangpun yang tinggal di antara mereka.”

✨ Maka jelaslah bagi kita bahwa kenyataan sejarah tentang kebertuhanan manusia, rumah ibadah (Ka’bah) untuk menyembah Allah SWT yang telah ada sejak dahulu, serta kehancuran umat-umat yang mengingkari Allah SWT, secara nyata membuktikan bahwa Allah SWT itu ada. Mutlak ada, tanpa keraguan sedikitpun.

Wallaahu a’lam bishshowab.
Bersambung…

~~~~
🍃🌈🍃🌈🍃🌈


Dipersembahkan oleh : www.manis.id

Follow IG MANIS : http://instagram.com/majelismanis

Subscribe YouTube MANIS : https://youtube.com/c/MajelisManisOfficial

📱Info & Pendaftaran member : https://bit.ly/Joinmanis

💰 Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
An. Yayasan Manis
No Rek BSM : 7113816637
Konfirmasi:
wa.me/6285279776222
wa.me/6287782223130

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here