BUKTI-BUKTI KEBERADAAN ALLAH SWT -1-

0
117
🐝 MFT (MANIS For Teens)

📆 Senin, 21 Dzulqaidah 1438H/ 14 Agustus 2017

📕 AQIDAH

📝 Ustadzah Prima Eyza

📖 BUKTI-BUKTI KEBERADAAN ALLAH SWT
-Lanjutan-
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

🌈💦🌈💦🌈💦🌈💦🌈

الْأَ دِ لَّةُ عَلَى وُجُوْدِ اللهِ

BUKTI-BUKTI KEBERADAAN ALLAH SWT
-Lanjutan-

Assalaamu’alaikum wrwb

Apa kabar, adik-adik pemuda Islam?  Mudah-mudahan senantiasa dalam limpahan rahmat Allah SWT dan dalam semangat membara serta hujaman kebanggaan di dalam dada terhadap Islam… Aamiin..
Mari kita lanjutkan kembali pembahasan kita tentang Bukti-Bukti Keberadaan Allah SWT yang pada pembahasan lalu kita telah menyimak dua kisah yang sarat keteladan tentang kesempurnaan keyakinan terhadap keberadaan Allah SWT.

💦Ayat-Ayat Allah SWT Tersebar Luas

Allah Ta’ala befirman,

سَنُرِيهِمْ آيَاتِنَا فِي الْآفَاقِ وَفِي أَنْفُسِهِمْ حَتَّىٰ يَتَبَيَّنَ لَهُمْ أَنَّهُ الْحَقُّ ۗ أَوَلَمْ يَكْفِ بِرَبِّكَ أَنَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ

“Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al Qur’an itu adalah benar. Dan apakah Tuhanmu tidak cukup (bagi kamu) bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu?”
(QS. Fushshilat [41] : 53)

Adik-adik shalihin dan shalihat, keberadaan Allah SWT adalah mutlak adanya, dan Allah telah menghamparkan tanda-tandanya di segenap penjuru. Hal ini setidaknya dibuktikan oleh lima dalil (bukti pokok) tentang keberadaan Allah SWT, yakni sebagai berikut:

١)  الدَّلِيْلُ الْفِطْرِيُّ
(Bukti Fitrah)

Satu-satunya Pencipta Yang Maha Menciptakan seluruh makhluk adalah Allah SWT. Syaikh Sayyid Quthb dalam tafsirnya Fii Zhilaalil Quran ketika mengurai tafsir surah Al Ikhlash mengatakan, “Segala sesuatu selain Dzat Allah adalah ciptaan Allah.”
Maka, termasuk manusia. Manusia adalah ciptaan Allah. Seluruh manusia diciptakan oleh Allah SWT. Maka satu-satunya Tuhan manusia adalah Allah Ta’ala.
Adalah menjadi fitrah manusia yang telah ditetapkan Allah Ta’ala bahwa dalam penciptaannya, sejak masih berada dalam alam ruh (arwah) telah ditanamkan ke dalam jiwa manusia benih iman, kepercayaan dan penyaksian (syahadah) terhadap keberadaan Allah SWT.
Sebagaimana firman Allah SWT dalam QS. Al Araaf (7) ayat 172,

وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِنْ بَنِي آدَمَ مِنْ ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلَىٰ أَنْفُسِهِمْ أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ ۖ قَالُوا بَلَىٰ ۛ شَهِدْنَا ۛ أَنْ تَقُولُوا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّا كُنَّا عَنْ هَٰذَا غَافِلِينَ

“Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi”. (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)””

💦Maka tiadalah kebimbangan sedikitpun bahwasanya setiap manusia yang dilahirkan ke dunia itu dalam keadaan bersumpah bahwa Allah-lah Rabbnya.
Benih keyakinan terhadap eksistensi Allah SWT tersebut merupakan fitrah atau sesuatu yang bersifat kodrati. Bahwa dalam keaslian penciptaannya, manusia telah ditetapkan Allah SWT untuk diambil sumpah/persaksiannya atas KeTuhanan Allah Ta’ala sebagai satu-satunya Rabb. Tentang hal ini telah disebutkan dalam hadits Nabi saw sebagai berikut,

حَدَّثَنَا آدَمُ حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي ذِئْبٍ عَنْ الزُّهْرِيِّ عَنْ أَبِي سَلَمَةَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كُلُّ مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ كَمَثَلِ الْبَهِيمَةِ تُنْتَجُ الْبَهِيمَةَ هَلْ تَرَى فِيهَا جَدْعَاءَ

Telah menceritakan kepada kami Adam telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Dza’bi dari Az Zuhriy dari Abu Salamah bin ‘Abdurrahman dari Abu Hurairah ra berkata; Nab saw) bersabda, “Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah. Kemudian kedua orang tuanyalah yang akan menjadikan anak itu menjadi Yahudi, Nashrani atau Majusi sebagaimana binatang ternak yang melahirkan binatang ternak dengan sempurna. Apakah kalian melihat ada cacat padanya?”
(HR. Bukhari)

💦Dalam ilmu sosial pun kita mendapati prinsip dimana manusia disebut sebagai ‘homo religious atau naturalier religiosa (makhluk beragama/berTuhan).
Fitrah inilah yang menjadi daya pendorong pertama bagi manusia untuk mengenal dan mendapatkan Allah SWT.

▪ Berbagai Macam Naluri

Dalam Al Quran disebutkan bahwa : fitrah Allah = ciptaan Allah.

فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا ۚp فِطْرَتَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا ۚ لَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ ۚ ذَٰلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ

Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.”
(QS. Ar Ruum [30] : 30)

💦Allah SWT menciptakan manusia disertai dengan berbagai macam naluri, termasuk di dalamnya naluri bertuhan, naluri beragama, yaitu agama tauhid. Ialah satu-satunya agama yang benar di sisi Allah SWT. Yakni Islam.

إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ ۗ

“Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. …”
(QS Ali Imran [3] : 19)

Jadi, manusia yang tidak beragama tauhid (Islam), maka hal itu tidaklah wajar. Yang tentu saja mereka tidak beragama tauhid karena pengaruh keluarga, keturunan, dan lingkungan.
Fitrah disebut pula sebagai inti dari sifat alami manusia, yang termasuk di dalamya secara alami pula ingin mengetahui dan mengenal Allah SWT.

▪ Fungsi Rasul

Karena fitrah (bertuhan) kepada Allah SWT dimasukkan ke dalam jiwa manusia maka manusia terlahir dalam keadaan dimana tauhid menyatu dengan fitrahnya. Karena tauhid menyatu dengan fitrah manusia maka para nabi datang untuk mengingatkan manusia pada fitrahnya itu dan untuk membimbing manusia kepada tauhid yang menyatu dengan sifat dasarnya tersebut. Para nabi Allah itu diutus untuk mengingatkan manusia karena mereka dituntut untuk memenuhi perjanjian sebagaimana yang telah diwahyukan Allah dalam surah Al Araaf (7) ayat 172.
Perjanjian/persaksian itu tentu saja tidak tercatat di atas kertas, tidak pula diucapkan oleh lidah (karena masih berbentuk janin), melainkan terukir dengan pena Allah di permukaan qalbu dan lubuk fitrah manusia, di atas permukaan hati nurani serta di kedalaman perasaan batiniyah mereka.

💦Maka, tiada keraguan sedikit pun bahwa Allah SWT itu ada, sebab secara fitrah terbukti bahwa semua manusia berTuhan kepada Allah SWT dan mengarah pada pencarian/pengenalan kepada Allah Taala.
Adapun orang-orang kafir yang tetap ingkar pada keTuhanan dan KeEsaan Allah, maka sesungguhnya mereka sedang menjauh dan mengotori fitrah jiwanya sendiri, baik karena pengaruh hawa nafsu ataupun rayuan setan yang terkutuk.

Wallaahu a’lam bishshowab.
Bersambung…

🌈💦🌈💦🌈💦🌈💦🌈

Dipersembahkan oleh:
www.manis.id

📲Sebarkan! Raih pahala
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Ikuti Kami di:
📱 Telegram : https://is.gd/3RJdM0
🖥 Fans Page : https://m.facebook.com/majelismanis/
📮 Twitter : https://twitter.com/majelismanis
📸 Instagram : https://www.instagram.com/majelismanis/
🕹 Play Store : https://play.google.com/store/apps/details?id=id.manis
📱 Join Grup WA : http://bit.ly/2dg5J0c

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here