Ketika Merasa Tersaingi dapat Merusak & Mengancam Persatuan​

Dalam kitab Futuh Masr wal-Maghrib karya Ibn Abdul Hakan, halaman 280:

Musa ibn Nusayr berangkat menyusul Thariq pada bulan Rajab 93 H dengan mayoritas pasukan Arab beserta klien-spesial (الموالى و عرفاء) dari kalangan Berber sampai mendarat di Andalus. (Musa) dalam keadaan marah* terhadap Thariq, membawa** (calon pengganti, yaitu) Hajib ibn Abi Ubaydah al-Fihri. Musa menjadikan anak sulungnya yang bernama Abdullah ibn Musa sebagai pemimpin di kota al-Qayrawan (ibukota Ifriqiya) sekepergiannya.

Pada paragraf yg terpotong (dari foto kitab di bawah, tertulis):

(Ketika keduanya bertemu di Qurtuba/Cordova) Thariq mencoba menjelaskan (keputusannya) kepada Musa:

“Sesungguhnya aku adalah mawla (pembantu)-mu dan pembebasan (Andalus) ini adalah bagi (kejayaan)-mu”

Agung Waspodo
Depok, 9 Syawal 1438 H


* Musa menganggap inisiatif penaklukan Andalus oleh Thariq melampaui wewenang yang ia berikan selaku wali (gubernur) Ifriqiya.

** Inilah bibit awal persaingan antara bangsa Arab dan Berber di Andalusia yang turut mengakibatkan perpecahan beberapa abad ke depan sehingga mengubah negeri ini menjadi Mulukuth Thawa’if (kerajaan yang berpecah-belah) hingga kehancurannya..

Leave A Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *