Musa ibn Nusayr berangkat menyusul Thariq pada bulan Rajab 93 H dengan mayoritas pasukan Arab beserta klien-spesial (الموالى و عرفاء) dari kalangan Berber sampai mendarat di Andalus. (Musa) dalam keadaan marah* terhadap Thariq, membawa** (calon pengganti, yaitu) Hajib ibn Abi Ubaydah al-Fihri. Musa menjadikan anak sulungnya yang bernama Abdullah ibn Musa sebagai pemimpin di kota al-Qayrawan (ibukota Ifriqiya) sekepergiannya.
Pada paragraf yg terpotong (dari foto kitab di bawah, tertulis):
(Ketika keduanya bertemu di Qurtuba/Cordova) Thariq mencoba menjelaskan (keputusannya) kepada Musa:
“Sesungguhnya aku adalah mawla (pembantu)-mu dan pembebasan (Andalus) ini adalah bagi (kejayaan)-mu”
Agung Waspodo
Depok, 9 Syawal 1438 H
—
* Musa menganggap inisiatif penaklukan Andalus oleh Thariq melampaui wewenang yang ia berikan selaku wali (gubernur) Ifriqiya.
** Inilah bibit awal persaingan antara bangsa Arab dan Berber di Andalusia yang turut mengakibatkan perpecahan beberapa abad ke depan sehingga mengubah negeri ini menjadi Mulukuth Thawa’if (kerajaan yang berpecah-belah) hingga kehancurannya..