19 April 1917-2017
Seratus tahun yang lalu, prajurit mujahidin dari Divisi Infanteri ke-3 Kekhilafahan Turki Utsmani di perimeter Gaza mempertahankan dirinya dari gempuran darat, laut, dan udara Inggris, Australia, dan Selandia Baru dalam Pertempuran Gaza Kedua. Perang Dunia Pertama memang menandai akhir kekhilafan, namun masih terus ada pertolongan Allah SWT.
Para mujahid dari Resimen Infanteri ke-31 dan ke-32 dibawah Kolonel Refet bahkan dihujani tembakan 4.000 kanister gas beracun oleh Sekutu. Bahkan, Inggris menggempur mereka menggunakan 8 tank Mark I generasi pertama. Hujan tembakan artileri Sekutu pada pagi hari jam 05.30 berlangsung selama 1 jam 45 menit setelah waktu syuruq itu. Dengan kekuasanNya, Allah SWT mandulkan efek kehancuran mesin perang lawan.
Bahkan sore menjelang Ashr, sekitar jam 14.45 Brigadir Jenderal Cemal Küçük melesatkan Divisi Kavaleri pimpinan Kolonel Esat untuk merebut kembali Tel es Shelia dari tangan lawan. Jam 16.00 beliau juga meyusulkan Divisi Kavaleri ke-3 Turki Utsmani untuk memperkuat serangan balik tersebut.
Dengan persiapan yang matang, penempatan garis pertahanan dan kompi senapan mesin yang saling menyilang, serta tentu saja pertolongan Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka kemenangan itu menjadi kenyataan.
Kini kemenangan itu pun nampak di Jakarta, InsyaAllah
Agung Waspodo, berpacu dengan degub jantungnya
Rabu, 19 April 2017
Sumber: Erickson, Palestine the Ottoman Campaigns of 1914-1918.
Oleh: Agung Waspodo, SE, MPP