🌿🌺🍂🍀🌼🍄🌷🌹
📝 Pemateri: Ustadzah Dra. INDRA ASIH
“Sesungguhnya, ada akhlak dari setiap agama. Dan akhlak Islam adalah kesopanan” (HR Ibnu Majah)
Saat ini bersikap malu atau malu-malu, sopan dalam berpakaian, berbicara, dan perilaku dianggap sesuatu yang kuno, bahkan dianggap masuk di masa “prasejarah”. Namun, ini adalah akhlak utama Islam.
Hal tersebut yang membedakan seseorang beriman dan mengenal Allah dengan yang tidak.
Tapi memang sangat sulit untuk menjaga kehormatan bagi seorang pemuda Muslim pada masa kini.
Karakteristik anak muda, terutama dalam 60 tahun terakhir, telah ditandai dengan ketidakdewasaan, bersamaan dengan ketidaksopanan dan sering melontarkan ekspresi tidak pantas yang vulgar, lalu mentertawai seseorang yang berusaha menjaga kesopanan. Hal tersebut berupa mengagungkan pakaian yang memamerkan aurot (terutama untuk remaja putri), pembicaraan dan lagu-lagu penuh dengan sindiran dan ekspresi-ekspresi porno dan tidak pantas, serta menganggap biasa semua jenis tindakan asusila di luar pernikahan, serta pergaulan bebas.
Baik lagu yang berisi ungkapan asusila, atau komedi remaja yang tidak baik, akan menjadi sumber referensi seksual mereka.
1⃣ Mulailah dari diri sendiri – para orang tua
Lagi dan lagi, dan itu akan terus perlu untuk ditekankan – orang tua adalah teladan pertama bagi anak-anak mereka.
Jadi jika kita, sebagai orang tua, menikmati tontonan tayangan televisi yang menampilkan penampilan telanjang “ringan” atau pasangan pria dan wanita berbikini, situasi seksual (tidak harus pornografi), dan mengomentari bagaimana menariknya selebriti tertentu, saudara atau teman yang “hot”, ” lucu “, atau menarik, maka akan sulit untuk menyampaikan pentingnya seorang Muslim menjaga kehormatan.
Kita perlu duduk dan melakukan penilaian yang jujur dari perilaku kita. Jika kita menangkap diri kita jatuh ke dalam atau memberi contoh dari perilaku tidak sopan, kita harus meminta ampunan Allah dan memutuskan untuk berusaha lebih keras untuk berkomitmen menjadi Muslim yang lebih bisa menjaga kehormatan.
Saat kini di mana-mana kita memandang, hampir mustahil untuk menghindari dari melihat sesuatu yang tidak sopan. Tetapi jika kita sadar dan meminta Allah untuk menolong kita, kita bisa melakukan lebih baik dalam hal ini meskipun tantangannya sangat besar.
Sehingga kita perlu memberikan contoh-contoh untuk anak-anak kita agar tetap berpegang pada akhlak sopan ini.
2⃣ Hindari standar ganda kesopanan
Seorang ibu Muslim, baru-baru ini mengeluh tentang bagaimana seorang gadis Muslim telah mengirim sms remaja putranya dan anaknya membalas sms tersebut.
Ketika ia ditanya mengapa anaknya tidak diminta untuk mengabaikan teks gadis itu atau dia memberitahu si gadis agar jangan mengganggu putranya, respon ibu ini adalah, “yah, dia anak laki-laki. Menurut kamu layak saja kan yang dia lakukan? Jika ada seorang gadis memberikan perhatian padanya, dia akan merespon. ”
Sebaliknya, saya tidak ragu jika putrinya yang melakukan hal yang sama terhadap anak laki-laki, ibu ini akan bersikap keras pada dia.
Padahal perilaku sopan merupakan kewajiban bagi pria dan wanita dalam Islam (Quran 33:35) dan merupakan hal yang salah pada orang tua untuk memfokuskan seluruh perhatian kita hanya pada putri-putri kita saja dalam hal kesopanan dalam berpakaian dan perilaku. Tapi pada saat bersamaan memberikan kebebasan pada anak-anak lelaki kita untuk melakukan apa yang mereka suka.
Seperti bersikap berbeda jika kita mengetahui mereka telah menggoda seorang gadis di sekolah, melihat pornografi online, atau berbicara dengan seorang wanita atau gadis dengan tidak hormat.
Standar kesopanan merupakan persyaratan untuk kedua jenis kelamin dalam Islam, dan kita harus menetapkan aturan yang lebih baik terhadap anak-anak kita baik putra maupun putri, agar berbicara, berpakaian, dan berperilaku sopan.
3⃣ Memantau Media
Televisi, video YouTube, Facebook, dan lain-lain adalah cara-cara yang mudah diakses yang menjadi ancaman berupa informasi dan hal-hal merusak lainnya.
Pemantauan konsumsi media anak-anak kita mutlak diperlukan, tidak peduli seberapa sibuk, lelah, atau buta huruf digital, kita sebagai orang tua.
Kebiasaan pornografi dapat tertangkap sejak awal oleh orang tua yang menyadari bahayanya. Misalnya, kita dapat menghapus foto memalukan yang diunggah jika mengetahui apa yang anak kita lakukan secara online.
Adapun terkait dengan konsumsi menonton televisi, duduklah dengan anak-anak untuk menonton bersama program yang mereka pilih. Hal ini tidak hanya akan membuat kita mengetahui apa yang mereka tonton, tetapi juga akan membuat mereka menyadari bahwa kita menonton bersama dia.
Sangat penting juga untuk mengomentari dan menjelaskan jika ada yang tidak sopan atau tidak pantas dalam program tersebut, sehingga anak-anak tahu, misalnya, bahwa menatap aktor atau artis “hot” atau menonton mereka dalam adegan yang tidak pantas adalah salah.
4⃣ Berpalinglah dari hal-hal yang tidak dapat kita hindari
Kita dapat mematikan televisi, atau komputer atau ponsel, tetapi kita tentu tidak dapat melakukannya terhadap hal-hal vulgar yang terpampang di “billboard”.
Di beberapa tempat, jenis iklan meningkat, apakah itu iklan bir, pantai, atau bar.
Dalam kasus ini, pastikan kita memberi contoh dengan menghindar melihat dari hal yang tidak dapat dihindari dan berkata dengan lembut, tapi cukup keras untuk didengar anak-anak, ucapan “Astaghfirullah”.
5⃣ Allah selalu mengawasi dan kita semua akan dimintai pertanggung jawaban
Ini adalah kunci konsep Islam yang kita ajarkan dari masa kanak-kanak, tetapi perlu ditegaskan kembali ketika anak-anak mulai tumbuh remaja, mulai usia 9 atau 10.
Tanamkan pada anak-anak bahwa Allah selalu mengawasi segala sesuatu, dan Dia tahu jika kita berselancar dan melihat sesuatu yang tidak pantas secara online, mengirim SMS pada seseorang yang tidak boleh kita lakukan, atau mem-“posting” hal-hal yang Allah dan juga orang tua kita tidak akan setuju.
Juga penting untuk menekankan pada anak-anak kita bahwa mulai saat anak laki-laki atau perempuan pubertas, maka tindakan mereka akan dihisab di akhirat dan mereka akan bertanggung jawab untuk diri mereka sendiri.
Tanamkan, jika orang tua mungkin tidak mengetahui setiap keburukan, tapi Allah maha tahu semua yang mereka lakukan. Di sampinh Allah Maha Pengampun dan Maha Penyayang, Dia juga akan meminta pertanggungjawaban kita.
6⃣ Apa yang akan Raulullah shalallahu ‘alaihi wassalam lakukan?
Ini adalah pertanyaan harus kita tanyakan kepada diri sendiri dan mengajarkan anak-anak kita untuk melakukan hal yang sama ketika dihadapkan dengan berbagai macam situasi sehari-hari.
Akankah Nabi saw, merayu teman sekelasnya?
Bagaimana beliau saw akan merespon jika seseorang lawan jenis memintanya untuk sekedar “nongkrong-nongkrong” atau “chat online” sampai larut malam?
Apakah beliau saw akan menatap tak berkedip lawan jenis yang menarik, baik nyata atau online?
Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wassalam, adalah panutan yang terbaik, dan contoh beliau adalah tujuan perilaku kita semua sebagai Muslim.
Menanyakan pertanyaan-pertanyaan tersebut akan mengingatkan kita untuk segera kembali pada jalur kesopanan sesuai syariat Islam.
7⃣ Jadikan setiap “pembicaraan” – islami
Ketika banyak orang tua takut melakukan “pembicaraan” tentang seks, padahal hal tersebut lebih diperlukan pada saat ini dibandingkan masa sebelumnya. Jika orang tua bersikap demikian, anak-anak akan belajar lebih cepat tentang masalah seksual ini melalui paparan internet dan televisi.
Orang tua perlu juga mendiskusikan batasan-batasan dalam Islam yang terkait kesopanan.
Ini termasuk:
🔹Menahan pandangan (Quran 24:30 dan 31)
🔸Pakaian yang tepat, apa yang boleh dan apa yang tidak
🔹Bersikap terhadap rayuan baik secara langsung atau melalui SMS / Facebook
🔸Bagaimana berinteraksi dengan lawan jenis secara terhormat
8⃣ Carikan teman yang bisa menjadi role model
Nabi Muhammad, shalallahu ‘alaihi wassalam menekankan bahwa peran teman akan mempengaruhi iman seseorang.
Hal inipun berlaku untuk remaja. Carilah sosok buat anak kita yang kita rasa bahwa dia sudah mampu menerapkan pedoman Islam dalam kesopanan dengan baik. Jika usia mereka sama dengan anak-anak kita, doronglah anak-anak untuk bersahabat dengan mereka. Atau, doronglah anak ini untuk membentuk kelompok pemuda muslim sehingga pengaruh positif mereka dapat “menular” pada anggota kelompok lainnya.
9⃣ Berikan pedoman berpakaian kemudian bebaskan mereka untuk memilih
Ketika kita arahkan mereka untuk menggunakan pakaian yang tepat, banyak pemuda muslim merasa mereka tidak pernah bisa memutuskan sendiri pakaian mereka.
Mereka mungkin berpikir bahwa mereka diharuskan mengenakan pakaian yang terlalu ini atau itu yang tidak sesuai dengan selera mereka.
Mulailah mencoba pendekatan yang berbeda.
Beri mereka pedoman umum berpakaian secara syariat dan anggaran yang masuk akal. Misalnya, kita dapat mengatakan, “ini ada sekian rupiah, saya ingin kamu untuk menggunakan ini untuk membeli sendiri beberapa pakaian baru untuk liburan. Satu-satunya syarat yang saya minta adalah bahwa pakaian-pakaian itu harus islami.”
Hasilnya, kita mungkin akan terkejut melihat seberapa baik mereka memilih pakaian mereka, disertai tingkat pemahaman mereka tentang apa yang boleh dan apa yang tidak.
🔟 Arahkan untuk mendapatkan hiburan yang halal, yang sesuai jenis kelamin
Pada masa remaja, “banyak “suasana dramatis” akan terjadi. Penyebabnya, anak-anak muda menjadi lebih egois dan lebih sadar diri.
Satu jerawat yang tidak nampak oleh orang lain, akan menjadi sumber rasa malu dan kecemasan berlebihan buat mereka.
Jika ia merasa terlihat dengan “cara yang salah” dapat berarti memunculkan perasaan terkucil dari kelompok teman-temannya.
Sapaan biasa dari seorang lawan jenis, bisa berarti lebih dari sekedar “hi”.
Mari kita bantu Muslim muda kita untuk menemukan aktifitas yang halal untuk tetap sibuk -dengan teman sesama jenis. Kesibukan akan memangkas setengah dari drama kehidupan masa remaja mereka.
Olahraga dapat menjadi pilihan yang baik, Pramuka, dan pengabdian masyarakat (di luar apa yang dilakukan untuk sekolah) juga cara produktif untuk menghabiskan waktu dan mengembangkan keterampilan mereka. Juga, pemuda kita dapat kita arahkan menjadi bagian dari kegiatan masjid atau organisasi Islam di sekitar kita.
1⃣1⃣ Berdoa
“Tambatkanlah untamu, kemudian tawakkal lah pada Allah”, Nabi saw mengatakan hal tersebut pada seorang Badui yang hendak meninggalkan satu-satunya sarana transportasinya untuk berkeliaran bebas.
Hal yang sama harus dilakukan oleh orangtua dan dalam setiap usaha lainnya.
Kita bisa dan harus mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan kita, tapi pada akhirnya, Allah lah satu-satunya yang mengetahui segala sesuatu dan memutuskan hasil usaha kita, dan Allah juga yang akan membuat segala sesuatu menjadi mungkin.
Setelah kita melakukan setidaknya beberapa hal di atas, mari kita kembali kepada Allah SWT. Berdoa.
Ya Allah… jadikanlah kami semua, laki-laki dan perempuan, tua dan muda, menjadi muslimin yang bisa menjaga kehormatan sesuai dengan syariat Mu.
🌿🌺🍂🍀🌼🍄🌷🍁
Dipersembahkan oleh : www.manis.id
Follow IG MANIS : https://www.instagram.com/majelis_manis/?igshid=YmMyMTA2M2Y%3D
Subscribe YouTube MANIS : https://youtube.com/c/MajelisManisOfficial
📱Info & Pendaftaran member : https://bit.ly/gabungmanis
💰 Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
An. Yayasan Manis
No Rek BSM : 7113816637
Konfirmasi:
wa.me/6285279776222
wa.me/6287782223130