๐ Kamis, 28 Rajab 1437H / 5 Mei 2016
๐ SIROH DAN TARIKH
๐ Pemateri: Ust. AGUNG WASPODO, SE MPP
๐ Tiga Kali Khutbah dalam Dua Hari, Di Tempat-tempat Berbahaya
๐ฟ๐บ๐๐๐ผ๐๐ท๐
Sultan Mehmed II Ingin Selalu Berada Ditengah Balatentaranya
Catatan Awal April, Antara Tahun 2016 dan 1453
Ada tiga kejadian besar dua-tiga hari kemarin, 9-10 April. Namun utk mengaksesnya kita perlu menengok bilangan tahun 1453. Memang sudah berselang 563 tahun yang lalu, namun apa yang dilakukan oleh Sultan Mehmed II masih menggelora dalam catatan pecinta sejarah. Sultan generasi ketujuh khilafah Turki Utsmani ini menggelar tiga khutbah dalam dua hari di tiga tempat berbahaya.
โตPertama, sultan belia yang baru ditinggal wafat ayahnya 2 tahun silam harus mengumpulkan segenap kekuatan diri untuk membakar semangat para pelautnya di dermaga Diplokionion. Sebuah pelabuhan yang tidak begitu jauh dari koloni Galata; masih dalam jangkauan para assassin Genoa yang tersohor ฤฑtu.
Di tempat berbahaya itu, Sultan Mehmed II melepas mereka berlayar dengan 100 kapal perang menuju muara Haliรง (“teluk” dalam bahasa Arab – khalij). Sebuah akses laut strategis yang memisahkan antara kota Constantinople dan koloni Galata. Para pejuang laut Turki Utsmani itu dipimpin oleh nakhoda Baltaoฤlu dengan sasaran memutus rantai laut yang membentang menghalangi jalur masuk menuju Haliรง, populer dikenal sebagai “Tanduk Emas” atau “Golden Horn.” Jika Rantai itu berhasil diputus maka kota Konstantinopel diperkirakan akan lebih mudah jatuh.
๐Lesson #1: strategi yang biasa-biasa saja jika dieksekusi dengan kecepatan yang luar biasa akan manjur paling tidak dalam dua hal; menguras energi lawan dan menutupi strategi andalan sebenarnya.
๐๐ฟ Kedua, kemudian sultan yang gemar berkuda perang sejak kecil ini bergerak cepat di atas tunggangannya menaiki bukit di sebelah barat Selat Bosphorus. Ia menyempatkan untuk menyemangati unit zeni yang sedang berjuang memindahkan kanon melalui pinggir lereng-lereng yg curam. Sebuah wilayah pebukitan lagi berhutan lebat yang belum sepenuhnya steril dari para pemburu Byzantium yang disegani ketepatan panah jarak jauhnya.
Di tempat berbahaya itu, Sultan Mehmed II menitipkan belasan kanon Urbanus ukuran sedang kepada panglima Zaganos Paลa. Kepadanya dipundakkan sasaran merebut benteng Byzantium di Therapia untuk menggenapkan “cekikan” atas kota Konstantinopel. Jatuhnya benteng ini bakal menutup semua akses lawan ke arah utara.
๐Lesson #2: lewati rute dan prosedur yang tidak biasa, maka hasilnya bisa luar biasa; ketidak-terdugaan adalah ancaman yang dibenci lawan.
๐๐ฟ Ketiga, setelah itu sultan penghapal al-Qur’an sejak usia 12 tahun ini mengendarai kudanya sepanjang malam dan menyeberangi Haliรง dekat titik hulunya. Beliau harus kembali ke tenda kesultanan di Bukit Maltepe sebelum waktu subuh. Sultan Mehmed II ingin subuh berjamaah dengan kesatuan bengkel dan perbaikan Turki Utsmani. Tempat di garis belakang, namun zonanya berhadapan langsung dengan gerbang Santo Romanus yang dipadati oleh sniper bayaran Byzantium.
Di tempat ini ia merasa akrab karena ia dapat menyaksikan langsung perbaikan atas kanon-kanon Urbanus terbesarnya. Sultan Mehmed II amat menyukai teknologi terapan dan untuk itu ia langsung turun tangan. Khutbahnya kini lebih berupa tindakan daripada kata-kata. Beberapa kanon dirombak ulang untuk mendapatkan kaliber yang lebih kecil namun diharapkan meningkat frekuensi tembaknya. Hal ini sejalan dengan catatan beliau untuk mengatasi sigapnya zeni konstruksi Byzantium dalam memperbaiki benteng kota. sudah diperbaiki dan diposisikan ulang.
๐Lesson #3: beradaptasilah dalam kesunyian, maka ia dapat melonjakkan daya saing dalam keramaian.
Bagian Ketiga, Latuftahanna
Menyongsong Napak Tilas Fatih, 22-31 Mei 2016
Royal Indonesia Travel
Menjelang waktu dhuha,
Jakarta, 11 April 2016
Agung Waspodo
๐ฟ๐บ๐๐๐ผ๐๐ท๐๐น
Dipersembahkan:
www.iman-islam.com
๐ผ Sebarkan! Raih pahala…