🌿🌺🍂🍀🌼🍄🌷🍁
📝 Pemateri: Ust. AGUNG WASPODO, SE MPP
Pertempuran “The Nek” – 7 Agustus 1915
Pertempuran yg dikenal dalam sejarah bangsa Turki sebagai Kılıçbayır Muharebesi adalah sebuah pertempuran kecil pada Perang Dunia Pertana yg menjadi bagian dari Kampanye Militer Sekutu di Semenanjung Gallipoli. “The Nek” merupakan sebaris dataran tinggi di area palagan ANZAC yg menjadi bagian dari Sekutu yg berperang melawan Khilafah Turki Utsmani.
Nama tersebut berasal dari bahasa Afrikaan yg berarti “celah jelan di pegunungan” yg menggambarkan bahwa di tempat itu memang ada celah sempit diantara bebukitannya yg mudah dipertahankan karena menjadi “penyumbat” jalur gerak pasukan manapun. Selama serangan pada bulan Mei sebelumnya area tersebut telah terbukti menjadi kesulitan tersendiri bagi tentara Turki Utsmani.
Dataran tinggi “The Nek” ini menghubungkan antara area perbukitan “Russel’s Top” dan bukit kecil lainnya yg disebut “Baby 700” yg pada keduanya terbaris pertahanan kuat balatentara Turki Utsmani.
Pada hari Sabtu 25 Ramadhan 1333 Hijriah (7 Agustus 1915), dua resimen dari Brigade Berkuda Ringan ke-3 Australia melancarkan serbuan lemah dengan bayonet terhunus ke arah Baby-700. Serbuan itu menelan korban hampir 40% dengan hasil capaian yg hampir tidak ada dan juga tidak menimbulkan kerugian yg berarti pada pihak lawan. Serbuan ini kemudian menjadi ejekan atas lemahnya kepemimpinan Jend. Godley.
📌Persiapan
Penyerbuan ke “The Nek” telah direncanakan bersamaan waktunya dengan serangan pasukan Selandia Baru dari Chunuk Baır dengan target berhasil menguasainya pada malam hari. Secara serentak pula direncanakan nantinya untuk terus maju menyerang “Baby 700” hingga ke “Battleship Hill” di bukit berikutnya. Namun, rencana tersebur tidak tereksekusi dengan baik.
Brigade Berkuda Ringan Ke-3 yg dipimpin oleh Kol. F.G. Hughes terdiri dari resimen berkuda ke-8, ke-9, dan ke-10. Sebagaimana resimen berkuda ringan Australia lainnya dan resimen senapan berkuda Selandia Baru juga, mereka semua dikirim ke front Gallipoli pada bulan Mei sebagau bala bantuan infanteri dengan meninggalkan kuda-kudanya di Mesir.
📌Pertempuran🏇🏿
Serangan itu terjadwal dimulai persis pada jam 04.30 pagi pada hari Sabtu 25 Ramadhan (7 Agustus) dengan diawali oleh tembakan artileri laut. Serangan dilakukan dalam bentangan 80 meter dengan 4 gelombang masing-masing berkekuatan 150 personil; dua gelombang untuk setiap resimen. Jarak antara mereka dengan parit terdepan Turki Utsmani hanyalah sekitar 27 meter. Bendera berwarna pun sudah disiapkan untuk dikibarkan pada parit-parit yg nantinya dikuasai untuk memberi sinyal kemenangan di area tersebut.
Pada pagi hari itu baru terlihat bahwa persyaratannya tidak semua terpenuhi. Rencana yg dirancang omeh Kol. Andrew Skeen itu mensyaratkan adanya serangan serentak dari belakang bukit “Baby 700” sehingga menimbulkan efek palu-godam (a hammer and anvil effect) yg “menjepit” (pincer) barisan parit pertahanan Turki Utsmani. Namun, karena serangan dari kesatuan Selandia Baru tertahan dan baru dapat mencapai Chunuk Baır pada esok pagi harinya, maka alasan untuk menyerbu “The Nek” menguap. Syarat yg diajukan Skeen lainnya adalah adanya serngan dari area “Steele’s Post” oleh Batalion Ke-6 Brigade Ke-2 dari Divisi Ke-1 Australia Ke-2 ke arah “German Officers’ Trench” yg ternyata juga gagal. Justru posisi regu senapan-mesin Turki Utsmani di sana menghujani peluru di area depan “Quinn’s Post” dan “The Nek” itu sendiri.
📌Keputusan Godley yang Kontroversial
Regu senapan-mesin Turki Utsmani tadi sama sekali tidak menderita kerugian akibat tidak sinkronnya serangan tersebut. Kini tiba saat turunnya perintah kontroversial itu dimana May. Jend. Sir Alexander Godley dari Divisi ANZAC memutuskan bahwa serbuan itu tetap harus dilaksanakan
Satu lagi masalah timbul, yaitu ketepatan sinkronisasi waktu yang buruk sehingga hujan tembakan artileri yg sudah berhenti pada jam 04.23 tidak langsung diikuti dengan gelombang serbuan yg digerakkan baru pada jam 04.30. Setelah tembakan artileri selesai tidak ada yg tahu apakah masih akan ada ronde tembakan berikutnya; ternyata antara perwira infanteri dan perwira artileri tidak sempat mencocokkan waktu mereka. Keterlambatan ini memberikan kesempatan berharga bagi pasukan Turki Utsmani untuk segera kembali ke posisi bertahan mereka setelah berlindung dari hujan artileri.
📌Gelombang demi Gelombang
Pada gelombang pertama Let. Kol. White memimpin pasukannya melompati karung pasir pertahanan namun justru mendapat siraman peluru dari jarak dekat selama 30 detik. Hampir semuanya tewas kecuali sedikit yg masih sempat mengibarkan bendera sinyal sebelum dihabisi oleh pasukan Turki Utsmani.
Gelobang kedua maju 2 menit kemudian tanpa mengindahkan apa yg sdh terjadi sebelumnya. Mereka pun mendapatkan nasib yg sama bahkan belum sempat mencapai setengah jarak ke parit pertahanan Turki Utsmani. Disinilah tragedi “The Nek” itu menjadi legendaris karena perintah utk gelombang kedua tidak mempertimbangkan apa yg terjadi pada gelombanh pertama sama sekali.
Rencana serangan ke “Quinn’s Post” ke area parit Turki Utsmani yg terkenal dengan julukan “The Chessboard” dibatalkan setelah melihat banyaknya korban yg kemudian gugur. Pada kasus ini perwira resimen tidak ikut dalam serbuan sehingga memiliki kesempatan untuk membatalkannya.
Gelombang Ketiga dimulai dengan protes oleh Kol. Noel Brazier yg mengatakan bahwa ini semua adalah pembunuhan. Namun Brazier tidak berhasil menemui Kol. Hughes serta tidak berhasil mengubah keputusan brigade yg diterima oleh Kol. John Antill yg mendapatkan perintah serbu. Alasan penolakan adalah bahwa sudah terlihat bendera sinyal yg berarti parit sdh dikuasai; walaupun kemudian hari diketahui dari catatan pihak lawan bahwa pengibar bendera itu terbunuh tidak lama setelah ia mengibarkannya. Kol. Antill tidal merasa perlu utk mengecek ulang berita itu sebelum mengeluarkan perintah kepada gelombang ketiga untuk tetap menyerbu “The Nek” sesuai rencana.
✅Kesudahan
Ketika tim penguburan Persemakmuran Inggris tiba di Semenanjunv Gallipoli pada tahun 1919 setelah perang usai, tulang belulang prajurit Sekutu masih berserakan di sekitar area tersebur. Taman Pekuburan The Nek kini mendominasi area kecil yang pernah menjadi saksi bisu pertempuran ini. Dari ke-316 pasukan Australia yg gugur hanya 5 yang dapat diidentifikasi. Salah seorang prajurit yg bernama Harold Rush dari Resimen Ke-10 Berkuda Ringan (10th Light Horse Regiment) yang terbunuh pada gelombang ketiga dimakamkan pada Pekuburan Walker’s Ridge. Pada batu nisannya tertulis epitap “Selamat Jalan Cobber, Tuhan Menyertaimu.”
Agung Waspodo, mencatat baik-baik bagaimana koordinasi hingga ke penyamaan waktu adalah esensial bagi suksesnya eksekusi suatu rencana. Disamping itu, setiap pemimpin tidak boleh tunduk buta terhadap perintah yg diturunkan kepadanya.. masih sangat relevan setelah 100 tahun lebih 2.38 jam kemudian.
Depok, 8 Agustus 2015, hampir waktu subuh
🌿🌺🍂🍀🌼🍄🌷🍁🌹
Dipersembahkan oleh : www.manis.id
Follow IG MANIS : http://instagram.com/majelismanis
Subscribe YouTube MANIS : https://youtube.com/c/MajelisManisOfficial
📱Info & Pendaftaran member : https://bit.ly/gabungmanis
💰 Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
An. Yayasan Manis
No Rek BSM : 7113816637
Konfirmasi:
wa.me/6285279776222
wa.me/6287782223130