Kenanglah Aku Sebagai Ibu…

0
67

📆 Sabtu,  10 Jumadil Akhir 1437H / 19 Maret 2016

📚 KELUARGA

📝 Pemateri: Ustadzah Dra. Indra Asih

🌿🌺🍂🍀🌼🍄🌷🍁

وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا (٢٤)

Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil”. (QS Al Isra:24)

اَللّهُمَّ اغْفِرْلِيْ وَلِوَالِدَيَّ وَارْحَمْهُمَاكَمَارَبَّيَانِيْ صَغِيْرَا.

“Wahai Tuhanku, ampunilah aku dan kedua orang tuaku (Ibu dan Bapakku), sayangilah mereka seperti mereka telah mendidik aku di waktu kecil”.

Ketika kita (baca saya) merenungi dengan sungguh-sungguh, doa yang sering kita lantunkan di atas, ada keterkejutan sekaligus kekhawatiran muncul. Itu adalah doa yang dilantunkan seorang anak  untuk orang tuanya. Sebagai bukti sayang dan perhatian seorang anak pada orang tuanya.

Mengapa terkejut? Mengapa khawatir?

Mari kita coba membayangkan, suatu saat nanti, anak-anak kita yang sudah tumbuh besar atau tumbuh dewasa, teringat kita, lalu mendoakan kita. Memohon kepada Allah agar menyayangi kita sebagaimana kita medidik mereka di waktu kecil.

Pertanyaannya, bagaimana kualitas pendidikan kita pada anak-anak kita di waktu mereka kecil? Karena sebesar itu pula kualitas sayang Allah pada kita…! Karena tercantum di dalam doa tersebut  “sebagaimana atau seperti” mereka telah mendidik aku di waktu kecil.

Tentu saja sebagai orang tua, kita juga punya fungsi, tugas dan kewajiban lain. Apakah kita sudah mampu mengelola semuanya, hingga kewajiban yang hakiki kita sebagai orang tua (baca ibu) tertunaikan dengan optimal?

Seringkali kita berpikiran, sayang anak-anak adalah selalu melimpahkan materi, dan sarana, tanpa memperhatikan apa dampaknya buat mereka. Sayang adalah mengikuti semua keinginan dan permintaan mereka, tanpa menimbang baik tidaknya buat mereka dan seterusnya.

Menyayangi dan mendidik anak-anak kita, dimulai pada saat dengan penuh keikhlasan kita mengandung mereka dalam kondisi berat dan bertambah berat sejalan usia janin anak-anak kita dalam kandungan kita. Kemudian kita menjalani proses persalinan dengan kesiapan mengorbankan nyawa kita untuk calon anak-anak kita. Dilanjutkan, menyusui mereka dengan bahagia. Serta, tentu saja dengan lapang dan suka cita, kita mengoptimalkan waktu, tenaga, pikiran, doa dan air mata kita untuk menyayangi dan mendidik mereka.

🔆Menyayangi mereka terutama adalah mendidik mereka mengetahui hak-hak mereka yang utama, mengenal Tuhan mereka Allah swt, memahami agama mereka, mengajarkan dan membantu mereka mengamalkan perintah-perintah Allah swt sekaligus meninggalkan larangan-laranganNya.

Sebesar apa yang sudah kita lakukan pada mereka?

Apakah kita sudah mengoptimalkan sayang dan pendidikan kita pada mereka?

Anak-anakku, terlalu banyak kelemahanku, terlalu banyak kekuranganku, terlalu banyak yang belum aku tuntaskan dalam menyayangi dan mendidik kalian. Tapi, aku berharap kalian semua ridho dan memaafkan aku. Karena ridho dan maaf kalian, yang akan membuat kalian tergerak mendoakanku, sekaligus menjadi sarana Allah mengabulkan doa kalian hingga Allah melimpahkan sayang yang sangat besar padaku di hari tuaku, hingga Allah menganugerahi aku husnul khotimah, dan hingga Allah menolongku di waktu setelah kematianku. Di waktu, saat doa kalian begitu berarti untuk membuat kuburku nanti menjadi lapang dan terang, serta tentu saja hingga Allah memudahkan langkahku menuju surgaNya.

Kenanglah aku sebagai ibu kalian, ibu yang penyayang. Sampaikanlah itu pada Allah, berupa doa yang penuh cinta, tulus dan ikhlas.

🌿🌺🍂🍀🌼🍄🌷🍁🌹

Dipersembahkan:
www.iman-islam.com

💼 Sebarkan! Raih pahala…

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here