Para Mujahidah Pemburu Surga

0
131
 

Pemateri: Dr. Wido Supraha (wido@supraha.com)

Asma’ binti Abdullah bin Utsman Abi Bakar ash-Shiddiq

Assabiquna al-Awwalun, saudari sayyidah Aisyah dari jalur ayah. Menikah dengan salah seorang penghuni Surga, Zubair bin Awwam.

Ibu dari Abdullah bin Zubair, satu dari empat orang besar pemberi fatwa (Al-Ibadalah al-Arbaah).

Ayah, ibu, suami, anak dan saudarinya, seluruhnya sahabat Nabi  yang setia.

Wafat pada umur 100 tahun dalam kondisi fisik gigi dan akal dan jasad yang masih kuat.

Penyair dan periwayat 56 hadits Nabi (26 hadits di Shahih Bukhari).

Ikut perang Yarmuk bersama suaminya.

Memiliki motivasi kuat saat hijrah, motivator bagi anaknya dalam peperangan, dan memiliki kecerdasan hati yang sangat tinggi.

Asma’ binti Umais bin Maad bin Haris bin Tayim bin Haris al-Khats’ami

Assabiquna al-Awwalun, saudari sayyidah Maimunah dari jalu ibu.

Bersuamikan Ja’far bin Abi Thalib, Abu Bakar r.a., dan Ali bin Abi Thalib r.a. (masing-masing menikahinya setelah wafatnya suami sebelumnya).
Wafat tahun 40 H.

Periwayat 60 hadits Nabi. Ikut hijrah ke Habsyah bersama suaminya, Ja’far.

Berani mengkritik Umar ibn Khattab r.a. untuk menjaga ilmu (HR. Bukhari No. 3905 dan HR. Muslim No. 4558).

Ummu Salamah (Asma bin Yazid bin Sukun bin Rafi’)

Wanita Anshar. Wafat tahun 30 H.

Pengkhutbah, juru bicara, mujahidah pemberani nan tangguh yang membunuh 9 tentara Romawi di persembunyiannya saat perang Yarmuk, dan periwayat 80 hadits Nabi.

Ummu Imarah (Nasibah binti Ka’ab bin Umar bin Aul al-Khazrajiah)

Wanita pertama berbaiat kepada Nabi. Derajatnya sangat tinggi di antara manusia.

Bersuamikan Zaed bin Asyim dengan anak Habib dan Abdullah. Saat suaminya wafat, ia menikah dengan Ghaziah bin Umar al-Mazni. Wafat tahun 13H.

Mujahidah tangguh yang mengikuti beberapa peperangan bersama Nabi dengan tugas membantu mujahidin, memotivasi, hingga turut berperang laksana perwira.

Saat perang Uhud, ia terjun bersama suami dan anaknya hingga mengalami luka di 12 tempat.

Ia termasuk pelindung Nabi saat hendak dibunuh Ibn al-Qum’ah dengan pukulan tangannya yang kemudian dibalas dengan goresan di punggungnya.

Selain terlibat di hari Hudaibiyah, perang Khunain, ia juga turut berperang di masa Khalifah Abu Bakar r.a.

Bahkan saat ikut bersama Khalid bin Walid r.a. memerangi Musailamah al-Kadzdzab, tangannya dipotong oleh Musailamah dan tubuhnya terluka di 10 tempat, bahkan anaknya, Habib bin Zaed juga dibunuh Musailamah.

Ummu Sulaim (Syahlah binti Mulhan bin Khalid bin Zaid bin Haram)

Wanita Anshar Al-Khazrajiah, Assabiquna al-Awwalun. Saudari Ummu Haram binti Mulkhan, ibu dari Anas bin Malik r.a., asisten Rasulullah selama 10 tahun.

Di antara suaminya adalah Ibadah bin Shamat, Malik bin Nadhr, dan Abu Thalhah.

Seorang ibu yang sangat tangguh, lebih khusus lagi sangat terkenal dengan caranya saat memberitahukan wafatnya anaknya dari Abu Thalhah kepada suaminya.

Mujahidah tangguh khususnya saat perang Uhud, selain sebagai tenaga medis, dan penyedia minuman, ia selalu membawa pisau besar untuk bersiap-siap turut berperang.

Saat hamil, ia pun tetap ikut perang Khunain dengan kebiasaan yang sama.

Ummu Haram (ar-Rumaysha binti Mulhan bin Khalid bin Zaid al-Anshary al-Najariyah)

Istri Ubadah bin Shamit r.a., bibi dari Anas bin Malik r.a. Wafat tahun 27H.

Periwayat 5 hadits Nabi. Mujahidah tanggung dalam banyak peperangan.

Didoakan Nabi termasuk bagian pasukan yang menyeberangi lautan, dan nantinya ternyata ia ikut saat ekspansi terhadap pulau Cyprus.

Ia wafat karena terjatuh dari kudanya yang menyebabkan lehernya terjerat tali kudanya. Kuburannya di pulau Cyprus terkenal dengan Kuburan Wanita Shaleh.

Ummu Kultsum binti Uqbah bin Abi Mu’ad

Saudari Utsman bin Affan dari pihak Ibu, termasuk wanita pertama dari kabilah Hadnah Hudaibiyah yang Hijrah ke Madinah.
Wanita Quraisy yang berani keluar dari rumah ayahnya untuk Islam.

Bersuamikan Zaid bin Kharisah, dan kemudian setelah wafat, ia menikah dengan Zubair bin Awwam r.a. dikaruniai anak bernama Zainab, dan kemudian menikah dengan Abdurrahman bin ‘Auf r.a. dikaruniai anak bernama Ibrahim dan Hamid, dan setelah meninggalnya Abdurrahman bin Auf r.a., ia menikah dengan Amr bin Ash r.a. Wafat tahun 33 H.

Periwayat 10 hadits Nabi dan ahli penulisan.

Ummu Hani (Fakhitah bin Abu Thalib bin Abdul Muththalib)

Keturunan Bani Hasyim, masuk Islam di masa penaklukkan Makkah. Wafat tahun 40 H.

Periwayat 46 Hadits Nabi. Ibu yang mulia dari banyak anak-anaknya.

Ummu Jamil (Ummu Hakim binti Haris)

Keturunan Bani Makhzum dari Quraisy, keponakan Khalid bin Said r.a., menikah dengan Ikrimah bin Abu Jahal r.a., Khalid bin Said r.a., dan Umar bin Khaththab r.a., masing-masing karena suaminya syahid.

Mujahidah tangguh yang berhasil membunuh 7 tentara Roma pada peperangan yang membunuh Khalid bin Said r.a. menggunakan tongkat kemah acara pernikahannya dengan Khalid.

Pernikahannya dengan Khalid r.a. sangat mulia. Tatkala Khalid meminangnya setelah masa iddahnya selesai, dan ketika hendak menyelenggarakan walimah, terjadi serangan ‘Marju as-Syuffar’ dari tentara Roma.

Khalid yang sudah merasakan ia akan syahid di peperangan ini berniat menunda pernikahannya tersebut, namun justru mengetahui hal tersebut mendorong Ummu Jamil untuk mempercepat pernikahan dengannya.


Dipersembahkan oleh : www.manis.id

Follow IG MANIS : http://instagram.com/majelismanis

Subscribe YouTube MANIS : https://youtube.com/c/MajelisManisOfficial

📱Info & Pendaftaran member : https://bit.ly/Joinmanis

💰 Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
An. Yayasan Manis
No Rek BSM : 7113816637
Konfirmasi:
wa.me/6285279776222
wa.me/6287782223130

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here