Pertanyaan
Assalamualaikum ustadz
Mau tanya, mengenai mesjid yang dilarang shalat didalamnya adalah mesjid yang didalamnya atau diluarnya ada kuburannya, kecuali berbatas dengan dinding, yang dimaksud dinding disini apakah dinding mesjid atau dinding pagar mesjid, mohon penjelasannya ustadz
(Irwan – I12)
Jawaban
Oleh: Ustadz Farid Nu’man
يقول السائل: إنه يوجد في قريتنا مسجد جامع، وهذا المسجد يقع وسط المقابر التي تحيط به من الشمال والجنوب، والمسافة بينه وبين الجهة الشمالية متران، وكذلك الجنوبية متران، وأن تلك المقابر في طريقها للتوسع، كما أن بعض المصلين هداهم الله يجعلون تلك المقابر مواقف لسياراتهم، أخبرونا جزاكم الله عنا كل خير في الحكم في مثل ذلك ولكم جزيل الشكر والتقدير؟
الجواب : لا حرج في بقاء المسجد المذكور؛ لأن العادة جارية أن الناس يدفنون حول المساجد، فلا يضر ذلك شيئا، والمقصود أن الدفن حول المساجد لا بأس به لأنه أسهل على الناس فإذا خرجوا من المسجد دفنوه حول المسجد، فلا يضر ذلك شيئا ولا يؤثر في صلاة المصلين.
لكن إذا كان في قبلة المسجد شيء من القبور فالأحوط أن يكون بين المسجد وبين المقبرة جدار آخر غير جدار المسجد أو طريق يفصل بينهما، هذا هو الأحوط والأولى ليكون ذلك أبعد عن استقبالهم للقبور.
أما إن كانت عن يمين المسجد أو عن شماله، أي عن يمين المصلين، أو عن شمالهم فلا يضرهم شيئا، لأنهم لا يستقبلونها; لأن هذا أبعد عن استقبالها وعن شبهة الاستقبال.
أما بالنسبة لإيقاف السيارات فلا يجوز إيقافها على القبور، بل توقف بعيدا عن القبور، في الأراضي السليمة التي ليس فيها قبور، لأنه لا يجوز للناس أن يمتهنوا القبور، أو تكون السيارات على القبور، فهذا منكر ولا يجوز، ومن الواجب أن يبعدوها عن القبور، وأن تكون في محلات سليمة ليس فيها قبور، وإذا تيسر تسويرها بما يمنع استطراقها وامتهانها فهو أحوط وأسلم لأن المسلم محترم حيا وميتا، ولهذا نهى الرسول صلى الله عليه وسلم أن يصلى إلى القبور وأن يقعد عليها
Perkataan penanya: “Di desa kami terdapat Masjid Jami’, dan masjid tersebut berada di tengah-tengah sekeliling komplek pekuburan, dari bagian timur dan selatan. Jarak antara kuburan tersebut dengan bagian timur masjid adalah dua meter, di bagian selatan juga dua meter. Sesungguhnya komplek kuburan tersebut jalannya akan diperluas, sebagaimana yang mereka beritakan keada kami bahwa sebagian jamaah shalat –semoga Allah memberi petunjuk kepada mereka- menjadikan pekuburan tersebut sebagai tempat parkir mobil-mobil mereka. Dari kami, semoga Allah Ta’ala memberikan balasan kepada Anda dengan semua kebaikan dalam menjelaskan hukum masalah ini, dan terima kasih sebanyak-banyaknya buat Anda.
Jawab (Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baaz):
Tidak apa-apa berada di masjid tersebut, sesungguhnya kebiasaan yang berlangsung, bahwa manusia menguburkan mayit di sekitar masjid, dan hal itu sama sekali tidak membawa mudharat. Maksudnya menguburkan mayit di sekitar masjid adalah tidak apa-apa, sebab itu lebih mudah bagi manusia, ketika mereka keluar dari masjid mereka menguburkannya di sekitar masjid. Hal itu sama sekali tidak membawa mudharat, dan tidak berpengaruh apa-apa bagi shalat orang yang shalat. (baca: tetap sah)
Tetapi jika (kubur) di bagian kiblat masjid, maka untuk lebih hati-hati hendaknya di antara masjid dan kuburan itu dibuat dinding lagi selain dinding masjid, atau jalanan yang memisahkan antara keduanya. Hal ini lebih hati-hati dan lebih utama, dengan demikian agar mereka lebih jauh dari menghadap kuburan.
Ada pun jika kuburan tersebut berada di sebelah kanan atau kirinya, yakni di sebelah kanan yang shalat, maka itu sama sekali tidak memudharatkan mereka, sebab mereka tidak menghadap kepadanya. Keadaan itu jauh dari menghadap ke kuburan dan jauh pula dari keadaan yang serupa dengan menghadap.
Terkait dengan parkiran mobil, maka tidak boleh memarkir mobil di atas kuburan-kuburan, tetapi hendaknya menjauh darinya, di tempat yang bersih yang tidak terdapat kuburan. Karena tidak boleh bagi manusia menghina (merendahkan) kuburan, atau meletakkan mobil-mobil di atas kubur, ini munkar dan tidak boleh. Wajib menjauhkannya dari kubur, dan memindahkannya ke tempat yang bersih yakni bebas dari kubur. Dan jika memungkinkan, hendaknya dihindari dari pembuatan jalan dan apa-apa yang merendahkan kuburan, dan itu lebih hati-hati da selamat, sebab seorang muslim mesti dihormati baik ketika hidup dan mati. Oleh karena itu, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam melarang shalat keada kuburan dan duduk di atasnya. (Syaikh Ibnu Baaz, Fatawa Nur ‘Alad Darb, Pertanyaan No. 133)
Dipersembahkan oleh : www.manis.id
Follow IG MANIS : http://instagram.com/majelismanis
Subscribe YouTube MANIS : https://youtube.com/c/MajelisManisOfficial
📱Info & Pendaftaran member : https://bit.ly/Joinmanis
💰 Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
An. Yayasan Manis
No Rek BSM : 7113816637
Konfirmasi:
wa.me/6285279776222
wa.me/6287782223130