Kekalahan yang Berawal Dari Perselisihan Internal (Dari Seorang Buronan hingga Menjadi Admiral) bag-1

0
161

Ust. AGUNG WASPODO, SE, MPP

Sekelumit Kisah Kapten Selman

Serbuan Mamluk ke kota Aden – 17 September 1516

Selman Reis (kapten Selman) lahir di Pulau Lesbos, Laut Aegean, dan meniti karir hingga menjadi seorang admiral pada angkatan laut Turki Utsmani. Pada awalnya ia pernah aktif dalam kedinasan angkatan laut Mamluk yang berkuasa di Mesir dan mendapat kesempatan untuk berhadapan dengan kepentingan Portugis di Laut Merah, Laut Arab, Teluk Parsi, hinhga ke Samudera Hindia. Setelah Kesultanan Mamluk digantikan oleh Turki Utsmani maka Selman Reis pun kembali aktif dalam kedinasan angkatan laut negerinya dan kembali memimpin melawan Portugis pada awal abad ke-16.

Hidup memang tak diketahui lika-likunya; namun tekad bulat untuk melakukan yang terbaik tidak akan mudah dihentikan oleh permasalahan yang menghadang.

Pelaut Bayaran bagi Mamluk

Selman Reis masuk dalam dinas kelautan Mamluk dan memimpin 2.000 personil non-Mesir di region Samudera Hindia. Masa kedinasannya di angkatan laut Mamluk diduga tidak mendapat restu dari angkatan laut Kesultanan Turki Utsmani. Ia bahkan mendapatkan hukuman sebagai tahanan ketika Mesir dikuasai oleh Turki Utsmani pada masa Sultan Selim I Yavuz.

Selman Reis mendapatkan tugas untuk mengacaukan blokade laut yang diterapkan oleh Portugis atas akses laut Mamluk di Mesir. Blokade ini berhasil menghentikan suplai rempah-rempah dari Asia dan membuat penghasilan melalui jalur perdagangan yang melintasi Mesir menjadi terganggu. Selman Reis dibekali 19 kapal perang untuk beroperasi di Samudra Hindia pada tahun 1515.

Selman Reis bertolak dari pangkalan laut Suez, Mesir, bersama armadanya pada hari Ahad 21 Sya’ban 921 Hijriah (30 September 1515) dengan kekuatan 3.000 personil diantaranya 1.300 dari bangsa Turki. Armada ini membawa suplai yang cukup untuk membangun sebuah benteng di Kamaran tetapi gagal untuk menguasai pelabuhan Aden dan wilayah Yaman pada hari Rabu 20 Sya’ban 922 Hijriah (17 September 1516).

Pada tahun 1517 ia memimpin pertahanan atas pelabuhan Jeddah yang diserang oleh armada Portugis tidak lama sebelum Kesultanan Mamluk dikalahkan oleh Turki Utsmani. Selman Reis sempat mendekam dalam tahanan di İstanbul atas dugaan desersi; ia baru bebas pada tahun 1520.

Memang pernah kedua tanah suci Haramain berada dalam jarak jangkauan Portugis dan Jeddah menjadi pelabuhan yang sepi karena para pelaut kaum Muslimin enggan melintasi Laut Merah yang tidak aman pada waktu itu. Tidak dapat dipungkiri bahwa Turki Utsmani lebih memiliki gagasan tentang kedaulatan wilayah yang lebih luas daripada Mamluk sebelumnya. Gagasan ini didukung secara politik serta diberikan sumber daya yang cukup untuk merealisasikannya.


Dipersembahkan oleh : www.manis.id

Follow IG MANIS : http://instagram.com/majelismanis

📱Info & Pendaftaran member : https://bit.ly/Joinmanis

💰 Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
An. Yayasan Manis
No Rek BSM : 7113816637
Konfirmasi:
+62 852-7977-6222
+62 822-9889-0678

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here