Walimatus Safar

Assalamu’alaikum wr.wb Ustadz,,apakah hukumnya walimatussafar bagi yg mau berangkat ibadah haji? Haruskah?
Jazaakumullaah🙏🏻

Jawaban
————–

‌و عليكم  السلام  و  رحمة  الله  و  بركاته

Walimatus Safar, bagi orang yang akan berangkat haji, bukanlah kewajiban dan bukan pula Sunnah. Ini adalah tradisi, yang dianggap baik oleh umumnya umat Islam. Ini terjadi bukan hanya di Indonesia tapi juga negeri muslim lainnya.

Abdullah bin Mas’ud ​Radhiyallahu ‘Anhu​ mengatakan:

ما رآه المسلمون حسنا فهو عند الله حسن

​Apa-apa yang dianggap baik oleh kaum muslimin maka di sisi Allah juga baik.​

​(Imam Ali Al Qari, ​Al Asrar Al Marfu’ah​, Hal. 106. Beliau mengatakan shahih. Imam As Sakhawi, ​Al Maqashid Al Hasanah​ No. 959)​

Syaikh Abdullah Al Faqih mengatakan:

فعمل الحاج وليمة لعائلته وأحبابه قبل ذهابه للحج وبعد رجوعه منه شيء حسن وعادة طيبة لأن في ذلك إطعام الطعام وهو مرغب فيه، وفيه دعوة للألفة والمحبة، قال الإمام النووي رحمه الله في المجموع: يستحب النقيعة وهي طعام يعمل لقدوم المسافر ويطلق على ما يعمله المسافر القادم وعلى ما يعمله غيره له. 
ولكن ننبه إلى أنه ينبغي ألا يكون في ذلك إسراف أو مشقة وحرج على الحاج. 

Yang dilakukan jamaah haji, pesta untuk keluarganya dan handai taulannya sebelum bepergian haji atau sepulangnya dari haji adalah sesuatu yang baik, dan kebiasaan yang bagus. Sebab dalam acara ini ada jamuan makan yang memang dianjurkan, suasana ikatan dan cinta. Imam An NAwawi Rahimahullah  mengatakan dalam Al Majmu’: ​”Disunahkan melakukan Naqi’ah, yaitu jamuan makan untuk menyambut kedatangan musafir, dan secara mutlak juga dianjurkan bagi  yang musafir  datang itu untuk menghargai perbuatan orang lain itu untuknya.​

Tetapi kami memberikan peringatakan hendaknya tidak melakukan secara berlebihan atau hal yang susah bagi ornag yang akan haji.

​(Fatawa Asy Syabakah Al Islamiyyah no. 47017)​

Wallahu a’lam.

Shodaqoh yang Hitung2an??

Assalamu’alaikum ustadz. Apa yg dimaksud dg sedekah yg hitung2an. kalau bersedekah sesuai dg anggaran yg sdh disiapkan setiap bulan, kalau anggaran sedekah habis, tidak sedekah lagi walaupun ada yg membutuhkan (diagendakan utk sedekah bulan depan) krn khawatir mengganggu stabilas keuangan. Apakah ini termasuk sedekah yg hitung2an ?

Jawaban
————–

‌و عليكم  السلام  و  رحمة  الله  و  بركاته

Sedekah dgn memperhatikan kondisi keluarga dulu adalah benar, sebab sedekah terbaik adalah ke keluarga sendiri.

دينار أنفقته في سبيل الله ودينار أنفقته في رقبة ودينار تصدقت به على مسكين ودينار أنفقته على أهلك أعظمها أجرا الذي أنفقته على أهلك

Dinar yang kau infakkan fisabilillah, dinar yang kau infakkan untuk membebaskan budak, dinar yang kau pakai untuk bersedekah ke orang miskin, dan dinar yang kau nafkahkan untuk keluargamu, ​maka pahala yang paling besar adalah dinar yang kau nafkahkan untuk keluargamu.

(HR. Muslim No. 995)

Sedekah memang mesti hitung-hitungan, agar tidak terlalu pelit dan tidak terlalu royal. Sedang-sedang saja.

Allah Ta’ala berfirman:

وَٱلَّذِينَ إِذَآ أَنفَقُواْ لَمۡ يُسۡرِفُواْ وَلَمۡ يَقۡتُرُواْ وَڪَانَ بَيۡنَ ذَٲلِكَ

“Dan orang-orang yang apabila berinfak (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, ​dan adalah (infak itu) di tengah-tengah antara yang demikian.”​ (QS. Al Furqan: 67).

Saran saya, sedikit tapi rutin dan konsisten itu lebih baik .. dan lebih disukai oleh agama ..

Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

أَحَبُّ الْعَمَلِ إِلَى اللَّهِ مَا دَاوَمَ عَلَيْهِ صَاحِبُهُ وَإِنْ قَلَّ

Amal yg paling Allah cintai adalah yang konsisten dilakukan oleh pelakunya walau sedikit. ​(HR. Muslim no. 782)

Ayat dan hadits-hadits ini menunjukkan agar sedekah kita tidak asal sedekah tapi termenej dgn baik. Demikian.

Wallahu a’lam.

Satu Masjid Berdiri Dua Jamaah Saat Bersamaan

Assalaamu’alaikum. Ustadz mau bertanya: hukum shalat fardlu di masjid ada dua imam berjama’ah? Jazakillah khoir..

Jawaban
————–

‌و عليكم  السلام  و  رحمة  الله  و  بركاته

Itu tidak boleh, namun Shalatnya tetap sah karena tidak ada Nash khusus yg melarangnya, hanya saja itu makruh sebab membuat gaduh dan bising, serta menyelisihi substansi berjamaah yaitu persatuan dan ikatan hati. Adanya dua jamaah disaat bersamaan di masjid yang sama, sangat  mungkin akan menimbulkan  perselisihan dan keretakan.

Syaikh Abdullah Al Faqih ​Hafizhahullah​ mengatakan:

وأما إقامة جماعتين في مسجد واحد في وقت واحد كما يظهر أنه موضوع السؤال، فذلك مكروه إذا قصد إليه، لما فيه من التشويش وتفريق الكلمة وخلاف مقصود الشارع من الائتلاف ووحدة الصف، وتزداد الكراهة إذا كان المسجد صغيرا لما في ذلك من زيادة التشويش

Ada pun mendirikan dua jamaah shalat di masjid yg sama dan waktu bersamaan, inilah yg tema pertanyaannya, adalah hal yg makruh. Sebab hal itu dapat membuat kekacauan, memecah belah, dan menyelisihi tujuan disyariatkan shalat berjamaah untuk menyatukan hati dan barisan. Kemakruhan semakin bertambah jika masjidnya kecil sehingga kegaduhan semakin besar.

(Fatawa Asy Syabakah Al Islamiyyah no. 125990)

Sebagian lain membid’ahkan, Syaikh Sulaiman bin Fahd Al ‘Isa ​Hafizhahullah​ mengatakan:

إن إقامة أكثر من جماعة في مسجد واحد وفي وقت واحد بدعة لم تكن على عهد النبي –صلى الله عليه وسلم- وأصحابه – رضي الله عنهم- ، قال الزركشي في إعلام المساجد (ص 366) : ( تكرير الجماعة في المسجد الواحد خلف إمامين فأكثر كما هو الآن بمكة وجامع دمشق لم يكن في الصدر الأول ).

Mendirikan lebih dari satu jamaah di waktu yang sama dan di masjid yang sama, adalah bid’ah, tidak pernah terjadi pada masa Rasulullah ​Shallallahu’Alaihi wa Sallam​ dan para sahabatnya ​Radhiallahu ‘Anhum​.

Az Zarkasyi berkata dalam ​I’lam Al Masajid​ (Hal. 366):

​”Mengulang shalat jamaah di masjid yang sama di belakang dua imam atau lebih seperti yang terjadi saat ini di Mekkah dan Masjid Jaami’ di Damaskus belum pernah terjadi di masa awal Islam.”​ (selesai)

Maka, sebisa mungkin hindari kemungkinan berbilangnya jamaah shalat di masjid dan waktu yang sama.

Wallahu a’lam.

Penghasilan dari Pekerjaan yg Nyogok

Assalamu’alaikum, ustadz/ustadzah ….
Ustadz, ana pernah dngar kalau orang yang lulus PNS dengan cara nyogok itu gaji yg ia terima nntinya dihukumi haram. Mhon penjelesannya ustad…

Jawaban
————–

‌و عليكم  السلام  و  رحمة  الله  و  بركاته

​Bismillah wal Hamdulillah ..​

Haramnya risywah/suap/sogok sudah jelas, dan dalil-dalilnya telah diketahui.

Lalu apakah seorang yg menjadi pegawai melalui jalan risywah maka penghasilannya juga haram? Ya, itu jelas haramnya. Sebab jika yg pokoknya haram maka cabangnya juga demikian. Dari akar yg haram tumbuhlah ranting yg haram.

Tapi, apakah ini selamanya? Tidak. Yaitu JIKA dia bertaubat dgn sebenar-benarnya, lalu dia menyedekahkan sebagian hartanya, serta memang dia punya kompetensi pada pekerjaannya. Maka, penghasilannya setelah pertaubatan itu halal, Insya Allah. Tapi, jika dia tidak bertaubat, tidak merasa bersalah, bahkan ada orang yang bangga dengan sogokannya, maka selamanya penghasilannya itu haram.

Syaikh Muhammad Shalih Al Munajjid ​Hafizhahullah​ menjelaskan:

وإذا كنت قد تبت إلى الله تعالى ، وتتصدق ببعض المال ، كما ذكرت ، فلا حرج في بقائك في هذا المنصب بشرط أن تكون لديك الكفاءة للعمل فيه ، لأن تولي غير الكفء هو من خيانة الأمانة ، ولا يخفى ضرره على عامة الأمة .

​Jika Anda telah bertaubat kepada Allah Ta’ala, dan menyedekahkan sebagian harta seperti yg  Anda katakan. Maka, tidak apa-apa penghasilan Anda pada pekerjaan ini. Dengan syarat Anda memang memiliki kemampuan bekerja di situ. Sebab, diberikan tanggung jawab tanpa memiliki kemampuan adalah khianat terhadap amanah. Jelas ini berbahaya bagi banyak orang.​

​(Fatawa Al Islam Su’aal wa Jawaab no. 112128)​

Wallahu a’lam.

Membeli Buah Dilarang Mencicipi Dulu?​

​Bismillah wal hamdulillah..​

Mencicipi sebelum membeli buah adalah bagian dari upaya membeli buah dgn hasil yg terbaik, agar tidak gharar atau tertipu oleh pedagang buah. Jika membeli pakaian orang akan memeriksa bahan, jahitan, kenyamanan, dan ukuran dibadan dgn dipakai dulu. Itu jika beli pakaian, ada pun beli buah tentu ada caranya sendiri tidak cukup lihat-lihat dan pegang-pegang. Inilah hakikatnya, menghindari gharar dan zhulm. Ditambah lagi ini terjadi biasanya atas Ridha penjualnya.

Ada penulis yg mengatakan mencicipi tidak boleh dgn alasan belum jadi milik. Pendapat ini sah-sah saja, tapi pendapat ini  berlebihan dan berbahaya.

Sebab, pendapat ini berdampak pada .. kita pun tidak boleh mencoba sepatu dulu saat membelinya, tidak boleh mencoba sendal  saat membelinya, tidak boleh test Drive mobil atau motor  saat membelinya, tidak boleh mencoba baju dulu saat  membelinya,  .. dan lain-lain.

Kebolehan ini diperkuat oleh tradisi jual beli dimasyarakat kita dari zaman ke zaman dan tidak ada yang mengingkarinya, termasuk para ulama hingga datangnya pendapat syadz (nyeleneh) yang mengharamkannya.

Dlm madzhab Syafi’i dan Hanafi, ‘Urf (tradisi) adalah salah satu sumber hukum.

Berdasarkan ucapan Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu ‘Anhu:

ما رآه المسلمون حسنا فعند الله حسن

​Apa yg dipandang baik oleh kaum muslimin maka di sisi Allah Ta’ala juga baik.​

​(HR. Ahmad no. 3600, hasan)​

Para ulama mengatakan:

الثابت بالعرف كالثابت بالنص

​Ketetapan hukum karena tradisi itu  seperti ketetapan hukum dengan Nash/dalil.​ ​(Syaikh Muhammad ‘Amim Al Mujadidiy At Turkiy,  Qawa’id Al Fiqhiyah, no. 101)​

Syaikh Abu Zahrah mengatakan, ​bahwa para ulama yang menetapkan ‘Urf sebagai dalil, itu sekiranya jika tidak ditemukan dalil dalam Al Qur’an dan As Sunnah, dan itu pun tidak bertentangan dengannya.​ Tapi, jika bertentangan maka ‘Urf tersebut ​mardud​ (tertolak), seperti minum khamr dan makan riba. ​(Ushul Fiqih, Hal. 418)​

Demikian. Wallahu a’lam

Ucapan Salam Laki-laki kepada wanita, Terlarang kah?​

Mengucapkan salam laki-laki kepada wanita ada perincian:

📌 Kepada mahram, maka tidak syak lagi kebolehannya

📌 Kepada non mahram, tapi sudah tua. Maka ini juga tidak apa-apa.

Imam Ibnu Muflih menceritakan, bahwa Ibnu Manshur bertanya kepada Imam Ahmad bin Hambal ​Rahimahullah​:

التسليم على النساء ؟ قال : إذا كانت عجوزاً فلا بأس به .

Bolehkah Salam kepada wanita? Beliau (Imam Ahmad) menjawab: ​”Jika kepada wanita tua, maka  tidak apa-apa.”​

​(Al Adab Asy Syar’iyyah, 1/375)​

Imam An Nawawi ​Rahimahullah​ berkata:

وإن كانت عجوزاً لا يفتتن بها جاز أن تسلم على الرجل ، وعلى الرجل رد السلام عليها .

Jika dia wanita tua dan tidak ada fitnah dgnnya, maka boleh salam kepadanya atau si laki-laki menjawab salamnya.

​(Al Adzkar, Hal. 407)​

📌 Kepada ​seorang​ wanita muda, maka ini makruh menurut sebagian ulama, karena khawatir munculnya fitnah

Imam Malik ​Rahimahullah​ ditanya:

هَلْ : يُسَلَّمُ عَلَى الْمَرْأَةِ ؟ فَقَالَ : أَمَّا الْمُتَجَالَّةُ (وهي العجوز) فَلا أَكْرَهُ ذَلِكَ ، وَأَمَّا الشَّابَّةُ فَلا أُحِبُّ ذَلِكَ .

Apakah ucapkan salam ke kaum wanita? Beliau menjawab: ​”Jika sudah tua, aku tidak membencinya. Ada pun kalau masih muda aku tidak menyukainya.”​

Imam Az Zarqani menyebutkan alasan ketidaksukaannya:

 بخوف الفتنة بسماع ردها للسلام .

​Kekhawatiran atas fitnah (suara) saat mendengar jawaban salam.​ ​(Syarh Al Muwaththa’, 4/358)​

Imam An Nawawi ​Rahimahullah​ berkata:

وإن كانت أجنبية ، فإن كانت جميلة يخاف الافتتان بها لم يسلم الرجل عليها ، ولو سلم لم يجز لها رد الجواب ، ولم تسلم هي عليه ابتداء ، فإن سلمت لم تستحق جواباً فإن أجابها كره له .

​Jika wanita non mahram, jika dia cantik dan khawatir muncul fitnah maka jangan mengucapkan salam kepadanya. Seandainya mengucapkan salam maka si wanita tidak usah menjawab. Si wanita pun jgn memulai salam kepadanya, jika si wanita salam maka dia tidak mesti menjawab, jika dia jawab justru makruh baginya.​

​(Al Adzkar, Hal. 407)​

​📌 Kepada serombongan wanita, ini boleh, sebab fitnahnya lebih kecil.​

Asma, putrinya Yazid, berkata:

مَرَّ عَلَيْنَا النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي نِسْوَةٍ فَسَلَّمَ عَلَيْنَا 

Nabi ​Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam​ melewati kaum wanita, ​Beliau salam kepada kami.​ ​(HR.  Abu Daud no. 5204, Shahih)​

Maksud dari BOLEH adalah jika aman dr fitnah, menurut Al Hafizh Ibnu Hajar dalam ​Fathul Bari:​

عن جواز سلام الرجال على النساء ، والنساء على الرجال، قال : الْمُرَاد بِجَوَازِهِ أَنْ يَكُون عِنْد أَمْن الْفِتْنَة .

​Tentang bolehnya salam kaum laki-laki ke kaum wanita, dan sebaliknya, dia berkata maksud kebolehannya adalah jika aman dari fitnah.​ (selesai)

📌 Salam kepada sekumpulan wanita dan pria dalam satu forum, seperti ta’lim, rapat warga, dan semisalnya, ini pun sama sekali tidak masalah.

Demikian. Wallahu a’lam

Obat Penyakit

Assalamualaikum ustadz/ah…Aku mau nanya, apakah penyakit fisik juga berawal dr penyakit hati? Kalau memang iya, adakah pengobatan yg mujarab?

🐝🐝🐝Jawaban

و عليكم  السلام  و  رحمة  الله  و  بركاته

Penyakit fisik ada yg disebabkan fisik saja, ada juga yang disebabkan kondisi dan suasana hati. “Semangat hidup”, “sugesti”, rasa syukur, merupakan suasana hati positif yg meresisten penyakit.

Obat mujarabnya adalah membaca Al quran dan dzikrullah, selain tentunya pengobatan medis.
Ada ibu2 yg cerita ke saya, suaminya kanker otak, dokter udah nyerah, dan memvonis sampai 6 bulan saja hidupnya. Tapi, suaminya selalu tilawah .. Alhamdulillah sampe sekarang masih hidup dan aktifitas biasa.

Wallahu a’lam.

Menutup Aurat

Sholat & Dagu

Pertanyaan

Assalamu’alaikum wr wb ustadz. Mau tanya :
1. Bagaimana caranya supaya semangat & khusu’ dalam sholat ?
2. Saya pernah lihat video ustadz yg mengatakan area dibawah tulang dagu adalah aurat. Biasanya perempuan mengenakan kerudung menampakkan sedikit area dibawah tulang dagu agar posisi kerudung pas. Bagaimana menurut ustadz ?
Trmksh ustadz.

Jawaban

Oleh: Ustadz Farid Nu’man Hasan 

و عليكم  السلام  و  رحمة  الله  و  بركاته

1. Ini tidak mudah, istiqamah itu bagi saya salah satu karamah di akhir zaman. Semangat kita naik turun, bahkan mgkin lbh sering turunnya. Maka, bersamaku org2 shalih, terus ikut majelis kebaikan, merasa Allah mengawasi ..

Begitu pula untuk khusyu’, tidak sesederhana teorinya, walau ada pelatihan shalat khusyu’ tetaplah masing-masing kita punya tantangan sendiri ..

Tp, MUJAHADAH .. sungguh-sungguh, bagian dr kunci meraih khusyu’, dan juga dipersiapkan: hati dan pikiran yg tenang, tempat kondusif, suasana juga tenang, syukur paham bahasa Arab jd bs sambil menyerap ayat-ayat Allah .. Wallahu a’lam

2.  Untuk dagu pernah saya bahas ..👇

Bismillah wal Hamdulillah ..

Dagu (Adz Dziqnu) adalah bagian dari wajah ..

Sedangkan bawah dagu, bukan bagian dari wajah, baik secara makna fiqih, bahasa, dan kebiasaan.. oleh karena itu, ​bagian bawah dagu mesti ditutup ..​

Syaikh Abdullah Al Faqih Hafizhahullah menjelaskan:

وهذه المنطقة المسؤول عنها ليست من الوجه فعلى هذا تجب تغطيتها عند الجميع

​Area yang ditanyakan ini bukanlah bagian dari wajah, maka wajib bagian ini ditutup ketika dihadapan orang banyak.​

​(Fatawa Asy Syabakah Al Islamiyah no. 17089)​

Demikian.

Wallahu a’lam.


Dipersembahkan oleh : www.manis.id

Follow IG MANIS : http://instagram.com/majelismanis

📱Info & Pendaftaran member : https://bit.ly/Joinmanis

💰 Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
An. Yayasan Manis
No Rek BSM : 7113816637
Konfirmasi:
+62 852-7977-6222
+62 822-9889-0678

Shalat Wajib Bersama Imam Yang Shalat Sunnah, Bolehkah?​

Ini termasuk pertanyaan yang paling sering kami terima. Misal, Saat orang sdg shalat ba’diyah, tahu-tahunya datang orang menjadi makmumnya dan dia shalat wajib, .. ada orang yang memberikan kode dgn tangannya dgn kode menolak, karena menurutnya itu tidak boleh sebab dia sedang shalat Sunnah .. bagaimanakah sebenarnya?

Jabir bin Abdillah Radhiyallahu ‘Anhu berkata:

أن معاذ بن جبل رضي الله عنه كان يصلي مع النبي صلى الله عليه وسلم ثم يأتي قومه فيصلي بهم الصلاة ، فقرأ بهم البقرة … فقال النبي صلى الله عليه وسلم : … اقرأ (والشمس وضحاها) و (سبح اسم ربك الأعلى) 

Bahwa Mu’adz bin Jabal Radhiyallahu ‘Anhu, pernah shalat berjamaah bersama Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wa Sallam, kemudian setelah itu dia mendatangi kaumnya untuk shalat bersama mereka, dia menjadi imam bersama mereka dgn membaca Al Baqarah, maka Nabi bersabda: “Bacalah Asy Syams dan Adh Dhuha, dan Sabbihisma Rabbikal a’la”.

(HR. Bukhari No. 5755, Muslim No. 465)

Kisah ini menunjukkan bolehnya makmum mengangkat imam yang shalat Sunnah, Mu’adz bin Jabal sudah melaksanakan shalat wajibnya, dan apa yang dilakukannya yaitu menempati kaum itu menjadi imam mereka dihitung sebagai shalat Sunnah, dan Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wa Sallam tidak mengingkarinya bahkan justru mengajarkan surat yang sebaiknya dibaca.

Imam An Nawawi Rahimahullah menjelaskan:

هذا الحديث : جواز صلاة المفترض خلف المتنفل ؛ لأن معاذاً كان يصلِّي الفريضة مع رسول الله صلى الله عليه وسلم فيُسقط فرضَه ثم يصلِّي مرة ثانية بقومه هي له تطوع ولهم فريضة

Hadits ini menunjukkan kebolehan shalat wajib dibelakang shalat sunnah. Karena dahulu Mu’adz telah shalat wajib bersama Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wa Sallam maka sudah gugur shalat wajibnya, lalu yang dia lakukan kedua kalinya adalah Sunnah baginya, ada pun bagi kaumnya adalah wajib.

(Al Minhaj Syarh Shahih Muslim, 4/181)

Syaikh Muhammad Shalih Al Munajjid mengatakan:

لا حرج أن يأتم المفترض بالمتنفل ، فقد ثبت أن معاذ بن جبل رضي الله عنه كان يصلي مع النبي صلى الله عليه وسلم العشاء ، ثم يرجع إلى قومه فيصلي بهم العشاء إماماً فتكون له نافلة ولهم فريضة 

Tidak masalah bagi orang yang melaksanakan shalat wajib bermaknum kepada yang shalat Sunnah. Telah Shahih bahwa Mu’adz bin Jabal Radhiyallahu ‘Anhu shalat Isya bersama Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam. Lalu dia kembali kepada kaumnya, dan dia menjadi imamnya di sana, maka hal  itu baginya adalah Sunnah dan mereka adalah wajib.

(Fatawa Al Islam Su’aal wa Jawaab no.153386)

Demikian. Wallahu a’lam

Bencana Alam dan LGBT​

Bismillah wal hamdulillah ..

Ya bukan mustahil, bagi seorg mu’min dan berakal sekaligus .. gempa bumi bukan semata fenomena alam, tapi ini tadzkirah (peringatan) dr Allah Ta’ala kepada kita.

Orang-orang liberal menantang, jika LGBT memang sebuah dosa kenapa tidak mendapatkan azab seperti umat terdahulu? ..

Mereka lupa diri, bahwa menjadi LGBT sendiri sdh bagian dari azab itu sendiri.

Maka, aktifis Islam tidak boleh diam, agar tidak terjadi meratanya musibah, sebab walau pelaku penyimpangan adalah mereka, namun hukumannya bukan hanya untuk mereka tapi merata.

Imam Ibnu Katsir ​Rahimahullah​ berkata:

يُحَذِّرُ تَعَالَى عِبَادَهُ الْمُؤْمِنِينَ فِتْنَةً أَيِ اخْتِبَارًا وَمِحْنَةً يَعُمُّ بِهَا الْمُسِيءَ وَغَيْرَهُ لَا يَخُصُّ بِهَا أَهْلَ الْمَعَاصِي وَلَا مَنْ بَاشَرَ الذَّنْبَ بَلْ يَعُمُّهُمَا حَيْثُ لَمْ تُدْفَعُ وَتُرْفَعُ

​Allah Ta’ala memberikan peringatan kepada hamba-hamba-Nya yang beriman dgn adanya fitnah, yaitu ujian dan musibah yang merata yg dirasakan oleh orang jahat dan selainnya, yg tidak dikhususkan terjadi pada pelaku maksiat dan dosa saja, tapi terjadi secara merata karena mereka tidak mencegah dan menghapuskannya.​

​(Tafsir Ibnu Katsir, 4/32)​

Demikian. Wallahu a’lam