Penyakit Nifaq (Munafik) juga Mengancam Manusia yang Shalih secara Sosial​


Ketika al-Jullas ibn Suwayd ibn ash-Shamit mengambil ‘Umayr ibn Sa’d sang yatim sebagai anak asuh yang dipeliharanya maka ia dikenal sebagai orang yang shalih hubungan sosialnya.

Ketika ia meragukan kebenaran risalah yang dibawa Nabi Muhammad ShalalLaahu’ alayhi wa Sallam, anak asuhnya mengingatkannya untuk bertaubat. Meski mengambil risiko terusir, ‘Umayr tetap mengutamakan kemuliaan Nabinya jauh diatas bapak asuhnya. Ternyata ​keshalihan sosial tetap harus ditopang oleh keshalihan pribadi.​

Ketika Nabi Muhammad ShalalLaahu’ alayhi wa Sallam memanggil al-Jullas, ia bersumpah tak pernah mengucapkan apa yang dilaporkan ‘Umayr. Lalu turunlah Surah at-Tawbah ayat ke-74 mencela al-Jullas dan sumpah palsunya:

يَحْلِفُونَ بِاللَّهِ مَا قَالُوا وَلَقَدْ قَالُوا كَلِمَةَ الْكُفْرِ وَكَفَرُوا بَعْدَ إِسْلَامِهِمْ وَهَمُّوا بِمَا لَمْ يَنَالُوا ۚ وَمَا نَقَمُوا إِلَّا أَنْ أَغْنَاهُمُ اللَّهُ وَرَسُولُهُ مِنْ فَضْلِهِ ۚ فَإِنْ يَتُوبُوا يَكُ خَيْرًا لَهُمْ ۖ وَإِنْ يَتَوَلَّوْا يُعَذِّبْهُمُ اللَّهُ عَذَابًا أَلِيمًا فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ ۚ وَمَا لَهُمْ فِي الْأَرْضِ مِنْ وَلِيٍّ وَلَا نَصِيرٍ

“Mereka (orang munafik) bersumpah dengan (nama) Allah, bahwa mereka tidak mengatakan (sesuatu yang menyakiti Muhammad). Sungguh, mereka telah mengucapkan perkataan kekafiran, dan telah menjadi kafir setelah Islam, dan menginginkan apa yang mereka tidak dapat mencapainya; dan mereka tidak mencela (Allah dan Rasul-Nya) sekiranya Allah dan Rasul-Nya telah melimpahkan karunia-Nya kepada mereka. Maka jika mereka bertobat, itu adalah lebih baik bagi mereka, dan jika mereka berpaling, niscaya Allah akan mengazab mereka dengan azab yang pedih di dunia dan akhirat; dan mereka tidak mempunyai pelindung dan tidak (pula) penolong di bumi.”

Bahkan ayat di atas juga mencela sikap al-Jullas yang enggan berangkat ke Pertempuran Tabuk karena alasan tidak mampu harta. Dengan penuh rasa malu akhirnya al-Jullas meminta maaf kepada Nabi Shallallahu ‘alayhi wa Sallam dan ‘Umayr serta bertaubat.

Baguslah, nampaknya ancaman Allah Subhanahu wa Ta’ala akan adzab dunia hingga akhirat (عَذَابًا أَلِيمًا فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ) masih membuatnya takut untuk terus berbohong. Ibnu Hisyam maupun Ibnu Sa’d mencatat al-Jullas ibn Suwayd ibn ash-Shamit bertaubat secara baik di penghujung hidupnya.

Agung Waspodo, bagaimana dengan dirimu?
Apa yang membuat kita terus bertahan dalam keshalihan?

Manggarai, 13 Oktober 2017

🌿🌺🍂🍀🌼🍄🌷🍁

Dipersembahkan oleh: manis.id

📲Sebarkan! Raih pahala
====================
Ikuti Kami di:
📱 Telegram: @majelismanis
🖥 Fans Page: @majelismanis
📮 Twitter: @majelismanis
📸 Instagram: @majelismanis
🕹 Play Store
📱 Join Grup WA

Kemandirian Ekonomi, Pola Konsumsi Mata Rantai Kebangkitan Islam di Turki​

Ketika Turgut Özal meluncurkan paket liberalisasi ekonomi pada tahun 1983 sepintas sepertinya merugikan Republik Turki. Ternyata, beliau sedang melepaskan perlindungan hukum atas sedikit perusahaan kroni pemerintah sekuler. Beliau sedang memberikan kesempatan bersaing bagi pebisnis Turki yang mulai sadar akan identitas keislaman.

Lahirnya MÜSİAD sebagai wadah bagi pebisnis Islamis ini memicu gelombang kebangkitan ekonomi masyarakat Turki, khususnya di pedesaan. Mereka memanfaatkan jaringan Hemşerilik serta tarekat sufi sebagai basis perdagangan yang lebih dekat dengan praktik bisnis Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wa Sallam.

Bukan tanpa tantangan, tentu saja kiprah MÜSİAD mendapatkan perlawanan dari asosiasi pebisnis kroni pemerintah sekuler seperti TÜSİAD. Salah satu karakteristik kemandirian ekonomi adalah rasa percaya diri untuk mengambil keputusan yang mulai berseberangan dengan pemerintah sekuler. Kepercayaan diri ini mereka tuangkan dalam ruang politik yang semakin kondusif di tengah ketergantungan ekonomi Turki kepada Eropa.

Salah satu tarekat yang besar yang muncul pada periode ini adalah İskenderpaşa Cemaati yang didirikan oleh Mehmed Zahid Kotku ketika menjadi imam untuk masjid İskender Paşa di Distrik Fatih, İstanbul. Süleyman Demirel, Turgut, bahkan Necmettin Erbakan adalah anggota dari tarekat ini. Pertemuan mereka yang membahas aspek sosial, ekonomi, dan politik bahkan kerap diselenggarakan di Caprice Hotel, berbintang lima di kota Aydın.

Pergerakan dan kebangkitan Islam tidak lagi hanya berpusat di dergah atau rumah tarekat, namun sudah merambah ruang publik yang selama ini “dimiliki kaum sekuler” di Republik Turki. Seiring dengan peningkatan ekonomi maka berubah pula pola konsumsi para Islamis. Fashion menjadi pembeda bukan hanya dari kaum sekuler yang menentang hijab; namun juga antar kelompok tarekat dalam barisan Kaum Islamis itu sendiri. Aspek yang paling menonjol adalah perubahan busana para perempuan yang mulai secara sadar mengenakan hijab di ruang publik. Sebuah “tabrakan” tak terelakkan.

Selasa, 10 Oktober 2017.

🌿🌺🍂🍀🌼🍄🌷🍁

Dipersembahkan oleh: manis.id

📲Sebarkan! Raih pahala
====================
Ikuti Kami di:
📱 Telegram: @majelismanis
🖥 Fans Page: @majelismanis
📮 Twitter: @majelismanis
📸 Instagram: @majelismanis
🕹 Play Store
📱 Join Grup WA

Tiga Belas Tahun itu Pendek!​





Ketika balatentara Italia menginvasi Libya, status negeri ini masih merupakan wilayah kekhilafahan Turki Utsmani. Karena lemahnya kekuatan militer, terutama angkatan laut, maka İstanbul hanya dapat menyelundupkan senjata bagi para pejuang Muslimin dari Suku Sanussi.

Salah seorang panglima perang mereka yang terkenal adalah Umar (Omar) Mukhtar yang perjuangannya pernah diangkat menjadi sebuah film layar lebar berjudul Lion of the Desert (1981) yang diperankan oleh Anthony Queen.

Sekumpulan perwira menengah Turki Utsmani juga merelawankan dirinya untuk berangkat mengawal bala bantuan ini agar sampai kepada para pejuang Muslimin tersebut.

Tersebutlah seorang kapten Yüzbaşı (يوزباشي) senior bernama Mustafa Kemal dalam rombongan itu. Mustafa baru saja mendapatkan penurunan pangkat akibat kritik terbuka kepada atasannya di Korps XV. Kekecewaan yang cukup mendalam mendorongnya untuk menjadi relawan ke pedalaman Libya meninggalkan politik angkatan bersenjata Turki Utsmani. Tidak semua relawan itu ternyata tulus dalam perjuangannya.

​Kapten Mustafa Kemal ini kelak bersinar kembali karirnya, bahkan naik mendapat gelar Atatürk sebagai kepala negara Republik Turki. Dia pula yang ​menghapus kekhilafahan Turki Utsmani​, 13 tahun kemudian.​

Foto: inspeksi kesatuan sukarelawan (gönüllüler) dari Suku Senussi di pedalaman Tripoli (Tarabulus), Libya, 1911, AND.

Agung Waspodo, mengevaluasi kembali jiwa kerelawanannya.

Depok, 2 Oktober 2017

🌿🌺🍂🍀🌼🍄🌷🍁

Dipersembahkan oleh: manis.id

📲Sebarkan! Raih pahala
====================
Ikuti Kami di:
📱 Telegram: @majelismanis
🖥 Fans Page: @majelismanis
📮 Twitter: @majelismanis
📸 Instagram: @majelismanis
🕹 Play Store
📱 Join Grup WA

Mengembalikan Harga Diri Bangsa Dengan Menampar Kezaliman Penjajah​


​​Jangan Gentar Menghadapi Penjajah​​

Opsir dan serdadu Inggris sering melancong keluar barak mereka. Pulang dini hari atau menjelang pagi, mereka kerap menimbulkan keresahan masyarakat dalam keadaan mabuk. Beginilah kondisi kota Alexandria, kota besar di Mesir, pada penghujung dekade 1930an.

Sekali waktu, seorang anggota Persaudaraan Muslim (الإخوان المسلمون) atau al-Ikhwan, merasa sudah cukup penat menghadapi situasi ini. Tak seorang Mesir pun yang berani tegas kepada balatentara Inggris yang berandalan ini, pemerintah dan kerajaan Mesir sepertinya tidak juga peduli. Seorang al-akh Mahmud memberanikan diri memulai sebuah perubahan.

Suatu hari di tahun 1939, al-akh Mahmud berada dalam satu trem listrik bersama sekelompok prajurit Inggris yang mabuk. Dengan tenang dihampiri lalu ditamparnya prajurit tersebut. Ia bersiap dengan segala konsekuensinya. Ternyata tak satu pun prajurit lainnya bernyali membela. Mereka semua buru-buru turun dari trem, tidak menyangka mendapatkan tamparan dari seorang Mesir yang selama ini tunduk takut. Ikatan sesama peminum arak ternyata hanya sampai di situ.

✊ Sungguh menarik bahwa Hasan al-Banna selaku pimpinan umum (مرشد عام) al-Ikhwan pernah meresmikan Pusat Pendidikan Kepemimpinan di Alexandria pada tahun 1937. Peserta gelombang pertama adalah 100 orang anggota terseleksi. Mereka menjalani pelatihan selama 32 hari. Ternyata, al-akh Mahmud Abu Su’ud adalah pelatih fisik pada PUSDIKPIM al-Ikhwan tersebut.

Agung Waspodo, berpikir keras bagaimana membangkitkan harga diri Bangsa Indonesia yang semakin terpuruk ini.

Senayan, 26 September 2017

🌿🌺🍂🍀🌼🍄🌷🍁

Dipersembahkan oleh: manis.id

📲Sebarkan! Raih pahala
====================
Ikuti Kami di:
📱 Telegram: @majelismanis
🖥 Fans Page: @majelismanis
📮 Twitter: @majelismanis
📸 Instagram: @majelismanis
🕹 Play Store
📱 Join Grup WA

Makar Militer di İstanbul & Taqdir yang Menjemput Jenderal Süleiman Hüsnü Paşa​

​​Jadi Santri Jangan Mudah Dibohongi​​

Süleiman Hüsnü Paşa lahir di İstanbul dan lulus dari Akademi Militer tahun 1859 serta ditugaskan di Yenipazar, Herzegovina, dan Sköder. Berpangkat mayor pada tahun 1867 membawanya ditempatkan ke Pulau Kreta (Crete). Kepiawaiannya meredam pemberontakan di sana berbuah kenaikan pangkat dua kali berturut pada 1872. Ia mencapai pangkat Mayor Jenderal (Mirliva -أمير لواء) pada tahun 1873 serta menjadi Komandan Jenderal akademi militer di İstanbul.

Süleiman Hüsnü Paşa turut bermain politik dan ikut dalam pusaran Erkan-i Erbaa (komplotan empat) yang menggerakkan santri madrasah Fatih, Bayezid, dan Süleimaniye dengan berita bohong atas sultan. Kelompok Turki Muda (didirikan 24 Maret 1867 di Paris) ini berhasil menjatuhkan Sultan Abdülaziz dengan berpura-pura mengamankan sultan dari ancaman kudeta 30 Mei 1876.

Dengan naiknya Sultan Murad V lugu, maka banyak jenderal pendukung Turki Muda mendapatkan kenaikan pangkat luar biasa. Termasuk diangkat menjadi Jenderal Divisi tidak lain juga Süleiman Hüsnü Paşa. Setelah itu ia mendapat tugas “nyaman dan aman” yakni menjadi panglima garnizun Plovdiv di garis belakang. Enak bukan, ternyata di tempat “aman dan nyaman” itulah taqdir akhirnya mengunjungi.

​Pertempuran Plovdiv atau Philippopolis adalah yang terakhir dalam Perang Turki Utsmani-Russia tahun 1877-78.​

Setelah kemenangan telak Russia di Shipka Pass maka Jenderal Joseph Vladimirovich Gourko segera bergerak ke arah tenggara menuju İstanbul. Tinggal Süleiman Hüsnü Paşa di benteng Plovdiv berkekuatan 7 ribu pasukan yang menghadang gerak laju mematikan ini. Jenderal Gourko mengerahkan 12 ribu pasukan untuk menggempur benteng terakhir ini.

Pada tanggal 16 Januari 1878, setelah dikepung pada musim dingin yang amat berat, satu skuadron pasukan berkuda dragoon (baca: dragun) pimpinan Kapten Alexander Burago menyerbu posisi pertahanan Turki Utsmani di Plovdiv. Serangan ini menghadapi pertahanan yang kuat namun jumlah Russia yang lebih banyak menentukan kemenangan akhir. Sejumlah 5.000 terbunuh-terluka dan 2.000 tertawan dari pihak Turki Utsmani dan Russia menderita 1.300 terbunuh.

Inggris dan Perancis kaget dengan kekalahan tersebut karena sudah cukup membantu persenjataan termasuk peremajaan meriam. Kedua negara tersebut mengintervensi Russia agar tidak menduduki İstanbul yang tinggal selangkah lagi. Russia dipaksa menerima Perjanjian San Stefano.

Süleiman Hüsnü Paşa termasuk nyaris terbunuh jika tidak meloloskan diri dan meninggalkan sisa pasukannya di benteng Plovdiv. Atas kegagalan ini Süleiman Hüsnü Paşa dijatuhi hukuman pembuangan ke Bağdad. Ia meninggal di sana pada tanggal 8 Agustus 1892.

Agung Waspodo, jangan terlalu lugu dan mudah percaya kepada siapapun dalam politik apalagi militer.

Depok, 27 September 2017

🔸Foto menggambarkan deretan meriam Turki Utsmani yang jatuh ke tangan balatentara Russia, 1878, AND.

🌿🌺🍂🍀🌼🍄🌷🍁

Dipersembahkan oleh:
http://www.manis.id

📲Sebarkan! Raih pahala
====================
Ikuti Kami di:
📱 Telegram
🖥 Fans Page
📮 Twitter
📸 Instagram
🕹 Play Store
📱 Join Grup WA

Mesir Paceklik Pangan, Namun Hijaz dan Jama'ah Hajji tetap Terkelola Baik​


” ​Sekelumit teka-teki sejarah pada era transisi Mesir dari era Mamluk ke Turki Utsmani​”

Buku Tentang Hajji pada Masa Kekhilafahan Turki Utsmani pada dua ratus tahun pertama setelah Mesir beralih era, tujuh catatan penting menurut saya:

1⃣. Topik buku ini menarik karena fokus pada sisi politik serta sosial dari pelaksanaan Hajji yang sangat ritual; padahal jama’ah hajji pada abad ke-16 Masehi tidak membedakannya,

2⃣. Aktivitas hajji juga memindahkan uang dalam bentuk emas dan perak serta gandum dari Turki dan Mesir kepada bangsa Arab yang mendiami gurun pasir Suriah dan Jazirah Arab. Walau terjadi beberapa pemberontakan dan pencegatan atas kafilah hajji, aktivitas tersebut tidak pernah menurun,

3⃣. Perdagangan Turki Utsmani di wilayah Anatolia lebih banyak menggunakan mata uang perak daripada emas sehingga memungkinkan jama’ah hajji membawa uang emas tersebut dalam perjalanan mereka,

4⃣. Ketika persediaan uang emas tidak cukup, maka baru jama’ah hajji menggunakan uang perak; hal ini tidak terlalu disukai oleh penduduk Hijaz karena mereka memiliki kepentingan untuk menggunakan uang emas sebagai medium transaksi dengan pedagang India,

5⃣. Sebelum kedua tanah suci menjadi wilayah perlindungan kekhilafahan Turki Utsmani, persediaan gandum untuk Hijaz kadang dipasok dari Yaman. Setelah memasuki era Turki Utsmani, suplai gandum untuk Hijaz murni dari Mesir,

6⃣. Lanjutan nomor 5, ketika situasi perekonomian Mesir melemah dan gagal panen melanda seharusnya suplai gandum ke Hijaz juga turut terganggu; namun catatan sejarah tidak menemukan kelangkaan tersebut karena kokohnya fondasi pelayanan publik Turki di Anatolia oleh para sultan Turki Utsmani,

7⃣. Berkaitan dengan nomor 6, setelah Mesir beralih dari masa Mamluk ke Turki Utsmani telah terjadi revitalisasi wilayah pedesaan di Mesir namun tidak otomatis meningkatkan suplai gandum di Makkah menurut sejarawan Qutbuddin.

Agung Waspodo, menemukan sebagian jawaban dari teka-teki sejarah pada era transisi Mesir dari era Mamluk ke Turki Utsmani

Depok, 18 September 2017

Hidup Mulia dan Mati Syahid ; Front Gallipoli – Çanakkale1915 M​

لَا يَحْزُنُهُمُ الْفَزَعُ الْأَكْبَرُ وَتَتَلَقَّاهُمُ الْمَلَائِكَةُ هَٰذَا يَوْمُكُمُ الَّذِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ

Kejutan yang dahsyat tidak membuat mereka merasa sedih, dan para malaikat akan menyambut mereka (dengan ucapan), “Inilah harimu yang telah dijanjikan kepadamu.”
Surah Al-Anbiya’: Ayat 103

Diriwayatkan oleh Abdurrazaq dari Yahya ibn Rabi’ah, dari ‘Atha: bahwa kejutan yang dahsyat adalah kematian. Dalam riwayat yang lain, oleh Ibnu Jarir dari Ibnu ‘Abbas: tiupan sangkakala.

Seorang Tabur-İmam atau semisal Da’i-Batalion sedang memberikan wejangan kepada beberapa pasukan kekhilafahan Turki Utsmani yang baru pulang dari front Çanakkale, 1915, AND. Mereka menyaksikan bagaimana rekan-rekannya telah mendahului sebagai syuhada, kini mereka menunggu-nunggu giliran untuk disapa para malaikat dengan “inilah harimu (berbahagia) yang telah dijanjikan kepadamu.”

Agung Waspodo dan keluarganya, semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala masukkan kita dalam daftar syuhada.

Depok, 19 September 2017

AND. : Sumber photo

Palestina Lagi, Tanah para Mujahid​

Penulisan tentang sejarah militer Perang Dunia Pertama di Palestina adalah topik penting namun jarang dibahas. Padahal, kekalahan kekhilafahan Turki Utsmani di Palestina hingga Suriah menjadi salah satu babak terkelam dalam sejarah Dunia Islam.

Sejauh ini, tulisan tentang subyek ini paling banyak ditulis oleh Inggris sebagai salah satu pemenang perang tersebut. Buku berjudul Palestine – The Ottoman Campaigns of 1914-1918 yang ditulis oleh Edward J. Erickson ditujukan untuk mengoreksi cara pandang tunggal Inggris. Buku ini ditulis dari sudut pandang Turki Utsmani serta bagaimana mereka memahami konflik tersebut.

Dari sudut pandang perencanaan militer Inggris di front ini, Palestina menjadi wilayah kunci yang amat penting. Dari sudut pandang Turki Utsmani, teater perangnya jauh lebih besar. Paling tidak terdapat tiga teater yang menyatu, yaitu Suriah, Palestina, serta Hijaz.

Agung Waspodo #1
Jakarta, 13 September 2017

Sebelum Pemberontakan Arab atas Khilafah, Ada Jejak Pengaruh Intelijen Inggris​

Ketika itu Syarif Makkah dijabat oleh Awnurrafiq ibn Muhammad: Awn al-Rafīq Pāshā ibn Muḥammad ibn ‘Abd al-Mu‘īn ibn Awn
عون الرفيق پاشا بن محمد بن عبد المعين بن عون‎

atau disebut juga ‘Awn al-Rafīq Bāshā (Februari 1841–wafat 17 Juli 1905) adalah anggota keluarga Awn dari cabang Suku Qatadah untuk masa jabatan dari 1882 hingga 1905. Beliau lahir di Madinah pada bulan Dzulhijjah 1256 H sebagai anak keempat dari Syarif Muhammad ibn Abd al-Mu’in ibn Awn setelah kakaknya Abdullah, Ali, dan Husayn.

Awn al-Rafīq diangkat menjadi Emir sementara oleh vali (gubernur) Taqiuddin Paşa pada bulan Juni 1877 setelah wafatnya syarif Abdullah yang tidak lain adalah kakaknya sendiri. Sebagai penerus Emir sesuai silsilah maka didatangkanlah Husayn Paşa dari posisinya di İstanbul. Sedangkan Awn ar-Rafiq diberangkatkan ke İstanbul untuk menduduki posisi Konsil Kenegaraan yang vakum itu. Pangkat yang disandang Awn ar-Rafiq selama di İstanbul setara vezir atau menteri.

Diluar dugaan, Emir Husayn terbunuh pada tahun 1880. Sultan Abdülhamid II Han menduga ada upaya penguatan dari faksi pro-Inggris untuk menduduki posisi kesyarifan kedua tanah suci. Oleh sebab itu, Awn ar-Rafiq tidak diangkat untuk menggantikan kakaknya, namun ditunjuklah Syarif Abd al-Muttalib ibn Ghalib pejabat senior dari keluarga Dhawu Zayd. Abd al-Muttalib pernah digoyang secara politis hingga dicopot dari jabatannya tahun 1856.

Dengan dialihkannya jabatan prestisius itu oleh sultan kepada keluarga Zayd yang telah lama bersaing dengan keluarga Awn, maka sultan berharap dapat membatasi ruang gerak agen asing. Sekaligus memperkokoh pengaruh sultan, pikirnya. Memang sepertinya benar, sejumlah diplomat Inggris berupaya membujuk sultan agar tidak melantik Abd al-Muttalib. Bahkan, James Zohrab sebagai konsul Inggris di Jeddah pernah menulis surat kepada gubernur jenderal Inggris di Mesir hingga ke duta besar Inggris bahwa kepentingannya terancam jika bukan Awn al-Rafīq yang dilantik. Dengan blak-blakan Zohrab menulis bahwa Awn ar-Rafiq lebih liberal dan tercerahkan, sedangkan Abd al-Muttalib cenderung fanatik lagi Wahhabi serta membenci orang asing dan Kristen.

Duta besar Inggris untuk Kekhilafahan Turki Utsmani di İstanbul, Austen Henry Layard lekas membalas bahwa keputusan sudah diteken sultan. Namun, Abdülhamid II Han meyakinkan Layard sekaligus juga Awn ar-Rafiq bahwa dia menjadi calon berikutnya sekira petahana mangkat.

Pada tahun 1882, ada upaya dari Menteri Pertahanan, Osman Nuri Paşa (pahlawan Plevna 1877-78) sang legenda, melangkahi sultan untuk mendongkel Abd al-Muttalib. Osman Nuri Paşa ingin agar jabatan strategis sebagai syarif kedua tanah suci tidak jatuh kepada Awn ar-Rafiq. Osman Nuri Paşa menjagokan Abd al-Ilah, adik sulung Awn ar-Rafiq yang lebih netral. Upaya ini ditentang sultan Abdülhamid II Han dan diangkatlah Awn ar-Rafiq sebagai syarif sebagaimana isi kawat telegraf pada bulan Dzul-Qa’dah 1299 H, Oktober 1882. Awn ar-Rafiq menjabat hingga wafatnya di kota Tha’if pada 17 Juli 1905. Ia dimakamkan di pekuburan Abdullah ibn Abbas (ra).

Agung Waspodo, masih kurang membaca bahwa pada masa kepemimpinan Awn ar-Rafiq inilah pengaruh Inggris atas perpolitikan suku Arab menguat. Pada akhirnya semua rencana ini memuncak pada pecahnya Revolusi Arab pada tahun 1915.

Depok, 5 September 2017

Foto: Markas kepolisian Turki Utsmani di kota Makkah pada tahun 1886.

​”berhati-hati dan bersiap siagalah setiap saat”​

Bekerjasama Sementara dengan Satu Sekuler untuk Mengalahkan Sekuler Zalim Lainnya​

Partai Demokrat (DP) Turki adalah berhaluan kanan moderat yang didirikan oleh Celal Bayar pada 7 Januari 1946. DP menjadi partai oposisi legal ketiga dalam sejarah kepartaian Republik Turki. Sebelum DP pernah ada Partai Liberal Republikan (Serbest Cumhuriyet Fırkası) serta Partai Perkembangan Nasional (Milli Kalkınma Partisi).

Namun, DP merupakan yang pertama mampu menumbangkan cengkraman Partai Masyarakat Republik (Cumhuriyet Halk Partisi/CHP) pada pemilu 1950. Disamping mengalahkan telak partai CHP warisan Mustafa Kemal, DP juga mengakhiri dominasi sistem satu-partai.

Dalam kajian tadi ba’da Zuhur, yang paling penting dari fenomena naiknya DP adalah naiknya juga kekuatan kaum Muslimin di Turki melalui jalur politik. Kesadaran berpolitik sebagian besar kaum Muslim pada waktu itu tidak lepas dari aktivitas kaum sufi Nakşibendi dan pergerakan Nurcu.

Selesai menyampaikan Kajian Tematik (ke-11)
Kebangkitan Politik Islamis di Republik Turki era 1946-1950

Masjid al-Ihsan, Bank Syariah Mandiri
Kantor Pusat, Senin 28 Agustus 2017