Pertanyaan
السلام عليكم ورحمة الله وبركاتة
Ustadz… Saya mau bertanya,
1. Apakah taubat seseorang tetap sah meskipun ia mengulang dosa yang sama berulang kali?
2. Bagaimana cara seseorang mengetahui apakah taubatnya sudah diterima?
3. Seseorang yang akan bertobat, namun ia pernah menzalimi orang lain. Apabila orang yang dizalimi tersebut sudah meninggal dunia atau sudah tidak diketahui keberadaannya. Bagaimana cara dia bertaubat?
4. Jika segala sesuatu telah ditakdirkan, mengapa manusia masih disalahkan atas dosa yang ia lakukan? Apakah Allah ikut andil dalam perbuatan dosa manusia?
5. Apakah ada amalan atau wirid tertentu agar seseorang terhindar dari perbuatan dosa atau maksiat?
A_06
🍃🍃🌸🍃🍃🌸🍃🍃🌸🍃🍃🌸
Jawaban
Oleh: Ustadz Farid Nu’man Hasan
وعليكم السلام ورحمة الله وبركاتة
Salah satu syarat tobat dikatakan nasuha adalah TIDAK MENGULANGI lagi maksiatnya.
Imam An Nawawi menjelaskan dalam kitab Riyadhush Shalihin:
قال العلماء: التوبة واجبة من كل ذنب, فإن كانت المعصية بين العبد وبين الله تعالى لا تتعلق بحق آدمي, فلها ثلاثة شروط:
أحدها: أن يقلع عن المعصية.
والثاني: أن يندم على فعلها.
والثالث: أن يعزم أن لا يعود إليها أبداً. فإن فقد أحد الثلاثة لم تصح توبته.
الباقي
Para ulama mengatakan : “Taubat itu wajib pada setiap dosa. Jika maksiatnya adalah antara manusia dengan Allah Ta’ala, tidak ada kaitan dengan manusia lain, maka ada syarat taubat :
Pertama. Dia meninggalkan maksiatnya itu.
Kedua. Menyesali perbuatannya
Ketiga. Dia bertekad tidak mengulangi lagi selamanya.
Jika satu saja tidak dilakukan dari tiga syarat ini maka tidak sah taubatnya.(selesai)
2. Di antara ciri tobat seseorang diterima Allah Ta’ala adalah Husnul Haal ba’daha (keadaannya semakin baik setelah tobat). Semakin soleh dan taat, semakin cinta kebaikan dan bergaul dengan orang-orang baik, dst.
3. Jika kesalahannya kepada manusia, maka syarat tobatnya tidak cukup tiga hal di atas.
Imam An Nawawi melanjutkan:
وإن كانت المعصية تتعلق بآدمي فشروطها أربعة: هذه الثلاثة, وأن يبرأ من حق صاحبها, فإن كانت مالاً أو نحوه رده إليه, وإن كانت حد قذف ونحوه مكنه منه أو طلب عفوه, وإن كانت غيبة استحله منها. ويجب أن يتوب من جميع الذنوب, فإن تاب من بعضها صحت توبته عند أهل الحق من ذلك الذنب, وبقي عليه الباقي
“Jika maksiat itu berkaitan dengan hak sesama manusia, maka syaratnya ada empat: tiga syarat yang telah disebutkan sebelumnya, ditambah satu syarat lagi, *yaitu terbebas dari hak orang yang bersangkutan*.
Jika berkaitan dengan harta atau yang semisalnya, ia harus mengembalikannya kepada pemiliknya. Jika berupa hukuman, seperti tuduhan zina (qadzf) atau semacamnya, ia harus mempersilakan pihak yang berhak untuk melaksanakan hukumannya atau meminta maafnya. Jika berupa ghibah (menggunjing), ia harus meminta kerelaan darinya. (selesai)
Jika orangnya sudah wafat, dan dia belum sempat meminta maaf kepadanya, maka dia bisa mencari ahli warisnya untuk menyatakan maaf dan mengembalikan haknya, atau menjaga nama baik orang tersebut atau menceritakan kebaikan-kebaikannya di tempat di mana dia dulu menggunjing atau memfitnahnya.
4. Takdir ada 2 jenis:
1. Mubram, yaitu takdir yang pasti dan tidak bisa dihindari, terima jadi aja. Seperti kita jadi orang Indonesia, perempuan, laki, dan pasti mati.
2. Takdir Mu’allaq, yaitu takdir yang di dalamnya ada peranan manusianya.
Seperti sehat, sakit, sukses, sembuh, jodoh, taat dan maksiat .. semua ini takdir, tapi juga ada usaha dan peran manusianya. Maka, manusia bertanggungjawab atas perbuatannya, termasuk maksiatnya, karena itu usaha dan perilakunya sendiri. Jangan salahkan Allah Ta’ala.
Allah Ta’ala berfirman:
كُلُّ نَفْسٍ بِۢمَا كَسَبَتْ رَهِيْنَةٌ
“Setiap orang bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukannya,”
(QS. Al-Muddassir: Ayat 38)
5. Ada beberapa doa agar kita istiqamah dan kebaikan dan jauh dari maksiat, di antaranya:
يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ
“Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku dalam agama-Mu.” (HR. At-Tirmidzi)
اللهم انا نعوذ بك من أن نشرك بك شيئاً نعلمه، ونستغفرك لما لا نعلمه
Ya Allah, kami berlindung kepada-Mu dari menyekutukan-Mu dengan sesuatu yang kami ketahui, dan kami memohon ampun kepada-Mu dari dosa yang kami tidak ketahui. (HR. Bukhari dalam Adabul Mufrad)
Wallahu A’lam
🍃🍃🌸🍃🍃🌸🍃🍃🌸
Dipersembahkan oleh : www.manis.id
Subscribe YouTube MANIS : https://youtube.com/c/MajelisManisOfficial
Follow IG MANIS : https://www.instagram.com/majelis_manis/?igshid=YmMyMTA2M2Y%3D
📱Info & Pendaftaran member : https://bit.ly/gabungmanis
💰 Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
An. Yayasan Iman Islam
No Rek BSI : 5512 212 725
Konfirmasi:
wa.me/6285279776222
wa.me/6287782223130